I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI)

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena

I. PENDAHULUAN. tujuan tertentu yang hendak dicapai. Proses itu merupakan tindakan konkrit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

Pembelajaran tipe giving question and getting answer dengan group resume

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perkembangan potensi bagi manusia agar bermanfaat bagi

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang wajib diikuti oleh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan bagian yang sangat penting diera globalisasi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Guru mengajar hendaknya memiliki kemampuan yang cukup, ditunjukkan dengan

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

Surakarta. Keperluan korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika terdiri dari berbagai konsep yang tersusun secara hierarkis, sehingga

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dalam membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Pendidikan akan membawa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam. pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

I. PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No 19 tahun 2005, tentang tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatan kualitas SDM merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia untuk menghadapi persaingan global. Sebagaimana diketahui, pada era globalisasi menuntut kesiapan setiap bangsa untuk saling bersaing secara bebas. Oleh karena itu, sudah semestinya pembangunan sektor pendidikan menjadi prioritas utama yang harus dilakukan oleh pemerintah. Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur kurikulum, sistem pendidikan dan metode pengajaran yang efektif dan efisien. Upaya tersebut antara lain, peningkatan mutu para pendidik dan peserta didik serta perubahan dan perbaikan kurikulum. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik,

2 sehingga yang bersangkutan mampu memiliki dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang. Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan idealnya harus mampu melakukan proses edukasi, sosialisasi, dan transformasi. Dengan kata lain, sekolah yang bermutu adalah sekolah yang mampu berperan sebagai proses edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat terutama bagi anak didik), dan wadah proses transformasi (proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik/ lebih maju). SMP Negeri 4 Blambangan Umpu, Kabupaten Way kanan merupakan salah satu sekolah negeri yang mempunyai input atau masukan siswa yang memiliki prestasi belajar yang bervariasi. Karena prestasi belajar yang bervariasi inilah maka peran serta dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar beraneka ragam. Pada tahun pelajaran 2014/2015 batas terendah Nilai Ebtanas Murni (NEM) masuk SMP Negeri 4 Blambangan Umpu adalah 32,00. Batas tuntas nilai IPS SMP Negeri 4 Blambangan Umpu, Way Kanan untuk tahun pelajaran 2014/2015 adalah 68,00.

3 Masalah proses belajar mengajar pada umumnya terjadi di kelas, kelas dalam hal ini dapat berarti segala kegiatan yang dilakukan guru dan anak didiknya di suatu ruangan dalam melaksanakan KBM. Kelas dalam arti luas mencakup interaksi guru dan siswa, teknik dan strategi belajar mengajar, dan implementasi kurikulum serta evaluasinya. (Kasihani Kasbolah E.S, 2001: 1) Proses pembelajaran melalui interaksi guru dan siswa, siswa dan siswa, secara tidak langsung menyangkut berbagai komponen yang saling terkait menjadi satu sistem yang utuh. Perolehan hasil belajar sangat ditentukan oleh baik tidaknya kegiatan dan pembelajaran selama program ini dilaksanankan di kelas yang tidak pernah lepas dari masalah. Menurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti melalui observasi kelas dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS kelas VII semester ganjil di SMP Negeri 4 Blambangan Umpu, Way Kanan tahun pelajaran 2014/2015 menunjukkan bahwa pencapaian kompetensi mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial siswa kurang optimal. Asumsi dasar yang menyebabkan pencapaian kompetensi mata pelajaran IPS siswa kurang optimal adalah pemilihan metode pembelajaran dan kurangnya peran serta (keaktifan) siswa dalam KBM. Berikut hasil pra-riset yang dilakukan pada siswa kelas VII IPS di SMP Negeri 4 Blambangan Umpu Kabupaten Way kanan pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial seperti terlihat pada tabel berikut:

4 Tabel 1. Nilai Hasil Ulangan Harian Kelas VII IPS SMP Negeri 4 Blambangan Umpu Kabupaten Way kanan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015. No Kelas Interval Nilai 0-67 68-100 Jumlah Siswa Keterangan 1 VII IPS 1 21 6 27 Kriteria Ketuntasan 2 VII IPS 2 19 8 27 Minimum 3 VII IPS 3 20 7 27 yang ditetapkan Jumlah Siswa 60 21 81 sekolah adalah 68 Persentase 74,00% 26,00% 100% (%) Sumber: Guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, terlihat bahwa hasil belajar IPS yang diperoleh siswa pada ulangan harian masih kurang optimal. Ini terlihat jumlah siswa yang memperoleh nilai, kenyataan ini menyatakan bahwa nilai pelajaran IPS kelas VII masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar yang telah ditetapkan yaitu nilai terendah diperoleh minimal 68,00. Rendahnya hasil belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial berarti menunjukkan bahwa proses pembelajaran di SMP N 4 Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan kurang efektif. Pada tahun ajaran 2014/2015 SMP Negeri 4 Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan sudah mempergunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi, namun pelaksanaannya belum optimal. Metode mengajar guru masih secara konvensional. Proses belajar mengajar IPS masih terfokus pada guru dan kurang terfokus pada siswa. Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar

5 (KBM) lebih menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan lebih didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Peran serta siswa belum menyeluruh sehingga menyebabkan diskriminasi dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang aktif dalam KBM cenderung lebih aktif dalam bertanya dan menggali informasi dari guru maupun sumber belajar yang lain sehingga cenderung memiliki pencapaian kompetensi belajar yang lebih tinggi. Siswa yang kurang aktif cenderung pasif dalam KBM, mereka hanya menerima pengetahuan yang datang padanya sehingga memiliki pencapaian kompetensi yang lebih rendah. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu dikembangkan suatu metode pembelajaran yang mampu melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Selain itu, melalui pemilihan metode pembelajaran tersebut diharapkan sumber informasi yang diterima siswa tidak hanya dari guru melainkan juga dapat meningkatkan peran serta dan keaktifan siswa dalam mempelajari dan menelaah ilmu yang ada terutama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan peran serta siswa adalah metode pembelajaran kooperatif. Dalam metode pembelajaran kooperatif lebih menitik beratkan pada proses belajar pada kelompok dan bukan mengerjakan sesuatu secara kelompok. Proses belajar dalam kelompok akan membantu siswa menemukan dan membangun sendiri pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang tidak dapat ditemui pada metode konvensional.

6 Para siswa dalam kelompok kooperatif belajar bersama-sama dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah benar-benar menguasai konsep yang telah dipelajari, karena keberhasilan mereka sebagai kelompok bergantung dari pemahaman masing-masing anggota. Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dari penggunaan metode pembelajaran kooperatif ini, yaitu: siswa dapat mencapai prestasi belajar yang bagus, menerima pelajaran dengan senang hati, karena adanya kontak fisik antara mereka, serta dapat mengembangkan kemampuan siswa. Dengan pembelajaran kooperatif peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. Agar pembelajaran kooperatif dapat terlaksana dengan baik, peserta didik harus bekerja dengan lembar kerja yang berisi pertanyaan dan tugas yang telah direncanakan. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan saling membantu sesama teman. Dalam penelitian ini peneliti mencoba mengkaji tentang perbandingan penerapan Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Base learning) dengan Model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI). Model pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu model pembelajaran untuk mengajak siswa belajar secara aktif. Peran guru dalam pembelajaran ini adalah menuntun siswa untuk menemukan masalah apa yang harus

7 dipecahkan. Pembelajaran berbasis masalah mengajak siswa melakukan pengajuan hipotesis dan kemudian masalah tersebut dipecahkan sehingga didapat kesimpulan dari hasil belajar siswa. Model pembelajaran berbasis masalah diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Karena hasil belajar kognitif berkaitan dengan berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Hasil belajar kognitif adalah penilaian yang selalu digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran bagi guru dan siswa. Model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dalam proses pembalajaran. Group Investigation adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode pembelajaran ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan dalam suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Pusat dari investigasi kelompok adalah perencanaan kooperatif murid dalam melakukan penyelidikan terhadap topik yang telah diidentifikasikan. Anggota kelompok mengambil peran dalam menentukan apa yang akan mereka selidiki, siapa yang akan mengerjakan dan bagaimana mereka mempresentasikan hasil secara keseluruhan di depan kelas. Kelompok pada

8 pembelajaran berbasis investigasi kelompok ini merupakan kelompok yang heterogen baik dari jenis kelamin maupun kemampuannya. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Di dalam kelompok tersebut, setiap siswa dalam kelompok mengejakan apa yang telah menjadi tugasnya dalam lembar kerja kegiatan secara mandiri yang telah disiapkan dan teman sekelompoknya bertanggungjawab untuk saling memberi kontribusi, saling tukar-menukar dan mengumpulkan ide. Setelah itu anggota kelompok merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana membuat presentasinya. Langkah terakhir dalam kegiatan ini, salah satu anggota kelompok mengkoordinasikan rencana yang akan dipresentasikan di depan kelompok yang lebih besar. Teknik presentasi dilakukan di depan kelas dengan berbagai macam bentuk presentasi, sedangkan kelompok yang lain menunggu giliran untuk mempresentasikan, mengevaluasi dan memberi tanggapan dari topik yang tengah dipresentasikan. Peran guru dalam GI adalah sebagai sumber dan fasilitator. Di samping itu guru juga memperhatikan dan memeriksa setiap kelompok bahwa mereka mampu mengatur pekerjaannya dan membantu setiap permasalahan yang dihadapi di dalam interaksi kelompok tersebut. Pada akhir kegiatan, guru menyimpulkan dari masing-masing kegiatan kelompok dalam bentuk rangkuman. Disamping itu dari kedua model pembelajaran antara penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigasi, bentuk soal bisa menjadikan hasil yang berbeda. Hal tersebut dapat di lihat apabila bentuk soal berupa pilihan ganda atau bentuk

9 soal berupa pertanyaan/esai, Untuk hasil model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dan model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigasi (GI) dengan bentuk soal pilihan ganda, memungkinkan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang sangat baik, dikarnakan adanya pilihan jawaban yang telah disediakan di lembar jawaban tersebut, sedangkan untuk soal esai lebih menitik beratkan pada pemahaman dan daya ingat dari masingmasing siswa. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan judul penelitian adalah Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Grup Investigasi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan mempertimbangkan bentuk soal pada Peserta Didik Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 4 Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan Tahun Ajaran 2014/2015. B. Identifikasi Masalah 1. Proses belajar mengajar masih berpusat pada guru (teacher centered) belum terfokus pada siswa sehingga kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran. 2. Prestasi belajar IPS yang diperoleh siswa masih kurang optimal. 3. Partisipasi siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih sangat rendah. 4. Implementasi kurikulum berbasis kompetensi membutuhkan penerapan model pembelajaran yang melibatkan peran serta siswa secara keseluruhan, padahal proses pembelajaran selama ini masih didominasi oleh siswa-siswa tertentu.

10 5. Penerapan model pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar yang optimal. 6. Penggunaan model pembelajaran Problem base learning dan model GI diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 7. Hasil belajar penggunaan model pembelajaran Problem base learning dan model GI dilihat dari bentuk soal pilihan ganda dan esai. 8. Perbandingan penggunaan model pembelajaran Berbasis Masalah dan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigasi (GI) dengan mempertimbangkan bentuk soal untuk melihat perbedaan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Namun demikian penggunaan dua model tersebut belum tentu menghasilkan hasil yang berbeda. C. Pembatasan Masalah Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang timbul dari topik kajian maka pembatasan masalah perlu dilakukan guna memperoleh kedalaman kajian untuk menghindari perluasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam hal ini adalah : Perbandingkan antara penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran Group Investigasi (GI) dengan mempertimbangkan bentuk soal pilihan ganda dan essai pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Materi pokok yang digunakan adalah: Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, serta batasan masalah, maka perumusan masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

11 1. Apakah ada perbedaan hasil belajar Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa yang menggunakan model pembelajaran bebasis masalah dengan yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigasi (GI)? 2. Apakah ada perbedaan hasil belajar Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa yang diberi tes pilihan ganda dengan siswa yang diberi tes essay? 3. Apakah ada Interaksi antara model pembelajaran dengan bentuk soal pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa? 4. Apakah hasil belajar Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigasi (GI) jika hasil belajarnya diukur menggunakan bentuk soal pilihan ganda? 5. Apakah hasil belajar Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigas (GI) jika hasil belajarnya diukur menggunakan bentuk soal essay? 6. Apakah hasil belajar Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang dites menggunakan bentuk soal essay pada model pembelajaran berbasis masalah?

12 7. Apakah hasil belajar Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang dites menggunakan bentuk soal essay pada model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigasi (GI)? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui keefektifan hasil belajar Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa yang menggunakan model pembelajaran bebasis masalah dan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigasi (GI). 2. Untuk mengetahui keefektifan hasil belajar Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda dan bentuk soal essay. 3. Untuk mengetahui Interaksi antara model pembelajaran dengan bentuk soal pada Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 4. Untuk mengetahui keefektifan hasil belajar Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih rendah dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigasi (GI) jika hasil belajarnya diukur menggunakan bentuk soal pilihan ganda. 5. Untuk mengetahui keefektifan hasil belajar Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan dengan siswa

13 yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigasi (GI) jika hasil belajarnya diukur menggunakan bentuk soal essay. 6. Untuk mengetahui keefektifan hasil belajar Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda lebih rendah dibandingkan dengan hasil belajar Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang dites menggunakan bentuk soal essay pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. 7. Untuk mengetahui keefektifan hasil belajar Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang dites menggunakan bentuk soal essay pada model pembelajaran kooperatif tipe Grop Investigasi (GI). F. Manfaat Penelitian 1) Manfaat teoiritis a. Memberikan informasi dan sumbangan pemikiran kepada guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang alternatif strategi pembelajaran yang lain yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dan model kooperatif tipe Group Investigasi (GI) yang dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa. b. Memberi wawasan pengetahuan kepada siswa tentang strategi dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mereka.

14 2) Manfaat praktis a. Peran guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memperoleh inovasi dalam penggunaan Model dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kompetensi guru dalam proses pembelajaran. b. Para siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga kompetensi siswa dapat meningkat. c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang relevan. d. Sebagai sumber informasi bagi peneliti lain dalam bidang pembelajaran. G. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). b. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII IPS 1 dan IPS 2 SMP Negeri 4 Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2014/2015. c. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2014/2015.