ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAYURAN PADA LAHAN LEBAK DI KALIMANTAN SELATAN (Kasus di Desa Amparaya Kabupaten Hulu Sungai Selatan)

dokumen-dokumen yang mirip
DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Rismarini Zuraida dan A. Hamdan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat No. 4 Banjarbaru Kalimantan Selatan

Sistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala)

Peningkatan Pendapatan Melalui Usahatani Bawang Merah dan Cabai di Kalimantan Selatan

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

KACANG TANAH DILAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN UNTUK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI PEDESAAN ABSTRAK

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Cara Menanam Cabe di Polybag

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sawah adalah tanah yang digarap dan diairi untuk tempat menanam padi.

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia

Peluang Pengembangan Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Daerah Istimewa Yogyakarta

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Individu petani

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

Potensi Usahatani Jagung di Lahan Rawa Lebak Kalimantan Selatan

Usahatani Tumpang Sari Tanaman Tomat dan Cabai di Dataran Tinggi Kabupaten Garut

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

Analisis Ekonomi Cara Tanam Cangkul dan Tugal pada Usahatani Jagung Hibrida di Desa Alebo, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan

Abstrak

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Individu petani

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Dasar agronomy " penanaman"

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING

Transkripsi:

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAYURAN PADA LAHAN LEBAK DI KALIMANTAN SELATAN (Kasus di Desa Amparaya Kabupaten Hulu Sungai Selatan) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan ABSTRAK Lahan lebak merupakan salah satu sumber lahan yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan pertanian khususnya padi dan sayuran. Kendala utama pengembangan lahan lebak saat ini yakni belum optimalnya pengelolaan sumberdaya yang tersedia, dengan permasalahan tersebut penelitian ini dilakukan untuk mengetahui usahatani sayuran yang ditanam petani di desa Amparaya dengan katagori lahan lebak dangkal di Kabupaten Hulu Sungai Selatan provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011, dengan observasi lapangan yang difokuskan pada permasalahan dan peluang pengembangan yang pada akhirnya berujung perubahan pendapatan usahatani di lahan rawa lebak. Data dikumpulkan dengan metode PRA (Participatory Rural Appraisal), data yang terkumpulkan dianalisis secara diskreptif dan analisis kelayakan Finansial (R/C ratio). Hasil penelitian usahatani terong dengan produktivitas 10 ton per Hektar dengan nilai penerimaan sebesar Rp 20.000.000,- dengan biaya produksi Rp 5,000,000,- (R/C Ratio : 4), sedangkan untuk Labu (kuning) dengan tingkat produktivitas 20 Ton per Hektar dengan tingkat penerimaan sebesar Rp 20.000.000,- dengan biaya produksi sebesar Rp 6.000.000.- (R/C Ratio : 3,3) dan lombok besar produktivitasnya mencapai 20 ton per Hektar dengan penerimaan mencapai Rp 70,000,000,- Biaya produksi sebesar Rp 20,000.000,- (R/C Ratio : 3,5), untuk jagung manis biaya produksinya per hektarnya sebesar Rp 4.000.000,- penerimaannya sebesar Rp 12.500.000 dan pendapatan bersihnya Rp 8.500.000,- Nilai R/C Ratio nya : 3,12. Jadi usahatani terong, labu, lombok besar dan jagung manis produktivitasnya di lahan lebak cukup tinggi dan R/C Ratio >1 berarti layak untuk diusahakan dan berprospek baik untuk peningkatan pendapatan petani, Kata kunci: lahan rawa lebak, usahatani, sayuran PENDAHULUAN Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani utamanya petani padi baik pada lahan irigasi, tadah hujan,lahan kering, lahan rawa pasang surut dan rawa lebak. Namun sampai sekarang 60 % produksi nasional masih dipasok dari lahan-lahan subur di Pulau Jawa yang notabene adalah lahan irigasi. Sedangkan lahan-lahan diluar Jawa terutama lahan rawa lebak masih dipandang sebagai lahan marjinal, sehingga perhatian masih sangat kurang yang berakibat pada produksi maupun kontribusnya masih kurang (KrisnaMurti 2006) Lahan lebak merupakan salah satu sumber lahan yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan pertanian tanaman pangan khususnya padi dan sayuran. Potensi lahan lebak di Provinsi Kalimantan selatan dengan luas wilayah 385

Rismarini Zuraida: Analisis Finansial Usahatani Sayuran. 3.753.052 ha, diantaranya terdapat lahan lebak seluas 208.893 ha (Dinas Pertanian dan Hortikultura Propinsi Kalimantan Selatan 2009). Permasalahan utama pengembangan lahan lebak yakni belum optimalnya pengelolaan sumberdaya yang tersedia. Sebagian besar mempunyai prospek yang cukup baik dalam penyediaan pangan dan pengembangan agribisnis. Akan tetapi dilihat dari kondisi fisik dan lingkungannya, tidak semua lahan rawa lebak dapat dikembangkan. Hal tersebut disebabkan oleh genangan air yang terlalu dalam, kematangan tanah masih mentah dan penentuan waktu tanam yang sulit diprediksi (Suwarno dan Suhartini 1993). Oleh sebab itu diperlukan ke cermatan untuk menentukan lokasi prioritas pengembangan, teknologi dan pemilihan komoditas yang dapat dikembangkan. Berbagai komoditas pertanian pada lahan rawa lebak dapat dikembangkan dengan memperhatikan aspek fisik/kimia tanah, aspek pola genangan dan aspek sosial ekonomi (Achmadi 2006 ). Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah lebak terluas kedua setelah Hulu Sungai Utara. Desa Panjampang salah satu desa di Hulu sungai Selatan, usahatani yang dominan meliputi padi dan sayuran. Usahatani padi ditanam hanya sekali setahun. Sedangkan usahatani sayuran diusahakan pada daerah atas dari areal persawahan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui usahatani sayuran di lahan lebak yang dapat mendukung pendapatan petani. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Desa Amparaya Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan, pada bulan Juli 2012. Tujuan penelitian ini yaitu melihat kelayakan usahatani sayuran di lahan lebak dengan permasalahannya. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey melalui pendekatan PRA (Participatory Rural Appraisal), PRA adalah metode penelitian partisipatif dengan melibatkan masyarakat dalam penelitian untuk menilai potensi dan masalah di pedesaan. Metode partisipatif ini berorientasi pada proses pembelajaran dan melibatkan sebanyak mungkin berbagai kalangan masyarakat (Chambers 1996). Data skunder diperoleh dari kepustakaan dan Instansi terkait di Kalimantan Selatan, data yang dikumpulkan dianalisis secara diskreptif dan analisis kelayakan Finansial (analisis biaya dan pendapatan). 386

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Lahan Rawa Desa panjampang merupakan rawa lebak dangkal, Rawa lwbak terdiri atas lebak dangkal (watun I), lebak tengahan (watun II) dan lebak dalam (watun III). Lebak dangkal adalah lahan yang mengalami genangan selama 3 bulan dengan ketinggian air <50 cm. Lebak tengahan adalah lahan yang mengalami genangan selama 4 6 bulan dengan ketinggian air 50-100 cm. Sedangkan lebak dalam adalah lahan yang mengalami genangan selama >6 bulan dengan ketinggian air mencapai > 100 cm. Menurut Susanto (1987) lahan rawa lebak dibedakan atas lebak dangkal/pematang, lebak tengahan dan lebak dalam. Lebak dangkal mempunyai hidrografi relatif cukup tinggi dengan genangan air di musim hujan kurang dari 50 cm selama 3 bulan, lebak tengahan mempunyai topografi lebih rendah dengan genangan air di musim hujan antara 50-100 cm dalam waktu 3-6 bulan. Lebak dalam mempunyai topografi paling rendah dengan genangan air lebih dari 100 cm dalam waktu lebih dari 5 bulan. Lahan rawa lebak dapat dikembangkan untuk berbagai komoditas pertanian (padi, palawija, hortikultura dan perikanan/peternakan) dengan memperhatikan aspek fisik/kimia tanah, aspek pola genangan dan aspek sosial ekonomi (Alwi 2005). Kendala dalam pengembangan usaha pertanian di lahan rawa adalah meliputi: a) lama dan kedalaman genangan air banjir serta kualitas air, b) ketebalan gambut, kandungan hara dan tingkat kematangan gambut, c) kedalaman lapisan pirit serta kemasaman setiap lapisan tanahnya (Adimihardja et al. 1998). Pendapat lain menyebutkan permasalahan utama lahan lebak adalah datangnya air di musim hujan dan kekeringan sukar diprediksi, tetapi secara tradisional masyarakat setempat mengetahuinya dengan melihat gejala alam (kearipan lokal), maka air diperkirakan akan naik dan sekaligus untuk memperkirakan waktu tanam (Zuraida et al. 2006). Usahatani masyarakat di Desa Panjampang adalah berusahatani padi dan sayuran. Usahatani sayuran yang diusahakan adalah Terung, labu. Lombok besar dan jagung manis, Usahatani sayuran ini dilaksanakan pada awal musim kemarau 2. Teknologi di tingkat petani (terung, labu, cabe/lombok besar dan jagung manis) Teknologi yang ada ditingkat petani sangat sederhana seperti penggunaan benih, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Untuk teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) meliputi: penggunaan bibit bermutu (unggul, hibrida), penggunaan pupuk berimbang dan penanggulangan Hama penyakit. 387

Rismarini Zuraida: Analisis Finansial Usahatani Sayuran. a. Usahatani Terung (Solanum melongena) Pengolahan Tanah, dicangkul 2-3 kali dengan kedalaman 20-30 cm. Buat bedengan dengan lebar 100-120 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan, jarak antara bedengan 50 cm. dilakukan pengapuran dengan dolomit 1-2 t/ha 3 minggu sebelum tanam. Diantara bedengan dibuat parit dengan kedalaman 30 cm. Apabila menggunakan mulsa plastik, pemasangan dilakukan setelah pembuatan bedengan. Pupuk organik atau kompos diberikan 0,5-1 kg per lubang tanam, 1 minggu sebelum tanam. Benih, kebutuhan benih untuk satu hektar 150-500 gr biji dengan tanaman. Di uji petani dulu daya tumbuh nya 75%. Biji tumbuh kurang lebih 10 hari setelah disemai. Persemaian, benih disebar merata pada bedengan dengan media berupa campuran tanah dan pupuk organik (1:1) tutup dengan tanah tipis, kemudian di tutup dengan alang-alang atau daun pisang selama 2-3 hari. Bedengan persemaian diberi naungan Lakukan penyiraman sesuai dengan keadaan tanaman. Bibit siap dipindahkan ke lapangan setelah mempunyai 4-5 helai daun. Penanaman, jarak tanam dalam barisan 50-70 cm (tergantung varietas) dan jarak antar barisan 80-90 cm, pada tiap bedengan terdapat dua baris. Pemupukan, pupuk buatan diberikan setelah tanaman berumur 1-2 minggu setelah tanam berupa pupuk majemuk NPK disekeli ling tanaman dengan jarak ± 5 cm dari pangkal batang. Pemupukan berikutnya diberikan saat tanaman berumur 2-3 bulan, 150 kg/ha. Pemeliharaan, penyiangan dilakukan sesuai dengan keadaan gulma, dapat dilakukan secara manual atau dengan cangkul. Penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman, pada musi m hujan drainase per lu diperdalam. Pertumbuhan tanaman yang terlalu subur perlu di lakukan perompesan yaitu pengurangan daun. b. Usahatani Labu/Waluh Benih dan Persemaian, benih yang dipergunakan petani di lahan lebak benih yang bermutu, benih dipilih petani dari pertumbuhan sebelumnya, apabila pertumbuhan sebelumnya baik ini dijadikan bibit untuk pertanaman akan datang. Sebelum ditanam, benih perlu disemai. Tempat penyemai khusus diolah tersendiri. Penyemaian biji disebar secara teratur agar tidak terlalu berdekatan dan bertumpuk saat benih telah tumbuh. Bibit di tanam setelah berumur 1,5 bulan sejak disemaikan, dipindahkan kelapangan. 388

Pengolahan Tanah, pengolahan pada lahan lebak ini tidak terlalu sulit, gulma yang pada saat musim kemarau menjadi kering dan pembersihannya hanya di cangkul sedikit sedikit. Penanaman, waktu tanam yang sering dilaksanakan ditingkat petani yaitu pada awal musim kemarau). Jarak yang dilaksanakan petani tidak teratur. Dan diberikan satu lobang satu tanaman. Pemupukan, pemupukan labu/waluh pada daerah penelitian hanya dilakukan 10-15 hari setelah tanam dan pemberiannya hanya satu kali pemberian, ini sekaligus dengan penyulaman, pabila ada yang tidak tumbuh. Penyiangan, penyiangan dilakukan tergantung banyaknya rumput yang ada, biasa juga dilakukan 10 hari-15 hari setelah tanam, ini juga hanya rumput yang mengganggu saja yang dibuang. Pada umumnya petani rumput-rumput kecil dibiarkan saja, untuk memelihara tanah tetap lembab. Panen, bila dirawat dengan baik maka umur tanaman dapat mencapai 10 bulan, panen dilakukan bisa mencapai 8 kali pemetikan. Dengan demikian pemanenan dapat dilakukan 4-5 bulan. Biasa panen dilakukan petani pada pagi hari. Produksi yang paling tinggi yaitu pada pemetikan yang ke 3 sampai ke 6.(Berat 1 biji labu berkisar antara 10 kg- 20 kg). c. Usahatani cabe/lombok merah Persemaian, tanah persemaian digemburkan dan dibikin bedengan dengan lebar 125 cm panjang menurut ukuran tanah dan diberi pupuk kandang dan diberi TSP 1 kg per meter bujur sangkar 2 (dua) hari sebelum benih ditaburkan. Setelah itu ditutup dengan tanah atau sekam untuk menghindari hujan dan angin. Benih cabe dapat dipindahkan setelah berumur 1 (satu) bulan. Pengolahan Tanah, Sambil menunggu bibit yang disemai akan dipindahkan, petani menyiapkan dengan pengolahan tanah dengan pemberian pupuk. kandang yang dicampur dengan TSP.selama 20 hari. Satu hektar membutuhkan pupuk kandang 15 ton. Seminggu sebelum tanam, pupuk kandang dan juga dimasukkan kedalam lubang tanam kurang lebih 0,2 Kg per lubang dengan jarak tanam 50 x 60 cm. Pemeliharaan, setelah tanaman berumur 15 20 hari tanam, dilakukan pemupukan pertama. Petani memberikan pupuk kira-kira 10 gram per lubang. Pada umur 35 40 hari setelah tanam dipupuk lagi. Pemupukan selanjutnya pada umur 60 hari setelah tanam dengan memberikan Pemupukan tetap diulangi lagi setiap 20 hari sekali setelah tanaman cabe panen 4 5 kali. 389

Rismarini Zuraida: Analisis Finansial Usahatani Sayuran. d. Usahatani Jagung Manis Benih, beberapa benih jagung manis yang sudah ditanam petani diantaranya Sweet boy merupakan hibrida, Super Sweet inbrida dan lain-lain. Persiapan lahan, pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah menjadi gembur, Membuat bedengan dengan lebar 1 m, jarak bedengan 30 m dan panjangnya sesuai dengan lahan. Pemupukan Organik dan Non Organik, pemberian pupuk kandang diberikan sebelum pemasangan mulsa dan diratakan di atas tanah bedengan. Pemberian pupuk yaitu pupuk majemuk NPK sebanyak 50 Kg/ Ha dengan meratakan di atas bedengan dengan jarak per 1 m dan diberikan 100 g. Pemasangan Mulsa, mulsa adalah plastik untuk bedengan, ada 2 warna yang berwarna perak berada di atas, sedangkan warna hitam di bawah.sinar matahari. Penanaman, penanaman dilakukan pada lubang yang sudah diberi pupuk dengan kedalaman lubang 3 cm dengan jumlah bibit per lubang tanam sebanyak 2 bibit kemudian ditutup dengan tanah. Jarak tanam yang digunakan adalah 75 cm x 25 cm. Penyiangan, penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma di sekitar tanaman yang dilakukan sebanyak 3 kali. Penjarangan dan Penyulaman, penjarangan dilakukan 7 hst dengan cara meninggalkan satu tanaman yang pertumbuhannya baik. Sedangkan penyulaman dilakukan apabila tanaman pada lubang tanam tidak ada yang tumbuh atau mati. 3. Analisis Finansial Usahatani ((Terung, Labu, cabe/lombok besar dan Jagung Manis) Hasil analisis usahatani menunjukan penerimaan sebesar Rp 20.000.000 dan total biaya Rp 5.000.000, pendapatan sebesar Rp 15.000.000 nilainya R/C ratio: 4 dan untuk labu mencapai 20 ton/ha biaya produksi Rp 6.000,- dan pendapatan bersih sebesar Rp 14.000.000 dengan nilai R/C ratio: 3,3. Lebih rincinya tertera pada Tabel 1. 390

Tabel 1. Analisis finansial terung dan labu di lahan lebak per hektar Desa Amparaya Kab. Hulu Sungai Selatan Tahun 2012 U r a i a n Terung Labu Fisik Nilai (Rp) Fisik Nilai (Rp) a. Penerimaan (ton) 10 10.000.000 20 20.000.000 b. Saprodi : Benih (Bks) 8 600.000 8 800.000 Urea 75 150.000 75 150.000 Ponska 500 750.000 500 750.000 Herbisida (btl) 4 400.000 5 500.000 Penutup tanah (Set) 75 meter 300.000 - - Furadan (bks ) 40 800.000 40 800.000 c. Tenaga kerja : (OH) Pengolahan tanah 10 500.000 10 500.000 Penanaman 10 500.000 10 500.000 Pemupukan 4 200.000 10 500.000 Pemeliharaan/peniangan 8 400.000 10 500.000 Penen & Pasca Panen 8 400.000 20 1.000.000 d. Total biaya 5.000.000 6.000.000 e. Pendapatan 5.000.000 14.000.000 f. R/C Rasio 2 3,3 Dengan hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa usahatani terung dan labu di Desa Panjampang layak diusahakan karena nilai R/C ratio ketiga komoditas ini nilainya >1 (Soekartawi. 1995). Namun karena kebiasaan petani menanam tanaman yang sama, sehingga pada waktu panen jumlah produk yang dihasilkan melimpah dan harga cenderung jatuh. 391

Rismarini Zuraida: Analisis Finansial Usahatani Sayuran. Tabel 2. Analisis Finansial Cabe dan Jagung manis di Lahan Lebak per hektar Desa Amparaya Kab. Hulu Sungai Selatan Tahun 2012 U r a i a n Cabe Jagung Manis Fisik Nilai (Rp) Fisik Nilai (Rp) a. Penerimaan 2.000 50.000.000 2500 12.500.000 Tongkol b. Saprodi : Benih 10 bks 1.000.000 5 bks 500.000 Urea (kg) 100 200/000 100 200.000 Ponska (Kg) 1 ton 3.000/000 200 600.000 Pupuk Kandang 10 ton 2.500.000 2 ton 250.000 Kapur/dolomit 2 ton 1.000.000 1 ton 500.000 Polybag 15 pak 500.000 - - Plastik 75 meter 300.000 - - Tonggak/batang 20.000 2.000.000 - - Obat-obatan (padat,cair) 1 set 300.000 1set 300.000 c. Tenaga kerja : Pengolahan lahan 20 1.500.000 10 750.000 Penanaman 20 1.500.000 10 750.000 Pemupukan 20 1.500.000 4 300.000 Pemeliharaan/peniangan 50 3.750.000 10 750.000 Penen & Pasca Panen 40 3.000.000 4 300.000 d. Total biaya 22.050.000 6.040.0000 e. Pendapatan 27.950.000 5.918.800 f. R/C Rasio 2,2 2,06 Pada Tabel 2 produktivitas cabe merah 2 ton dengan penerimaan sebesar Rp 50.000.000,- degan total biaya produksi yang meliputi saprodi,tenaga kerja mencapai Rp 22.050.000,-dan pendapatan bersih mencapai Rp 27.950.000,- (R/C Ratio 2,2) Usahatani cabe ini memang menerlukan input yang tinggi dan juga tehnik budidayanya harus perlu sekali diperhatikan karena salah satu kunci keberhasilan. Begitu juga dengan jagung manis dalam satu hektar penerimaan mencapai Rp 12.500.000 dengan total biaya Rp 6.040.000,- dan pendapatan bersih yang didapat petani sebesar Rp 5.918.800 dengan nilai R/.C Ratio 2,06 ( R/C Ratio > 1) juga layak untuk diusahakan. Dengan melihat pendapatan petani di desa Amparaya sangat menunjang pendapatan rumah tangga petani. Ini disebabkan sayuran panen bisa beberapa kali, jadi bisa memenuhi keperluan petani sehari-hari karena menperoleh uang tunai setiap sehari. Dari segi produktivitas masih berpeluang untuk di tingkatkan dengan memperhatikan teknologi anjuran. Produktivitas meningkat sekaligus menunjang pendapatan Daerah/Nasional, 392

KESIMPULAN Usahatani sayuran di lahan lebak seperti terung, labu, cabe merah dan jagung manis memperoleh pendapatan masing-masing untuk terung Rp 15.000.000, untuk labu Rp 14.000.000, cabe merah sebesar Rp 50.000.000, dan jagung manis sebesar Rp 8.500.000, ini sangat menguntungkan dan layak diusahakan dengan melihat R/C >1. DAFTAR PUSTAKA Achmadi dan Irsal Las,2006, Inovasi Teknologi Pengembangan Pertanian Lahan Rawa Lebak. Dalam Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lahan Terpadu Adimihardja, A., Sudarman, K dan Suriadikara, D.A. 1998. Potensi dan Kendala Pengembangan Usaha Pertanian di Lahan Rawa Kalimantan dalam Prosiding Lokakarya Strategi Pembangunan Pertanian Wilayah Kalimantan. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Banjarbaru Chambers, R. 1996. PRA (Participatory Rural Appraisal) Memahami Desa Secara Partisipatif. Kanisius. Yogyakarta. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Selatan. Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Selatan Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia. Jakarta. Zuraida. R. Hikmah. Z., dan Yohanes GB., 2006. Kelayakan usahatani tanaman pangan pada lahan lebak dan kontribusnya terhadap pendapatan rumah tangga di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Banyu Tajun Dalam Kabupaten Hulu Sungai Utara). ntb.litbang.deptan.go.id/2006/sp/ kelayakanusahatani.doc 393