HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DENGAN JENIS KELAMIN DAN SUMBER INFORMASI DI SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanakkanak. menjadi masa dewasa. Masa transisi ini kadang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rina Indah Agustina ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. antara 10 hingga 19 tahun (WHO). Remaja merupakan suatu

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan secara fisik, kematangan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan untuk laki-laki adalah 19 tahun. Namun data susenas 2006

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

BAB I PENDAHULAN. Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat. kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94).

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Tahun 2000 jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. saat usia remaja terjadi peningkatan hormon-hormon seksual. Peristiwa

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMAN 8 SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Media Informasi Cenderung Meningkatkan perilaku seks Pada Remaja SMP di Jakarta Selatan

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berdiri di Gorontalo. Terletak persis di tengah-tengah Kota Gorontalo atau

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki jumlah remaja sebesar 43,5 juta jiwa (usia 10-

BAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).

Susan Septiani dan Anis Ervina/ Hubungan jenis Kelamin...Mengenai Penyakit Menular Seksual/33-46

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea,

PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seks bebas atau dalam bahasa populernya disebut extra-marital intercouse

GAMBARAN MEDIA INFORMASI, PENGARUH TEMAN, TEMPAT TINGGAL DENGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah suatu periode dalam hidup manusia. dimana terjadi transisi secara fisik dan psikologis yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SEKS PRANIKAH

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS DI SMK KESEHATAN JURUSAN FARMASI KABUPATEN KONAWE TAHUN 2017

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. serta proses-prosesnya, termasuk dalam hal ini adalah hak pria dan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Sarah Dessy Oktavia, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

BAB I PENDAHULUAN. selaput dinding perut atau peritonitis ( Manuaba, 2009). salah satunya adalah Keputihan Leukorea (Manuaba, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. goncangan dan stres karena masalah yang dialami terlihat begitu

BAB I PENDAHULUAN. Seks bebas adalah hubungan seksual terhadap lawan jenis maupun

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

NURJANNAH NIM

BAB I PENDAHULUAN. masuk dan berkembang biak di dalam tubuh yang ditularkan melalui free

PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKSUAL DENGAN KEJADIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL. Anggia Suci W *, Tori Rihiantoro **, Titi Astuti **

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA NEGERI 1 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2017

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja tertinggi berada pada kawasan Asia Pasifik dengan 432 juta (12-17 tahun)

BAB 1 PENDAHULUAN. Internasional Kependudukan dan Pembangunan (International. berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

Pendidikan seksualitas remaja. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

BAB 1 PENDAHULUAN. Y, 2009). Pada dasarnya pendidikan seksual merupakan suatu informasi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Remaja dalam Mencegah Hubungan Seksual (Intercourse) Pranikah di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin Tahun 2012

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI 1 WEDI KLATEN. Sri Handayani* ABSTRAK

I. PENDAHULUAN Path-UNFPA journal. Volume Sarwono SW Psikologi Remaja. Jakarta: CV. Rajawali. 3

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

Lina Afiyanti 2, Retno Mawarti 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. perilaku remaja dalam pergaulan saat ini. Berbagai informasi mampu di

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORE DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DENGAN JENIS KELAMIN DAN SUMBER INFORMASI DI SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN 2012 SITI WAHYUNI 1 1 Tenaga Pengajar Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh ABSTRAK Remaja Indonesia usia 14-19 tahun yang mengaku mempunyai teman pernah melakukan hubungan seksual pra nikah masing-masing mencapai 34,7% dan 30,9%. Jumlah orang hidup dengan HIV dan AIDS sampai dengan bulan September 2008 mencapai 15.136 kasus, 54,3% dari angka tersebut adalah remaja (BKK BN, 2008). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan remaja dengan jenis kelamin dan sumber informasi tentang penyakit menular seksual di SMA 3 Banda Aceh tahun 2012. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2012 di SMAN 3 Banda Aceh dengan jumlah populasi 747 orang. Pengambilan sampel secara simple random sampling, dengan jumlah sampel 290 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan dan mempunyai pengetahuan yang tinggi yaitu sebanyak 140 orang (48,3%). Sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki dan mempunyai pengetahuan yang tinggi yaitu 74 orang (25,5%). Hasil penelitian dengan uji statistik (chi-square) menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan pengetahuan dengan nilai P = 0,00 (P > 0,05). Media massa merupakan sumber informasi terbanyak yang dipilih oleh responden yaitu 137 orang (76,7%) berpengetahuan tinggi, sedangkan teman merupakan pemberi informasi terendah dimana hanya 37 (12,8%) orang berpengetahuan tinggi. Hasil uji statistik ( Chi-Square) di peroleh P = 0,00 (P < 0,05). Dari penelitian ini didapatkan adanya hubungan antara jenis kelamin dengan pengetahuan remaja tentang PMS dan terdapat hubungan antara sumber informasi dengan pengetahuan remaja tentang PMS. Kata Kunci : informasi,jenis, kelamin, PMS, remaja PENDAHULUAN Latar Belakang Pada tahun 2007 jumlah remaja usia 10-24 tahun terdapat sekitar 64 juta atau 28,64% dari jumlah penduduk Indonesia. Permasalahan remaja yang ada saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan. Hal ini ditunjukan dengan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Remaja perempuan dan laki-laki yang mengetahui resiko kehamilan jika melakukan hubungan seksual sekali masing-masing baru mencapai 49,5% dan 45,5%. Remaja perempuan dan laki-laki usia 14-19 tahun yang mengaku mempunyai teman pernah melakukan hubungan seksual pra nikah masing-masing mencapai 34,7% dan 30,9%. Jumlah orang hidup dengan HIV dan AIDS 38

sampai dengan bulan september 2008 mencapai 15.136 kasus, 54,3% dari angka tersebut adalah remaja (BKKBN, 2008). Menurut Jakfar masalah yang dihadapi remaja sangat komplek dan mengkhawatirkan antara lain tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi (Kespro) di kalangan remaja masih rendah. Rentannya kaum remaja akan melakukan hal negative, membuat BKKBN memfokuskan diri memberikan pemahaman kepada remaja Aceh tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi semenjak dini (BKKBN,2008). Dampak yang timbul akibat Penyakit Menular Seksual (PMS) ini, khususnya pada remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. Akibat-akibat yang sering terjadi adalah penyulit ataupun penjalaran penyakit pada organ tubuh lainnya seperti terjadi pada penyakit gonore dan sifilis. Infeksi PMS terutama gonore dan infeksi klamidia pada alat-alat reproduksi perempuan dapat mengakibatkan kemandulan, penyakit radang panggul dan kehamilan di luar kandungan. PMS dapat mempermudah penuaran HIV/AIDS dari seseorang ke orang lain. (Soetjiningsih,2004) Pada tahun 2002 persentase jumlah remaja 15-24 tahun yang sudah HIV/AIDS, berdasarkan jenis kelamin terdapat sekitar 79,5% remaja laki-laki pernah mendengar tentang HIV/AIDS dan 73,2% remaja perempuan pernah mendengar tentang HIV/AIDS sedangkan remaja laki-laki yang tidak HIV/AIDS sekitar 20,1% dan remaja perempuan yang tidak HIV/AIDS sekitar 26,8% (SKRRI, BKKBN, 2002). Secara nasional, jumlah remaja di tanah air pada 2007 yakni untuk 10-24 tahun didasarkan pada proyeksi penduduk remaja 2000-2005 sebagaimana diterbitkan Pusat Statistik/Bappenas dan UNFP tercatat sebanyak 64 juta (28,64 persen) dari penduduk Indonesia 222 juta.. Sedangkan survei yang dilakukan di 33 provinsi didapatkan 63 persen remaja di Indonesia usia sekolah SMP dan SMA sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah (BKKBN, 2008). Rumusan Masalah Berdasarkan masalah tersebut maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara pengetahuan remaja dengan jenis kelamin dan sumber informasi terhadap Penyakit Menular Seksual di SMAN 3 Banda Aceh Tahun 2012. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan remaja dengan jenis kelamin dan 39

sumber informasi tentang Penyakit Menular Seksual Tujuan Khusus a.untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan remaja tentang Penyakit Menular Seksual dilihat dari jenis kelamin. b.untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan remaja tentang Penyakit Menular Seksual dilihat dari sumber informasi. Manfaat Penelitian 1. Agar dapat mengambil kebijakan dalam menangani masalah kesehatan reproduksi khususnya pada remaja. 2. Bagi pihak sekolah atau tenaga guru dapat mengetahui hubungan jenis kelamin dan sumber informasi terhadap Penyakit Menular Seksual pada remaja 3. Dapat dijadikan dasar dalam melakukan penelitian lebih lanjut. METODE PENELITIAN Kerangka Konsep Penggolongan peran seks atau belajar melakukan peran seks lebih mudah bagi anak laki-laki dari pada bagi wanita (Al - Mighwar, 2002). Dari sumber informasi yang berhasil remaja dapatkan, pada umumnya hanya sedikit sekali yang mendapatkan seluk beluk seksual dari orang tuanya, oleh karena itu remaja mencari berbagai sumber informasi yang mungkin dapat di peroleh, misalnya seperti di sekolah atau perguruan tinggi, membahas dengan teman, buku-buku tentang seks dan media massa (Mu tadin, 2002) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka konsep berikut ini. V.Independen Jenis Kelamin Sumber informasi V.Dependen Pengetahuan PMS Jenis Dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk mengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pada remaja di SMU Negeri 3 Banda Aceh Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMU Negeri 3 Banda Aceh. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari tahun 2012. Populasi Dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti studi di SMU Negeri 3 Banda Aceh dengan jumlah 747 40

orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 290 siswa. Sampel ini diambil menggunakan tehnik proporsi sampel. Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Pengolahan Data dan Analisa Data Data dalam penelitian ini dapat diolah dengan cara editing, coding, transfering dan tabulating Analisa data dilakukan secara bertahap dari analisa univariat dan bivariat. a. Analisa Univariat Analisa ini menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel. b. Analisa Bivariat Untuk menguji hipotesa dilakukan analisa statistik dengan mengunakan uji data kategori Chi square Test (X 2 ) pada tingkat kemaknaannya adalah 95% (P 0,05) HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan remaja Tentang PMS No Pengetahuan F % 1 Tinggi 196 67,6 2 Rendah 94 32,4 Jumlah 290 100 Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa secara keseluran remaja memiliki pengetahuan tinggi, yaitu 196 orang (67,6%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Remaja No 1 2 Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan F % 146 144 50.3 49.7 Jumlah 290 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden bejenis kelamin laki-laki yaitu 146 orang (50,3%). Table 3. Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Yang Diperoleh remaja No 1 2 2 Sumber Informasi F % Orang Tua 68 23,5 Teman 90 31,0 Media Massa 132 45,5 Jumlah 290 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi sumber informasi yang di peroleh responden sangat dominan di dapat dari media massa yaitu sebanyak 132 orang (45,5%). Hubungan Jenis Kelamin terhadap Pengetahuan Remaja Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan dan mempunyai pengetahuan yang tinggi yaitu sebanyak 108 orang (37,2%). Sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki dan 41

mempunyai pengetahuan yang tinggi yaitu 88 orang (30,4%). Setelah dilakukan uji statistik Chi- Square diperoleh nilai P = 0,01 (P < 0,05), dan dapat di simpulkan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin terhadap pengetahuan. Table 5. Hubungan Sumber Infomasi terhadap Pengetahuan Remaja Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa media massa merupakan pemberi informasi terbanyak yang dipilih oleh siswa yaitu dari 290 responden sebanyak 103 orang (35,5%) diantaranya. Setelah dilakukan uji statistik hasil perhitungan diperoleh nilai P = 0,00 (P < 0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan antara sumber informasi terhadap pengetahuan remaja. PEMBAHASAN Hubungan Jenis Kelamin terhadap Pengetahuan Remaja Hasil uji analisis Chi-Square dalam tabel 4 menunjukkan adanya hubungan antara jenis kelamin dengan pengetahuan dimana nilai P = 0,01. Pada tahun 2002 hasil penelitian yang dilakukan SKRRI menunjukan persentase jumlah remaja 15-24 tahun yang sudah HIV/AIDS, berdasarkan jenis kelamin terdapat sekitar 79,5% remaja laki-laki pernah mendengar tentang HIV/AIDS dan 73,2% remaja perempuan pernah mendengar tentang HIV/AIDS sedangkan remaja laki-laki yang tidak HIV/AIDS sekitar 20,1% dan remaja perempuan yang tidak HIV/AIDS sekitar 26,8% (SKRRI, BKKBN, 2002). Berdasarkan hasil penelitian dan teori di atas dapat disimpulkan bahawa setiap remaja yang berjenis kelamin berberbeda juga memiliki pengetahuan yang berbeda tentang Penyakit Menular Seksual. Hubungan Sumber Informasi terhadap Pengetahuan Remaja Hasil uji analisis Chi- Square dalam tabel 5 menunjukkan adanya hubungan antara sumber informasi dengan pengetahuan dimana nilai P = 0,00. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh McQuail (2003), yaitu media massa telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media memberikan nilainilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tatacara, model, gaya hidup dan norma-norma 42

Media massa berperan sebagai agent of change yaitu sebagai institusi pelopor perubahan, ini adalah paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan sebagai institusi perubahan masyarakat yaitu perannya sebagai media education, selain itu media massa juga berperan sebagai media informasi dan terakhir media massa sebagai hiburan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan : 1. Ada hubungan antara jenis kelamin dan pengetahuan remaja tentang PMS di SMAN 3 Banda Aceh 2. Ada hubungan antara sumber informasi dan pengetahuan remaja tentang PMS di SMAN 3 Banda Aceh Saran 1. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja. 2. Diharapkan kepada para siswa untuk terus menambah pengetahuannya terutama pengetahuan penyakit menular seksual dari buku-buku, jurnal, internet dan media lainnya. 3. Diharapkan kepada institusi untuk terus memberikan penyuluhan atau seminar tentang penyakit menular seksual pada umumnya dan PMS khususnya demi meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi. 4. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya yang berminat untuk membuat penelitian lebih lanjut Daftar Pustaka Al-Mighwar, M. 2006. Psikologi Remaja. Pustaka Setia. Bandung BKKBN. 2008. Kurikulum dan Modul Pelatihan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja. BKKBN. Jakarta. McQual, D. 2003. Suatu Pengantar Teori Komunikasi Massa. Erlangga. Jakarta. Soetjoningsih. 2004. Tumbuh kembang Remaja dan Permasalahannya. Sagung seto. Jakarta. 43