HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

dokumen-dokumen yang mirip
Anwar Hadi *, Umi Hanik Fetriyah 1, Yunina Elasari 1. *Korespondensi penulis: No. Hp : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU TERHADAP PENGGUNAAN ZINC DALAM TERAPI DIARE PADA ANAK BALITA DI APOTEK PLATUK JAYA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pada usia balita merupakan masa perkembangan tercepat

Eni Wiharti*, Sri Rejeki**, Edy Wuryanto***

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan anak. Di negara berkembang, anak-anak menderita diare % dari semua penyebab kematian (Zubir, 2006).

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

Reni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

Yulisetyaningrum ABSTRAK

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN : PERILAKU MENCUCI TANGAN PADA ANAK SD NEGERI 3 GAGAK SIPAT BOYOLALI. Nur Hikmah

Cucu Saepuloh, Siti Jundiah, Rika Nurhasanah ABSTRAK

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEKAMBUHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MENCUCI TANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kejadian ISPA Di Indonesia, pada balita adalah sekitar 10-20%

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyakit yang sangat umum dijumpai di negara

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

Oleh: Aulia Ihsani

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN SAUNG NAGA KECAMATAN BATURAJA BARAT TAHUN 2014.

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA DAN MAWAR DESA CUKANGKAWUNG TASIKMALAYA PERIODE BULAN APRIL 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA

Manuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir. Diare dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu diare akut dan

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Sambiroto 01 Kota Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengukur pencapaian keseluruhan negara. Pencapaian ini meliputi 3

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

Penyajian Susu Formula Terhadap Kejadian Diare Pada Bayi 0 24 Bulan di RS. Surabaya Medical Service

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pandemik yang terlupakan atau the forgotten pandemic. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website)

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Diare di Puskesmas Batu Jaya Periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP ANGKA KEJADIAN DIARE AKUT PADA SANTRI PONDOK TREMAS KABUPATEN PACITAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Sehat dalam keperawatan anak adalah keadaan kesejahteraan yang optimal

Kata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban Keluarga

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PEMBERIAN HEALTH EDUCATION MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH ABSTRAK

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGAL ANGUS KABUPATEN TANGERANG

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

Kata kunci : Peran Keluarga Prasejahtera, Upaya Pencegahan ISPA pada Balita

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

Dadang Kusbiantoro Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik

Oleh : Rahayu Setyowati

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

HUBUNGAN ASUPAN SUSU SAPI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

Transkripsi:

HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA 2 ABSTRAK Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari. CTPS dapat mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan oleh lingkungan dan perilaku manusia seperti penyakit diare, yang dapat berakibat fatal, dapat dikurangi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian diare anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak yang sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 136 orang siswa. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik proporsional random sampling. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 37 responden perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) kurang. Terdiri dari 7 responden (18,9%) tidak diare dan 30 responden (81,1%) diare. Sedangkan 21 responden menunjukkan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan katagori sedang. Terdiri dari 8 responden (38,1%) tidak diare dan 13 responden (61,9%) mengalami diare. Perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) katagori baik 14 orang responden terdiri dari 9 responden (64,3%) tidak diare dan 5 responden (35,7%) mengalami diare. Ada hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian diare anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Kata Kunci : Perilaku, Cuci Tangan, Sabun, Diare. HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA 1

PENDAHULUAN iare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (lebih dari tiga kali) dalam satu hari. Survei Kesehatan Nasional tahun 2006 menempatkan diare pada posisi tertinggi kedua sebagai penyakit paling berbahaya pada balita. Diare dilaporkan telah membunuh 4 juta anak setiap tahun di negara-negara berkembang (Kemenkes RI, 2010). Di Indonesia sampai saat ini diare masih menjadi masalah masyarakat. Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia tahun 2010 jumlah kasus diare yang ditemukan sekitar 213.435 penderita dengan jumlah kematian 1.289, dan sebagian besar (70-80%) terjadi pada bayi dan anak-anak. Menurut kutipan WHO permasalahan diare di Negara-negara berkembang khususnya Indonesia dapat dikurangai dengan perilaku hidup sehat yaitu Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Namun masih kurangya perhatian dan kesadaran tentang pentingnya CTPS di masyarakat. Banyak orang yang belum menyadari pentingnya perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) bagi kesehatan (Depkes RI, 2011). Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar yaitu infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit), malabsorpsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya. Penyebab yang sering ditemukan di lapangan ataupun secara klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan (Departemen Kesehatan RI, 2011). Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit, oleh karena itu sangat penting untuk diketahui dan diingat bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan perilaku sehat yang sangat efektif untuk mencegah penyebaran berbagai penyakit menular seperti diare. Praktek CTPS juga dapat mencegah infeksi kulit, mata dan memudahkan kehidupan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) (Subea, 2010). Perilaku sehat cuci tangan pakai sabun yang merupakan salah satu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), saat ini juga telah menjadi perhatian dunia, hal ini karena masalah kurangnya praktek perilaku cuci tangan tidak hanya 2 Vol. 6 No. 1 Maret 2013 : 15-23

terjadi di negara-negara berkembang saja. Ternyata di negara-negara maju pun kebanyakan masyarakatnya masih lupa untuk melakukan perilaku cuci tangan pakai sabun. Dalam mengatasi kuman, dibutuhkan pengertian akan pentingnya kebiasaan mencuci tangan oleh siapapun. Bukan hanya sekedar mencuci tangan saja melainkan juga menggunakan sabun dan dilakukan di bawah air yang mengalir karena sabun bisa mengurangi atau melemahkan kuman yang ada di tangan (Syahputri 2011). METODOLOGI Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel bebas dan terikat, serta dengan pendekatan cross sectional untuk menggambarkan kondisi antara cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian diare pada anak usia sekolah. Sampel pada penelitian ini adalah anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora berjumlah 72 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan proporsional random sampling.penelitian ini dilakukan di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Alat pengumpul data dengan kuesioner perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan kuesioner kejadian diare. Proses penelitian berlangsung dari 17 Juli sampai denga 21 Juli 2012. Data dianalisis secara univariat dan bivariat (korelasi, chi square). Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian diare. HASIL Berdasarkan analisa data tentang kejadian hipertensi dengan menggunakan uji Chi-square didapatkan hasil X 2 hitungyaitu 9,709, dan p-value 0,008< α (0,05).Nilai Koofisien Kontingensi 0,345 yang menunjukkan bahwa kekuatan korelasi sedang Semakin baik perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) maka akan semakin rendah tingkat kejadian diare. Demikian sebaliknya semakin kurang perilaku cuci tangan pakai sabun maka semakin tinggi tingkat kejadian diare. HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA 3

Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan pada anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Kurang baik 46 63,9 Baik 26 36,1 Total 72 100 Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan sikap pada anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Sikap Frekuensi Persentase (%) Buruk 32 44,4 Baik 40 55,6 Total 72 100 Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan budaya pada anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Budaya Frekuensi Persentase (%) Buruk 48 66,7 Baik 24 33,3 Total 72 100 Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan lingkungan pada anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Lingkungan Frekuensi Persentase (%) Kurang mendukung 42 58,3 Mendukung 30 41,7 Total 72 100 4 Vol. 6 No. 1 Maret 2013 : 15-23

Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan keluarga pada anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Keluarga Frekuensi Persentase (%) Tidak mendukung 44 61,1 Mendukung 28 38,9 Total 72 100 Tabel 6 Hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian diare anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Diare (n = 72) Total CTPS Tidak diare Diare F % F % F Kurang 7 18,9 30 81,1 37 Sedang 8 38,1 13 61,9 21 Baik 9 64,3 5 35,7 14 Total 24 33,3 48 66,7 72 PEMBAHASAN Hasil penelitian menujukkan bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) sebagian besar dalam katagori kurang. Hal ini karena pengetahuan tentang CTPS anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora rata-rata kurang baik. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perilaku cuci tangan pakai sabun. Faktor lain yang menyebabkan perilaku cuci tangan pakai sabun kurang adalah budaya. Hal ini dimungkinkan karena anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora rata-rata berbudaya cuci tangan pakai sabun kurang baik. Budaya adalah segala sesuatu yang diperoleh atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA 5

Faktor berikutnya yang menjadi salah satu penyebab perilaku cuci tangan pakai sabun anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora kurang baik adalah lingkungan. Lingkungan dapat mempengaruhi kebiasaan seseorang yang akan membentuk perilaku. Keluarga merupakan faktor terakhir yang mungkin menyebabkan kurangnya perilaku cuci tangan pakai sabun anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora kurang baik adalah keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil yang akan mempengaruhi secara langsung pembentukan perilaku seorang anak. Sikap mungkin juga salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku cuci tangan pakai sabun. Tetapi dari hasil penelitian pada anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora tidak berpengaruh besar terhadap pembentukan perilaku cuci tangan pakai sabun. Kejadian diare pada anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa, sebagian besar pernah mengalami diare dalam waktu 3 bulan terakhir sebanyak 48 responden dari total 72 responden. Hal ini menunjukan masih banyaknya anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora mengalami kejadian diare dalam 3 bulan terakhir. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor pengetahuan sebagian besar kurang baik sebanyak 46 responden, budaya kurang baik yang berjumlah 48 responden, lingkungan yang kurang baik 42 responden dan keluarga kurang baik sebesar 44 responden. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-Square didapatkan adanya hubungan yang signifikan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian diare anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora ρvalue 0,008 (ρ value < 0,05). Hasil ini menunjukkan ada hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian diare anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Karena koefisien korelasinya 0,345 (mendekati 0,5) tingkat keeratanya sedang. Semakin baik perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) maka akan semakin rendah tingkat kejadian diare. Demikian sebaliknya semakin kurang perilaku cuci tangan pakai sabun maka semakin tinggi tingkat kejadian 6 Vol. 6 No. 1 Maret 2013 : 15-23

diare. Adanya beberapa responden yang perilaku cuci tangan pakai sabunya baik tetapi masih mengalami diare ataupun perilaku cuci tangan pakai sabun kurang dan tidak mengalami diare. Hal tersebut menunjukan bahwa pada beberapa responden tersebut terjadi faktor lain yang lebih dominan dari perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Herliana (2011) tentang Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan Kejadian Diare di Desa Pardede Onan Kecamatan Balige, diperoleh hasil dengan analisis statistik menggunakan uji chi square atau exact fisher jika nilai expected kurang dari 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai hubungan dengan kejadian diare salah satunya adalah cuci tangan pakai sabun (p=0,000). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare di Desa Pardede Onan Kecamatan Balige Tahun 2011. Penyebab utama diare adalah minimnya perilaku hidup sehat di masyarakat, salah satunya kurangnya pemahaman mengenai cara cuci tangan dengan sabun secara baik dan benar menggunakan air bersih yang mengalir (Anggrainy, 2010). Hasil penelitian ini sesuai juga dengan penelitian Apriyanti (2009) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja puskesmas swakelola 11 Ilir Palembang. Hasil yang diperoleh adalah penelitian menunjukkan bahwa persentase kejadian diare pada anak usia 6-24 bulan yaitu sebesar 42,2 %. Secara statistik hasil penelitian ini yang salah satunya adalah ada hubungan signifikan antara kebiasaan cuci tangan (p value=0,010), dengan kejadian diare pada anak. Tangan adalah bagian dari tubuh manusia yang sangat sering menyebarkan infeksi. untuk mengurangi atau membunuh kuman penyebab diare dilakukan tindakan cuci tangan pakai sabun. Apabila perilaku cuci tangan pakai sabun turun atau rendah maka kejadian diare akan tinggi. Hal tersebut di karenakan kuman penyebab diare akan tetap pada tangan dan akan masuk ke dalam tubuh melalui mulut. HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA 7

KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu Perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora tergolong kurang, banyak terjadi diare dalam 3 bulan terakhir di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora dengan angka kejadian 48 respoden (66,7%) dari jumlah keseluruhan 72 orang responden dan terdapat hubungan yang signifikan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian diare anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Mengingat adanya hubungan yang sedang antara perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian diare anak usia sekolah, hendaknya untuk meningkatkan cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan baik dan benar sebagai salah satu tindakan pencegahan penyakit. Selain itu memberikan vasilitas cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air yang mengalir. 1 Arry Marsudi Utomo : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. 2 Dera Alfiyanti: Dosen Keilmuan Keperawatan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. 3 Nurahman: Dosen Keilmuan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang. 8 Vol. 6 No. 1 Maret 2013 : 15-23

DAFTAR KEPUSTAKAAN Anggrainy R. (2010). Cuci Tanga Pakai Sabun Untuk Menurunkan Angka Diare Di Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Program Mendukung Perilaku Hidup Bersih. From http://www.perilaku hidup bersih (PHBS).com. Diakses 12 Juli 2012. Departemen Kesehatan RI. (2011). Cuci Tangan Pakai Sabun Dapat Mencegah Berbagai Penyakit.From http://www.depkes.go.id.diakses 13 Januari 2012. Departemen Kesehatan RI. (2010). Profil kesehatan Indonesia 2009.From http://www.depkes.go.id.diakses 12 Januari 2012. Departemen Kesehatan RI. (2009). Profil kesehatan Indonesia 2008.From http://www.depkes.go.id.diakses 12 Januari 2012. Departemen Kesehatan RI. (2011). Buku Saku Diare Edisi 2011. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Inayah L. (2006). Asuhan Keperawatan Pada Kelien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika. Subea D. (2010).Raih Hidup Sehat Dengan Cuci Tangan Pakai Sabun - Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS). from http://www.depkes.go.id.(15 Desember 2011). Syahputri. (2011). Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 1-3 Tahun. From http://www.perilaku hidup bersih (PHBS).com. diakses 13 Juli 2012. HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA 9