Bab 5. Ringkasan. dicintai oleh masyarakat Jepang. Ada istilah dalam bahasa Jepang yang mengatakan

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TIGA HAIKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN TIGA MAKNA SIMBOL SAKURA DITINJAU DARI SEGITIGA MAKNA OGDEN DAN RICHARDS

Abstraksi. Kata Kunci : - Haiku - Arti Simbolisme

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang dikenal sebagai bangsa yang sangat menghargai alam. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

Bab 2. Landasan Teori. mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan semantik adalah sebagai berikut:

Bab 1. Pendahuluan. Kebudayaan Jepang merupakan kebudayaan yang sangat erat dengan alam.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Negara pasti memiliki kebudayaan yang diwariskan secara. turun-temurun dan menjadi suatu tradisi yang menarik untuk diikuti.

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG OSHIBANA. musim gugur, dan musim dingin. Di Jepang orang-orang sangat menyukai bunga

BAB I PENDAHULUAN. memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya (Coleridge

BAB 1 PENDAHULUAN. bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual.

Skripsi Museum Keroncong

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di alam

Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak

BAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai

BAB 1 PENDAHULUAN. atau persamaan; misal kaki gunung, kaki meja, berdasarkan kias pada kaki manusia (Harimurti, 2008: 152).

LAMPIRAN. Gambar 1. Teru teru bozu ningyou. Gambar 2. Peralatan Membuat Teru teru bozu ningyou. Universitas Sumatera Utara

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang sangat menghargai alam, bagi mereka

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang dan Indonesia adalah dua negara yang berbeda. Namun, kedua

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu dari budaya pop Jepang yang terkenal ke mancanegara adalah industri

BAB I PENDAHULUAN. kelompok sosial, untuk berkerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis

Bab 5. Ringkasan Skripsi. Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. Cerita fantasi banyak disukai oleh penggemar novel. Cerita fantasi sering

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 RANCANGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS VIII MTS AL- FATAH CIKEMBANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR MELALUI TEKNIK AKROSTIK SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 5 SANGGAU

IV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh

Bab 1. Pendahuluan. Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik

Gaya dan Stilistika Citra, Metafora,Simbol, dan Mitos

BAB I PENDAHULUAN. mana tanaman dan bunga-bunga tersebut dapat tumbuh dan hidup. Jepang juga disebut

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan nyata maupun di luar alam nyata. Sastra merupakan salah satu bentuk

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X

Bab 1. Pendahuluan. Kushartanti dan Untung (2005,hal.3) menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan proses analisis makna yang dilakukan, keempat sajak puisi

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang maju dalam bidang ekonomi, industri,

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

HARI PI, 14 MARET. Sumardyono, M.Pd. Perhatikan π = 3,

BAB I PENDAHULUAN. suku, agama dan bahasa daerah berbeda sehingga, Indonesia tercatat sebagai negara yang

BAB III: TINJAUAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. yang dipergunakan sebagai alat komunikasi antarmasyarakat. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti sebelumnya telah melakukan observasi awal berupa wawancara

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh setiap bangsa, oleh karena itu kebudayaan dari setiap bangsa saling berbedabeda.

BAB I PENDAHULUAN. Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. manusia sehingga menimbulkan kesan yang menarik. Sastra sering kali tercipta

BAB I PENDAHULUAN. Natsu ) pada bulan Juni sampai dengan bulan September, musim gugur ( 秋 Aki )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga

Bab 1. Pendahuluan. struktural maupun jenisnya dalam kebudayaan.musik dapat mendamaikan hati yang

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM CERPEN JALAN LAIN KE ROMA KARYA IDRUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

Bab 5. Ringkasan. Bahasa adalah sistem tanda yang menimbulkan reaksi yang sama pada lawan bicara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang. bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial

Bab 1. Pendahuluan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sutedi bahwa bahasa digunakan sebagai alat

cinta lingkungan pelajaran 3

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh para

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

Bab 1. Pendahuluan. sejak zaman dahulu. Selain untuk menyampaikan suatu pesan, bahasa juga merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

Dimana hati? Ia mati ketika itu juga..

Bab 4. Simpulan dan Saran. Setelah penulis melakukan analisis makna dari dua motif yaitu motif burung

RINGKASAN SUSHI. dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru

Bab I. Pendahuluan. Dalam kehidupan manusia, komunikasi sangatlah penting. Bahasa merupakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM DENGAN METODE PELATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah

Bab 1. Pendahuluan. Sastra berasal dari bahasa sansekerta, yaitu shastra, dengan kata dasar sas yang

Transkripsi:

Bab 5 Ringkasan Bunga sakura merupakan bunga nasional negara Jepang dan bunga yang sangat dicintai oleh masyarakat Jepang. Ada istilah dalam bahasa Jepang yang mengatakan hana to ieba, sakura no koto, yang berarti, apabila menyebut tentang bunga, maka bagi masyarakat Jepang, yang dimaksud adalah bunga sakura. Bunga sakura merupakan simbol negara Jepang yang familiar diseantero dunia. Kartu pos yang menggambarkan pohon-pohon sakura sedang mekar penuh, dengan latar belakang gunung Fuji, mungkin merupakan imej yang paling dikenal secara umum mengenai lansekap negara Jepang. Pada saat bunga sakura bermekaran sempurna dimusim semi, masyarakat Jepang akan melakukan perayaan yang disebut hanami, yaitu berpesta di bawah pohon sakura sambil menikmati keindahan bunga sakura. Bagi masyarakat Jepang, sakura menjadi simbol dari berbagai macam fenomena kehidupan. Banyak hal yang menjadi inspirasi dan dapat dipelajari dari filosofi sakura. Sejak dulu hingga sekarang, perasaan yang diwakilkan oleh sakura, seringkali dituangkan kedalam karya sastra dan kesenian seperti misalnya puisi, sajak, lukisan, dan lagu yang terinspirasi dari sakura. Salah satu kesusastraan Jepang yang paling banyak menjadikan sakura sebagai objek adalah haiku. Diperkirakan bahwa terdapat ratusan ribu lebih haiku Jepang yang berhubungan dengan sakura. Dilandasi dengan ketertarikan terhadap berbagai keistimewaan bunga sakura dalam kehidupan masyarakat Jepang, serta banyaknya haiku Jepang yang bertemakan sakura, maka penulis memutuskan untuk melakukan penelitian haiku yang berhubungan dengan bunga sakura. 96

Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis haiku yang di dalamnya terdapat kata sakura, untuk mendapatkan makna keseluruhan dari haiku tersebut. Oleh karena makna keseluruhan haiku sangat berkaitan erat dengan makna simbol sakura dalam haiku tersebut, maka untuk mendapatkan makna keseluruhan haiku, penulis harus dapat memahami makna dari simbol sakura di dalam haiku tersebut. Dikarenakan ada sangat banyak sekali haiku Jepang yang berhubungan dengan sakura, maka penulis memutuskan untuk lebih membatasi penelitian ini dengan hanya menganalisis tiga haiku saja yang di dalam masing-masing haiku tersebut terdapat kata sakura. Penulis melakukan analisis ini bukan hanya bertujuan untuk mendapatkan pemahaman akan makna secara keseluruhan dari masing-masing haiku, dan mengetahui makna simbol sakura dalam haiku tersebut, tapi penulis juga berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak untuk menambah pengetahuan pembaca, sehingga penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam kemajuan terhadap pengetahuan akan kesusastraan dan kebudayaan Jepang. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode kajian kepustakaan dan metode deskriptif analisis. Metode kajian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber seperti buku-buku, internet, dan media sejenis, sedangkan metode deskriptif analisis dilakukan untuk menguraikan makna haiku dan memberikan pemahaman dan penjelasan yang dapat dimengerti. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori dan konsep yang digunakan untuk analisis korpus data, yaitu, konsep filosofi masyarakat Jepang 97

mengenai sakura, konsep mengenai agama Buddha, teori tentang haiku, teori semantik tentang makna, teori majas, serta teori pengkajian puisi. Dalam analisis data, penulis menjabarkan analisis terhadap ketiga haiku yang sudah dipilih. Dalam analisis masing-masing haiku ini, pertama-tama penulis menganalisis setiap kata, frase, dan klausa dalam haiku tersebut. Lalu penulis juga menghubungkan makna simbol sakura dalam haiku tersebut dengan konsep makna simbol sakura dalam masyarakat Jepang untuk mendapatkan makna haiku secara keseluruhan. Pembuktian analisis makna didukung dengan penggunaan diagram segitiga makna Ogden dan Richards di dalam setiap analisis haiku. Berdasarkan makna simbol sakura dalam ketiga haiku tersebut, dimana simbol sakura pada haiku pertama melambangkan kesucian, simbol sakura pada haiku kedua melambangkan kematian, dan simbol sakura pada haiku ketiga melambangkan ketidakkekalan, maka hasil yang didapat dari keseluruhan analisis ketiga haiku tersebut adalah makna referensial secara keseluruhan dari masing-masing haiku sebagai berikut: Pada analisis haiku pertama, objek keseluruhan dari haiku ini adalah Sang Buddha yang diumpamakan bagai bunga sakura dalam malam yang disinari oleh cahaya bulan. Dalam haiku ini, Bunga sakura merupakan pemataforaan dari kesucian. Lalu Sang Buddha yang di dalam haiku ini diibaratkan sebagai sakura, memiliki suatu kesamaan dengan sakura, yaitu keduanya memiliki konsep simbol kesucian. Menurut ajaran agama Buddha, Sang Buddha mencapai kesucian tertinggi karena Sang Buddha telah mendapatkan pecerahan sempurna. Pencerahan yang dicapai Sang Buddha didalam haiku ini dimetaforakan sebagai terang bulan. Makna referensial secara keseluruhan yang didapat oleh penulis dari haiku pertama ini adalah kesucian Sang Buddha yang telah mendapatkan pencerahan sempurna. 98

Pada analisis haiku kedua, objek keseluruhan dari haiku ini adalah bunga sakura yang mekar digunung, berguguran jatuh mengalir ke kincir air yang terus-menerus berputar disebuah sungai kecil. Dalam haiku ini, sakura gunung yang berguguran merupakan pemetaforaan dari kematian, sedangkan kincir air yang terus menerus berputar oleh aliran sungai merupakan pemetaforaan dari roda samsara, sebuah konsep dalam ajaran agama Buddha tentang siklus kelahiran kembali setelah kematian yang terus berulang. Diibaratkan bagai bunga sakura gunung yang berguguran dan jatuh mengalir ke kincir air, begitupula keadaan setelah seseorang mengalami kematian, dia akan menjalani roda perputaran kelahiran kembali. Makna referensial secara keseluruhan yang didapat oleh penulis dari haiku kedua ini adalah setelah kematian akan ada kelahiran kembali (siklus samsara yang terus berulang). Pada analisis haiku terakhir, objek keseluruhan dari haiku ini adalah kawanan unggas air yang memencar didekat bunga sakura yang sedang bermekaran di tepi sungai. Dalam haiku ini, kawanan unggas air merupakan pemetaforaan dari orang-orang yang dikasihi. Karakteristik dari unggas air yang melakukan pengasuhan anakan, berpasangan secara permanen dan hidup berkelompok memiliki kesamaan dengan karakter manusia sebagai mahluk sosialis yang hidup dalam kelompok. Fenomena memencarnya kawanan unggas air merupakan pemetaforaan dari perpisahan dengan orang-orang yang dikasihi. Bunga sakura dalam haiku ini merupakan pemetaforaan dari ketidakkekalan. Ketika melihat fenomena kawanan unggas air yang memencar, yang mengibaratkan perpisahan dengan orang-orang yang dikasihi, maka dengan melihat bunga sakura yang mekar didekatnya kita diingatkan akan ketidakkekalan segala sesuatu didunia ini, yang merupakan salah satu inti ajaran agama Buddha. Keindahan bunga sakura yang mekar tidak bisa bertahan untuk selamanya, karena dalam beberapa hari yang singkat dia pasti 99

akan segera gugur. Tidak ada yang bisa selamanya kekal tidak berubah. Sama halnya dengan perpisahan dengan orang-orang terkasih yang merupakan hal yang pasti terjadi dalam hidup manusia. Makna referensial secara keseluruhan yang didapat oleh penulis dari haiku ketiga ini adalah adanya perpisahan dengan orang-orang yang dikasihi adalah merupakan suatu bagian dari ketidakkekalan. Dari hasil keseluruhan analisis pada makna ketiga haiku ini, penulis mengambil kesimpulan bahwa makna simbol sakura dalam ketiga haiku tersebut merupakan tiga konsep makna dari sembilan konsep makna simbol sakura bagi masyarakat Jepang yang telah berhasil ditemukan penulis, dan hal ini menunjukkan bahwa para penulis haiku memang menggunakan simbol-simbol tertentu untuk menyiratkan makna sebenarnya yang ingin disampaikan dalam sebuah haiku. Penulis juga menyimpulkan bahwa makna referensial secara keseluruhan dari ketiga haiku yang berhubungan dengan simbol sakura tersebut memiliki kaitan dengan ajaran dalam agama Buddha dan penulis berkesimpulan bahwa hal ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh latar belakang para penulis dari masing-masing haiku tersebut yang ketiga-tiganya merupakan biarawan dan biarawati Buddha. 100