PENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2016, VOL.16, NO.2

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh manusia dan termasuk salah satu bahan pangan yang sangat

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

NUGGET BANANA SKIN. Disusun oleh: Arnitya S. P. (X MIA 4/03) Theana Leoma (X MIA 4/27) SMA SANTA ANGELA. Jl. MERDEKA NO 24 BANDUNG

TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi suatu produk

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

SOSIALISASI DAN PEMBUATAN NUGGET DARI AMPAS TAHU UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT GAMPONG LENGKONG, KECAMATAN LANGSA BARO, KOTA LANGSA

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi dari suatu makanan yang

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

BAB I PENDAHULUAN. kandungan protein yang tinggi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

BAB I PENDAHULUAN. semua lapisan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:HK TENTANG

I. PENDAHULUAN. Perikanan untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dan menghadapi. nasional (Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2015).

METODE. Waktu dan Tempat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan dengan bahan utamanya pati

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

I. PENDAHULUAN. minuman (Saparinto dan Hidayati, 2006). banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah sosis. Data survei independen yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Kekayaan dan keragaman sumber daya laut tersebut telah

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia kaya akan sumber daya alam, termasuk di dalamnya kekayaan

PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TAHU PADA PEMBUATAN NUGGET Nyi Mas Indang 1, Parlin Dwiyana 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

KAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi Tomat (Lycopersicum esculentum mill) sementara sayuran adalah bagian daun, akar dan stem (batang) tanaman yang bisa

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI. Oleh MARGI KUSUMANINGRUM

DEMO MASAK DIES NATALIS KE-35 UNIKA SOEGIJAPRANATA 2017

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

2011, No BAB 9 FORMAT

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. ekonomi yang masih lemah tersebut tidak terlalu memikirkan akan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

Kata Kunci : Nugget, Uji Organoleptik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di

penyakit kardiovaskuler (Santoso, 2011).

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat setiap tahunnya. Konsumsi daging ayam pada tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Zat gizi dalam makanan yang telah dikenal adalah karbohidrat, lemak,

BAB 2 PRODUK DAN JASA

BAB I PENDAHULUAN. Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak. dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR PENGUJIAN BAHAN PANGAN

SIFAT ORGANOLEPTIK, OVERRUN, DAN DAYA TERIMA ES KRIM YANG DIBUAT DARI CAMPURAN SUSU KEDELAI DAN SUSU SAPI DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Penambahan Pasta Tomat Terhadap Daya Ikat Air Naget Ayam. penambahan pasta tomat, disajikan pada Tabel 7.

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

PENGOLAHAN DAGING BAKSO. Materi 3b TATAP MUKA ke 3 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Transkripsi:

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, karena pangan merupakan salah satu faktor utama yang dibutuhkan mahluk hidup khususnya manusia agar kehidupannya dapat terus berlangsung. Seiring dengan terus berkembangnya teknologi pangan, perubahan pola konsumsi masyarakat pun terus terjadi. Hal tersebut terlihat dari kecenderungan masyarakat dalam memilih produk pangan atau makanan. Masyarakat terutama di daerah perkotaan lebih memilih mengkonsumsi produk produk pangan yang bersifat ready to cook dan ready to eat, dikarenakan tingginya tingkat mobilitas masyarakat setiap harinya. Produk ready to eat merupakan produk pangan yang sudah mengalami proses pengolahan hingga pemasakan, sehingga saat sampai di tangan konsumen produk dapat langsung di konsumsi. Produk ready to eat lebih dikenal oleh masyarakat dengan istilah fast food contohnya makanan yang disajikan di restoran cepat saji. Sementara ready to cook merupakan produk pangan yang sudah mengalami proses pengolahan hingga pengemasan sehingga saat produk tersebut sampai di tangan konsumen, produk siap untuk dimasak contohnya adalah naget ayam atau chicken nugget yang sudah mengalami proses pengolahan sampai proses pengemasan, sehingga saat sampai di tangan konsumen produk dapat langsung dimasak melalui proses penggorengan lalu siap untuk di konsumsi. Naget ayam atau yang lebih dikenal mayarakat dengan chicken nugget merupakan salah satu produk hasil teknologi pengolahan daging yang memiliki

2 nilai gizi baik serta harga yang terjangkau bila dibandingkan dengan produk daging sapi maupun olahan yang berbahan dasar daging sapi. Naget adalah suatu bentuk produk daging giling yang di bumbui, kemudian diselimuti oleh perekat tepung, pelumuran tepung roti (breading), dan di goreng setengah matang lalu dibekukan untuk mempertahankan mutunya selama penyimpanan. Naget ayam tergolong dalam teknologi restructured meat atau daging restrukturisasi yang menggunakan bahan baku utamanya daging ayam. Kandungan gizi nugget ayam adalah protein, lemak, karbohidrat dan mineral. Protein yang dimiliki merupakan protein yang bermutu tinggi karena berasal dari protein daging ayam yang terdiri dari asam amino yang lengkap, asam amino essensial dan non essensial. Kandungan gizi yang cukup lengkap pada naget ayam namun rendah serat, oleh karena itu, banyak peneliti yang melakukan penelitian untuk meningkatkan kandungan gizi naget ayam tersebut seperti naget ayam yang disubtitusi oleh bahan pangan lainnya baik itu untuk mengurangi kandungan lemak, meningkatkan kandungan serat maupun menambah suatu zat gizi sehingga naget ayam menjadi produk yang memiliki gizi semakin baik untuk kesehatan. Salah satu cara memperbaiki nilai gizi produk naget ayam adalah dengan penambahan pasta tomat. Tomat merupakan salah satu bahan pangan yang baik untuk kesehatan dan memiliki banyak manfaat. Beberapa keunggulan tomat adalah kandungan vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan dengan jeruk, serta kandungan likopen yang tinggi sehingga dapat mencegah masyarakat terkena penyakit kanker. Tomat dalam per 100 gram penyajiannya memiliki kandungan serat 1,1 gram, selain itu seporsi tomat (sekitar 150 gram) menyediakan 2 gram serat yang merupakan 7 persen dari jumlah asupan serat harian yang disarankan. Tomat memiliki beragam

3 kandungan gizi yang lainnya seperti vitamin A, vitamin B1, Kalium, garam mineral dan lain-lainnya. Tomat memiliki kandungan air yang tinggi sekitar 95 gram/100 gram sehingga perlu dibuat menjadi pasta tomat karna akan mempengaruhi mutu fisik dan kesukaan naget ayam. Berdasarkan uraian di atas, karena kualitas dari suatu produk naget ayam ditentukan oleh bahan bahan yang digunakan selama proses produksinya atau pengolahannya, tomat pun merupakan bahan pangan yang memiliki banyak manfaat terutama bagi kesehatan tubuh dan belum ada yang mempelajari kaitannya dengan sifat fisik. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan mengkaji lebih lanjut mengenai Pengaruh Penggunaan Pasta Tomat terhadap Sifat Fisik dan Akseptabilitas Nugget Ayam.

4 1.2 Identifikasi Masalah 1) Bagaimana pengaruh penggunaan pasta tomat terhadap sifat fisik (daya ikat air, susut masak dan keempukan) dan akseptabilitas (rasa, aroma, keempukan dan total penerimaan) naget ayam. 2) Pada tingkat berapa persen penambahan pasta tomat yang menghasilkan naget ayam dengan hasil sifat fisik (daya ikat air, susut masak dan keempukan) terbaik dan akseptabilitas (rasa, aroma, keempukan, dan total penerimaan) paling disukai. 1.3 Maksud dan Tujuan 1) Mengetahui pengaruh penggunaan pasta tomat terhadap sifat fisik (daya ikat air, susut masak dan keempukan) dan akseptabilitas (rasa, aroma, keempukan, dan total penerimaan) naget ayam. 2) Menentukan perlakuan penambahan pasta tomat yang menghasilkan naget ayam dengan memiliki sifat fisik (daya ikat air, susut masak dan keempukan) yang terbaik dan akseptabilitas (rasa, aroma, keempukan dan total penerimaan) yang paling disukai. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumber informasi ilmiah bagi para peneliti lebih lanjut dan masyarakat sebagai konsumen. Serta dapat dijadikan sumber informasi bagi masyarakat sebagai produsen yang tertarik untuk berkecimpung di bidang teknologi pengolahan produk daging ayam khususnya pada naget ayam.

5 1.5 Kerangka Pemikiran Daging didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan jaringan tersebut yang dapat dimakan serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Daging pada umumnya memiliki sifat yang mudah rusak sehingga perlu dilakukan pengolahan untuk mempertahankan nilai gizi. Usaha yang perlu dilakukan untuk mempertahankan mutu atau nilai gizinya adalah pengolahan dan menciptakan variasi produk produk baru. Dari 100 g daging ayam mengandung air (65 g), energi (215 kkal), protein (18 g), lemak (15 g), lemak jenuh (4 g), kolesterol (75 mg), kalsium (11 mg), besi (0,9 mg), magnesium (20 mg), fosfor (147 mg), kalium (189 mg), natrium (70 mg), dan seng (1,3 mg). Di antara vitamin dalam daging ayam antara lain vitamin C, vitamin B1 (hiamin), riboflavin, niacin, vitamin B-6 (pyridoxamine), folat, vitamin B-12, vitamin A, vitamin E (tocopherol), vitamin D dan vitamin K. (USDA, 2011). Badan Standarisasi Nasional (BSN) dalam SNI 01-6638-2002 tahun 2002, naget ayam didefinisikan sebagai produk olahan ayam yang dicetak, dimasak, dibuat dari campuran daging ayam giling yang diberi bahan pelapis dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diperbolehkan. Kandungan gizi dalam 100 gram nugget ayam adalah kadar air maksimum 60%, kadar protein minimum 12%, kadar lemak maksimum 20%, kadar karbohidrat maks. 25%, kadar kalsium maks. 30% (Lampiran 2). Nilai energi pangan naget ayam sebesar 1.364 kj atau senilai 326 kilokalori. Naget ayam masuk dalam kategori pengolahan daging restukturisasi. Tujuan dari teknologi restrukturisasi daging adalah mengefektifkan komponen karkas dengan cara mengolahnya menjadi suatu produk siap masak (Roland, dkk., 1988).

6 Penelitian mengenai naget ayam telah dilakukan dengan berbagai variasi bahan baku. Masing-masing variasi bahan baku, bahan tambahan dan metode formulasi tersebut menghasilkan kualitas yang berbeda, dengan harapan diperoleh produk yang lebih berkualitas. Berdasarkan uraian di atas maka dipandang perlu dikaji bahan tambahan lain yang dapat meningkatkan kualitas naget, karena pada dasarnya kandungan gizi didalam naget ayam bergantung dari bahan bahan yang digunakan pada proses pengolahan, baik itu kualitas daging maupun bahan bahan pengisi lainnya. Pembuatan naget ayam mencakup lima tahap, yaitu penggilingan yang disertai oleh pencampuran bumbu, es, bahan tambahan, pencetakan, pelapisan perekat tepung dan pelumuran tepung roti, penggorengan awal (pre-frying) dan pembekuan (Aswar, 1995). Tomat yang dipilih untuk pembuatan pasta tomat ini adalah tomat jenis plum. Sesuai dengan namanya, penampilan tomat ini mirip buah plum. Bentuknya bulat lonjong, dagingnya banyak sekali mengandung air dan memiliki permukaan kulit yang tipis. Tomat jenis ini sangat cocok untuk di jadikan saus atau puree(sup kental)-tomat jenis ini mempunyai daging buah yang lebih padat di bandingkan jenis lainnya.ada juga tomat plum-mini yang biasanya di sejajarkan dengan tomat chery karena cocok sebagai kudapan. Ciri-ciri tomat jenis plum biasanya panjangnya antara 7-9 cm dan mempunyai diameter 4-5 cm dan bentuk buahnya memanjang dan lonjong. Pada penelitian yang memperkenalkan metode perbandingan kadar warna tentang klasifikasi tingkat kematangan varietas tomat merah dengan metode perbandingan kadar warna, mengklasifikasikan varietas buah tomat merah berdasarkan tingkat atau tahapan kematangannya. Metode perbandingan kadar warna ini cukup sederhana, gambar buah tomat yang dilihat ciri warnanya,

7 dikalkulasi tingkat kadar warna dari R (Red), G (Green), dan B (Blue). Adapun tingkat kematangan yang mampu diklasifikasikan adalah 3 tingkat yaitu, Ripe (Matang), Half-Ripe (setengah matang), dan Un-Ripe (tidak matang).(ary Noviyanto, 2009). Penelitian tentang pengaruh penambahan pati biji durian terhadap kualitas fisik naget ayam yaitu dengan penambahan konsentrasi pati biji durian yang semakin tinggi (15% dari berat daging ayam) dapat meningkatkan nilai tekstur pada naget ayam, menjadikan naget semakin padat dan tidak mudah rapuh. (Vearisa, Dessy Mellyana, dkk., 2013). Penelitian sebelumnya mengenai penambahan tepung wortel pada nuget ikan nila dengan penambahan tepung wortel 10% dan keragenan 1% pada nuget ikan nila menghasilkan sifat fisik dan akseptabilitas terbaik (Fatimah, 2006). Hasil penelitian dan pembahasan dari kualitas chicken nuggets dengan penambahan putih telur telur 10% dalam pembuatan nuggets menghasilkan nuggets terbaik dengan nilai hardness 30,10 N, Cutting stress 5,13 N, Elastisitas 0,333 menit/gram serta skor uji organoleptik tekstur 6,50 dan rasa 6,44 (Herly Evanuarini, 2010). Dalam penelitian mengenai pengaruh penambahan takaran wortel (Daucus carota L.) pada naget daging ayam terhadap Daya Ikat Air (DIA), susut masak, keempukan dan tingkat kesukaan berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan penambahan takaran wortel 9% menunjukan konsentrasi terbaik ditinjau dari Daya Ikat Air (DIA) 65,97%, susut masak 15,99%, keempukan 104,03 mm/g/10 detik, dan tingkat kesukaan terbaik pada penambahan takaran wortel 6% (Anna Anggraeni, 2012).

8 Dari hasil pengujian sifat kimia pasta tomat diketahui pasta tomat memiliki kandungan kadar air 86,54%, Protein 2,61%, Lemak 0,38%, Serat Kasar 1,08% dan abu 0,86%. Pada penelitian ini tomat akan dibuat pasta untuk mengurangi kadar air dan agar teksturnya sesuai dengan adonan yang akan digunakan dalam pembuatan nuget ayam Berdasarkan uraian di atas, maka ditarik hipotesis bahwa penambahan tomat sebanyak 10% menghasilkan kualitas fisik terbaik dan akseptabilitas naget daging ayam yang paling disukai. 1.6 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2015, bertempat di Laboratorium Teknologi Pengolahan Produk Peternakan (TPPP) Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.