Pemetaan Pandan (Pandanus Parkins.) di Kabupaten dan Kota Malang

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KEKERABATAN ANGGOTA FAMILI PANDANACEAE KOLEKSI KEBUN RAYA PURWODADI-LIPI BERDASARKAN MORFOMETRI KARAKTER ORGAN VEGETATIF SKRIPSI

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan

R. Prayudha Chandra Putra, Nurudin Santoso 1, Ekojono 2. Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Malang.

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG KOORDINATOR WILAYAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG

ANALISIS POTENSI EKONOMI SUBSEKTOR PERTANIAN UNGGULAN PADA TINGKAT KECAMATAN DI KABUPATEN MALANG

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam kesejahteraan kehidupan penduduk indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. gunung dan ketinggiannya mencapai lebih dari 600 mdpl. Sedangkan pegunungan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROFIL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Adnan Rivaldi, 2013

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Wilayah Kabupaten Malang memiliki luas 3.534,86 km 2 atau 353,486 ha , ,00 Bujur Timur,

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TAHAP AKLIMATISASI DAN MONITORING TANAMAN HASIL EKSPLORASI PULAUU SEMPU: BLOK WARU-WARU DI PURWODADI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Tempat Dan Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Barat Danau Limboto Kecamatan

BIODIVERSITAS 3/31/2014. Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) "Ragam spesies yang berbeda (species diversity),

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis. Tanah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Batu City Tour. Jatim Park 1 dikelilingi hawa pegunungan yang segar, banyak permainan dan hiburan yang dapat dipilih.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman flora

I. PENDAHULUAN. ekosistem asli (alami) maupun perpaduan hasil buatan manusia yang

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tersebut harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai makluk hidup mulai dari bakteri, cendawan, lumut dan berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. Pertambahan penduduk merupakan faktor utama pendorong bagi upaya

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

BABI PENDAHULUAN. SUdah berabad-abad lamanya kebun 'raya di dunia secara umum menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang, sub

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KABUPATEN MALANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2018 BUPATI MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi untuk mendapatkan cahaya

BAB I PENDAHULUAN. dari pemanfaatan yang tidak banyak mempengaruhi kondisi ekosistem hutan sampai kepada

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara Kepulauan terbesar di dunia, memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR BUPATI MALANG

III. KEADAAN UMUM LOKASI

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

BAB 1 PENDAHULUAN. Kekayaan Indonesia dalam keanekaragaman jenis tumbuhan merupakan hal

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang dua per tiga luasnya ditutupi oleh laut

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif,

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan paling tinggi di dunia. Keanekaragaman tumbuhan merupakan

KARTU SOAL ULANGAN HARIAN

Eksplorasi dan Karakterisasi Keanekaragaman Plasma Nutfah Mangga (Mangifera) di Sumatera Tengah

BAB I PENDAHULUAN. negara yang memiliki kawasan pesisir yang sangat luas, karena Indonesia

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 :

OPTIMASI BIAYA PROYEK PENGASPALAN JALAN DENGAN PENGATURAN JUMLAH ASPHALT MIXING PLANT

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari Februari 2014 di

BAB I PENDAHULUAN. tubuh, warna serta ciri lainnya yang tampak dari luar. Seiring dengan

Indonesia: Mega Biodiversity Country

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi yang besar dalam penyediaan pangan bagi masyarakat Indonesia.

Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional

ANALISIS KERAPATAN TEGAKAN DI KAWASAN TAMAN NASIONAL BALURAN BERBASIS QUANTUM-GIS

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

NOTULENSI RAPAT PEMANTAUAN PENCAPAIAN KINERJA TRIWULAN I TAHUN 2014 DAN SOSIALISASI PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 29 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

BAB I. PENDAHULUAN. bagi makhluk hidup. Keanekaragaman hayati dengan pengertian seperti itu

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

BAB III METODE PENELITIAN

PENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya)

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Malang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas

TINJAUAN PUSTAKA. rendah, hutan gambut pada ketinggian mdpl, hutan batu kapur, hutan

BAB I PENDAHULUAN spesies tumbuhan, 940 spesies diantaranya merupakan tumbuhan obat dan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2017

Transkripsi:

Pemetaan Pandan (Pandanus Parkins.) di Kabupaten dan Kota Malang Apriyono Rahadiantoro, Rodliyati Azrianingsih, Brian Rahardi Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang the_reddishsky@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis-jenis dan distribusi pandan (Pandanus Parkins.) di Kabupaten dan Kota Malang. Eksplorasi pandan dilakukan di 18 kecamatan dari total 38 kecamatan di wilayah Kabupaten dan Kota Malang pada bulan Mei sampai September 2007. Pandan yang ditemukan ditandai lokasinya dengan GPS, didokumentasikan dengan kamera, dicatat deskripsinya meliputi habitat, habitus, jumlah individu, lokasi dan tanggal eksplorasi, dan dibuat herbarium. Sampel pandan diidentifikasi menggunakan buku Flora of Java dan dicocokkan dengan herbarium. Lokasi koordinat dan deskripsi pandan diolah dengan GIS. Jenis-jenis pandan yang ditemukan meliputi enam spesies, yaitu: Pandanus tectorius, P. labyrinthicus, P. furcatus, P. bidur, P. latifolius dan P. amaryllifolius. Persebaran pandan di wilayah Kabupaten dan Kota Malang meliputi kawasan pesisir, dataran rendah (0-1200 m dpl) hingga pegunungan bawah (1200-1800 m dpl). Kawasan pesisir merupakan habitat dari pandan jenis liar (P. tectorius, P. labyrinthicus, P. furcatus dan P. bidur) yang perlu dikonservasi. Selain di kawasan pesisir, pandan jenis liar (P. furcatus) juga ditemukan di lereng perbukitan di daerah pegunungan bawah. Kata kunci: distribusi, Pandanus, Kabupaten Malang, Kota Malang, konservasi Pendahuluan Tumbuhan pandan (Pandanus Parkins.) merupakan anggota suku Pandanaceae yang tersebar luas di daerah tropis hingga subtropis, mulai kawasan Afrika Barat, melewati Madagaskar, Kepulauan Hindia, Asia Selatan dan Asia Tenggara hingga Kepulauan Pasifik (Brink dan Escobin, 2003). Pandan merupakan salah satu solusi untuk mengurangi kerusakan lingkungan akibat erosi terutama di daerahdaerah pesisir, habitat berbagai jenis makhluk hidup dan dapat memperbaiki kesuburan tanah (Thomson dkk., 2006), di bidang ekonomi, sebagai bahan obat-obatan, tanaman hias, pewangi dan perasa makanan, jika dikelola dengan baik dapat menjadi sumber pendapatan asli daerah. Kabupaten Malang merupakan salah satu kabupaten terluas di Jawa Timur, terdiri dari 33 kecamatan. Sedangkan Kota Malang terletak di wilayah Kabupaten Malang, terdiri dari lima kecamatan. Secara geografis, kedua wilayah tersebut menjadi daerah persebaran keanekaragaman jenis pandan di dunia yang harus dilindungi dan dilestarikan sebagai bagian yang penting dari suatu ekosistem. Keanekaragaman jenis pandan dapat menjadi aset berharga bagi generasi yang akan datang dan bermanfaat untuk kesejahteraan seluruh umat manusia. Namun belum cukup memadainya informasi tentang pandan, menjadikan pandan terutama jenis liar kurang begitu diperhatikan, padahal seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan pembangunan di berbagai daerah menjadikan habitat pandan liar menyempit bahkan tidak menutup kemungkinan akan mengalami kepunahan baik jenis maupun jumlah. Perlu dilakukan langkah strategis untuk

melindungi dan melestarikan pandan jenis liar, salah satunya adalah melakukan pemetaan pandan di wilayah Kabupaten dan Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenisjenis pandan beserta distribusinya di Kabupaten dan Kota Malang. Metode Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2007 sampai November 2008. Eksplorasi pandan dilakukan di sejumlah kecamatan di Kabupaten dan Kota Malang (selama Mei sampai September 2007). Identifikasi pandan dilakukan saat eksplorasi dan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang. Eksplorasi Eksplorasi pandan dilakukan dengan memilih sejumlah kecamatan yang dianggap mewakili wilayah Kabupaten dan Kota Malang, yaitu sebanyak 18 (47,37 %) kecamatan dari total 38 kecamatan (Tabel 1). Pemilihan kecamatan mempertimbangkan persebaran flora berdasarkan variasi ketinggian tempat (Whitmore, 1984 dalam Whitten dkk., 1999), yaitu meliputi daerah pesisir, dataran rendah (0-1200 m dpl), dan pegunungan bawah (1200-1800 m dpl). Eksplorasi pandan dilakukan Tabel 1. Daftar kecamatan yang dieksplorasi dengan cara menjelajahi di sebagian kawasan pantai dan tepi jalan raya utama tiap-tiap kecamatan. Pandan yang ditemukan ditandai lokasi koordinatnya dengan Global Posisition System (GPS), didokumentasikan dengan kamera, dicatat deskripsinya meliputi habitat, habitus, jumlah individu, lokasi dan tanggal dilakukan eksplorasi serta diambil sebagai sampel. Tabel 1. Daftar kecamatan yang dieksplorasi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Kecamatan Kabupaten Malang: Kasembon Ngantang Pujon Tumpang Poncokusumo Sumberpucung Kepanjen Gondanglegi Bululawang Turen Wajak Dampit Donomulyo Pagak Bantur Sumbermanjing Wetan Kota Malang: Klojen Kedungkandang Identifikasi Identifikasi pandan dilakukan dengan cara mengamati karakter morfologi, antara lain habitus, tinggi, diameter akar dan batang; panjang, lebar dan jarak duri daun (bagian ujung, tengah dan pangkal); panjang dan lebar buah. Kemudian, karakter morfologi pandan dicocokkan dengan buku identifikasi Flora of Java Vol. III, dibandingkan dengan koleksi tumbuhan Kebun Raya Purwodadi dan herbarium milik Jurusan Biologi, Universitas Brawijaya. Pembuatan Herbarium Sampel pandan dilapisi kertas koran, dipres dengan alat sasak, dimasukkan dalam oven hingga kering (5-7 hari). Sampel pandan yang telah kering ditempelkan pada kertas herbarium, diberi label dan dimasukkan ke dalam plastik. Pembuatan Peta Sebaran Data eksplorasi pandan diolah dalam bentuk tabel digital (x,y) dengan program Microsoft Access, kemudian data eksplorasi pandan ditampilkan dalam bentuk titik-titik atau simbol-simbol pada peta dasar dengan GIS.

1. Hasil dan Pembahasan Jenis-jenis pandan di Kabupaten dan Kota Malang Jenis-jenis pandan (Pandanus Parkins.) yang ditemukan di Kabupaten dan Kota Malang meliputi enam spesies, yaitu P. tectorius Soland. ex Park., P. labyrinthicus Kurz., P. furcatus Roxb., P. bidur Jungh. ex Miq., P. latifolius Hassk. dan P. amaryllifolius Roxb. Distribusi pandan di Kabupaten dan Kota Malang Persebaran atau distribusi pandan meliputi daerah kawasan pesisir di sebelah selatan, dataran rendah di bagian tengah (0-1200 m dpl) hingga daerah pegunungan bawah di sebelah utara (1200-1800 m dpl). Habitat pandan liar meliputi daerah pantai berpasir, tebing pantai yang curam, mangrove, hutan pantai dan perbukitan. Selain itu, jenis pandan budidaya dapat ditemukan di wilayah pemukiman penduduk. Data persebaran pandan tidak dapat mencakup seluruh daerah. Hal tersebut dikarenakan metode eksplorasi yang digunakan hanya terbatas di beberapa daerah. Kawasan pesisir di Kabupaten Malang merupakan habitat dari pandan jenis liar (P. tectorius Soland. ex Park., P. labyrinthicus Kurz, P. furcatus Roxb. dan P. bidur Jungh. ex Miq.) yang perlu dilestarikan. Selain di kawasan pesisir, pandan jenis liar (P. furcatus Roxb.) ditemukan di lereng perbukitan di daerah pegunungan bawah di Kabupaten Malang. 0 Gambar 1. Peta sebaran Pandanus tectorius Soland. ex Park. di Kabupaten dan Kota Malang Jenis pandan liar P. tectorius var. litoralis Martelli dalam jumlah besar dapat ditemukan di kawasan pantai Ngliyep di Kecamatan Donomulyo dan pantai Balekambang di Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Pada kedua kawasan tersebut dapat ditemukan populasi pandan mencapai jumlah ribuan individu. Sementara di kawasan pantai lainnya, yaitu Pantai Sendangbiru di Kecamatan Sumbermanjing Wetan hanya ditemukan beberapa individu saja. Jenis pandan P.tectorius budidaya ditemukan di kawasan pemukiman penduduk di Kabupaten Malang meliputi Kecamatan Kepanjen, Pagak, dan Gondanglegi, dan di Kota Malang meliputi Kecamatan Klojen dan Kedungkandang.

0 Gambar 2. Peta sebaran Pandanus labyrinthicus Kurz. di Kabupaten Malang Jenis pandan liar P. labyrinthicus Kurz. memiliki persebaran yang sama dengan P. tectorius jenis liar. Di kawasan Pantai Ngliyep di Donomulyo dapat ditemukan populasi P. labyrinthicus Kurz. terbesar. Di kawasan ini dapat ditemukan ratusan individu jenis pandan liar yang hidup di tebing-tebing pantai berkarang. Selain di Donomulyo, pandan jenis ini ditemukan dalam jumlah kecil di kawasan Pantai Balekambang di Bantur dan Kawasan Pantai Sendangbiru di Sumbermanjing Wetan. 0 Gambar 3. Peta sebaran Pandanus furcatus Roxb. di Kabupaten Malang Jenis pandan liar P. furcatus Roxb. tersebar pada daerah yang sama dengan P. tectorius maupun P. Labyrinthicus. Pandan jenis ini memiliki jumlah yang sedikit, yaitu setiap kawasan pantai hanya ditemukan satu sampai 5 individu pandan. Selain itu, pandan jenis ini dapat ditemukan pada daerah lereng

perbukitan di daerah pegunungan bawah (1200-1800 m dpl) di perbatasan antara Kecamatan Pujon dengan Kota Batu Gambar 4. Peta sebaran Pandanus bidur Jungh. ex Miq. di Kabupaten Malang. Jenis pandan liar P. bidur Jungh. ex Miq. memiliki daerah persebaran paling terbatas dibandingkan jenis-jenis pandan lainnya, merupakan jenis pandan liar yang hanya ditemukan di satu kawasan pesisir di Kabupaten Malang, yaitu Pantai Ngliyep di Kecamatan Donomulyo. Pandan jenis hanya ditemukan dalam jumlah kecil, yaitu sebanyak kurang lebih 10 individu di daerah pantai berpasir. Jumlah!( 1-10 individu per titik lokasi 0 Gambar 5 Peta sebaran Pandanus latifolius Hassk di Kabupaten dan Kota Malang Jenis pandan budidaya P. latifolius Hassk. (pandan wangi besar) memiliki pola distribusi yang sama dengan P. amaryllifoius Roxb, yaitu tersebar di sepanjang tepi jalan raya di Kabupaten Malang,

yaitu meliputi Kecamatan Kepanjen, Pagak, Gondanglegi, Turen, Wajak, Bululawang dan sebagian Dampit. Selain itu, pandan jenis ini ditemukan beberapa titik lokasi di kawasan Kecamatan Pujon, Tumpang, Sumberpucung, Klojen dan Kedungkandang. Gambar 6. Peta sebaran Pandanus amaryllifolius Roxb. di Kabupaten dan Kota Malang. Jenis pandan budidaya P. amaryllifoius Roxb. (pandan wangi kecil) tersebar di sepanjang tepi jalan raya di Kabupaten Malang, yaitu meliputi Kecamatan Kepanjen, Pagak, Gondanglegi, Turen, Wajak dan Bululawang, dalam jumlah melimpah ditanam di daerah Kecamatan Tumpang. Selain itu, pandan jenis ini dapat juga ditemukan pada beberapa titik lokasi di daerah pemukiman penduduk (tepi jalan raya) wilayah Kota Malang, yaitu di Kecamatan Klojen dan Kedungkandang. 2. Ucapan Terimakasih Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yaitu Ibu Rodliyati Azrianingsih, PhD selaku pembimbing I, Bapak Brian Rahardi, S.Si, M.Sc selaku pembimbing II, Ibu Sri Susilowati dan Bapak Agung Pramidias (almarhum) selaku orang tua penulis beserta keluarga. 3. Daftar Pustaka Brink, M. dan R.P. Escobin (2003), Plant Resources of East Asia 17 Fibre Plants, Backhuys Publishers, Leiden. Thomson, L.A.J., L. Englberger, L. Guarino, R.R. Thaman., dan C.R. Elevitch (2006), Species Profiles for Pacific Island Agroforestry (www.traditionaltree.org): Pandanus tectorius (pandanus), Permanent Agriculture Resources (PAR), Hawai. Whitten, T., R.E. Soeriatmadja., dan S.A. Afiff (1999), Ekologi Jawa dan Bali: Jilid II, Prenhallindo, Jakarta.