BAB I PENDAHULUAN. peraturan Mendiknas No. 24 Tahun Dari ketiga peraturan tersebut memuat. yang kemudian dipopulerkan dengan istilah KTSP.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

I. PENDAHULUAN. nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

I. PENDAHULUAN. kebiasaan hidup sehat. Yang dipelajari dalam belajar gerak adalah pola-pola

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan,

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendididian

BAB I PENDAHULUAN. permainan beregu, maka kerjasama yang baik dalam melakukan Passing (

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total.

2016 PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik-teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. dengan pencapaian prestasi optimal yang hendak dicapai.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) meliputi permainan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa-siswi sekolah atau

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan adalah di sekolah, mulai dari Taman Kanak-Kanak. Menengah Atas (SMA), hingga Perguruan Tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengacu pada. kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang lebih baik.

PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BAGI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMK NEGERI 6 KOTA MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana, pembekalan

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari di dunia. Permainan ini bisa dilakukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

BAB I PENDAHULUAN. apabila seseorang dapat menguasai teknik dasar yaitu passing bawah, passing

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan baik oleh anak-anak maupun orang tua. Tiap orang mempunyai tujuan

Materi: Konsep Dasar Pendekatan Taktik dalam Permainan Sepakbola. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah masih cenderung dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam semboyan pendidikan dikatakan bahwa Hidup adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mencegah bola menyentuh lantai atau lapangan permainan sendiri.

I. PENDAHULUAN. agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jasmani dan rohani pelakunya. Melalui pendidikan jasmani

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. efektif apabila seluruh siswa terlibat secara aktif baik mental, fisik, maupun sosial.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam salah satu cabang olahraga, ada permainan yang merupakan

ANGKET PENELITIAN. Menengah Atas Negeri Se-Kabupten Purworejo. 1. Berilah tanda ( ) pada jawaban yang anda pilih

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah pendidikan formal mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Generasi muda merupakan potensi bangsa yang perlu dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang baik. Untuk mendapat hasil

BAB I PENDAHULUAN. mampu memantau tingkat perkembangan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan di dalam GBHN tahun 1973 yang dikutip oleh (Fuad Ihsan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Program pendidikan jasmani sekolah dan kesehatan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bagi siswa di

BAB I PENDAHULUAN. kepada tingkah laku yang lebih buruk. Belajar adalah suatu atau serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di sekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa

MODEL PEMBELAJARAN PASSING SEPAK BOLA DI SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan pendidikan guna meningkatkan mutu dan kualitas. pendidikan adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. mereka stress,secara fisik mereka juga kurang gerak. Jika terus seperti itu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

1. PENDAHULUAN. menghadapi persaingan yang semakin ketat pada era globalisasi dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dikemukakan Sanjaya (2009: 94) bahwa secara deskriptif

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) BALENOS JUNIOR DI KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. lancar sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara lain guru, siswa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK (GENERIK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat menguasai unsur teknik dasar dalam permainannya. Unsur teknik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah untuk atau tempat menimba ilmu pengetahuan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan Nasional Indonesia, pemerintah terus berupaya melakukan berbagai reformasi dalam bidang pendidikan, diantaranya adalah dengan diluncurkannya Peraturan Mendiknas No. 22 tentang Standar Isi untuk Satuan Dasar dan Menengah dan Peraturan Mendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Untuk mengatur pelaksanaan peraturan tersebut pemerintah mengeluarkan pula peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006. Dari ketiga peraturan tersebut memuat beberapa hal penting diantaranya bahwa Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang kemudian dipopulerkan dengan istilah KTSP. Di dalam KTSP, struktur kurikulum yang dikembangkan mencakup tiga komponen yaitu: (1) Mata Pelajaran; (2) Muatan Lokal dan (3) Pengembangan. Komponen pengembangan diri merupakan komponen yang relatif baru dan berlaku untuk dikembangkan pada semua jenjang pendidikan. Sebagai sesuatu yang dianggap baru, kehadirannya menarik untuk didiskusikan dan diperdebatkan sejumlah pertanyaan banyak diajukan diantaranya; Apa hakekat Pengembangan Diri itu? Dan Bagaimana pula pelaksanaan kegiatan Pengembangan Diri di sekolah? Oleh karena itu, dipaparkan secara teoritik tentang hakekat pengembangan diri dan beberapa alternatif pemikiran tentang pelaksanaan kegiatan pengembangan diri di sekolah, untuk dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan dalam kegiatan pengembangan diri 1

2 di sekolah-sekolah, sehingga kegiatan pengembangan diri di sekolah lebih dapat dipertanggungjawabkan (Depdiknas, 2006). Pengembangan diri merupakan bagian dari proses pendidikan di sekolah, untuk itu kegiatan tersebut perlu mendapat perhatian dari pihak sekolah, terlebih pada pendidikan jasmani. Dengan memberikan perhatian dalam pelaksanaan pengembangan diri, maka akan mampu memberikan pengalaman belajar gerak khususnya yang bermanfaat bagi peserta didik. Untuk menyalurkan bakat dan mengembangkan kemampuan peserta didik, sekolah-sekolah sebagian besar mengadakan kegiatan pengembangan diri. Dalam kegiatan pengembangan diri banyak sekali cabang olahraga yang disukai oleh siswa, diantaranya adalah pengembangan diri permainan bola voli. Dalam kegiatan pengembangan diri permainan bola voli banyak hal yang berpengaruh dan menentukan keberhasilan siswa dalam pelaksanaannya, disamping teknik dasar permainan bola voli, juga dibutuhkan jadwal yang rutin untuk mengembangkan permainan bola voli dalam konsep pembelajaran. Di SD Negeri 1 Muara jadwal yang diberikan untuk kegiatan pengembangan diri permainan bola voli hanya satu kali pertemuan dalam satu minggu, berdasarkan jadwal pembelajaran yang ditetapkan dalam semester berjalan, dengan jadwal yang hanya satu kali pertemuan maka akan sulit untuk mengembangkan permainan bola voli. Disamping masalah waktu pertemuan yang hanya satu kali setiap minggu, ada juga faktor lain yang menyulitkan, diantaranya media pembelajaran. Seperti sarana dan prasarana yang sangat minim oleh karena itu, saya sengaja membuat alternativ lain. Seperti penggunaan media audio visual untuk mengatasi kesulitan tersebut melalui rekaman kamera HP/Handicam saya mencoba melakukannya agar

3 anak termotivasi untuk menemukan kekurangan-kekurangan apa yang membuat terlambatnya penguasaan keterampilan passing bawah dalam permainan bola voli. Untuk menguasai keterampilan bermain bola voli seseorang harus belajar sejak dini dan perlu waktu yang cukup lama minimal satu minggu empat kali pertemuan, ini disebabkan oleh tingkat kesulitan dari teknik bermain bola voli yang menurut kemampuan yang baik dalam persepsi kinetis, kekuatan, fleksibilitas, kelincahan dan daya tahan anaerobik. Oleh sebab itu siswa sekolah dasar (SD) memiliki peluang besar untuk menguasai teknik bola voli, tentunya dengan usia relatif muda lebih mudah untuk mengajari teknik tersebut. Selain itu siswa yang kendalanya waktu di sekolah yang hanya mendapat satu kali pertemuan dalam satu minggu dalam pelajaran pengembangan diri bola voli tidak cukup untuk menguasai teknik dasar bola voli, maka ini akan menjadi permasalahan tersendiri yang perlu solusinya. Dengan satu kali pertemuan yang sangat pendek tersebut bisa dikatakan sebagai keterlambatan belajar keterampilan, sehingga akan banyak menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam proses belajar dan penguasaannya. Karena permainan bola voli akan dapat dimainkan dengan lancar dan baik jika masing-masing memiliki kemampuan teknik dasar passing bawah merupakan teknik yang paling digunakan oleh pemain saat melakukan umpan, menerima bola pertama (first ball), dan bertahan dari serangan lawan. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam kegiatan ini akan dilakukan bantuan rekaman video pada siswa pengembangan diri kelas 5 dan 6 SD Negeri 1 Muara Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon, sehingga kesulitan yang dialami oleh siswa dengan keterlambatan belajar keterampilan dapat dikurangi dan waktu belajar

4 menguasai keterampilan bermain bola voli khususnya teknik dasar passing bawah menjadi lebih efektif. B. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH 1. Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan dalam latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan, yaitu: a. Bagaimana merencanakan rekaman video pada siswa yang terlambat mempelajari tekhnik passing bawah dalam permainan bola voli. b. Melaksanakan rekaman video terhadap proses belajar mengajar terhadap siswa yang terlambat mempelajari tekhnik passing bawah dalam permainan bola voli. c. Bagaimana hasil penerapan penggunaan rekaman video pada siswa yang terlambat mempelajari tekhnik passing bawah hasil permainan bola voli. 2. Pemecahan Masalah Terkait dengan materi pembelajaran khususnya dalan permainan dan olahraga banyak sekali jenis-jenis atau metode yang diterapkan pada siswa, salah satunya adalah metode mengajar penggunaan rekaman video pada siswa yang terlambat mempelajari keterampilan bola voli dengan teknik passing bawah. Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran permainan dan olahraga menggugah guru untuk mengambil tindakan dalam mengatasi permasalahan siswa yang terlambat dalam mempelajari keterampilan bola voli dengan teknik passing bawah dengan penerapan penggunaan rekaman video.

5 a. Merencanakan rekaman video menggunakan kamera HP pada saat siswa melakukan gerakan tekhnik passing bawah dengan media dinding selaa 30 detik rencananya adalah : 1. Menyediakan bola voli bersama media dinding 2. Kamera HP berada dalam posisi samping kanan/kiri, disesuaikan dengan siswa yang akan melakukan gerakan tekhnik passing bawah 3. Penggunaan stopwatch untuk mengukur waktu pelaksanaan 4. Monitor video ditempatkan diruang kelas. b. Pelaksanaan rekaman video yaitu dengan cara merekam siswa yang sedang melakukan pembelajaran tekhnik passing bawah selama 30 detik dengan media dinding c. Penerapa penggunaan rekaman video yaitu dengan cara mengumpulkan siswa didalam ruang kelas untuk melihat hasil pembelajaran passing bawah melalui video. Dengan demikian siswa dapat mengetahui secara langsung kesalahan yang telah dibuat. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar passing bawah adalah: 1. Untuk mengetahui perencanaan penggunaan rekaman video pada siswa yang terlambat mempelajari tekhnik passing bawah dalam permainan bola voli. 2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan rekaman video terharap pembelajaran tekhnik passing bawah dalam permainan bola voli.

6 3. Untuk mengetahui hasil penerapan penggunaan rekaman video pada siswa yang terlambat mempelajari tekhnik passing bawah dalam permainan bola voli D. Manfaat Hasil Penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Manfaat Bagi Siswa a. mendapatkan kemudahan dalam melakukan koreksi atas kesalahankesalahan dari gerak keterampilan yang mereka pelajari. b. Motivasi siswa meningkat dengan bantuan rekaman video pada proses pembelajaran. c. Meningkatkan keterampilan passing bawah 2. Manfaat Bagi Guru a. Waktu yang dibutuhkan siswa untuk menguasai gerakan keterampilan bola voli lebih singkat. b. Peningkatan kemampuan secara lebih cepat yang terjadi pada siswa akan meningkatkan motivasi belajar guru sebagai pengaruh positif dalam proses pengajaran. c. Meningkatkan profesionalisme guru penjas dan masukan dalam menyusun rencana pembelajaran. 3. Manfaat Bagi Sekolah a. Mendapatkan hasil yang maximal dalam proses pembelajaran. b. Tidak membutuhkan waktu yang panjang c. Target dapat tercapai d. Meninkatkan pembelajaran penjas

7 4. Manfaat Bagi Peneliti a. Dapat membuka wawasan tentang manfaat IPTEK b. Memahami pentingnya IPTEK c. Meningkatkan profesionalisme, rasa percaya diri untuk mengembangkan IPTEK. E. Batasan Istilah Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda maka perlu kiranya peneliti memberikan definisi sebagai berikut: 1. Media Audio Visual Suatu alat atau sarana yang dapat menyampaikan informasi secara lengkap (visual, suara dan gerak) dengan menggunakan kamera HP sehingga gambar nampak pada layar. Dalam hal ini media audio visual yang disajikan adalah video teknik dasar passing bawah. 2. Hasil Belajar Passing Bawah Hasil belajar disini adalah waktu yang ditempuh oleh siswa dalam melakukan passing bawah dalam 30 detik. 3. Penggunaan Audio Visual Cara mengajar penggunaan audio visual adalah siswa melihat hasil dari gerakannya sendiri yang direkam menggunakan alat audio visual atau kamera HP, untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukannya. 4. Pengertian Pengembangan Diri Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri melalui

8 kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar dan pengembangan karir peserta didik, serta kegiatan ekstrakurikuler untuk satuan pendidikan kejuruan. Kegiatan pengembangan diri khususnya pelayanan konseling menekankan peningkatan kecakapan hidup sesuai dengan kebutuhan khususnya peserta didik. (Puskur, 2006: 1).