Semahkota mawar yang mulai layu itu memberitahuku bagaimana pertama kali aku menyebut

dokumen-dokumen yang mirip
Yang Mencinta dalam Diam

Oleh: Yasser A. Amiruddin

I PERNYATAAN. Menjebak Hati

BABAK I DI KOTA INDAH NAN MULIA

pernah terasa sama lagi setelah kau mengalami hal yang fantastis. Bagiku, pengalaman selama di Vazard adalah hal yang fantastis.

Matahari dan Kehidupan Kita

SYAIR KERINDUAN. Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA.

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

Belasan kota kudatangi untuk menjadi tempat pelarianku. Kuharap di sana bisa kutemukan kedamaian atau cinta yang lain selainmu.

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

AKU AKAN MATI HARI INI

2. Gadis yang Dijodohkan

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

P A D A M U E M B U N

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

(Cintaku) Bait Pertama. Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di

My Love Just For You vol1

Sore yang indah bergerak memasuki malam. Langit yang bertabur warna keemasan mulai menghitam dengan taburan bintang-bintang. Aku masih duduk di kursi

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Ruang Rinduku. Part 1: 1

1. Aku Ingin ke Bandung

Berlari. Nurlaeli Umar

dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap

PATI AGNI Antologi Kematian

Pertama Kali Aku Mengenalnya

[CERITA DARI FASCHEL-SECANGKIR RINDU] August 27, Secangkir Rindu

No Oedipus Complex Keterangan Dialog dalam novel Halaman Ya Tidak. Kemudian ayah itu, selalu tidak sabar, akan lompat dari kedua orang tua yang tidak

oooooooo "Park Shinhye!!!!!"

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

cs maulana Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com

Cila Aulia. Altocumulus. Aulia Publishing

TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

Prolog. Entah kenapa puisi yang kugubah. Padahal aku bukannya mahir berkata-kata. Kurasa, ini karenamu juga:

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira

SHIN HAIDO THE FINNEGANS SHADOWS #1. Penerbit FD Company IVAN DE FINNEGAN

Ayu Prameswary. Jazz. Hujan. Pierre. fortherosebooks

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2. Pengenalan. Klimaks. Komplikasi. Penyelesaian

A picture can tell a thousand words, but a few words can change it s story. Sebastyne Young

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

REVIEW. Mulut heart-shaped-nya menjadi lebih pucat dari sebelumnya. Ia meringis ketika rasa sakit menghantam perut bawahnya: kram.

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini


LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan

Larantuka. Mungkin sekembalinya pagi Kita akan bertemu pada tepian lautmu

Chapter 1. Baik, selagi kalian mencatat, saya absen.

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS

Semangat ya kerja kelompok nya. J

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

Aku termasuk yang mencintai senja. Mungkin kamu juga. Karena senja, kita bertemu. Sempat berpelukan, sebelum akhirnya kembali kesepian.

MORIENDO. Terlihat uluran tangan yang melepaskan butiran-butiran yang begitu cemerlang bagaikan kristal ke angkasa

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

Flower 1. Enam Tahun yang Lalu

benaya DAN DARA hal dep.indd 1 10/03/ :00:39

Aku sering kali bertanya, Mengapa?

melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.

Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 0-1 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut.

Rasa Kesatu Marshmallow

Di Semenanjung Tahun. Saat semua berakhir, saat itu pula semua berawal. Yuni Amida

Renjana dalam Bejana. Kumpulan Cerita Pendek. Nabila Budayana

Kumpulan fenomena rasa tercurahkan oleh kata yang. berharap bermakna untuk pembaca sebagai inspirasi. dari sebuah persepsi.

Angin senja terasa kencang berembus di antara

Sepasang Sayap Malaikat

MUARA HATI. Sedikit rasa curiga yang sempat terlihat dari matanya, kini hilang tak bersisa. Terlebih saat

Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian

RINDU. Puguh Prasetyo ~ 1

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

Stupid Love. June 21 st, 2013

Ini tepat tengah malam, Tepat saat aku merasa sendiri, Hanya aku dan hening, Tenggelam bersama aksara-aksara yang kutulisakan,

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

Aku selalu suka sebuah pertemuan, karena buat ku pertemuan adalah awal dari kisah yang mungkin bisa dikenang atau untuk dibuang.

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

Ramadan di Negeri Jiran

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Sebening Air Mata Tuhan

semoga hujan turun tepat waktu

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

LOVE STORY. Kisahnya beberapa tahun yang lalu.

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

UJIAN TENGAH SEMESTER PERANCANGAN FILM KARTUN

Kisah Dari Negeri Anggrek

Peter Swanborn, The Netherlands, Lima Portret Five Portraits

*Satu Jam Saja* -satu-

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Juli Milik kita. Aku sudah sampai depan RS Margono. siap. menunggu. engga usah kaget, aku bisa. menit aku sampai, tunggu ya mas

Seseorang yang sedang di landa kebingungan itu mendadak tak dapat lagi mengungkapkan kata dalam hati ketika menyadari betapa ia sedang merasakan

Tapi, tapi, tapi ternyata, ia ada di mana-mana, dan sepertinya, semuanya sama saja, sama berbelit-belitnya, sama membingungkannya, sama

Heart 119. Dan aku harap, kita tidak akan pernah bertemu. lagi.

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

Alifia atau Alisa (2)

Transkripsi:

Hari ini, senja sempurna merekah melalui kanvas langit yang memesona. Senja yang sempurna, saat langit, hujan, angin, dan debu bersatu di bawah tudung matahari. Menikmati sisa-sisa hangat terakhir yang nyaris tak akan dirasakan lagi. Segala sesuatunya tak pernah ada yang menyadari bahwa keindahan sepotong senja sejatinya adalah misteri kematian. Matinya matahari melalui rona merahnya yang siap di telan siang. Melalui hamburan debu-debu yang tiada berdaya melepas kepergian sinar melalui senja. Dan senja ini benar-benar sempurna ketika tenggelamnya mengajak jiwa manusia. Kembali memasuki tempat pemakaman ini langkah kakiku geragapan, seperti bergetar, tapi tidak. Sulit melangkah, tapi tetap bisa berjalan. Dari jarak satu meter lebih aku sudah bisa mengenali taburan bunga merah, putih, hijau, dan kuning yang kutabur bersama orang-orang kemarin. Ya, baru kemarin, sekitar dua puluhan jam yang lalu. Masih segar wangi bunganya.

Rasanya, aku masih tidak percaya bahwa kenyataannya yang bisa kulihat hanya bunga-bunga dalam gundukan itu. Tentu sama sekali tak bisa mengobati rinduku yang ingin bertemu. Dengannya, kepada gadis di bawah gundukan tanah merah itu rinduku selalu berlabuh. Kulit tubuhku terasa berkerut dan senyar, napasku mengah-mengah, tapi bisa lancar bernapas. Sementara logikaku masih berusaha meyakinkanku bahwa gundukan tanah itu tak bisa mendengar penjelasan apa-apa dariku. Sama sekali tidak. Tapi, bagaimana dengan doa? Aku takzim menatap sebuah nama yang terpahat rapi di atas bilah papan kayu yang berdiri tegak. Nisan. Nama yang dulu selalu hinggap di pikiranku kini dengan santainya terpampang di sana, seolah-olah sudah tak mau lagi aku pikirkan. Aku tak banyak tahu tentang kehidupannya, tidak seperti dia yang tahu banyak atas kehidupanku. Menatap namanya tercatat 2

sebagai makhluk yang pernah hidup di dunia, aku sadar: betapa egoisnya aku. Pertemanan kami mengalir begitu saja, tanpa rancangan alur yang dibuat sebelumnya. Kami satu kelas, hanya itu barangkali yang bisa aku katakan untuk menjawab sejak kapan aku mengenalnya. Kami hanya sekadar berada dalam satu ruang yang sama tanpa saling mengenal bagaimana berawal. Seperti dia yang terhanyut kehidupan sunyinya, aku pun tenggelam dalam kehidupanku yang kelam. Aku masih berusaha mengingat-ingat bagaimana pertemuan kami itu bermula, bagaimana kami berjumpa, bercerita, menyapa, sampai akhirnya hadir cinta. Aku ingin merangkainya. Aku ingin menjerang kenangan bersamanya yang cepat sekali tiada. Kepada gundukan itu aku mengadu, aku tidak ingin dia meninggal. Semahkota mawar yang mulai layu itu memberitahuku bagaimana pertama kali aku menyebut 3

namanya. Dulu. Ketika dia menyelamatkanku dari serangan seorang banci. Makhluk yang paling aku benci. Sore itu, ketika perjalanan pulang, di tengah jalan aku bertemu dengan seorang banci yang (bagiku) sangat menjijikan. Melihatnya, emosiku langsung naik, meletup-letup tak terkendali. Sebisa mungkin aku berusaha untuk tetap tenang, tapi jari-jemariku seolah tak bisa diajak kompromi. Stang motor yang kugenggam oleng, aku tak bisa mengendalikan laju motorku dengan baik. Tanpa sengaja, atau mungkin memang sebenarnya sengaja, aku menyerempetnya. Aduuuuh! Banci itu meraung kesakitan. Tubuhnya terjerembab. Ati-ati dong, Mamase... ujarnya lagi. Gemulai ia menanap wajahku. 4

Aku menggeragap jijik. Dasar bencong! umpatku kasar dalam kesal. Aku tak pernah suka banci. Aku sangat membenci. Terkadang seorang banci akan marah kalau disebut banci. Sampai sekarang belum ada yang tahu alasannya. Banci tadi sontak menguapkan sisi kelembutannya. Berdiri menggulung lengan gaunnya yang panjang lalu berbicara lantang. Tegas, dengan suara berat. Lantas aura kejantanannya menjadi berlipat. Bicara apa kamu tadi? HAH! Aku yang semula marah mendadak bisu. Dibalik kebencianku pada makhluk satu itu, aku menyimpan ketakutan mahadahsyat yang sampai sekarang sulit dijelaskan. Aku menatap lekat-lekat banci itu. Memandangi segenap tubuhnya yang warna-warni dari ujung rambut sampai ujung kaki. Banci itu terus marahmarah sebagai lelaki dan aku hanya terdiam. Seperti patung yang entah bernyawa entah tidak. Aku benar- 5

benar tak mengerti dengan apa yang kurasakan saat itu. Aku sempurna memahami bahwa aku sedang melihat orang lain di dalam tubuh banci itu. Seorang yang seharusnya bertanggung jawab atas kehidupan masa laluku. WOY! KAMU BILANG SAYA APA TADI? katanya berubah garang. Wajahku berubah menjadi sayu, mendadak sekujur tubuhku dibanjiri keringat dingin yang berlebih. Aku takut. Kenapa diem?! Mana kejantananmu? Aku masih statis. Ketakutan itu mulai merayap, menyusup pelan-pelan ke seluruh aliran darahku. Ketakutan yang tertahan oleh rasa kekecewaan. Tak terceritakan alasan. Brengsek! 6

Melumpuh. Sudut mataku berair. Pergi, kataku pelan. Pergi dari hidupku! kenangan itu sempurna menguasaiku, membuatku tak bisa mengendalikan keadaan. Aku tahu, banci di depanku itu tidak memiliki hubungan sama sekali dengan rasa takut yang kumiliki. Aku memiliki sebilah kehidupan lain tentang ini yang membuatku marah semarah-marahnya kepada golongan mereka. Aku dikalahkan oleh rasa yang tak jelas itu. Aku menangis. Banci itu tak mengerti, terlanjur marah oleh sikapku yang menurutnya menghina kaumnya. Banci yang sama sekali tak punya perasaan untuk menengok perasaan laki-laki seperti aku. Banci itu juga laki-laki. Bug! Sebuah pukulan mengenaiku sampai sudut bibirku mengeluarkan darah. Banci itu terlanjur marah. Sementara aku hanya bisa mendengus pasrah. 7

Ketika dia siap memukul untuk yang kedua kali, tiba-tiba saja dia terhenti karena dihalangi oleh seorang gadis. Gadis itu terbatuk kecil. Melihat mata kuyu gadis itu, kemarahan banci menguap. Gadis itu tersenyum lama. Batuk-batuk kecilnya terus mengiringi. Ia kemudian menunjukkan botol minuman yang sudah kosong. Mengembalikan kepada banci itu. Tidak perlu dikembalikan. ucap banci dengan suara laki-laki. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Sambil tersenyum gadis itu meletakkan ujung telapak kanannya ke mulut lalu menjatuhkan ke telapak kirinya. Terima kasih. Banci tersenyum, wajah gadis itu sama sekali membuatnya lupa bahwa dia sedang marah. 8

Gadis itu kemudian menyentuh bahuku, mengaitkan kedua telunjuknya, kemudian meletakkan telapaknya di dadanya. Dia teman saya. Isyarat gadis itu membuat banci mengerti. Mengerti bahwa gadis itu tidak bisa bicara. Bisu. Banci lalu tersenyum, kemudian menjulurkan tangan kepada gadis itu, mengajaknya berkenalan. Tomi, biasa dipanggil Tammy Chubby... ujarnya menggemaskan. Gadis itu menerima uluran tangan Tomi sambil terkikik. Sementara aku masih tak berkutik. Sekadar menonton sepotong adegan yang sedikit menarik. Kamu? Diam. Mata gadis itu mengerling, memikirkan sesuatu yang bisa membantunya memberi tahu. Dia lupa membawa kertas dan pulpen, perantara komunikasinya selama ini. Tomi menunggu. Sedikit 9

merasa bersalah dengan pertanyaan itu, tetapi dia benarbenar ingin tahu. Shasa. Nama gadis itu Shasa. kataku. Saat itulah aku ingat, bahwa dia adalah teman sekelasku. /.../.-/.../.- 10