BAB 1 PENDAHULUAN. sains. Sains (Inggris: science) berasal dari bahasa latin scientia yang berarti (1)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

BAB I PENDAHULUAN Bandar Setia dengan memberikan 10 soal tentang materi operasi hitung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. atau penghargaan ). Belajar yang dapat mencapai tahapan ini disebut dengan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri, masyarakat maupun bangsa. Di dalam Undang-undang nomor 20 tahun. 2003Pasal 1 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa:

Hasbiati SDN 002 Tanah Grogot

BAB I PENDAHULUAN. usaha sistematis yang terorganisasi untuk memajukan belajar, membina

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan motivasi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting untuk membekali

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu upaya yang dilakukan guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. alam yang baru dan dapat diterapakan dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal. senantiasa mengharapkan agar siswa-siswanya dapat belajar serta mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan warga negara Indonesia menjadi manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. bagi manusia merupakan kebutuhan pokok, karena pendidikan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Pendidik dituntut mampu menguasai berbagai metode

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi manusia termasuk dirinya sendiri. Dalam Undang-Undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Sofiatun,2013

BAB I PENDAHULUAN. tetapi harus memperhatikan motivasi atau perubahan energi yang timbul dalam pribadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. IPA atau sains merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang alam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah : guru, siswa, kurikulum, pengajaran, tes dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan yang harus dikuasai oleh siswa mulai dari tingkat SD hingga

BAB I PENDAHULUAN. SMA. Selain itu, Matematika juga diperlukan untuk kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neni Trisiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya hapalan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Dengan belajar orang akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika adalah suatu pelajaran yang tersusun secara beraturan, logis,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai-nilai sehingga sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di negara. Salah satu masalah yang dihadapi dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup (long life. memegang peranan penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN. sains mempunyai potensi besar untuk memainkan peran strategis dalam menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk membentuk sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Laharja Ridwan Mustofa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang. alam yang dekat dengan kehidupan siswa SD.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kata pengajaran atau teaching. Pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran yang kreatif serta membangkitkan minat belajar

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

I. PENDAHULUAN. untuk menghasilkan siswa yang berkualitas. Siswa yang berkualitas adalah siswa

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering disebut dengan singkat sebagai sains. Sains (Inggris: science) berasal dari bahasa latin scientia yang berarti (1) pengetahuan tentang, atau tau tentang; (2) pengetahuan, pengertian, faham yang benar dan mendalam. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) biasanya mempunyai makna yang merujuk kepengetahuan yang ada dalam sistem berpikir dan konsep teoritis dalam sistem tersebut, yang mencakup segala macam pengetahuan, mengenai apa saja. Adapun sistem pengetahuan yang terorganisasi dan pengetahuan teoritis. Secara umum ilmu pengetahuan alam mempunyai ciri khas yang berbeda dengan ilmu pengetahuan lainnya. Kebanyakan ilmu pengetahuan mengenai alam ini didapat secara empiris, yakni pengamatan langsung atas kejadian di alam. Tujuan pengajaran IPA tentu saja akan tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainnya. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan, kegiatan proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama di tingkat pendidikan sekolah dasar. Di program pendidikan sekolah dasar mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang penting diajarkan, hal ini dikarenakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang memahami cara-cara untuk kita agar dapat mempelajari kejadian- kejadian. Kejadian-kejadian merupakan kumpulan

pengetahuan atau kumpulan fakta-fakta, peristiwa-peristiwa, dan juga mempelajari tentang hal-hal yang berkaitan dengan alam. Motivasi belajar memegang peranan cukup besar terhadap pencapaian hasil belajar, tampa motivasi belajar siswa tidak dapat belajar. Rendahnya motivasi belajar IPA dikarenakan kurangnya guru dan siswa berkomunikasi. Bila guru tidak mengenali kemampuan belajar siswanya, maka siswa tidak termotivasi untuk belajar, siswa harus berupaya agar selalu merasa dekat dengan gurunya, siswa harus yakin bahwa gurunya memberikan motivasi belajar yang tinggi terhadap hasil belajar. Pada dasar nya dalam belajar IPA dituntut keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Tugas guru sebagai pengajar dan pendidik tidak hanya sekedar menyampaikan informasi demi mencapai tujuan pembalajaran, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar bagi siswa dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Oleh karena itu, guru harus berupaya agar kegiatan di dalam kelas dapat memberikan pengalaman siswa secara aktif dalam belajar. Agar siswa dapat mempelajari dan memahami materi pelajaran IPA lebih bermakna guru harus mampu menemukan metode atau teknik, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat diselenggarakan dengan efektif. Rendahnya motivasi siswa untuk belajar timbul karena guru kurang memahami kemampuan belajar siswa, sehingga siswa kurang aktif, tidak tekun dalam proses pembelajaran, tidak berusaha untuk menguasai materi pembelajaran, dan tidak mengerjakan tugastugasnya.

Namun kenyataannya dilapangan, khususnya di SD Negeri 101883 Limau Manis, berdasarkan observasi awal peneliti melihat kurangnya alat peraga, sehingga menimbulkan rendahnya motivasi dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan observasi di SD Negeri 101883 limau manis, banyak siswa yang memperoleh nilai yang rendah dan jauh dari KKM, dimana nilai KKM IPA 70 sedangkan nilai siswa dibawah 70 sehingga siswa banyak belum mencapai ketuntasan. Masih banyak guru-guru melakukan proses pembelajaran IPA bersifat menoton, dalam mengajarkan materi pelajaran IPA di kelas dengan menggunakan metode ceramah, metode tidak bervariasi, dan pembelajaran yang dilakukan hanya berjalan satu arah dari guru kepada siswa, sehingga siswa tidak bersemangat dalam belajar jadi apa yang di ajarkan guru tidak dipahami oleh siswa. Dengan demikian guru dituntut untuk lebih biasa membuat dan menggunakan alat peraga IPA sesuai materi yang diajarkan, agar mempermudah dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga siswa juga semakin lebih tekun dalam melaksanakan proses pembelajaran. Tingkat ketuntasan belajar kelas V dari 39 siswa hanya 19 siswa yang tuntas sedangkan 20 siswa yang tidak tuntas. Dimana nilai 100 tidak ada seorangpun. Maka dari itu seorang guru harus mampu merancang skenario pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam belajar yaitu dengan metode pembelajaran Word Square. Dalam pembelajaran IPA, guru sering menggunakan metode pembelajaran ceramah. Hal ini tampak dari prilaku siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru. Siswa tidak mau bertanya apalagi mengemukakan pendapat tentang materi yang diberikan. Begitu juga dengan metode diskusi, terlihat hanya sebagian siswa saja

yang aktif, sebagian kurang mampu mengemukakan pendapat. Dalam pelaksanaan diskusi terlihat tanggung jawab antara anggota dalam kelompok yang masih terlihat egois karena tidak mau menerima pendapat temannya. Berdasarkan uraian diatas dan merupakan latar belakang penulis terasa tertarik meneliti motivasi siswa dalam pelajaran IPA dengan menerapkan model kooperatif word sguare dengan mengangkat judul penelitian : Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Word Square Pada Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 101883 Tanjung Morawa T.A 2012/1013. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Siswa kurang termotivasi untuk belajar saat pelajaran IPA 2. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses belajar mengajar sehingga siswa dalam belajar menjadi pasif 3. Kurangnya model dan cara pengajaran yang tepat digunakan guru untuk meningkatkan motivasi siswa pada pelajaran IPA 4. Metode mengajar yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang tepat

1.3. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, perlu dilakukan pembatasan masalah agar masalah yang teliti lebih terarah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran Word Square pada materi pokok pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana di kelas V SD Negeri 101883 Tanjung Morawa. 1.4. Rumusan Masalah Berdasakan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah : Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif word sguare dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 101883 Tanjung Morawa T.A 2012/2013? 1.5. Tujuan Penelitian adalah: Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian tindakan kelas ini 1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif word square dapat meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas V SDN 101883 Tanjung Morawa

1.6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu: 1. Bagi siswa, dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa agar dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pemanfaatan Sifat-Sifat Cahaya dalam karya sederhana sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat 2. Bagi guru, sebagai umpan balik untuk mengukur kabarhasilan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dalam upaya maningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran IPA 3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah dalam menentukan kebijakan untuk memperbaiki dan mengembangkan fropesionalisme guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. 4. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan peneliti dalam menjalankan tugas sebagai pengajar dimasa depan. 5. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan dalam penyusunan skripsi nantinya.