BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

dokumen-dokumen yang mirip
Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang. By Dewi Triwahyuni

Pendekatan Historis Struktural

DEPENDENCY THEORY (TEORI KETERGANTUNGAN)

Teori Ketergantungan

Teori Ketergantungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tugas-tugas pada posisinya tersebut. Apabila kita berbicara tentang tugas-tugas

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

2. Teori modernisasi juga didasarkan pada faktor-faktor nonmaterial sebagai penyebab kemiskinan, khususnya dunia ide dan atau alam pemikiran.

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.

Teori Struktural. Marxist (1) Teori Struktural. Marxist (2) Raul Prebisch. Teori Dependensi: Pendahulunya (1)

RUANG KAJIAN PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN PENGARANG : SUWARSONO DAN ALVIN Y. SO. Oleh : Wahyu Ishardino Satries. Abstrak

Asumsi dasar dari teori modernisasi mencakup:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Teori juga membantu dalam memilih metode penelitian, menguji data, menarik kesimpulan, dan merumuskan tindak lanjut kebijaksanaan.

Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Teori ketergantungan.

Kondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Teori Ketergantungan Digantung

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN

TEORI KETERGANTUNGAN DALAM KAJIAN GEOGRAFI. Nurhadi Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

KARAKTERISTIK UMUM DAN STRUKTUR KEGIATAN EKONOMI NEGARA BERKEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

Universitas Sumatera Utara

Akar Kemiskinan dan Ketergantungan di Negara-negara berkembang Dalam Prespektif Strukturalis dependensia Oleh : Maimun Sholeh

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk

BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

perkembangan investasi di Indonesia, baik investasi dalam negeri maupun investasi asing, termasuk investasi oleh ekonomi rakyat. Sementara itu, pada

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia

SISTEM EKONOMI INDONESIA. Ilmu Hubungan Internasional Semester III

TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN EKONOMI

ANALISIS KEBIJAKAN KETAHANAN EKONOMI INDONESIA Rabu, 19 Oktober 2011

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Kelas Menengah *

KERJASAMA INTERNASIONAL.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

BAHAN KULIAH 7 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

Perekonomian Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara

Transformasi Paradigma Pembangunan Ekonomi

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

BAB I PENDAHULUAN. industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah

Herdiansyah Eka Putra B

RUANG LINGKUP KAJIAN EKONOMI POLITIK

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

SISTEM EKONOMI PERKEBUNAN: PERSISTENSI KETERGANTUNGAN NEGARA DUNIA KETIGA

PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL. Kritik Terhadap Mazhab Pembangunan (Developmentalism)

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh

I. PENDAHULUAN. yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

SISTEM EKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya dalam jangka panjang akan berdampak terhadap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

Konsep dan Teori Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. global, tidak terkecuali Indonesia ikut merasakan dampak tersebut. Pertumbuhan

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 1997.I IV

Materi Minggu 3. Teori Perdagangan Internasional (Merkantilisme Klasik)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. minyak dunia yang turun, dollar yang menguat dan revolusi shale gas oleh Amerika

Kurnia Ayu K 09/280257/EK/17295

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

Transkripsi:

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS

Latar Belakang Sejarah Teori Modernisasi klasik maupun kontemporer melihat permasalahan pembangunan lebih banyak dari sudut kepentingan Amerika dan negara maju lainnya Sebaliknya teori dependensi menitikberatkan pada persoalan keterbelakangan dan pembangunan negara dunia ketiga

Teori dependensi menantang hegemoni ekonomi, politik, budaya, dan intelektual dari negara maju Teori dependensi pertama kali muncul di Amerika Latin, respon atas kegagalan program yang dijalankan oleh komisi ekonomi PBB untuk Amerika Latin (ECLA) pada awal tahun 1960-an Pada masa awal tahun 1960-an berbagai masalah ekonomi yang mendasar, seperti pengangguran, inflasi, devaluasi, penurunan nilai tukar perdagangan melanda negara-negara di Amerika Latin

Munculnya gerakan perlawanan rakyat dan diganti oleh pemerintah otoriter dengan dukungan militer Disamping itu kekecewaan para ilmuan yang selama ini mempunyai harapan terhadap ECLA dan akhirnya menjadi hilang Terjadinya krisis teori marxis ortodoks di Amerika Latin yang memiliki Pandangan bahwa sebelum melampaui revolusi sosialis proletar harus Melalui tahap revolusi industri borjuis

Bercermin dari negara RRC dan Kuba bahwa negara dunia ketiga tidak harus selalu mengikuti tahap tersebut tetapi bisa langsung menuju pada tahap revolusi sosialis Pemikiran seperti ini pada akhir tahun 1960-an menyebar dengan cepat ke belahan Amerika Utara. Secara historis, teori dependensi yang lahir tahun 1960-an sebagai paradigma baru untuk memberikan jawaban atas kegagalan program Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin (KEPBBAL), krisis teori marxis ortodoks dan menurunnya kepercayaan terhadap teori modernisasi di Amerika Serikat

Kontribusi Pemikiran Ahli Manifesto KEPBBAL yang diketuai oleh Raul Prebisch memberi kritikan tentang konsep pembagian kerja internasional (International Division of Labour) Pembagian kerja secara internasional melihat Amerika Latin akan lebih banyak memperoleh keuntungan jika ia lebih memfokuskan pada upaya memproduksi bahan pangan dan bahan mentah yang diperlukan oleh negara-negara industri Sedangkan negara-negara industri menyediakan keperluan barang-barang industri yang dibutuhkan Amerika Latin termasuk negara pinggiran lainnya

Menurut Prebisch, skema ini penyebab utama munculnya masalah-masalah pembangunan di Amerika Latin Ketergantungan pada ekspor pangan dan bahan mentah menyebabkan merosotnya nilai tukar perdagangan Amerika Latin dan sangat mempengaruhi akumulasi modal di dalam negeri Mengatasi persoalan yang muncul di Amerika Latin tersebut, Prebisch menyarankan beberapa hal sebagai berikut Pertama, pembagian kerja secara internasional harus dihentikan, Amerika Latin melakukan pembangunan industri untuk menjamin kebutuhan dalam negeri, disamping tetap menjaga (paling tidak untuk sementara) kemampuan ekspor bahan pangan dan bahan mentahnya

Kedua, mempercepat industrialisasi dengan memproduksi sendiri Kebutuhan barang-barang dalam negeri untuk mengurangi atau menghilangkan penyediaan devisa negara yang selama ini dipergunakan untuk membayar impor barang-barang Ketiga, melindungi industri dalam negeri dari persaingan bebas barang-barang luar negeri dengan cara menetapkan tarif tinggi terhadap barang-barang impor. Setelah kemampuan bersaing industri dalam negeri meningkat maka proteksi dihilangkan Keempat, mempertahankan produksi ekspor bahan mentah dan Hasilnya digunakan untuk membeli barang modal dalam Mempercepat program industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi

Program KEPBBAL dari awal tidak direspon dengan baik oleh pemerintah Amerika Latin. Hal inilah yang menyebabkan KEPBBAL tidak mampu menjalankan beberapa program lainnya, termasuk program pembagian tanah kembali (land Reform) Implikasi lainnya dari program KEPBBAL adalah daya beli hanya terjadi pada kelas sosial tertentu dan pasar domestik tidak mengalami perluasan setelah kebutuhan dalam negeri tersedia, defisit neraca pembayaran antara barang ekspor dan impor Kegagalan inilah yang melahirkan teori dependensi

Teori Neo-Marxisme juga memberi kontribusi dalam perumusan Teori dependensi Keberhasilan revolusi Cina dan Kuba melahirkan generasi baru pemikiran-pemikiran marxisme baru Menurut Foster-Caster terdapat perbedaan Neo-Marxisme dengan Marxisme Ortodoks sebagai berikut Kajian Neo-Marxisme Marxisme Ortodoks Imperialisme Tahap Revolusi Pelaku Revolusi Dilihat dari sudut pandang negara pinggiran lebih memperhatikan akibat imperialisme Negara Dunia Ketiga bisa langsung ke tahap sosialis Para petani di perdesaan dan dilakukan dengan perang gerilya oleh tentara rakyat Dilihat dari sudut pandang negara-negara utama Revolusi borjuis harus terjadi dahulu sebelum revolusi sosialis Kaum proletar industri perkotaan

Andre Gunder Frank : Pembangunan dan Keterbelakangan Frank mengkritik teori modernisasi Teori ini mengesampingkan konteks sejarah lahir dan berkembangnya negara dunia ketiga Negara Dunia Ketiga tidak perlu mengikuti arah pembangunan negaranegara barat, karena negara-negara barat tidak pernah mengalami kolonialisme Feodalisme dan tradisionalisme bukan yang menyebabkan negara dunia ketiga terbelakang, karena banyak negara dunia ketiga, seperti Cina dan India yang merupakan negara maju sebelum mereka terkena imperialisme dan kolonialisme Karena kolonialisme dan imperialisme terjadilah pembalikan sejarah dari perkembangan negara maju di dunia ketiga dan memaksa untuk mengikuti arah perkembangan keterbelakangan ekonomi

Keterbelakangan Negara Dunia Ketiga bukan bersifat alami, melainkan ciptaan dari sejarah kolonial yang panjang Mekanisme ketergantungan dan keterbelakangan NDK dijelaskan menggunakan model satelit-metropolis Negara Barat Metropolis Negara Dunia Ketiga Satelit Hubungan Transnasional Ibu Kota Negara Metropolis Propinsi Satelit Hubungan Regional / Lokal Propinsi Metropolis Kab/Kota Satelit Kota Metropolis Desa Satelit

Hubungan satelit-metropolis dibangun dalam rangka mengambil surplus ekonomi daerah satelit, seperti bahan mentah, bahan tambang, barang dagangan dll Kemajuan di Metropolis negara barat secara simultan juga mewujudkan terjadinya keterbelakangan di kota-kota satelit Negara Dunia Ketiga

Model satelit-metropolis melahirkan beberapa asumsi pembangunan di Dunia Ketiga Pembangunan yang terjadi di metropolis nasional dan kota-kota yang lebih kecil akan dibatasi status kesatelitanya (tidak otonom) Negara satelit akan mengalami pembangunan ekonomi yang pesat apabila hubungan dan keterkaitan dengan metropolis barat rendah Proses inkorporasi kembali negara dunia ketiga ke dalam sistem hubungan kapitalis internasional menyebabkan negara-negara satelit dieksploitasi kembali kedalam hubungan global Daerah-daerah paling terbelakang dan paling feodal sekarang ini adalah daerah-daerah yang mempunyai keterkaitan sangat kuat dengan metropolis dimasa lampau

Dos Santos : Struktur Ketergantungan Hubungan antara negara dominan (dominant countries) dengan negara Yang tergantung (dependent countries) merupakan hubungan yang tidak sederajat karena pembangunan dinegara dominan dibebankan pada negara dependent Hal ini dilakukan melalui pasar monopolistik dalam perdagangan internasional, hubungan utang piutang dan ekspor modal dalam bentuk perdagangan modal, mengalirnya surplus ekonomi negara dependent ke negara dominant

Ada tiga bentuk situasi ketergantungan antara dominant countries dengan dependent countries Ketergantungan Kolonial Dimana negara dominan melakukan tindakan monopoli pemilikan tanah, pertambangan, tenaga kerja, hasil bumi. Pada situasi ini terjadi hubungan ketergantungan yang bersifat eksploitatif Ketergantungan Industri Keuangan Setelah abad ke 19, ekonomi negara dependen berorientasi pada keperluan konsumsi dan pasar negara-negara dominan (Negara Eropa) Ketergantungan Teknologi Industri Bentuk hubungan ini lahir setelah perang dunia kedua ketika pembangunan industri mulai terjadi pada berbagai negara terbelakang

Bentuk ketergantungan tersebut menyebabkan negara dunia ketiga berupaya membangun industri Pertama, pembangunan industri bergantung pada kemampuan sektor ekspor. Dari sektor ekspor NDK memperoleh devisa yang bisa dipakai untuk membeli barang-barang modal (mesin industri) Dengan demikian NDK berusaha menguasai sektor ekspor tradisional dan secara tidak langsung dipaksa mempertahankan hubungan dengan negara dominan Kedua, dalam jangka waktu tertentu ketergantungan pada devisa dari hasil industri mengalami fluktuasi neraca pembayaran internasional yang mengarah pada defisit keuangan.

Defisit keuangan terjadi karena : Rendahnya harga pasar produk-produk bahan mentah dan tinggi nya harga produk industri, sedangkan negara maju (dominant) berusaha menemukan bahan mentah sintetis sebagai pengganti produk primer Banyaknya biaya yang harus dikeluarkan oleh NDK, seperti royalti, biaya bantuan teknis. Satu milyar yang masuk dan yang harus dikeluarkan 2.5 milyar Bantuan dan utang yang dipinjam NDK adalah untuk menutupi defisit akibat yang dua hal di atas. Ketiga, NDK memberikan fasilitas dan kemudahan investasi asing untuk memperoleh teknologi dan menyediakan kawasan industri oleh Pemerintah. Hal ini disebabkan negara maju memasukan penyertaan Modal dalam proyek investasi di NDK

Akibat ketergantungan teknologi industri di NDK adalah : Semakin nyata ketimpangan pembangunan pada tingkat internasional kemudian beralih pada tingkat regional dan nasional Terjadi perbedaan tajam berbagai tingkat upah domestik antar kelas sosial, dimana pendapatan kelas semakin meningkat dan kelas proletar semakin rendah karena adanya tindakan eksploitasi Kecilnya lowongan pekerjaan pada sektor industri padat modal menimbulkan kemampuan daya beli masyarakat NDK rendah Keterbelakangan yang ada pada NDK karena tindakan pengawasan yang ketat dan monopoli modal asing dan pembiayaan pembangunan dengan modal asing dan penggunaan teknologi maju yang padat modal

Asumsi dasar penganut aliran dependensi, yaitu : Keadaan ketergantungan sebagai suatu gejala yang sangat umum dan berlaku diseluruh NDK Ketergantungan dilihat sebagai kondisi yang diakibatkan oleh faktor luar Permasalahan ketergantungan sebagai masalah ekonomi akibat surplus ekonomi NDK mengalir ke negara maju Situasi ketergantungan merupakan bagian yang tak terpisah dari proses polarisasi regional ekonomi global Keadaan ketergantungan sebagai suatu hal yang bertolak belakang dengan pembangunan

Implikasi teori dependensi dalam pembangunan Pembangunan tidak tepat diartikan sebagai proses industrialisasi. Pembangunan lebih tepat diartikan sebagai peningkatan standar hidup bagi setiap penduduk di NDK. Dengan kata lain pembangunan merupakan program untuk memenuhi penduduk perdesaan, para pencari kerja, membantu orang yang berada pada kelas sosial rendah Setiap program pembangunan yang hanya menguntungkan sebagian kecil masyarakat dan membebani mayoritas masyarakat tidaklah dapat dikatakan program pembangunan Reformulasi pembangunan memerlukan sikap politik tertentu Sejak masa kolonial posisi ekonomi dan politik negara pinggiran telah Berubah secara struktural sesuai dengan kepentingan negara maju, Yang menimbulkan situasi ketergantungan dan keterbelakangan negara pinggiran

Salah satu sikap politik adalah agar negara pinggiran memotong hubungan dengan negara sentral. Sebagai gantinya negara pinggiran harus menganut model pembangunan berdiri dikaki sendiri (a self-reliance model) yang bersifat otonom dan bebas dari ketergantungan. Jika terjadi hubungan negara pinggiran tidak boleh didominasi oleh negara sentral Para penguasa, pemilik modal besar, petani kaya dan tuan tanah, Pemimpin agama, pemimpin informal, para elit yang mendapat Keuntungan dari ketergantungan selama ini mungkin tidak setuju Dengan memutus ketergantungan maka revolusi sosialis diperlukan Untuk mengakhiri kekuasaan elit-elit di atas. Dengan kata lain Penjungkirbalikan struktur ekonomi, politik dan sosial serta melakukan Mobilisasi kekuatan domestik

KelemahanTeori Dependensi Klasik Teori dependensi menuduh ajaran teori modernisasi hanya sekedar pola pikir yang memberikan pembenaran ilmiah dari ideologi negara-negara barat untuk mengeksploitasi NDK Teori modernisasi membalas kritikan tersebut, bahwa teori dependensi hanya merupakan alat propoganda politik dari ideologi revolusi marxisme. Teori ini bukan merupakan karya ilmiah, melainkan sebuah pamflet politik Kajian teori dependensi hanya merupakan karya yang menggunakan pendekatan deduktif, sekedar penyesuaian data dengan tesis-tesis yang sudah diajukan. Teori ini tidak mampu mengangkat faktor-faktor keunikan sejarah masing-masing negara yang menjadi faktor penjelas arah pembangunan yang khas di NDK