DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran I.a. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP. 229/PJ Tanggal : 22 Maret 2001 Lembar ke-1 : Untuk Kantor

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 02/PJ.32/1999 TENTANG PERLAKUAN PERPAJAKAN UNTUK KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) SABANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2000 TENTANG PERLAKUAN PERPAJAKAN DI KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU

KEPPRES 89/1996, KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: KEP- /PJ / TENTANG

PEMBERIAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.011/2012 TENTANG

1 of 5 21/12/ :18

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.011/2012 TENTANG

Administrasi Pajak di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 101/PMK.04/2005 TENTANG PERUBAHAN KETUJUH ATAS KEPUTUSAN MENTERI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 580 / KMK.04 / 2003 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 25 /BC/2005 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 31A Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 te

Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007

Bab 11 JOINT VENTURES (USAHA BERSAMA)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KAWASAN BERIKAT

SURAT PERMOHONAN IJIN KOMPENSASI KERUGIAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 147/PMK.04/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

CONTOH PENERAPAN DAN PENGHITUNGAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.011/2010 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KMK.05/2000 TENTANG TOKO BEBAS BEA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Nomor KEP-03/BC/2001 TANGGAL 12 Januari 2001 TENTANG TATALAKSANA PEMBERIAN PENANGGUHAN DAN ATAU

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 585 /KMK.05/1996

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147/PMK.04/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PMK.04/2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

KOP SURAT WAJIB PAJAK

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/KMK.05/2000 TENTANG ENTREPOT UNTUK TUJUAN PAMERAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

CONTOH PENERAPAN DAN PENGHITUNGAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -17 /BC/2012 TENTANG

-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 10/BC/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-205/ BC / 2003

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 129/KMK.04/2003 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 50/PJ./2009

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 540/KMK.04/2000 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IMBALAN BUNGA KEPADA WAJIB PAJAK

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 209/KMK.01/1999 TENTANG

BAB VII PERPAJAKAN. Tahun 8 10: pengurangan pajak penghasilan badan dan perorangan sebesar 50%

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG

SALINAN : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 457/KMK.05/1997 TENTANG

NOMOR: 208/KMK.01/1999

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2015 TENTANG FASILITAS DAN KEMUDAHAN DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS

TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1)...

KAWASAN BERIKAT PULAU BATAM KAWASAN BERIKAT LAINNYA TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT PULAU BATAM, BINTAN DAN KARIMUN)

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 584/KMK.04/2003

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2013 TENTANG

2 Ayat (2) Huruf a Huruf b Huruf c Fasilitas pengurangan penghasilan neto diberikan selama 6 (enam) tahun terhitung sejak saat mulai berproduksi komer

Account Representative

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1)... TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2015 TENTANG FASILITAS DAN KEMUDAHAN DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS

PERATURAN MENTERI KEUANGAN tentang PEMBERIAN FASILITAS PERPAJAKAN DAN KEPABEANAN UNTUK KEGIATAN PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TERBARUKAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP - 519/PJ./2002 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176/PMK.04/2013 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 292 / KMK.01/1998 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 533/KMK.04/2000 TENTANG

Nomor :... (3) : Permohonan untuk Penetapan Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan

MENTERI KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 347/KMK.01/1999

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176/PMK.04/2013 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK... NOMOR : KEP-...

M E M U T U S K A N :

KOP SURAT WAJIB PAJAK. Nomor : Lampiran : Hal : Pemberitahuan Besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 Masa Pajak Januari-Juni 2009

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 441 /KMK.05/1999 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1996 TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FORMAT SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 376/PJ.02/2017 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.04/2011 TENTANG

Nomor :... 1)... 2) Lampiran :... 3) Hal : Permohonan Penetapan Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah. Wakil Kuasa dari Wajib Pajak :

FORMAT SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK : KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

Yth. Kepala Kantor Wilayah DJP... Dengan ini kami selaku pengurus/kuasa *) dari: Nama Wajib Pajak :... NPWP :... Alamat :...

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG

2018, No Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG

TATACARA PENGELUARAN DAN PEMASUKAN KEMBALI BARANG DAN/ATAU BAHAN KE DAN DARI PELAKSANA PEKERJAAN SUB KONTRAK

PER - 10/BC/2011 PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-63/BC/1997

MUC BLITZ. Updating Your Knowledge

PERHITUNGAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2015

Transkripsi:

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-229/PJ/2001 TANGGAL 22 MARET 2001 TENTANG PERLAKUAN PERPAJAKAN DI KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : Bahwa sebagai pelaksanaan lebih lanjut Keputusan Menteri Keuangan 200/KMK.04/2000 tentang Perlakuan Perpajakan dan Kepabeanan di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan 11/KMK.04/2001 perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Perlakuan Perpajakan di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu; Mengingat : 1. Undang-Undang 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara RI Tahun 1983 49, Tambahan Lembaran Negara 3262) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang 16 Tahun 2000 (Lembaran Negara RI Tahun 2000 126, Tambahan Lembaran Negara 3984); 2. Undang-Undang 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara RI Tahun 1983 50, Tambahan Lembaran Negara 3263) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang 17 Tahun 2000 (Lembaran Negara RI Tahun 2000 127, Tambahan Lembaran Negara 3985); 3. Peraturan Pemerintah 33 Tahun 1996 tentang Tempat Penimbunan Berikat (Le mbaran Negara RI Tahun 1996 50, Tambahan Lembaran Negara 3638) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah 43 Tahun 1997 (Lembaran Negara RI Tahun 1997 90, Tambahan Lembaran Negara 3717); 4. Peraturan Pemerintah 20 Tahun 2000 tentang Perlakuan Perpajakan di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Lembaran Negara RI Tahun 2000 45, Tambahan Lembaran Negara 3949) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah 147 Tahun 2000 (Lembaran Negara RI Tahun 2000 268, Tambahan Lembaran Negara 4065); 5. Keputusan Menteri Keuangan 291/KMK.05/1997 tentang Kawasan Berikat sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan 94/KMK.05/2000; 6. Keputusan Menteri Keuangan 200/KMK.04/2000 tentang Perlakuan Perpajakan dan Kepabeanan di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan 11/KMK.04/2001. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PERLAKUAN PERPAJAKAN DI KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET).

Pasal 1 (1) Yang dimaksud dengan Pengusaha dalam Keputusan ini adalah Pengusaha yang melakukan kegiatan usaha di Kawasan Pengembangan Eonomi Terpadu (KAPET) yang telah memperoleh Ijin Operasional dan Penunjukan Pelaksanaan Proyek dari Badan Pengelola (BP) KAPET. (2) Yang dimaksud dengan Kawasan Berikat (KB) dalam Keputusan ini adalah KB yang berada di dalam wilayah KAPET. Pasal 2 (1) Kepada Pengusaha yang berdomisili di dalam wilayah KAPET, diberikan fasilitas Pajak Penghasilan berupa: a. Pengurangan penghasilan neto sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah penanaman yang dilakukan, yang dapat dinikmati selama 6 (enam) tahun terhitung sejak tahun dimulainya produksi komersial, yaitu sebesar 5% (lima persen) setiap tahun dari jumlah realisasi penanaman modal baik dalam aktiva tetap yang dapat disusutkan maupun yang tidak dapat disusutkan; b. Pilihan untuk menerapkan penyusutan dan atau amortisasi yang dipercepat, sebagai berikut : Tarif penyusutan dan Amortisasi Kelompok Harta Masa manfaat menjadi Berdasarkan Metode Garis Lurus Saldo Menurun I. Bukan Bangunan atau Harta Tak Berwujud Kelompok I 2 th 50% 100% Kelompok II 4 th 25% 50% Kelompok III 8 th 12,5% 25% Kelompok IV 10 th 10% 20% II. Bangunan Permanen 10 th 10% - Tidak Permanen 5 th 20% - c. Kompensasi kerugian fiskal, mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai paling lama 10 (sepuluh) tahun; d. Pajak Penghasilan Pasal 26 atas Dividen sebesar 10% (sepuluh persen), atau tarif yang lebih rendah menurut Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku. (2) Kepada Pengusaha yang tidak berdomisili di dalam wilayah KAPET, hanya diberikan fasilitas Pajak Penghasilan sebagaimana tersebut dalam ayat (1) huruf a dan huruf b. (3) Fasilitas perpajakan di bidang Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diberikan terhadap kegiatan dan aktiva yang semata-mata digunakan di dalam wilayah KAPET. (4) Kepada Pengusaha yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penyelenggara Kawasan Berikat (PKB) dan atau Pengusaha di Kawasan Berikat (PDKB) dapat diberikan fasilitas Pajak Penghasilan tambahan berupa pembebasan PPh Pasal 22 Impor atas : a. impor barang modal atau peralatan untuk pembangunan/konstruksi/perluasan Kawasan Berikat dan peralatan perkantoran yang semata-mata dipakai oleh PKB; b. impor barang modal atau peralatan lain yang berhubungan langsung dengan kegiatan produksi PDKB yang semata-mata dipakai di PDKB; c. impor barang dan atau bahan untuk diolah di PDKB.

(5) Selain fasilitas PPh Pasal 22 Impor sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), kepada PKB dan atau PDKB diberikan fasilitas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) tidak dipungut atas : a. impor barang modal atau peralatan untuk pembangunan/konstruksi/perluasan Kawasan Berikat dan peralatan perkantoran yang semata-mata dipakai oleh PKB; b. impor barang modal atau peralatan lain yang berhubungan langsung dengan kegiatan produksi PDKB yang semata-mata dipakai di PDKB; c. impor barang dan atau bahan untuk diolah di PDKB; d. pemasukan Barang Kena Pajak dari Daerah Pabean Indonesia Lainnya (DPIL), ke PDKB untuk diolah lebih lanjut; e. pengiriman barang hasil produksi PDKB ke PDKB lainnya untuk diolah lebih lanjut; f. pengeluaran barang dan atau bahan dari PDKB ke Perusahaan industri di DPIL, atau PDKB lainnya dalam rangka subkontrak; g. penyerahan kembali Barang Kena Pajak hasil pekerjaan subkontrak oleh Pengusaha Kena Pajak di DPIL atau PDKB lainnya kepada Pengusaha Kena Pajak PDKB asal; h. peminjaman mesin dan atau peralatan pabrik dalam rangka subkontrak dari PDKB kepada perusahaan industri di DPIL, atau PDKB lainnya dan pengembaliannya ke PDKB asal. Pasal 3 (1) Fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a mengurangi penghasilan neto dalam hal Pengusaha mendapat keuntungan usaha atau menambah kerugian fiskal dalam hal Pengusaha mengalami kerugian. (2) Apabila dalam tahun-tahun pemberian fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a, Pengusaha melakukan pengalihan harta yang berasal dari penanaman modal yang telah mendapat fasilitas tersebut, maka fasilitas yang telah dinikmati yang melekat pada harta tersebut dicabut kembali dan ditambahkan pada penghasilan kena pajak dalam tahun pajak dilakukannya pengalihan harta, dan atas keuntungan yang diperoleh dari pengalihan harta tersebut tetap terutang Pajak Penghasilan. Pasal 4 Kepada Pengusaha yang melakukan kegiatan usaha di luar wilayah KAPET, diwajibkan melaksanakan pembukuan secara terpisah untuk transaksi, penghasilan dan biaya-biaya antara kegiatan usaha yang dilakukan di dalam wilayah KAPET dengan kegiatan usaha yang dilakukan di luar wilayah KAPET. Pasal 5 (1) Untuk memperoleh fasilitas Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a, Pengusaha harus mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha terdaftar dengan menggunakan formulir sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.a. Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini disertai : a. Surat Penunjukan Pelaksana Proyek dari Badan Pengelola KAPET; b. Surat Keterangan Penanaman Modal dari instansi yang berwenang; c. Jumlah dan tahun realisasi penanaman modal yang dilakukan; d. Laporan keuangan untuk tahun mulai berproduksi komersial. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat pula diajukan oleh Pengusaha yang melakukan penambahan/perluasan modal. (3) Untuk dapat memperoleh fasilitas Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf c, Pengusaha harus mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha terdaftar dengan menggunakan formulir sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.a. Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini dengan melampirkan Surat penunjukan Pelaksana Proyek dari Badan Pengelola KAPET.

(4) Untuk dapat memperoleh fasilitas Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf d, Pengusaha harus mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha terdaftar dengan menggunakan formulir sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III.a. Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini disertai : a. Surat Penunjukan Pelaksana Proyek dari Badan Pengelola KAPET; b. Daftar nama, alamat, jumlah Dividen yang dibagikan, jumlah PPh Pasal 26 yang terutang; c. Penjelasan bahwa Dividen yang dibayarkan berasal dari sisa laba tahun pajak yang bersangkutan. (5) Untuk dapat memperoleh fasilitas perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) dan ayat (5) huruf a, huruf b, dan huruf c, Pengusaha harus mengikuti ketentuan yang berlaku bagi Kawasan Berikat. Pasal 6 (1) Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha terdaftar, menerbitkan Surat Keputusan Persetujuan mengenai pemberian fasilitas perpajakan di KAPET dengan menggunakan formulir sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.b, atau Lampiran II.b, atau Lampiran III.b. Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 diterima lengkap. (2) Dalam hal Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha terdaftar berbeda dengan Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha melakukan kegiatan usaha, maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha terdaftar mengirimkan tembusan Surat Keputusan Persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang wilayahnya meliputi tempat Pengusaha melakukan kegiatan usaha. Pasal 7 (1) Kepada Pengusaha yang telah memperoleh Ijin Operasional dan Penunjukan Pelaksanaan Proyek dari BP KAPET yang bersangkutan sebelum tanggal 7 April 2000, tetap berlaku fasilitas Pejak Penghasilan, PPN dan PPn BM sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Presiden 89 Tahun 1996 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden 9 Tahun 1998 hingga berakhirnya masa berlaku Ijin Operasional dan Penunjukan Pelaksanaan Proyek tersebut. (2) Permohonan Pengusaha untuk memperoleh fasilitas perpajakan di KAPET yang telah diterima sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah 147 Tahun 2000 dan belum diputuskan sampai dengan berlakunya Peraturan Pemerintah 147 Tahun 2000, dapat diberikan fasilitas perpajakan sesuai dengan Keputusan ini. (3) Kepada Pengusaha yang telah ditetapkan mendapat fasilitas perpajakan di KAPET sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah 147 Tahun 2000, dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh fasilitas tambahan sesuai dengan Keputusan ini. Pasal 8 Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar semua orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 Maret 2001 DIREKTUR JENDERAL PAJAK ttd HADI POERNOMO NIP. 060027375

Lampiran I.a. Lembar ke-1 : Untuk Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-2 : Untuk Pemohon : Lampiran : Hal : Permohonan Pengurangan Penghasilan Neto 30% dari Jumlah Penanaman Modal Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak di. Dengan ini kami : Surt Ijin dari Badan Pengelola KAPET Sesuai dengan Peraturan Pemerintah 147 Tahun 2000 sebagaimana telah diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Keuangan 11/KMK.04/2001 tanggal 12 Januari 2001 mengajukan permohonan pengurangan penghasilan neto sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah penanaman modal yaitu sebesar 5% (lima persen) setiap tahun selama 6 (enam) tahun untuk : Tahun Pajak Tahun Mulai Berproduksi Komersial Tahun Realisasi Penanaman Modal Jumlah Realisasi Penanaman Modal Jumlah Pengurangan Penghasilan Neto/tahun : Mulai Tahun Pajak s/d Tahun Pajak :. : s/d. : Rp.. : Rp.. Bersama ini dilampirkan : a. Surat Penunjukan Pelaksana Proyek dari Badan Pengelola KAPET; b. Surat Keterangan Penanaman Modal dari Badan Penanaman Modal dan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara; c. Jumlah dan tahun realisasi penanaman modal yang dilakukan; d. Laporan keuangan untuk tahun mulai berproduksi komersial. Demikian atas persetujuannya kami ucapkan terima kasih.,. Wajib Pajak.

Lampiran I.b. DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK.. SURAT KEPUTUSAN PERSETUJUAN PENGURANGAN PENGHASILAN NETO SEBESAR 30% : KEP- Kepala Kantor Pelayanan Pajak dengan ini memberikan persetujuan kepada : sesuai dengan Surat Permohonan untuk diberikan fasilitas pengurangan penghasilan neto sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah penanaman modal yang dilakukan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah 147 Tahun 2000 sebagaimana telah diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Keuangan 11/KMK.04/2001 tanggal 12 Januari 2001, sebagai berikut : Tahun Pajak Tahun Realisasi Penanaman Modal Jumlah Realisasi Penanaman Modal Jumlah Pengurangan Penghasilan Neto yang diberikan (30%) Jumlah Pengurangan Penghasilan Neto per tahun (5%) :.. s/d : s/d : Rp.. : Rp.. : Rp.. Demikian untuk dimaklumi.,.... Kepala. NIP.

Lampiran II.a Lembar ke-1 : Untuk Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-2 : Untuk Pemohon : Lampiran : Hal : Permohonan Ijin Kompensasi Kerugian Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak di. Dengan ini kami : Surt Ijin dari Badan Pengelola KAPET sesuai dengan Peraturan Pemerintah 147 Tahun 2000 sebagaimana telah diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Keuangan 11/KMK.04/2001 tanggal 12 Januari 2001 mengajukan permohonan ijin melakukan kompensasi kerugian : Tahun Pajak Jumlah kerugian fiskal Jangka waktu : :.. : tahun Terhitung mulai Tahun Pajak s/d Tahun Pajak. Bersama ini dilampirkan Surat Penunjukan Pelaksana Proyek dari Badan Pengelola KAPET. Demikian atas persetujuannya kami ucapkan terima kasih.,.... Wajib Pajak.

Lampiran II.b DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK.. SURAT KEPUTUSAN PERSETUJUAN KOMPENSASI KERUGIAN : KEP- Kepala Kantor Pelayanan Pajak dengan ini memberikan persetujuan kepada : sesuai dengan Surat Permohonan untuk mengkompensasikan kerugian fiskal Tahun Pajak.. sebesar Rp. ( ) terhitung mulai Tahun Pajak. s/d Tahun Pajak., sesuai dengan Peraturan Pemerintah 147 Tahun 2000 sebagaimana telah diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Keuangan 11/KMK.04/2001 tanggal 12 Januari 2001. Jumlah kerugian tersebut dapat berubah sesuai dengan hasil pemeriksaan pajak berdasarkan ketentuan yang berlaku. Demikian untuk dimaklumi.,.... Kepala. NIP.

Lampiran III.a Lembar ke-1 : Untuk Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-2 : Untuk Pemohon : Lampiran : Hal : Permohonan PPh Pasal 26 atas Dividen dengan Tarif sebesar 10% Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak di. Dengan ini kami : Surt Ijin dari Badan Pengelola KAPET sesuai dengan Peraturan Pemerintah 147 Tahun 2000 sebagaimana telah diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Keuangan 11/KMK.04/2001 tanggal 12 Januari 2001 mengajukan permohonan PPh Pasal 26 atas Dividen Dengan Tarif sebesar 10% yang dibayarkan/terutang sebesar Rp... (..). Bersama ini dilampirkan : a. Surat Penunjukan Pelaksana Proyek dari Badan Pengelola KAPET. b. Daftar nama, alamat, jumlah dividen yang dibagikan, jumlah PPh Pasal 26 yang terutang; c. Penjelasan bahwa dividen yang dibayarkan berasal dari sisa laba tahun pajak yang berkenaan. Demikian atas persetujuannya kami ucapkan terima kasih.,.... Wajib Pajak.

Lampiran III.b DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK.. SURAT KEPUTUSAN PERSETUJUAN PPh PASAL 26 ATAS DIVIDEN DENGAN TARIF SEBESAR 10% : KEP- Kepala Kantor Pelayanan Pajak dengan ini memberikan persetujuan kepada : sesuai dengan Surat Permohonan untuk diberikan fasilitas PPh Pasal 26 atas dividen dengan tarif sebesar 10% yang dibayarkan/terutang kepada Wajib Pajak luar negeri tersebut sebesar Rp. (.), sesuai dengan Peraturan Pemerintah 147 Tahun 2000 sebagaimana telah diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Keuangan 11/KMK.04/2001 tanggal 12 Januari 2001. Demikian untuk dimaklumi.,.... Kepala. NIP.