BAB I PENDAHULUAN. matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal (Susanto, 2013:183).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di. Sekolah Dasar yang dianggap sebagian siswa terasa sulit

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi pentingnya matematika di dalam sekolah selalu dianggap sulit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengertian terdahulu lebih mendasari pengertian berikutnya. 1 Dalam belajar

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran fisika seringkali dianggap susah oleh siswa karena cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada siswa di semua jenjang pendidikan. Siswa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pengalaman belajar yang berlangsung dalam. lingkungan dan kehidupan. Lingkungan kehidupan pendidikan dapat

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB II KAJIAN TEORITIS. A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dua dimensi yang harus dipahami oleh guru yaitu: (1) guru harus menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan sasaran utama, sedangkan peranan teori-teori

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN. yang menangani anak berkebutuhan khusus, termasuk di dalamnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena proses pendidikan tersebut telah dijadwalkan sesuai dengan waktu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses penting dalam kehidupan, manfaat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi para peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang telah

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan jaman dulu. Tingkat kesulitan yang dihadapi oleh siswa/siswi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya pikir, nalar,

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

SUDARYANTI NIM. A

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Peran guru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelajaran matematika dimata siswa kelas I MI Ittihadil Ikhwan

BAB I PENDAHULUAN. banyak variabel yang mempengaruhinya. Sebagai suatu proses psikologis,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cerdas. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus dilakukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifit Triana Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. secara kelompok maupun secara individual. Hal ini dimaksudkan agar prestasi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 (Sudrajat, 2010),

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

PENGGUNAAN MEDIA TABEL BERPOLA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM KONSEP PENGUKURAN SATUAN LUAS BAKU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada abad ke 21 sekarang ini pendidikan indonesia mengalami pergeseran

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang sulit dipahami. Matematika bagaikan momok yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta mempelajari masalah-masalah yang ada di dalamnya. Mata

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. mungkin sebagian siswa juga tidak menyukai pelajaran matematika, ini

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan dalam diri individu, dengan belajar anak yang tadinya tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

siswa itu sendiri artinya hasil belajar siswa dipengaruhi langsung

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia dewasa, beradab dan normal (Jumali.dkk. 2004:1). Setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alinea keempat adalah mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas- kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

PENERAPAN METODE EDUTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN RESPON SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK pada Siswa Kelas V SD Negeri Malangjiwan 01 Colomadu)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua

I. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikutip oleh Winataputra (2003: 2.3) bahwa belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dalam melakukan pengajaran di dalam kelas. Oleh sebab, itu guru harus

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai

P 22 MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK

BAB II. Tinjauan Pustaka. perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Istilah matematika berasal dari kata Yunani mathein atau manthenein

BAB I PENDAHULUAN. yaitu tingkatan kelas rendah yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas III dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA II.1 Kajian Teori II.1.1 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran matematika yang diajarkan di SD merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dikuasai oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya

meggunakan metode penemuan. Secara umum, manfaat metode penemuan dalam proses pembelajaran matematika konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal (Susanto, 2013:183). Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika (Susanto, 2013:186-187). Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Selain itu juga, dengan pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran nalar dalam penerapan matematika. Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika tersebut, seorang guru hendaknya dapat menciptakan kondisi dan situasi pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif membentuk, menemukan, dan mengembangkan pengetahuannya. Kemudian siswa dapat membentuk makna dari bahan-bahan pelajaran melalui suatu proses belajar dan mengkonstruksikan dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Jean Piaget, bahwa pengetahuan atau pemahaman siswa itu ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa itu sendiri (Susanto, 2013:189-191). 1

2 Adapun ruang lingkup pelajaran matematika berdasarkan Standar Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006 disebutkan bahwa matematika merupakan suatu mata pelajaran yang mempunyai ruang lingkup yaitu bilangan, geometri, dan pengukuran, serta pengolahan data. Kompetensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan melakukan dan menggunakan sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah dan menaksir hasil operasi hitung. Pengelolaan data ditekankan pada kemampuan mengumpulkan, menyajikan dan membaca data. Pengukuran dan geometri ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi pengelolaan data dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas, volume, dalam pemecahan masalah. Upaya yang dilakukan dalam proses pembelajaran matematika, baik guru maupun siswa harus bekerja sama demi mencapai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai bersama. Tujuan pembelajaran akan mencapai hasil maksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif. Pembelajaran yang efektif bisa berhasil jika seluruh siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar di kelas dan adanya perubahan tingkah laku siswa ke arah yang positif sesuai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.pembelajaran matematika bukanlah transfer of knowldge, tetapi siswa harus melakukan suatu kegiatan sehingga siswa akif dan terdapat perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan matematika. Guru juga harus kreatif dalam menarik minat belajar siswa, salah satunya dengan membuat media pembelajaran. Media haruslah konkrit, nyata, menarik atau guru bisa membuat kreasi sendiri yang belum siswa dapatkan sebelumnya.

3 Media pembelajaran dapat meningkatkan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendirisendiri sesuai dengan kemampuan dan mintanya. Media pembelajaran juga dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar (Arsyad, 2011:26). Berdasarkan teori Bruner, dalam proses belajar siswa sebaiknya diberi kesempatan memanipulasi benda-benda atau alat peraga yang dirancang secara khusus dan dapat diotak-atik siswa dalam memahami suatu konsep matematika. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang dilakukan melalui observasi dan wawancara pada tanggal 26-27 februari 2016 di SD Islam Plus Al-Mudhofar Lamongan pada pembelajaran matematika masih banyak yang belum menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Hasil dari observasi, sebagian besar media yang digunakan dalam pembelajaran matematika masih menggunakan benda-benda disekitar, gambar di papan tulis, dan mengerjakan soal di buku paket maupun LKS. Media tersebut belum efektif untuk digunakan sebagai media pembelajaran karena siswa merasa bosan dan tidak tertarik dalam mempelajari pelajaran matematika sehingga siswa tidak termotivasi dalam belajar. Selain itu guru masih cenderung menggunakan metode ceramah dalam penyampaian pembelajaran. Penggunakan metode ceramah dan tanya jawab yang digunakan guru dalam menyampaikan pembelajaran dapat membuat siswa merasa jenuh karena siswa kurang aktif selama proses belajar mengajar berlangsung.

4 Hasil analisis kebutuhan di atas menjelaskan bahwa sangat dibutuhkan sebuah media pembelajaran matematika yang dapat digunakan sebagai perantara belajar siswa dalam memahami konsep matematika secara konkrit. Salah satu media pembelajaran yang dapat menarik minat belajar siswa adalah media pembelajaran Straight Line. Media pembelajaran ini berbeda dengan media pembelajaran yang sebelumnya sudah ada. Biasanya guru menggunakan gambar tangga satuan dalam menanamkan konsep matematika dalam mengubah dan menjumlahkan satuan panjang dan berat. Media pembelajaran Straight Line adalah sebuah media pembelajaran 2 dimensi yang dibuat secara konkrit dan dibuat mendatar dalam mengubah dan menjumlahkan satuan panjang. Bentuk dan warna media pembelajaran Straight Line juga lebih menarik sehingga dapat menimbulkan respon positif siswa berupa ketertarikan dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) diharapkan dapat memudahkan peserta didik dalam memahami informasi yang diberikan guru dengan cepat dan dapat membantu dalam penguatan materi pada siswa sebagai program pengayaan. Peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Straight Line Pada Materi Pengukuran Siswa Kelas III Sekolah Dasar. B. Tujuan Penelitian dan Pengembangan 1. Untuk mengembangkan media pembelajaran Straight Line pada materi pengukuran siswa kelas III Sekolah Dasar. 2. Untuk mengetahui kelayakan, kevalidan dan respon siswa terhadap pengembangan media pembelajaran Straight Line pada materi pengukuran.

5 C. Spesifikasi Produk yang Diharapkan 1. Merupakan media pembelajaran 2 dimensi yang dirancang sebagai sumber belajar di kelas maupun mandiri karena sudah dilengkapi dengan cara penggunaan medianya. 2. Media pembelajaran Straight Line bersifat konkrit. Siswa tidak perlu membayangkan konsep matematika dalam mempelajari materi, melainkan mempraktekkan langsung. 3. Media pembelajaran Straight Line dirancang dengan desain yang memenuhi kriteria pembuatan media pembelajaran. Terbuat dari papan panjang yang berisikan kantong-kantong yang dilengkapi angka. 4. Media pembelajaran Straight Line dapat menimbulkan dampak positif yaitu, penyampaian pelajaran menjadi lebih baku, pembelajaran menjadi menarik dan interaktif, kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana dapat difungsikan dengan baik, sikap positif siswa siswa, dan peran guru dalam menyampaikan materi lebih ringan karena tidak harus menjelaskan secara berulang-ulang. D. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan 1. Bagi Siswa Pengembangan media pembelajaran Straight Line dapat meningkatkan minat dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika, serta membantu siswa dalam mengingat kembali materi pengukuran dengan baik dan sebagai penguatan materi pada siswa.

6 2. Bagi Guru dan Sekolah Pengembangan media pembelajaran Straight Line penting dilakukan sebagai bahan pertimbangan sekolah dan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi guru sebagai alternatif pemilihan media pembelajaran yang efektif untuk pembelajaran matematika materi pengukuran satuan panjang. 3. Bagi Peneliti Pengembangan media pembelajaran Straight Line penting dilakukan untuk menambah keterampilan dan pengalaman dalam mengembangkan media pembelajaran matematika, sebagai perantara siswa dengan guru berkomunikasi dalam proses belajar mengajar. E. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Penggunaan media pembelajaran Straight Line dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. 2. Penggunaan media pembelajaran Straight Line dalam proses belajar mengajar dapat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran serta menjadi perantara berkomunikasi antara guru dan siswa.

7 3. Penggunaan media pembelajaran Straight Line dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam memperoleh informasi baru dengan mudah dan dapat belajar secara mandiri. Keterbatasan Penelitan dan Pengembangan : 1. Media pembelajaran Straight Line dibuat untuk siswa kelas III Sekolah Dasar dengan materi pengukuran terutama dalam mengubah serta menjumlahkan satuan panjang. 2. Media ini hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran yang memudahkan guru dalam melatih kemampuan mengubah serta menjumlahkan satuan panjang. F. Definisi Operasional 1. Pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Pengembangan dapat berupa proses, produk, dan rancangan. 2. Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. 3. Media pembelajaran Straight Line adalah media pembelajaran matematika 2 dimensi yang dibuat secara konkrit untuk meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak, sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Selain itu media pembelajaran tersebut dapat membantu

8 keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran serta menjadi perantara berkomunikasi antara guru dan siswa. 4. Materi pengukuran Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Satuan pengukuran diaantaranya satuan panjang, massa, waktu, dan suhu.