Inisiasi 1 TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN SERTA PKn SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI, MORAL, DAN NORMA

dokumen-dokumen yang mirip
Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Teori Belajar. Oleh : Putri Siti Nadhiroh Putrinadhiroh.blogs.uny.ac.id

Program Pascasarjana - UNY TEORI BELAJAR. (Learning Theory) Oleh. Dr. H. MUKMINAN. PPs. UNY /

TEORI BELAJAR KOGNITIF

Model-Model Pembelajaran Matematika

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. behaviorisme dengan tokohnya B.F. Skinner, Thorndike, Watson dan lainlain. perilaku jasmaniah yang nyata dan dapat diukur.

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB II KAJIAN PUSTAKA. laku peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu berdasarkan pengalaman dan

BAB II KAJIAN TEORI. pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Hal ini didukung oleh Suryabrata,

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

TEORI BELAJAR TINGKAH LAKU

LANDASAN PSIKOLOGI. Imam Gunawan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (dalam Ruminiati, 2007), bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

TEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Konsep dan Makna Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan

TEORI BELAJAR. Oleh: Wisnu Prawijaya/ NIM: Blogs:

PENINGKATAN PEMBELAJARAN PKn TENTANG HIDUP RUKUN DALAM PERBEDAAN MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF PADA SISWA KELAS I SDN NO.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut

II. KAJIAN PUSTAKA. Teori belajar behavioristik mendefinisikan bahwa, belajar merupakan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendekatan pembelajaran. (Uno, Hamzah : 2008) dikemukakan oleh para ahli pembelajaran, diantaranya sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata belajar sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD. Pembelajaran matematika pada tingkat SD berbeda dengan pembelajaran

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pertemuan Ke-4. Oleh: M. Jainuri, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Matematika. STKIP YPM Bangko. Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dwi Widi Andriyana,2013

II. KAJIAN PUSTAKA. anak-anak diberikan bermacam-macam pelajaran untuk menambah pengetahuan. yang dimilikinya, terutama dengan jalan menghafal.

TEORI BELAJAR MATEMATIKA DAN PENERAPANNYA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Djamarah (1994) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan

Stimulus Proses Respon

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan siswa perlu ditingkatkan. Dalam kamus umum

Oleh : Muh. Mustakim, M.Pd.I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi kegiatan belajar secara efektif pada diri siswa tersebut.

TESIS OLEH: Kusumo Wardani S

PEMBELAJARAN MENULIS. oleh Isah Cahyani Diadaptasi dari berbagai sumber dan hasil diskusi

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

TEORI BELAJAR BERMAKNA BROWNELL

TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

BAB I TUJUAN UMUM MODEL PEMBELAJARAN A. MODEL PEMBELAJARAN

BAB I. A. Latar Belakang. bidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik didalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KONSEP UMUM PSIKOLOGI BELAJAR PAI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X

TEORI BELAJAR. Abdur Rohim/

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Pada intinya, fokus IPS

PEMBELAJARAN KREATIF DAN BERMAKNA. Oleh. Dr. Dedi Koswara, M.Hum.

Sementara itu, Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford dalam

Hakikat Belajar dan Pembelajaran

TEORI BELAJAR PIAGET

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

INISIASI UNIT 3 PENGERTIAN STRATEGI, METODE, DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAH SD

Teori Teori Belajar: Behaviorisme, Kognitif, dan Gestalt

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PLPG PGSD UAD 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK

Starlet Gerdi Julian / / juliancreative.blogs.uny.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didalam lingkungan nyata (Taufiq dkk : 6.2). Suatu teori biasanya

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

Transkripsi:

Inisiasi 1 TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN SERTA PKn SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI, MORAL, DAN NORMA Saudara mahasiswa, pada pertemuan perdana ini matakuliah PKn. Materi awal dalam matakuliah pembelajaran PKn SD. Dalam unit satu ini akan dibahas tentang dua hal, yaitu teori belajar dan pembelajaran, serta PKn sebagai pendidikan nilai, moral dan norma. Pertama teori belajar bermanfaat untuk merancang model pembelajaran di samping komponen-komponen yang lain, sehingga terkait erat dengan unit-unit yang lain terutama unit empat dan unit lima. Ada beberapa teori belajar yang digunakan di sini, antara lain kognitivisme, konstruktivisme, behaviorisme dan humanisme, walaupun tidak digunakan semua dalam pembelajaran ini. Sedangkan yang Kedua adalah PKn, yang merupakan mata pelajaran yang bertujuan membentuk warga negara yang baik. Oleh karena itu, pendidikan nilai, moral, dan norma perlu ditanamkan secara terus menerus melalui matapelajaran PKn, sehingga warga negara yang baik lekas terwujud. Sejalan dengan adanya tatanan baru di Indonesia maka dalam masa transisi ini hendaknya konsep nilai, moral dan norma sudah selayaknya menjadi karakteristik utama PKn. Terlebih jika mengingat bahwa bangsa Indonesia sekarang sedang mengalami krisis jati diri, sehingga nilai moral dan norma menjadi hal yang penting untuk membentengi kekrisisan jati diri bangsa ini. Saudara mahasiswa, setelah mempelajari unit-1 ini diharapkan Anda dapat : 1. Mendeskripsikan pengertian belajar menurut pandangan para teoritisi belajar. 2. Mendeskripsikan pengertian pembelajaran 3. Menjelaskan pengertian konsep. 4. Menjelaskan pengertian nilai 5. Menjelaskan pengertian moral 6. Menjelaskan pengertaian norma 7. Menganalisis kosep, nilai, moral, dan norma dalam materi PKn SD Sebelum Anda melangkah ke unit berikutnya, pahami betul isi dari unit ini, sehingga akan memudahkan Anda memahami unit yang lain tersebut. Perlu Anda ketahui pula bahwa dalam buku ini juga dilengkapi dengan soal latihan/tugas yang dilengkapi dengan rambu-rambu jawaban. Disamping itu Inisiasi Pendidikan Kewarganegaraan 1

dilengkapi pula dengan soal tes formatif, beserta kunci jawabannya. Sebaiknya soalsoal ini nanti Anda jawab secara mandiri baru Anda cocokkan dengan kunci jawaban yang telah tersedia dan akhirnya hasil jawaban mandiri, Anda hitung dengan rumus yang telah disediakan pula dalam buku ini Dengan demikian Anda secara jujur akan mengetahui sejauh mana posisi Anda dalam memahami materi dari unit yang telah Anda pelajari ini. Selanjutnya sekarang marilah kita awali dengan menelaah sub unit satu di bawah ini. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Pengantar Dalam dunia pendidikan belajar tidak hanya di sekolah saja, tetapi terjadi di tiga pusat yang lazim disebut dengan Tri Pusat pendidikan. Tri pusat pedidikan adalah tempat anak mendapatkan pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, baik yang bersifat formal maupun non formal yaitu, (1) pendidikan dari dalam keluarga yang biasa disebut dengan pendidikan informal, (2) pendidikan di sekolah (formal), dan (3) pendidikan dalam masyarakat (non formal). Dalam pendidikan informal, peran anggota keluarga sangat besar, terutama orang tua karena orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama. Dalam budaya gender, pendidikan informal biasa diperankan oleh ibu, walaupun anak itu tanggung jawab ibu dan ayah secara bersama. Namun dalam teori pembagian kerja secara seksual (Budiman, 1985) dikemukakan bahwa secara budaya pendidikan dan pengasuhan anak diperankan pada ibu, sedangkan pencari nafkah diperankan pada sang ayah. Setujukah Anda jika budaya seperti itu masih tetap dipertahankan di zaman modern seperti sekarang ini? Tugas Anda sebagai guru SD, untuk memulai menggeser budaya tersebut, agar bangsa kita baik laki maupun perempuan bisa maju bersama sesuai kemampuan masing- masing. A. Teori Belajar Dalam pembahasan ini dibahas dua teori belajar, yaitu teori belajar yang berdasarkan psikologi stimulus-respon (S-R) dan yang berdasarkan psikologi kognitif. Menurut aliran psikologi S-R, tingkah laku seseorang dikendalikan oleh peristiwa yang berupa ganjaran yang datangnya dari luar dan dinamakan penguatan Karena adanya stimulus tersebut (factor-faktor lingkungan) muncul respon (tingkahlaku). Stimulus dan Respon itu saling berasosiasi. Menurut psikologi S-R, belajar mnerupakan peristiwa adanya hubungan antara peristiwa-peristiwa (S) yang dirangsangkan kepada siswa dan mengakibatkan adanya respon (R) dari siswa 2 Inisiasi Pendidikan Kewarganegaraan

tersebut. Dari beberapa tokoh yang mengikuti aliran. Psikologi S-R, yang akan dibahas adalah Thorndike, Skiner, Bruner dan Gagne. Para ahli psikologi kognitif berpendapat bahwa pengetahuan merupakan akibat dari konstruksi kognitif dari suatu kenyataan yang terjadi melalui serangkaian aktifitas seseorang. Dengan demikian belajar bukan sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon saja, tetapi juga melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Menurut teori ini, kemampuan individu terbangun melalui proses interaksi yang terus menerus dan menyeluruh dengan lingkungannya. Apa yang dipikirkan dan yang dipelajari seseorang diawali dari pengamatan, sedangkan belajar dan berpikir pada dasarnya melakukan perubahan struktur kognitif. Dari beberapa tokoh pengikut aliran ini, yang akan dibahas adalah Piaget, Ausubel, 1) Teori Belajar menurut Thorndike Berdasarkan teori stimulus-respon, Thorndike menyatakan bahwa cara belajar manusia dan binatang pada dasarnya sama, karena manusia maupun binatang dasar terjadinya belajar adalah pembentukan asosiasi antara stimulus dan respon. Menurut Thorndike terjadinya asosiasi stimulus dan respon berdasarkan tiga hukum, yaitu: a) Hukum kesiapan, yang mempunyai tiga ciri: (1) Jika seseorang ingin bertindak dan keinginan ini dilaksanakan, maka dia akan puas dan tidak melakukan tindakan yang lain. (2) Jika seseorang ingin bertidak dan tidak dilaksanakan, maka dia tidak puas dan akan melakukan tindakan yang lain. (3) Jika tidak ingin bertidak dan melakukan tindakan itu, maka dia merasa tidak puas dan akan melakukan tindakan lain. b) Hukum latihan. Prinsip utama belajar adalah latihan (pengulangan), karena itu jika guru sering memberi latihan (S) dan siswa menjawabnya (R), maka prestasi belajar siswa tentang pelajaran tersebut akan meningkat. Thorndike menyatakan bahwa pengulangan tanpa ganjaran tidak efektif, karena asosiasi S dan R hanya diperkuat jika diiringi ganjaran. Jadi hukum latihan ini mengarah pada banyaknya pengulangan, yang biasa disebut drill. c) Hukum akibat Hukum ini menunjukkan bahwa jika suatu hubungan dapat dimodifikasi seperti hubungan antara stimulus dengan respon dan hubungan tersebut diikuti oleh peristiwa yang diharapkan maka kekuatan hubungan yang terjadi semakin meningkat. Sebaliknya jika kondisi peristiwa yang tidak sesuai mengikuti hubungan tersebut, kekuatan hubungan yang terjadi makin berkurang. Inisiasi Pendidikan Kewarganegaraan 3

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seseorang akan melakukan pekerjaan jika hasil pekerjaan itu akan memberikan rasa menyenangkan/ memuaskan,. Sebaliknya jika tidak membawa dampak menyenangkan, maka tidak melaksakan pekerjaan tersebut. Jika dikaitkan dengan pembelajaran PKn teori ini cocok diterapkan pada anak kelas satu, karena kelas satu senang apa bila mendapat hadiah dari gurunya. 2) Teori Belajar menurut Skinner Menurut pandangan B. F. Skinner (1958), belajar merupakan suatu proses atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Pengertian belajar ialah suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons. Skiner berpendapat bahwa ganjaran merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar, hanya istilahnya perlu diganti dengan penguatan. Ganjaran adalah sesuatu yang menggembirakan, sedangkan penguatan adalah sesuatu yang mengakibatkan meningkatkatnya suatu respon tertentu. Penguatan tidak selalu hal yang menggembirakan, tetapi bisa juga sebaliknya. Skiner membedakan adanya dua macam respon, yaitu respondent conditioning dan operant conditioning. Respondent conditioning adalah respon yang diperoleh dari beberapa stimulus yang teridentifikasi, jadi menimbulkan respon yang relatif tetap. Seorang siswa diberi soal sederhana dan siswa dapat menyelesaikannya sendiri. Dengan peristiwa ini siswa merasa yakin atas kemampuannya, sehingga timbul respon mempelajari hal-hal berikutnya yang sesuai atau lanjutan apa yang dapat dia selesaikan tadi. Dalam hal ini (Hudoyo,1990) menyatakan bahwa stimulus berupa masalah itu dapat diibaratkan makanan yang menimbulkan keluarnya air liur. Selanjutnya dikatakan bahwa pada umumnya stimulus yang demikian pada umnumnya mendahului respon yang ditimbulkan. Belajar dengan respondent conditioning ini hanya efektif jika suatu respon timbul karena kehadiran stimulus tertentu. Perlu Anda ketahui bahwa Teori Skinner sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan, khususnya dalam lapangan metodologi dan teknologi pembelajaran. Program- program inovatif dalam bidang pengajaran sebagian besar disusun berdasarkan teori Skinner (Sudjana dan Rivai, 2003). Dengan demikian teori belajar menurut Skiner hampir sama dengan yang sampaikan Thorndike, hanya istilah ganjaran perlu diganti dengan penguatan, dan penguatan dibedakan menjadi dua yaitu penguatan positip dan penguatan negatif. 4 Inisiasi Pendidikan Kewarganegaraan

3) Teori Belajar menurut Robert M. Gagne. Gagne adalah salah satu penganut aliran psikologi Stimulus-Respon (S-R). Gagne berpendapat bahwa terjadinya belajar seseorang karena dipengaruhi faktor dari luar dan faktor dari dalam diri orang tersebut dimana keduanya saling berinteraksi. (Nasution, 2000:136). Faktor dari luar (eksternal) yaitu stimulus dan lingkungan dalam acara belajar, dan faktor dari dalam (internal) yaitu faktor yang menggambarkan keadaan dan proses kognitif siswa. Keadaan internal menunjukkan pengetahuan dasar (yang berkaitan dengan hahan ajar), sedangkan proses kognitif menunjukkan bagaimana kemampuan siswa mengolah/mencerna bahan ajar. Menurut Gagne ada tiga tahap dalam belajar yaitu (1) persiapan untuk belajar dengan melakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan, dan mendapatkan kembali informasi; (2) pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi) digunakan untuk persepsi selektif, sandi semantik, pembangkitan kembali, respon, dan penguatan; dan (3) alih belajar yaitu pengisyaratan untuk membangkitkan dan memberlakukan secara umum (Dimyati dan Mudjiono, 1999:12). Dalam pembelajaran PKn kegiatan seperti performansi, alih belajar seperti contoh di atas sangat diperlukan. 4) Teori Belajar menurut Piaget Jean Piaget, psikolog-kognitif dari Swiss ini, berpendapat bahwa proses berpikir manusia merupakan suatu perkembangan bertahap dari berpikir intelektual kongkrit ke abstrak berurutan melalui empat tahap. Keempat tahap tersebut adalah: (1)tahap sensori motor pada usia 0-2 tahun, (2) tahap pra-operasional pada usia 2-7 tahun, (3) tahap periode operasi kongkrit pada usia 7-12 tahun, dan (4) yang terakhir adalah tahap operasi formal pada usia 12 tahun ke atas. Piaget berpendapat bahwa proses belajar terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap asimilasi, tahap akomodasi dan equilibrasi/penyeimbangan (Sukmaningadji,S. 2006) Asimilasi adalah proses mendapatkan informasi dan pengalaman baru yang langsung diintegrasikan dan menyatu dengan struktur mental yang sudah dimiliki seseorang. Akomodasi, adalah proses menstrukturkan kembali mental sebagai suatu akibat adanya pengalaman atau adanya informasi baru. Sedangkan penyeimbangan adalah penyesuaian yang berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Dengan demikian teori Piaget menunjukkan bahwa pikiran manusia terdapat perkembangan yang mempengaruhi proses berpikirnya, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran guru perlu memikirkan tingkat perkembangan intelektual siswa. Saat siswa belajar dalam diri siswa terjadi interaksi antara pengamatan atau pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimiliki, yang diberi Inisiasi Pendidikan Kewarganegaraan 5

istilah asimilasi dan akomodasi. Pembelajaran dalam PKn sedapat mungkin diusahakan munculnya asimilasi dan akomodasi kognitif. 5) Teori Belajar menurut Bruner Dalam teori belajarnya Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu. Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah: (1) tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru, (2) tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain, dan (3) evaluasi, yaitu untuk mengetahui apaha hasil tranformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak. Bruner mempermasalahkan seberapa banyak informasi itu diperlukan agar dapat ditransformasikan. Perlu Anda ketahui, tidak hanya itu saja namun juga ada empat tema pendidikan yaitu: (1) mengemukakan pentingnya arti struktur pengetahuan, (2) kesiapan (readiness) siswa untuk belajar, (3) nilai intuisi dalam proses pendidikan dengan intuisi, (4) motivasi atau keinginan untuk belajar.siswa, dan curu untuk memotivasinya. Dengan demikian Bruner menegaskan bahwa mata pelajaran apapun dapat diajarkan secara efektif dengan kejujuran intelektual kepada anak, bahkan dalam tahap perkembangan manapun. Bruner beranggapan bahwa anak kecilpun akan dapat mengatasi permasalahannya, asalkan dalam kurikulum berisi tema-tema hidup, yang dikonseptualisasikan untuk menjawab tiga pertanyaan, yaitu: Berdasarkan uraian di atas teori belajar Bruner, dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar terdapat tiga tahap, yaitu informasi, trasformasi, dan evaluasi. Lama tidaknya masing-masing tahap dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain banyak informasi, motivasi, dan minat siswa. Pembelajaran PKn seyogyanya juga dapat memberikan informasi yang jelas dan evaluasi hasil belajar siswa. 6) Teori Belajar menurut Ausubel David Ausubel merupakan salah satu tokoh ahli psikologi kognitif yang berpendapat bahwa keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh kebermaknaan bahan ajar yang dipelajari. Hudoyo, H (1990:54) menyatakan bahwa Ausubel menggunakan istilah pengatur lanjut (advance organizers) dalam penyajian informasi yang dipelajari peserta didik agar belajar menjadi bermakna. Selanjutnya dikatakan bahwa pengatur lanjut itu terdiri dari bahan verbal di satu pihak, sebagian lagi merupakan sesuatu yang sudah diketahui peserta didik di pihak lain. 6 Inisiasi Pendidikan Kewarganegaraan

Dengan demikian kunci keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan bahan ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa.. Ausubel tidak setuju dengan pendapat bahwa kegiatan belajar penemuan lebih bermakna dari pada kegiatan belajar. Dengan ceramahpun asalkan informasinya bermakna bagi peserta didik, apalagi penyajiannya sistimatis akan diperoleh hasil belajar yang baik pula. Ausubel mengidentifikasikan empat kemungkinan tipe belajar, yaitu (1) belajar dengan penemuan yang bermakna, (2) belajar dengan ceramah yang bermakna, (3) Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, dan (4) belajar dengan ceramah yang tidak bermakna. Dia berpendapat bahwa menghafal berlawanan dengan mermakna, karena belajar dengan menghafal peserta didik tidak dapat mengaitkan informasi yang diperoleh itu dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Dengan demikian bahwa belajar itu akan lebih berhasil jika materi yang dipelajari bermakna. Dalam kegiatan belajar terdapat empat kemungkinan tipe belajar, yaitu (1) belajar dengan penemuan yang bermakna, (2) belajar dengan ceramah yang bermakna, (3) Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, dan (4) belajar dengan ceramah yang tidak bermakna. Saudara mahasiswa berikut ini akan kita bahas tentang model-model pembelajaran B. Model-Model Pembelajaran 1) Model pembelajaran dengan pendekatan induktif dan deduktif. Kedua pendekatan ini merupakan pendekatan yang ditinjau dari interaksi antara siswa dengan bahan ajar. Kedua pendekatan ini saling bertentangan. Pendekatan deduktif merupakan suatu penalaran dari umum ke khusus, sedangkan pendekatan induktif suatu penalaran dari khusus ke umum. Dalam pendekatan induktif penyajian bahan ajar dimulai dari contoh-contoh kongkrit yang mudah dipahami siswa. Berdasarkan contoh-contoh tersebut siswa dibimbing menyusun suatu kesimpulan. Menurut Purwanto (2002: 47), kebenaran kesimpulan yang disusun secara indutif ini ditentukan tepat tidaknya (atau representative tidaknya) contoh yang dipilih. Biasanya makin banyak contoh makin besar pula tingkat kebenaran kesimpulannya. Bagaimana penerapan pendekatan induktif ini dalam pembelajaran PKn? 2). Model pembelajaran dengan pendekatan ekspositori Pendekatan ekspositori merupakan suatu pendekatan yang ditinjau dari interaksi guru dengan siswa. Dalam pendekatan ini semata-mata siswa tinggal Inisiasi Pendidikan Kewarganegaraan 7

menerima apa yang disajikan oleh guru. Jadi guru telah mempersiapkan dan merencanakan secara sistimatis sehingga siswa dapat menerimanya dengan mudah. Untuk itu dalam proses pembelajaran guru perlu melakukan apersepsi, yaitu mengingatkan kembali pengetahuan yang berkaitan dengan bahan ajar yang akan disajikan. Dalam pembelajaran ini guru menjelaskan panjang lebar, jika perlu guru membuat gambar maupun menggunakan media yang dianggap dapat lebih mempermudah siswa memahami bahan ajar yang disampaikan. 3) Model pembelajaran dengan Pendekatan Proses Dalam pendekatan ini guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi sedemikian sehingga siswa terlibat secara aktif dalam berbagai pengalaman. Atas bimbingan guru siswa diminta untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai sendiri suatu kegiatan. Menurut Sagala (2003), dalam pendekatan proses ini yang dapat dilakukan siswa antara lain: mengamati gejala yang timbul, mengklasifikasikan, mengukur besaran-besarannya, mencari hubungan konsep-konsep yang ada, mengenal adanya masalah, merumuskan masalah, merumuskan hipotesa, melakukan percobaan, menganalisis data dan menyimpulkan.dalam pembelajaran PKn tidak semua aktifitas seperti tersebut diatas dilaksanakan. 4) Model pembelajaran dengan pendekatan sosial. Model pendekatan sosial merupakan model yang lebif terfokuskan pada hubungan individu (siswa) dengan individu lain (bukan guru ataupun teman sekelasnya). Dalam pendekatan ini siswa terlibat dalam alam demokratis dan bekerja secara produktif di dalam masyarakat. Dari beberapa model pendekatan yang ada, akan dibahas model pembelajaran bermain peran, model pembelajaran simulasi sosial, dan model diskusi kelompok Pembelajaran PKn SD Menurut Corey (1986), pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang, secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan menghasilkan respons terhadap situasi tertentu juga. Sedangkan menurut Nurani (2003), konsep pembelajaran merupakan sistem lingkungan yang bisa untuk menciptakan proses belajar pada diri siswa selaku peserta didik dan guru sebagai pendidik dengan didukung oleh seperangkat kelengkapan, sehingga terjadi pembelajaran. Jadi dalam pembelajaran semua kegiatan guru diarahkan untuk membantu siswa mempelajari suatu materi tertentu baik berupa pelajaran, ketrampilan, sikap, 8 Inisiasi Pendidikan Kewarganegaraan

kerohanian dan sebagainya. Untuk dapat membantu siswa secara baik, guru harus benar-benar merencanakan dengan matang, dan untuk ini guru perlu mengetahui latar belakang serta kemampuan dasar siswa. Yang dimaksud latar belakang siswa ini bukan sekedar latar belakang ekonomi, lingkungan, asal sekolah/pra sekolah, orang tua dan sebagainya, tetapi juga keberadaan siswa di kelas. Pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyakat dan cenderung pada pendidikan affektif. Sedangkan sikap seseorang khususnya anak-anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan teman bermainnya. Model pendekatan pembelajaran terpadu merupakan hubungan antar tematema dalam satu mata pelajaran (connected), keterhubungan antara mata pelajaran satu dengan lainnya (integrated) dan (webbed). Pembelajaran terpadu seperti ini bermanfaat untuk menambah wawasan guru dan siswa bisa menerima materi secara utuh. Penugasan 1. Amati Tri Pusat Pendidikan yang mencakup pendidikan informal, formal dan nonformal, di lokasi anda tinggal.beri contoh nama lembaga dan siapa saja yang menjadi pebelajarnya. 2. Bandingkan pendapat ketiga tokoh tersebut pada proses terjadinya interaksi antar informasi yang masuk dengan kondisi intern siswa yang belajar. Misalnya, Ausubel berpendapat bahwa yang penting materi yang dipelajari siswa harus bermakna mengapa demikian, jelaskan materi apa saja yang ada pada pelajaran PKn? 3. Guru yang melaksanakan itu pasti guru yang kreatif, hal ini terlihat bahwa materi yang disajikan merupakan materi yang bermakna bagi siswa. Coba kaitkan hal ini dengan teori Ausubel. 4. Tiga hukum tersebut adalah hukum kesiapan, hukum latihan, dan hukum akibat. Lebih jelasnya silahkan membaca lagi teori Thorndik. Inisiasi Pendidikan Kewarganegaraan 9

Rangkuman 1. Belajar merupakan usaha aktif seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku akibat adanya rangsangan dari luar yang berupa pengamatan atau informasi 2. Menurut aliran psikologi S-R, tingkah laku seseorang dikendalikan oleh peristiwa yang berupa ganjaran yang datangnya dari luar dan dinamakan penguatan. 3. Para ahli psikologi kognitif berpendapat bahwa pengetahuan merupakan akibat dari konstruksi kognitif dari suatu kenyataan yang terjadi melalui serangkaian aktifitas seseorang. 4. Terdapat beberapa istilah model pendekatan pembelajaran, tergantung pada sudut pandanggya. Antara lain, jika ditinjau dari sudut interaksi siswa dan materi: deduktif, induktif, dan penemuan; jika ditinjau dari sudut interaksi guru dan siswa: ekspositori, ceramah, tanya jawab, dan diskusi; jika ditinjau dari interaksi antar siswa atau siswa dengan masyarakat (bukan guru): diskusi kelompok, bermain peran, dan simulasi sosial. Tindak Lanjut Untuk memudahkan anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah berikut. 1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan yang dianjurkan 2. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang dianjurkan, catatlah konsep-konsep utama dan kata-kata kunci yang ada dalam bacaan tersebut. 3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab soal, selanjutnya jabarkan jawaban anda sesuai dengan uraian materi yang ada dalam topik yang dianjurkan. 4. Bila anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan soal latihan dengan bacaan tersebut silahkan lanjutkan ke bab berikutnya. 10 Inisiasi Pendidikan Kewarganegaraan