FORMAT WAWANCARA GURU

dokumen-dokumen yang mirip
FORMAT WAWANCARA GURU

LAPORAN HASIL WAWANCARA GURU DAN KEPALA SEKOLAH BASELINE SURVEY DI SMP NEGERI 1 TELUK JAMBE KARAWANG

PEDOMAN OBSERVASI KONDISI DAN SITUASI SEKOLAH

Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Program

LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH I

PENGELOLAAN LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH 1. Irnin Agustina D.A.,M.Pd.

PEDOMAN OBSERVASI KONDISI DAN SITUASI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

Laboratorium Fisika Sekolah II

LAPORAN BASELINE SURVEY LESSON STUDY BERBASIS MGMP DI KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek Penelitian adalah siswa SMA Korpri Karawang kelas X.4 semester

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembelajaran tentu diperlukan media sebagai alat untuk

LAMPIRAN 9 HASIL WAWANCARA DENGAN GURU

Untuk Guru, Laboran, dan Teknisi Tingkat Sekolah Dasar & Menengah

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN ZAT MELALUI PROBEX. Jaryanto. SMP Negeri 1 Pringapus

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi pada semua guru yang memiliki tanggung jawab untuk. atas diantaranya adalah siswa harus memiliki kemampuan dalam

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Deskripsi. TELAAH KURIKULUM FISIKA SEKOLAH II / FI / 3 sks /. Semester 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

Untuk mengetahui perubahan serta peningkatan kualitas pembelajaran Matematika dan Sains melalui kegiatan Lesson Study di Kabupaten Sumedang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA

DATA HASIL OBSERVASI KELAS. No Aspek yang diobservasi Deskripsi hasil observasi 1 Persiapan Mengajar (Silabus dan RPP)

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya (2006:2) mengatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hampir semua bidang pekerjaan di dunia telah dikendalikan

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar karakter materi fisika merupakan konsep-konsep abstrak atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

FORMAT OBSERVASI KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BASED SCIENCE PLUS READING. : Pemuaian Zat Padat. Keterlaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad ke-20 telah terjadi perubahan paradigma dalam dunia sains,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. adalah program pengadaan alat-alat IPA untuk SMP yaitu Komponen Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Manusia yang berkualitas memiliki

BAB V PEMBAHASAN. mengaitkan komponen pembelajaran berbasis masalah untuk melatihkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

B. Pengalaman Lesson Study di Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

ERUDIO, Vol. 2, No. 2, Desember 2014 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

Strategi Pembelajaran Fisika Memukau (Menemukan, Menjelaskan, dan menarik Kesimpulan) Konsep Fluida Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 16 Semarang

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus-menerus, bahkan dewasa

I. PENDAHULUAN. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah fisika. Fisika

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODEL PEMBELAJARAN SINAR KATODA

I. PENDAHULUAN. Keterbatasan alat-alat praktikum laboratorium yang dimiliki sekolah mengakibatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 PALU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan. yang memungkinkan perkembangan tersebut.

LAMPIRAN. L.1 Wawancara dengan Didik Nurhadi, S.E. guru pelajaran Teknologi. 1. Bagaimana suasana pembelajaran sehari-hari di kelas?

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Media

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

LKS Berbasis KonstruktivismeDapat Meningkatkan Aktivitas danhasil Belajar Siswa Kelas IX SMP N 3 Tanjungpinang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE PEER INSTRUCTION

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

Profil Pembelajaran IPA Fisika Pada Materi Kalor Kelas VII F SMP Negeri 1 Malang Tahun Ajaran 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. IPA merupakan mata pelajaran yang sering dianggap sulit oleh para

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

MATAKULIAH BIOFISIKA DESKRIPSI II. SILABUS 1. Identitas Matakuliah 2. Tujuan : 3. Deskripsi isi : 4. Pendekatan / metoda pembelajaran :

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KALOR DALAM MENGUBAH SUHU DAN WUJUD BENDA

I. PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa alam dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep fisika.

Usaha Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Pelatihan Internet dan E-Learning Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses yang penting dalam

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Lensa Vol. 2 No. 2, ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kemampuan merencanakan percobaan merupakan salah satu keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan dan proses, agar sejalan dengan perkembangan

Siti Latifah SMP Negeri 15 Surakarta, Purwonegaran 60 Sriwedari Surakarta HP : ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang telah berusaha

I. IDENTIFIKASI II. KOMPETENSI INTI III. KOMPETENSI DASAR

Untuk Guru, Laboran, dan Teknisi Tingkat Sekolah Dasar & Menengah

BAB I PENDAHULUAN. kekhususannya adalah pada metode yang digunakan oleh para ilmuwan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adelia Alfama Zamista, 2015

LEMBAR INFORMASI OLIMPIADE SAINS TERAPAN TINGKAT KOTA BATAM TAHUN 2014 BIDANG LOMBA FISIKA TERAPAN

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran di sekolah perlu memperhatikan fasilitas-fasilitas, misalnya alat-alat percobaan jika akan diadakan praktikum.

METODE PENELITIAN DAN PENULISAN LAPORAN ILMIAH (3 : 2-1)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Pengenalan Kurikulum Program Studi S1 Fisika IPB Tony Sumaryada, Ph.D 19 Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan.

Transkripsi:

FORMAT WAWANCARA GURU Identitas Guru Nama :Ruhiyat, S.Pd. Nama : Mukhtato Sekolah asal :SMPN 1 Klari Sekolah asal :SMPN 1 Klari Mata pelajaran :Fisika Mata pelajaran :Matematika Beban mengajar 26 jam/minggu Beban mengajar 24 jam/minggu Kelas yang diajar :13 kelas, IX, VIII Kelas yang diajar :IX tahun Pengalaman bekerja :12 tahun Pengalaman bekerja :23 tahun Latar blk. pendidikan :S1 Fisika IKIP Jakarta Latar blk. pendidikan : S1 Matematika UNY A. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran No. P e r t a n y a a n J a w a b a n 1. Apakah silabi dan bahan ajar Ibu/Bapak siapkan sebelum melaksanakan pembelajaran? Jika ya, kapan disiapkannya dan perlu waktu berapa lama? Jika tidak, mengapa? Tidak setiap pembelajaran, karena tidak cukup waktu untuk mempersiapkannya. Silabi sudah ada dari hasil kegiatan MGMP, tetapi perangkat yang lain seperti LKS kadang membuat kadang menggunakan LKS yang sudah jadi dari penerbit. Tidak setiap pembelajaran, persiapan mempelajari dari buku paket saja. Siswa lebih banyak 2. Fasilitas apa yang dimiliki untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran? Laboratorium sains, bahasa, alat peraga (manipulatif)? Berapa sering fasilatas tersebut digunakan? Kendala dalam pemanfaaatannya? diberikan latihan soal-soal. Jadi persiapan mengajar lebih kepada menyiapkan soal-soal latihan. Ada lab khusu Fisika dengan peralatan yang cukup lengkap, hampir semua materi tersedia 8 kit alat antara lain: Mekanika, Suhu dan kalor, listrik dan magnet, optik dan gelombang, fluida. Laat pembelajaran lain TV dan video player lengkap dengan VCD tentang pembelajaran untuk semua pokok bahasan. Alat peraga yang dibuat ada beberapa misalnya alat peraga Teori Kinetik Gas dengan menggunakan tabung lampu neon. Matamatika: Alat peraga bangun ruang biasanya dibuat ketika proses pembelajaran, alat dan bahan dibawa siswa, alat alat penggaris, jangka, segitiga tersedia disetiap ruang kelas. Jarang menggunakan 1

OHP. 3. Apakah kegiatan hand-on sering dilakukan dalam pembelajaran? Untuk topik apa? Kegiatannya bagaimana? Bahan/alat yang digunakan? Kegiatan hands-on activity dilaksanakan dengan metode praktikum. Hampir semua materi ada kegiatan praktikumnya. Contohnya semester genap ini sudang melaksanakan praktikum Listrik, magnet dan gelombang. Kegiatannya siswa diberi pengarahan tentang percobaan yang akan dilakukan, kemudian ditayangkan video pembelajaran tentang,ateri yang terkait, kemudian siswa melakukan percobaan untuk membuktikan teori tersebut. Siswa mempresentasikan, tetapi tidak semua kelompok., kemudian diambil kesimpulan bersama siswa. Alat yang dipakai adalah Kit alat yang dikeluarkan oleh PUDAK. Jika ada alat yang tidak lengka maka guru memodifikasi dengan menggunakan alat dan bahan yang ada. Tidak ada alat peraga khusus, pada umumnya guru melakukan analogi dalam kehidupan seharihari, misalnya mengajarkan tentang Deret dianalogikan nomor rumah yang berderet di jalur 4. Ceritakan kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan di kelas/lab. Mengapa kegiatan seperti itu yang sering dilakukan? 5. Bagaimanakah Ibu/Bapak melakukan evaluasi (asesmen) pembelajaran? Evaluasi proses? Evaluasi hasil? kanan dan kiri. Kegiatan yang dilakukan dengan berdiskusi. Kegiatan yang sering dilakukan adalah praktikum pada topic-topik tertentu sesuai dengan keberadaan peralatan. Topik yang lain dilakukan dengan demonstrasi dan diskusi. Mengapa dilakukan kegiatan tersebut karena fisika tidak pernah lepas dari kejadian yang dapat diamati, sehingga diupayakan agar siswa dapat mengamati sendiri gejala-gejala tentang materi yang diajarkan, sehingga siswa menjadi lebih paham. Kegiatan pembelajaran yang sering dlakukan adalah diskusi dan ceramah, dan latihan soal. Dalam proses pembelajaran saya sering menggunakan analogi atau dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga anak-anakmenjadi paham. Dan prorsi latihan soal diperbanyak karena mengejar target UN. Tetapi ada kendala yang sampai sekaran sulit diatasi yaitu kualitas input yang rendah, sehingga sangat sulit mengajarkan siswa yang memiliki kemampuan akademik yang rendah Guru mengusulkan adanya seleksi akademik diluar jalur NEm, tetapi pihak sekolah tidak pernah merealisasikannya. Evaluasi dilaksanakan dengan dua cara yaitu penilaian proses ketika pembelajaran berlangsung dengan menggunakan format observasi. Tetapi hal ini dilaksanakan kadang-kadang. Dan penilaian tengah semester dan akhir semester dalam bentuk pilihan ganda dan uraian. Tidak pernah melakukan penilaian proses dengan format penilaian, tetapi dengan memberikan soal-soal latihan kepada siswa, dan guru tahu mana yang sudah baik dan mana yang kurang baik 2

dalam hal pemahaman matematikanya. Tes hasil belajar dilakukan pada UTS dan UAS dalam bentuk pilihan ganda dan uraian. 6. Apakah Ibu/Bapak merasa puas dalam setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan? Jika tidak, masalah apakah yang biasanya timbul? Apakah hal tersebut selalu dipikirkan bangaimana mengatasi dan menindaklanjutinya? 7. Apakah Ibu/Bapak selalu berupaya membelajarkan siswa lebih baik daripada pembelajaran sebelumnya? Jika ya, bagamana caranya? Belum puas karena hasil UTS dan UAS masih rendah, sehingga masih memikirkan bagaimana upaya meningkatkannya. Masalah yang timbul adalah kemampuan matematika yang rendah, sehingga guru harus mengajarkan dulu operasi matematikanya kemudian baru diaplikasikan dalam fisika. Upaya lainnya adalah mengusulkan ke sekolah untuk adanya tes masuk karena kualitas input begitu rendah, sehingga dengan adanya tes masuk akan lebih terjaring siswa yang prestasinya baik. Belum puas, karena hasil UN matematika masih belum memuaskan. Siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami matematika. Upaya yang dilakukan agar konsep matematikanya tidak abstrak, maka guru mengajarkannya dengan analogi, contoh di kehidupan sehari-hari dan banyak latihan soal. Ya, contohnya dengan melakukan praktikum, demonstrasi dan menggunakan video pembelajaran, agar siswa lebih tertarik pafa fisika, karena fisika selalu dianggap sulit. Ya, dengan melihat kemampuan siswa sehari-hari, akan tampak mana siswa yang lemah dan yang sidah baik. Ada tugas yang diberikan kepada siswa agar sering berlatih. 8. Buku apakah yang digunakan siswa? Buku lain yang digunakan guru? Siswa tidak semua punya buku paket, siswa pada umumnya mempunyai LKS dari penerbit. Semua siswa memiliki LKS, siswa tidak dipaksa untuk membeli buku paket, tetapi dihimbau saja. Karena ada kekhawatiran sekolah bekerjasama dengan penerbit untuk membeli buku tertentu. Jadi tidak semua siswa memiliki buku paket. Kegiatan Laboratorium (Khusus untuk Guru Sains) No. P e r t a n y a a n J a w a b a n 9. Bagaimanakan pendapat Ibu/Bapak tentang kegiatan laboratorium dalam pembelajaran sains? Sekolah kami ada dua lab yaitu lab biologi dan fisika secara terpisah. Sehingga kami guru-guru fisika lebih leluasa dalam menggunakan lab. Kegiatan lab dilakukan sesuai dengan materi yang diajarkan dengan sara dan alat-alat yang ada. 3

10. Apakah fasilitas laboratorium yang dimiliki sudah memadai? Fasilitas cukup memadai, hamper semua kit percobaan terdiri dari 8 set. Sehingga siswa dapat melakukan eksperimen 6 orang tiap kelompoknya. Ada alat-alat yang sudah rusak, antisipasinya jika alat tersebut hilang atau rusak oleh siswa maka kelompok tersebut harus menggantinya. Alternatif lain memanfaat peralatan yang ada untuk memodifikasi sehingga percobaan dapat berjalan. 11. Berapa sering dalam satu semester melakukan praktikum? 12. Topik apa saja dalam pelajaran sain yang menggunakan laboratorium? 13. Apakah petunjuk praktikum Ibu/Bapak siapkan sebelum melaksanakan kegiatan laboratorium? Jika ya, kapan disiapkannya dan perlu waktu berapa lama? Jika tidak, mengapa? 14. Metode apakah yang dilakukan dalam praktikum? Langkah/scenario praktikum? 15. Bagaimanakah kegiatan praktikum dilakukan, individual/kelompok, berapa orang siswa? 16. Bagaimanakah upaya dalam memfasilitasi kegian laboratorium? 17. Kendala apakah yang dihadapi Ibu/Bapak dalam melaksanakan kegiatan laboratorium? 18. Apakah Ibu/Bapak menyiapkan LKS untuk kegiatan laboratorium? Dalam satu semester sekitar 6 kali yaitu listrik, magnet, cahaya, gelombang, termodinamika, dan optik. yaitu listrik, magnet, cahaya, gelombang, termodinamika, dan optik. Petunjuk praktikum menggunakan yang sudah ada dalam LKS dari penerbit jika sesuai. Tetapi kadang membuat sendiri disesuaikan dengan kegiatan percobaan yang akan dilakukan. Tidak masalah dalam segi waktu. Metodenya membuktikan teori, jadi guru mengajarkan teorinya terleih dahulu, baru kemudian praktikum dilaksanakan. Siswa diberi pengaran tentang langkah-langkah percobaan berdasarkan LKS, kemudian siswa merangkai alat, mengambil data, dan melakukan percobaan dengan bimbingan guru, kemudian menarik keinpulan. Diakhir pembelajaran siswa mempresentasikan hasil percobaan kemuan bersama-sama dengan siswa merangkum hasil percobaan. Praktikum dilakukan secara berkelompok yaitu 8 kelompok masing-masing terdiri dari 6 orang. Upaya yang dilakukan selalu melakukan bimbingan pada ssat praktikum, mengingatkan sikap dilaboratorium agar alat terjaga dengan aman serta selalu mengingatkan tentang keselamatan kerja di laboratorium Kendalanya adalah tidak adanya laboran, sehingga saya sebagai kepala lab selalu kerja bakti untuk menata lab, mempersiapkan sebelum percobaan dan menympan kembali peralatan yang sudah digunakan. LKS menggunakan yang sudah ada, tetapi kadang-kadang membuat sendiri, karena kadang tidak sesuai dan perlu direvisi. 19. Pengalaman belajar apakah yang diperoleh siswa Siswa dapat merangkai alat, mengambil data, mengolak data dan menarik kesimpulan serta 4

dari kegiatan laboratorium? mempresentasikan hasil percobaan. 20. Apakah siswa diberi kesempatan untuk melakukan pengamatan, mengumpulkan data, mengolah data, menyimpulkan, dan mempresentasikan hasil percobaan? 21. Bagaimanakah Ibu/Bapak mengevaluasi kegiatan laboratorium? Ya, tetapi tetapi setiap aktivitas tersebut tidak semua siswa aktif terlibat. Upayanya guru meminta siswa bergiliran melakukan pengamatan, demikian pula saat diskusi kelas, dan presentasi, jadi semua siswa dapat melakukan kegiatan tersebut. Dengan menggunkaan format observasi penilaian. Penilaian tidak oleh guru tetapi oleh kelompok siswa. Jadi siswa yang menilai kinerja kelompok lainnya. B. Persepsi dan Kinerja No. P e r t a n y a a n J a w a b a n 1. Bagaimanakah persepsi Ibu?Bapak tentang matematika/sains? Pembelajaran matematika/sains? Sains: Sains tidak pernah lepas fenomena dan kehidupan sehari-hari. Jadi dalam mengajarkan sains haruslah menggunakan alat peraga dan percobaan agar tidak bersifat teori semata. Erat kaitannya dengan menghitung dan logika, sehingga guru harus selalu melatih siswa untuk 2. Masalah apakah yang sering kali muncul dalam pembelajaran matematika/sains? Bagaimana mengatasinya? berhitung dan menggunakan logika berpikirnya. Permasalahan yang sering muncul adalah kemampuan matematika siswa yang rendah. Ketika menuntuk ada penerapan rumus matematika, untuk menentukan besaran dari persamaan matematika siswa selalu mengalami kesulitan. Siswa seringkali kurang motivasi dalam belajar, karena kesulitan dalam menghitung. 3. Upaya apakah yang dilakukan untuk mengatasi kesuliatan siswa dalam belajar? Upayanya adalah mengurangi pandangan bahwa fisika sulit karena matematika, maka sering dilakukan praktikum dan demonstrasi agar siswa tertarik dulu, baru kemudian melatih operasi matematikanya sehingga siswa dapat mengerjakan soal-soal yang menggunakan persamaan matematika. Sering memberikan contog dalam kehidupan sehari-hari, membuat alat peraga bersama siswa dan tugas-tugas latihan soal. 5

4. Pernahkah melakukan/mencobakan suatu inovasi dalam pembelajaran? Mengapa? Pernah yaitu memanfaatkan media video pembelajaran yang dan diintegrasikan dengan praktikum. Jadi siswa di harapkan mengamati video pembelajaran sebelum praktikum dilaksanakan. Belum pernah, oleh karena itu saya ingin melalui kegiatan MGMP nansi saya memperoleh 5. Menurut Ibu/Bapak inovasi seperti apakah yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika/sains? inovasi pembelajaran yang dapat membantu mengatasi kesulitan kami. Inovasinya adalan dapat membuat siswa senang belajar fisika dan hasil belajarnya baik. Agar dapat meningkatkan nilai UN. Jadi inovasi yang dapat meningkatkan prestasi siswa secara langsung. 6. Apakah Ibu?Bapak sudah bekerja secara optimal di sekolah? Bagaimana dengan guru yang lain? Masih perlukah upaya untuk meningkatkan kinerja guru? Bagaimana caranya? 7. Menurut Ibu/Bapak apakah suasana akademis di sekolah sudah cukup kondusif? Mengapa demikian? Berapa sering Ibu/Bapak (guru lainnya) melakukan/mengikuti: diskusi dengan sesama guru, kegiatan kolaborasi dengan pihak luar sekolah, pelatihan, seminar/lokakarya? 8. Apakah Ibu/Bapak terlibat dalam kegiatankegiatan MGMP? Apakah MGMP cukup memfasilitasi guru untuk berkembang? Kegiatan apakah yang biasanya dilakukan MGMP? Saran untuk MGMP? Belum, karena dengan beban mengajar yang cukup tinggi dan tidak ada laboran jadi belum merasa optimal. Dengan guru lain sering bekerja sam, misalnya dalam praktikum kami juga suka berdua mengajarkannya jadi dalam mengelola kelas dapat lebih baik lagi. Belum optimal, karena masih dirasakan ada kesilitan pada siswa dalam memahami matematika. Suasana akademis cukup kondusif, apalagi dengan ruang guru menjadi lebih luas, kami lebih leluasi berdiskusi di ruang guru dan membahas tentang pembelaajran dan kesulitan siswa. Kegiatan pelatihan dilakukan secara bergilir dan guru yang dikirim sebaiknya menularkan ke guru lain, tetapi terkadang hal tersebut tidak selalu terealisasikan. Seminar-seminar dilaksakan tergantung gurunya, biaya ditanggung oleh individu. Tapi kalau kegiatan MGMP dibantu sekolah dalam transport dan akomodasinya. Ya terlibat, baik di tingkat kabupaten maupun di tingkat propinsi. Belum sepenuhnya karena kegiatannya pada umumnya yang bersifat administrative yaitu membuat silabus dan perangkat pembelajaran lainnya. Sara MGMP adalah dampak yang dirasakan olehsiswa sebaiknya ditingkatkan, jadi sasarannya bukan pada guru, tetapi bagaimana agar kemampuan siswa meningkat akibat dari kegiatan MGMP. 6

7