V.2 Persyaratan Air Baku Air Minum Pada dasarnya, ada dua sisi yang harus dipenuhi oleh air baku dalam sistem pengolahan air minum, yaitu:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

PENENTUAN KUALITAS AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di


GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah (ground water), dan

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut

Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua mahluk hidup, dan merupakan kekuatan utama yang secara konstan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Bab V Hasil dan Pembahasan

TARIF LINGKUP AKREDITASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BIOAKUMULASI LOGAM Fe OLEH CACING AKUATIK DALAM PROSES REDUKSI LUMPUR

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

BAB 1 KIMIA PERAIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.


PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sulistyani, M.Si.

BAB V PEMBAHASAN. mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar

Mengapa Air Sangat Penting?

BAB V ANALISA DAN PEMILIHAN UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

ANALISIS KUALITAS AIR 3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DINAMIKA KUALITAS DAN KELAYAKAN AIR WADUK SEI HARAPAN UNTUK BAHAN BAKU AIR MINUM

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

AIR SUMUR SUNTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PNEUMATIC SYSTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal

SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR

HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

Transkripsi:

BAB V V.1 Umum Dalam sebuah proses pengolahan hal terpenting yang harus ada adalah bahan baku. Bahan baku yang dijadikan input dalam proses pengolahan air minum dinamakan air baku. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari : Air hujan Air permukaan seperti sungai, danau, rawa dan mata air Air tanah yaitu air dari lapisan di bawah permukaan tanah dangkal atau dalam Air laut Dalam merencanakan suatu sistem penyediaan air minum maka perlu dilakukan peninjauan terhadap kondisi air baku. Pemilihan sumber air baku harus mempertimbangkan semua potensi lokal air permukaan dan tanah yang berada di wilayah perencanaan maupun disekitarnya. Penentuan jenis sumber yang dipilih harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu: Kuantitas dan kualitas sumber air Iklim Kemudahan dalam konstruksi intake Keamanan pengoperasian Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan Potensi pencemaran terhadap sumber air Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa mendatang V.2 Persyaratan Air Baku Air Minum Pada dasarnya, ada dua sisi yang harus dipenuhi oleh air baku dalam sistem pengolahan air minum, yaitu: PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU V 1

Segi Kualitas Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas fisik, kimia dan biologi yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh masyarakat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air. Dalam hal ini, air harus memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 seperti tertera pada Lampiran A. Segi Kuantitas Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan. Untuk menjaga kehidupan akuatik di dalam sumber air maka terdapat persyaratan pengambilan debit maksimum yang diijinkan yaitu sekitar 20 40% dari kapasitas sumber. V.3 Sumber Air Baku Air Minum Wilayah perencanaan memiliki dua sumber air yaitu air permukaan dan air tanah. Untuk penyediaan air minum dalam wilayah yang luas maka diperlukan sumber air yang mencukupi. Wilayah perencanaan memerlukan sumber air yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Air permukaan merupakan salah satu pilihan untuk tujuan tersebut karena dalam penyediaan air minum, air permukaan dapat menyokong pertumbuhan suatu wilayah untuk jangka waktu yang lama. Sumber air permukaan yang ada berpusat di Bendung Salam Darma yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Subang dan Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu. Air di Bendung Salam Darma berasal dari Sungai Cipunagara yang mengalir dari arah Selatan, dan pada musim kering mendapatkan pasokan air dari Saluran Induk Tarum Timur, yang airnya berasal dari Bendung Curug melalui pemompaan. Air Bendung Salam Darma sepenuhnya dialirkan ke Saluran Induk Bugis untuk dimanfaatkan masyarakat sebagai pasokan air saluran irigasi, dan sebagian kecil untuk air baku PDAM. Namun jika pada musim hujan jumlah air yang ada berlimpah sehingga untuk kelebihan airnya akan dilimpaskan menuju muara yang akhirnya ke laut Jawa. Air pada Saluran Induk Bugis terbagi menjadi lima sektor saluran, yaitu : PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU V 2

1) Saluran Sektor Pamanukan 2) Saluran Sektor Sukra 3) Saluran Sektor Anjatan 4) Saluran Sektor Eretan 5) Saluran Sektor Kandanghaur Pada Saluran Sektor Anjatan dan Kandanghaur sebagian airnya dimanfaatkan untuk air baku IPAM setempat. Penjelasan mengenai sumber air baku di atas ditunjukkan oleh gambar V.1. Gambar V. 1 Skema Aliran Saluran Induk Bugis V.4 Lokasi Intake Intake merupakan bangunan/alat yang digunakan untuk mengambil air dari sumbernya untuk keperluan pengolahan dan penyediaan air minum. Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai / air permukaan maka perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu: Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi Kuantitas air PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU V 3

Minimasi efek-efek negatif Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan Memiliki tempat bagi kendaraan Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada Kondisi geologis yang baik Berdasarkan pertimbangan di atas dan kondisi aliran di Saluran Induk Bugis maka ditetapkan lokasi intake adalah di Saluran Sektor Anjatan berdampingan dengan intake IPAM Salam Darma eksisting (50 liter/detik) dengan ketinggian ± 3,5 meter dari permukaan air laut. V.5 Kuantitas Air Baku Air Minum Berdasarkan penjelasan di atas mengenai sumber air baku air minum dapat disimpulkan bahwa air baku yang dibutuhkan berasal dari dua buah sumber yaitu Sungai Cipunagara dan suplesi Saluran Induk Tarum Timur. Oleh karena itu dalam pembahasan mengenai kuantitas air baku ini akan diberikan data debit rata-rata setengah bulanan dari masing-masing sumber yang ditunjukkan oleh tabel V.1 dan V.2. Data mengenai kuantitas air baku diperoleh dari Perum Jasa Tirta II Divisi III pusat Subang dan Seksi Patrol. PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU V 4

Tabel V. 1 Debit Rata-rata Setengah Bulanan Sungai Cipunagara Periode Debit (m 3 /detik) 2003 2004 2005 2006 2007 Jan_1 45,035 106,214 75,316 156,890 8,864 Jan_2 43,047 69,886 72,267 65,601 27,140 Feb_1 138,399 62,049 144,455 89,245 23,190 Feb_2 111,717 110,017 200,498 101,203 30,716 Mar_1 72,209 173,970 216,240 73,409 23,909 Mar_2 72,972 93,942 164,013 22,914 77,144 Apr_1 46,797 91,155 185,660 32,540 106,424 Apr_2 24,814 66,346 26,692 45,571 173,884 Mei_1 33,091 91,905 46,189 68,207 43,263 Mei_2 23,274 93,101 21,831 40,728 42,314 Jun_1 2,646 25,209 14,240 22,779 13,520 Jun_2 3,354 17,333 36,159 7,179 18,154 Jul_1 0,522 12,825 40,733 5,260 Jul_2 0,386 5,254 31,980 2,059 0,824 Agst_1 0,230 0,430 9,786 Agst_2 0,343 1,755 8,224 Sept_1 0,700 2,666 8,788 Sept_2 4,748 1,675 8,920 1,283 3,817 Okt_1 12,267 1,587 9,060 2,276 3,236 Okt_2 13,921 1,853 28,650 2,775 8,426 Nop_1 17,118 14,813 14,160 6,473 21,925 Nop_2 33,574 44,343 17,523 5,203 25,553 Des_1 57,153 31,309 92,989 19,717 29,300 Des_2 33,000 38,756 51,224 28,075 31,098 Sumber : Perum Jasa Tirta II, Divisi III Seksi Patrol. PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU V 5

Tabel V. 2 Debit Rata-rata Setengah Bulanan Suplesi Saluran Induk Tarum Timur Periode Debit (m 3 /detik) 2003 2004 2005 2006 2007 Jan_1 3,313 4,230 Jan_2 9,284 Feb_1 Feb_2 Mar_1 Mar_2 Apr_1 Apr_2 Mei_1 Mei_2 4,016 6,520 Jun_1 13,283 8,022 3,157 8,898 Jun_2 16,108 3,252 7,742 8,656 17,410 Jul_1 14,432 7,778 8,672 20,307 19,282 Jul_2 15,085 12,339 10,221 25,569 19,864 Agst_1 14,938 18,575 11,313 22,035 20,705 Agst_2 17,117 17,806 11,388 19,628 20,264 Sept_1 17,112 16,966 11,481 18,582 20,716 Sept_2 15,541 16,657 9,994 11,230 18,754 Okt_1 4,876 13,165 6,874 6,600 19,183 Okt_2 2,018 8,547 3,423 6,225 16,336 Nop_1 0,500 8,542 4,598 1,282 13,458 Nop_2 1,580 9,138 2,762 3,272 9,880 Des_1 0,500 2,541 5,817 3,270 Des_2 3,731 5,205 Sumber : Perum Jasa Tirta II, Divisi III Seksi Patrol. Untuk menentukan ketersediaan debit Sungai Cipunagara dan suplesi Saluran Induk Tarum Timur maka masing-masing sumber perlu dilakukan analisa fluktuasi debit. Fluktuasi debit rata-rata setengah bulanan Sungai Cipunagara dan suplesi Saluran Induk Tarum Timur ditunjukkan oleh gambar V.2 dan V.3. PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU V 6

Gambar V. 2 Fluktuasi Debit Sungai Cipunagara Gambar V. 3 Fluktuasi Debit Suplesi Saluran Induk Tarum Timur Fluktuasi debit pada Sungai Cipunagara disebabkan oleh kondisi alam sedangkan fluktuasi debit pada suplesi Saluran Induk Tarum Timur disebabkan oleh penyesuaian kebutuhan air di Saluran Induk Bugis. Data debit aktual pada Saluran Induk Bugis ditunjukkan oleh tabel V.3, sedangkan fluktuasi debit pada Saluran Induk Bugis ditunjukkan oleh gambar V.3. PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU V 7

Tabel V. 3 Debit Saluran Induk Bugis Periode Debit (m 3 /detik) 2003 2004 2005 2006 2007 Jan_1 25,927 27,572 33,455 29,192 10,276 Jan_2 26,432 27,549 27,634 22,600 29,226 Feb_1 30,961 21,885 34,494 25,547 22,924 Feb_2 26,129 17,887 34,469 26,306 30,716 Mar_1 26,505 30,203 41,809 22,724 23,909 Mar_2 26,537 30,422 46,731 20,670 25,674 Apr_1 26,100 37,663 39,946 15,583 26,686 Apr_2 22,920 35,852 24,638 19,082 19,751 Mei_1 20,821 31,463 28,660 27,226 24,287 Mei_2 17,752 44,910 21,124 27,399 23,885 Jun_1 15,929 25,065 22,262 22,472 20,588 Jun_2 19,462 18,190 31,538 13,724 29,024 Jul_1 14,850 20,603 28,475 20,307 24,542 Jul_2 15,278 17,593 25,987 25,955 20,276 Agst_1 15,152 19,005 20,345 22,035 20,705 Agst_2 17,439 19,561 19,612 19,628 20,264 Sept_1 17,765 19,632 20,270 18,582 20,716 Sept_2 19,973 18,333 18,914 11,572 20,535 Okt_1 16,818 14,753 12,726 8,333 21,125 Okt_2 15,308 10,168 21,237 7,169 20,549 Nop_1 15,500 19,589 16,613 6,559 30,000 Nop_2 33,103 29,226 19,180 6,948 29,505 Des_1 25,580 26,303 31,399 17,937 29,270 Des_2 21,513 31,059 30,512 27,562 31,098 Sumber : Perum Jasa Tirta II, Divisi III Seksi Patrol. PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU V 8

Gambar V. 4 Fluktuasi Debit Saluran Induk Bugis Kondisi kritis dari sumber air baku dapat dilihat dari nilai maksimum debit suplesi Saluran Induk Tarum Timur. Karena nilai tersebut menunjukkan angka maksimum yang tidak dapat dicapai oleh debit Sungai Cipunagara (sebagai sumber air baku utama) untuk memenuhi kebutuhan di Saluran Induk Bugis. Dari tabel V.2 didapatkan debit maksimum Suplesi Saluran Induk Tarum Timur adalah sebesar 25,569 m 3 /detik, yang terjadi pada bulan Juli (2) 2006. Berdasarkan hasil rekapitulasi kebutuhan air minum penduduk wilayah perencanaan hingga tahun 2029 yang dapat dilihat pada Bab IV dapat diketahui bahwa kebutuhan air minum total penduduk di wilayah perencanaan adalah sebesar 532,48 liter/detik. Debit total pengolahan yang dimiliki oleh IPAM di wilayah perencanaan merupakan jumlah dari kebutuhan total air minum penduduk dan kebutuhan air internal IPAM (kebutuhan backwash, pelarutan bahan kimia, konsumsi karyawan, dll) yang besarnya direncanakan 10% dari kebutuhan total air minum penduduk. Sedangkan debit pengolahan IPAM yang akan direncanakan, besarnya merupakan selisih antara debit total pengolahan dengan kapasitas IPAM yang telah terpasang (50 liter/detik). Pada akhir periode debit pengolahan IPAM rencana yaitu sebesar 590,73 liter/detik ~ 600 liter/detik. PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU V 9

Tabel V. 4 Rekapitulasi Kebutuhan Air Pengolahan Jenis Kebutuhan Air 2019 (L/det) 2029 (L/det) Kebutuhan Air Total 276,46 582,48 Kebutuhan Air Bersih u/ IPAM 27,65 58,25 Debit Total Pengolahan 304,11 640,73 Kapasitas Terpasang PDAM 50,00 50,00 Debit Pengolahan IPAM Rencana 254,11 590,73 Untuk memenuhi kondisi kritis setelah dilakukan pembangunan IPAM rencana, maka debit minimum yang diharapkan dari suplesi Saluran Induk Tarum Timur adalah sebesar 26.169 liter/detik (25.569 liter/detik + 600 liter/detik). Ketersediaan debit pada Saluran Induk Tarum Timur diberikan melalui pemompaan dari Bendung Curug. Oleh karena itu, untuk melakukan analisa ketersediaan sumber air baku maka perlu diketahui kapasitas Bendung Curug yang tersedia. Berdasarkan data mengenai penyediaan dan penggunaan air dari Perum Jasa Tirta II, diketahui bahwa debit maksimal yang dapat diberikan oleh Bendung Curug adalah sebesar 62,5 m 3 /detik. Dengan analisa diatas dapat disimpulkan bahwa Saluran Induk Bugis layak untuk dijadikan sumber air baku perencanaan. V.6 Kualitas Air Baku Air Minum Untuk mengetahui apakah air sungai yang akan diambil memenuhi syarat untuk dijadikan air baku atau tidak, maka hasil pemeriksaan sampel dibandingkan dengan baku mutu air baku air minum sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001. PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU V 10

Tabel V. 5 Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Baku Saluran Induk Bugis No Parameter Analisis Satuan Baku mutu Hasil Analisis Metode FISIKA 1 Bau tak berbau Organoleptik 2 Jumlah zat padat terlarut (TDS) mg/l 1000 312 Gravimetri 3 Kekeruhan NTU - 422 Turbidimetri 4 Rasa 5 Suhu 0 C normal 25 Termometer 6 Warna TCU - 18 koloid Kolorimetri KIMIA A. KIMIA ANORGANIK 1 Besi (Fe) mg/l 0,3 2,11 Spectrometri 2 Fluorida (F) mg/l 0,5 0,15 Spectrometri 3 Kesadahan (CaCO 3 ) mg/l - 78 Titrimetri 4 Klorida (Cl) mg/l 600 9,71 Titrimetri 5 Mangan (Mn) mg/l 0,1 0,11 Spectrometri 6 Natrium (Na) mg/l - 24,9 Flamephotometri 7 Nitrat sebagai N (NO 3 ) mg/l 10 0,77 Spectrometri 8 Nitrit sebagai N (NO 2 ) mg/l 1 0,191 Spectrometri 9 ph 6-9 7,02 Elektrometri 10 Sulfat (SO 4 ) mg/l 400 44,75 Spectrometri 11 Kalium (K) mg/l - Flamephotometri B. KIMIA ORGANIK 1 Zat Organik (KMnO 4 ) mg/l - 14,2 Titrimetri LAIN-LAIN Karbon Dioksida (CO 2 ) - 1 total mg/l 5,1 Titrimetri 2 Karbon Dioksida (CO 2 ) mg/l - 3,87 Titrimetri 3 Daya pengikat klor mg/l - 0,82 4 Logam berat - Tt 5 Bikarbonat mg/l - 89,06 Titrimetri Sumber : Laboratorium ITB, 2005. Berikut ini keterangan mengenai parameter-parameter yang terdapat dalam air baku. Bau dan Rasa Bau dan rasa dalam air dapat disebabkan oleh berbagai jenis material, seperti alga atau mikroorganisme lain, zat organik yang membusuk, mineral seperti besi dan mangan, juga gas terlarut seperti hidrogen sulfida atau klor. PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU V 11

Suhu Suhu air adalah salah satu parameter penting dalam pengolahan air. Sebagai contoh, bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan lebih mudah larut dalam air yang hangat dibandingkan dalam air dingin. Partikel-partikel juga akan mengendap lebih cepat dalam air hangat. Warna Warna air alami terlihat coklat kekuning-kuningan. Air permukaan, terutama air genangan, seringkali memiliki warna yang menyebabkan air tersebut tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam keperluan domestik maupun industri. Warna yang terjadi berasal dari kontak air dengan sisa zat organik seperti daun-daunan, ranting atau kayu dalam bentuk berbagai tahap dekomposisi. Warna bisa dibedakan menjadi warna semu dan warna sejati. Warna semu disebabkan oleh partikel-partikel tersuspensi dalam air, sedangkan warna sejati disebabkan oleh zat-zat organik yang larut dalam air. Zat Padat Dalam air alam terdapat 2 kelompok zat, yaitu zat terlarut seperti garam dan molekul organis, dan zat padat tersupensi dan koloidal seperti tanah liat, kwarts. Perbedaan pokok antara kedua kelompok zat ini ditentukan melalui ukuran/diameter partikel-partikel tersebut. Analisa zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponenkomponen air secara lengkap, juga untuk perencanaan serta pengawasan proses-proses pengolahan dalam bidang air minum maupun dalam bidang air buangan. Zat padat total adalah semua zat-zat yang tersisa sebagai residu dalam suatu bejana, bila sampel air dalam bejana tersebut dikeringkan pada suhu tertentu. Zat padat total terdiri dari zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi. PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU V 12

Kekeruhan Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel-partikel kecil dan koloid yang berukuran 10 nm sampai 10 µm. Partikel-partikel kecil dan koloid tersebut antara lain adalah kwarts, tanah liat, sisa tanaman, ganggang, dan sebagainya. DHL Daya hantar listrik penting untuk memprediksi kandungan mineral dalam air. Semakin tinggi kadar mineralnya semakin tinggi daya hantar listriknya. ph ph menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan, melalui konsentrasi (aktivitas) ion hidrogen (H + ). ph dinyatakan dalam angka 0-14. ph 7 menunjukkan air yang netral, ph di bawah 7 menunjukkan bahwa air bersifat asam dan ph di atas 7 menujukkan bahwa air bersifat basa. Kisaran ph yang normal untuk air permukaan adalah 6,5 sampai 8,5. Jika ph air lebih kecil dari 7, air cenderung menyebabkan korosi pada peralatan dan material lain yang kontak dengan air. Jika ph air lebih besar dari 7, air memiliki kecenderungan untuk membentuk kerak pada pipa. DO Adanya DO (oksigen terlarut) di dalam air sangat penting untuk menunjang kehidupan ikan dan organisme air lainnya. Kemampuan air untuk membersihkan pencemaran secara alamiah (self purification) banyak tergantung kepada cukup tidaknya kadar oksigen terlarut. Oksigen terlarut dalam air berasal dari udara dan dari proses fotosintesa tumbuh-tumbuhan air. Terlarutnya oksigen di dalam air tergantung kepada temperatur, tekanan barometrik udara dan kadar mineral di dalam air. Nitrat Nitrat merupakan bentuk nitrogen yang teroksidasi, dengan tingkat oksidasi +5. Nitrat adalah senyawa nitrogen yang stabil. Nitrat merupakan salah satu unsur penting untuk sintesa protein tumbuh-tumbuhan dan hewan, akan tetapi nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU V 13

ganggang yang tak terbatas (bila beberapa syarat lain seperti konsentrasi fosfat terpenuhi), sehingga air kekurangan oksigen yang menyebabkan kematian biota air. Nitrat dapat berasal dari buangan industri bahan peledak, piroteknik, pupuk cat, dan sebagainya. Kadar nitrat secara alamiah biasanya rendah, namun dapat menjadi tinggi sekali pada air tanah di daerah-daerah yang diberi pupuk yang mengandung nitrat. Kadar nitrat tidak boleh melebihi 10 mg/l. Di dalam usus manusia, nitrat dapat direduksi menjadi nitrit yang menyebabkan metamoglobinemi, terutama pada bayi (baby blue disease). Nitrit Nitrit merupakan bentuk nitrogen yang teroksidasi, dengan tingkat oksidasi +3. Nitrit biasanya tidak bertahan lama dan merupakan keadaan sementara proses oksidasi antara amoniak dan nitrat, yang dapat terjadi pada instalasi pengolahan air buangan, dalam air sungai dan sistem drainase. Nitrit yang ditemui pada air minum dapat berasal dari bahan inhibitor korosi yang dipakai di pabrik yang mendapatkan air dari sistem distribusi PAM. Nitrit dapat membahayakan kesehatan karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, hingga darah tersebut tidak dapat mengangkut oksigen lagi. Di samping itu, NO2 juga menimbulkan nitrosamin pada air buangan tertentu yang dapat menyebabkan kanker. Besi Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir semua tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umumnya, besi yang ada di dalam air dapat bersifat : o Terlarut sebagai Fe 2+ (fero) atau Fe 3+ (feri) o Tersuspensi sebagai butiran koloidal (diameter < 1 µm) atau lebih besar, seperti Fe 2 O 3, FeO, FeOOH, Fe(OH) 3 dan sebagainya. o Tergabung dengan zat organis atau zat padat yang inorganis (seperti tanah liat) PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU V 14

Pada air permukaan jarang ditemukan kadar Fe yang melebihi 1 mg/l, tetapi dalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi ini selain dapat membuat air berasa juga dapat menodai kain dan perkakas dapur. Pada air yang tidak mengandung oksigen, seperti misalnya air tanah, besi berada sebagai Fe 2+ yang dapat terlarut, sedangkan pada air sungai yang mengalir dan memungkinkan terjadinya aerasi, Fe 2+ teroksidasi menjadi Fe 3+. Fe 3+ ini sulit larut pada ph 6 sampai 8, bahkan dapat menjadi Fe(OH) 3 yang merupakan zat padat dan bisa mengendap. Jadi dalam air sungai, besi ada sebagai Fe 2+, Fe 3+ terlarut dan Fe 3+ dalam bentuk senyawa organis berupa koloidal. Kesadahan Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh ion-ion Ca 2+ dan Mg 2+, juga oleh Mn 2+, Fe 2+ dan semua kation yang bermuatan dua. Air yang kesadahannya tinggi biasanya terdapat pada air tanah di daerah yang bersifat kapur, dimana terkandung Ca 2+ dan Mg 2+ dalam dosis yang tinggi. Sulfat Kandungan sulfat yang tinggi dalam air mungkin disebabkan oleh larutnya magnesium sulfat atau sodium sulfat dalam air. Kandungan sulfat yang tinggi dalam air tidak diinginkan karena dapat menimbulkan efek pencuci perut. Natrium Natrium yang ada dalam air jauh lebih sedikit daripada natrium yang ada dalam garam dan makanan. Karena itu untuk orang yang sehat, kandungan natrium dalam air tidak memberikan pengaruh. Tetapi untuk orang yang menjalani diet karena penyakit tertentu, keberadaan natrium bisa menjadi masalah. Berdasarkan perbandingan antara kualitas air Saluran Induk Bugis dengan Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001, dapat dilihat bahwa ada beberapa parameter yang melebihi baku mutu yaitu konsentrasi besi dan mangan. PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU V 15

Walaupun demikian, hal tersebut masih bisa diatasi dengan pengolahan yang sesuai. Oleh karena itu, secara keseluruhan kualitas air Saluran Induk Bugis memenuhi syarat untuk dijadikan sumber air baku bagi Instalasi Pengolahan Air Minum Wilayah Perencanaan. PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU V 16