BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

UPAYA PROMOSI DAN PREVENTIVE KESEHATAN BAYI DAN ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasukan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Lalu, kekebalan seperti apa yang dimiliki bayi di bulan-bulan pertamanya?

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Imunitas merupakan daya tahan tubuh. Sistem imun adalah jaringan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertanyaan dan Jawaban tentang imunisasi. Petunjuk untuk pemuka masyarakat, kader PSF, kelompok masyarakat, tentang imunisasi di Timor Leste

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh: M A R Y A T I J

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan bayi dan anak dengan. memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit TB disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis).

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH PERANCANGAN KAMPANYE PENGGUNAAN VAKSIN

5 Imunisasi Dasar Lengkap Terbaru Untuk Bayi Beserta Jadwal Pemberiannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2013 : 1). neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

Christopher A.P, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

1. Apakah anda mengetahui tentang imunisasi? a. Ya b. Tidak 2. Apakah anda mengetahui tentang tujuan imunisasi? a. Ya b. Tidak

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

berhubungan dengan kesehatan diklasifikasikan sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehat, cerdas dan produktif. Pencapaian pembangunan manusia yang diukur

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK BALITA DI KELURAHAN PESURUNGAN KIDUL KOTA TEGAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia telah menurun, dimana rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi adalah prosedur yang dilakukan untuk memberikan kekebalan. tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Imunisasi adalah memberi kekebalan terhadap penyakit

DAN INFORMASI KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI MALANG 2011/2012

Tujuan pendidikan kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2005). Imunisasi adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pencegahan terhadap penyakit tetanus. Untuk mencegah tetanus neonatorum (TN) ibu

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektif untuk bayi dari segi biaya (Wahab, 2000).

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI BCG PADA BAYI DI DESA TARAMAN KECAMATAN SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

SATUAN ACARA PENYULUHAN IMUNISASI

FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN. D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

5. Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

Ike Ate Yuviska(¹), Devi Kurniasari( 1 ), Oktiana (2) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Konsep dan Aplikasi Imunisasi. dr. Riska Yulinta Viandini

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG (Millenium. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009 )

Manfaat imunisasi untuk bayi dan anak

MICS2011-BL SURVEI INDIKATOR SOSIAL INDONESIA PROVINSI PAPUA DAN PAPUA BARAT DAFTAR PERTANYAAN BALITA MODUL KETERANGAN ANAK BALITA

Kuesioner Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Bayi dan Balita Mengenai Penyakit Polio Pasca PIN V

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dan pada tahun 1990, kita telah mencapai status Universal Child

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian bayi dan balita (bayi dibawah lima tahun) adalah

BAB II TINJAUAN TEORI. meningkatkan kekebalan tubuh seseorang terhadap suatu. terbentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu dari sudut pandang biologis semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEMBANGUN KEKEBALAN TUBUH, MENGHAPUS SERATUS PENYAKIT

Kuesioner Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Hamil Terhadap Imunisasi Toxoid Tetanus

INFORMED CONCENT. Lampiran : Satu lembar. Ayah dalam Pemberian Imunisasi pada Anak di Klinik Sari Medan Tahun 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Faktor faktor yang Memengaruhi Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar

DWI AGUNG RIYANTO* ABSTRAK

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Imunisasi Dasar Tubuh manusia pada dasarnya mampu melawan zat asing (Bakteri, Virus, Racun dan sebagainya) dengan mengaktifkan sistim kekebalan yang ada padanya. Sistim kekebalan tersebut sudah dirancang sedemikian rupa sehingga mampu menahan masuknya zat asing secara berlapis-lapis. Kulit adalah benteng pertahanan tubuh yang paling luar sehingga meskipun setiap hari manusia hidup bermilyarmilyar bekteri di atas kulit, namun manusia tetap dapat hidup sehat. Selain kulit ada lapisan lender dan bulu-buiu halus di saluran pernafasan yang dapat menangkap kuman atau zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Di dalam darah juga terdapat selset darah putih dan sel-sel pertahanan lainnya yang mampu membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh. Jadi, sebenarnya tubuh manusia memiliki pertahanan sistem pertahanan atau kekebalan yang sangat baik dan teratur. 2) Imunisasi yaitu suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubuh. Untuk melindungi diri terhadap mikroorganisme, di dalam tubuh manusia itu sendiri sudah ada system pertahanan yaitu imunisasi yang terdiri dari imunisasi bawaan dan imunisasi didapat. Imunisasi bawaan dimiliki manusia sejak lahir namun bersifat Spesifik artinya mekanisme pertahanan tubuh tergantung dari berbagai keadaan struktur jaringan dan carier tubuh tergantung pada kontak dengan antigen. Sedangkan imunisasi didapat bersifat spesifik yang mekanisme pertahanannya tergantung pada kontak dengan antigen. Antigen yaitu suatu zat yang jika masuk ke dalam tubuh akan merangsang pembentukan anti bodi dan zat antibody ini bereaksi secara ckas. Imunisasi juga berarti membawa obat yang disebut "Vaksin" disuntikkan ke dalam tubuh atau di telan (Vaksin Polio) untuk melindungi terhadap kemungkinan serangan dari kuman-kuman. Penyakit yang dicegah dengan imunisasi adalah : TBC, Dipteri, Pertusis (Batuk rejan), Tetanus, Polio, Campak dan Hepatitis. 2)

Adapun jenis jenis imunisasi adalah : a. Imunisasi BCG Untuk mencegah timbulnya Tuberculosis (TBC) dilakukan imunisasi BCG. Imunisasi BCG adalah singkatan dari (Bacillus Calmette Guerin). Nama ini diambil dari nama penemu kuman, yaitu Calmette dan Guerin yang digunakan dalam pembuatan Vaksin BCG. Imunisasi ini digunakan dengan cara menyuntikkan Vaksin BCG ke dalam tubuh anak melalui lengan kanan bagian atas (Regio deltoid) segera setelah bayi lahir sampai usia kurang lebih dua bulan, Vaksin ini diberikan satu kali untuk mencegah penyakit TBC b. Imunisasi DPT Imunisasi DPT dimaksudkan untuk mencegah penyakit Dipteri, Pertusis, Tetanus. Imunisasi ini diberikan tiga kali, pertama kali diberikan bersama BCG dan Polio, kemudian berturut-turut dua kali dengan jarak masingrnasing 4 minggu (1 bulan). Imunisasi ulangan dapat dilakukan satu tahun setelah imunisasi ketiga dan pada saat usia masuk sekolah dasar (5-6 tahun). Imunisasi ini diberikan dengan cara disuntikkan di lengan atas atau paha. c. Imunisasi Polio Imunsasi Polio di Indonesia dilakukan dengan cara meneteskan Vaksin kemulut anak. Vaksin ini pertama kali diberikan bersama BCG dan DPT pertama pada usia dua bulan. Kemudian diulang dengan jarak kurang lebih 4 minggu sebanyak 4 kali. Imunisasi ulangan dilakukan satu tahun setelah imunisasi Dasar ke 4 dan saat masuk SD (6-7tahun). Vaksin ini dapat mencegah penyakit Poliomielitis (Penyakit kelumpuhan pada anak). d. Imunisasi Campak Imunisasi Campak berguna untuk mencegah penyakit Campak yang disebabkan oleh virus morbili yang menular lewat air liur sewaktu penderita batuk atau kontak secara aktif. Vaksin Campak mengandung Virus Campak yang sudah dilemahkan. Imunisasi ini di berikan melalui suntikan sebanyak 1 kali ketika anak umur 9 bulan.

e. Imunisasi Hepatitis Saat ini dikenal 5 jenis virus penyebab Penyakit Hepatitis yaitu : Virus hepatitis A(VHA), Virus Hepatitis B, Virus Hepatitis D, Virus Hepatitis Non A dan Non B (VHNANB) yang terdiri dari virus Hepatitis C (VHC) dan Virus Hepatiti E (VHE) terdapat perbedaan antara kelima jenis virus tersebut. Imunisaasi aktif maupun pasif ini diberikan dimulai sedini mungkin sejak bayi lahir. Imunisasi ini diberikan sebanyak 3 kali yang bertujuan untuk mencegah dan menurunkan angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oteh virus Hepatitis. Penyakit hepatitis yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah Hepatitis A dan B. 6) f. Imunisasi lengkap adalah BCG 1x, DPT 3 x, Polio 4 x, Campak 1x, Hepatitis B 3x 2. Karakteristik Ibu a. Umur Hubungan antara umur ibu dengan cakupan imunisasi Dasar pada anak sangat berpengaruh besar. Dan studi Literatur diketahui Umur ideal untuk mendapatkan anak (usia reproduksi sehat ) adalah 20-30 tahun. Umur ibu sangat mempengaruhi kesehatan anak, karena ibu terlalu muda mempunyai resiko melahirkan dan belum begitu paham untuk merawat bayi, apabila ibu terlalu tua juga mempunyai resiko melahirkan dan biasanya bayi itu tidak terlalu diperhatikan karena ibu harus memperhatikan anak yang agak besar dan biasanya ibu malu membawa anaknya untuk di imunisasi. 8) b. Pendapatan Tingkat pendapatan juga menentukan pola makan apa yang dibeli dengan uang tersebut. Orang miskin akan membelanjakan sebagian besar uangnya atau pendapatannya untuk membeli makanan dan sebagian lainnya untuk menjaga kesehatannya. Pndapatan ini sangat berkaitan dengan pemberian imunisasi dasar karena biasanya pada orang yang mampu ia akan mengimunisasikan anaknya ke Dokter atau bidan jadi mereka perlu biaya. c. Pendidikan

Latar belakang pendidikan orang tua baik kepala keluarga ataupun istri merupakan salah satu unsur penting dalam mewariskan setatus kesehatan bagi anak-anak mereka. Hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan kesehatan anak telah banyak diungkapkan para ahli. Dalam hal ini pendidikan ibu sangat mempengaruhi kesehatan dan kekebatan anak. Pada ibu yang pendidikannya tinggi, maka ibu mengetahui tentang manfaat imunisasi dasar pada anak dan ibu mau membawa anaknya ke Posyandu untuk mendapatkan imunisasi dasar. 7) 3. Perilaku (Pengetahuan, Sikap, Praktik) Ibu Terhadap Imunisasi Dasar 1). Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu yang berasal dari proses peningderaan manusia terhadap suatu obyek dan pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai mcam sumber misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media postes, kerabat dekat, dan sebagainya. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif ini mempunyai 6 tingkat, yaitu : 8) a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut cara benar. c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya).

d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lainnya. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Pengukuran Pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian tau responden. 11) 2). Sikap (Attitude) Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup dengan kata lain sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan pre disposisi tindakan atau perilaku. 4) Sikap yang ada pada seseorang akan memberikan warna atau corak pada perilaku atau perbuatan orang yang bersangkutan. Dengan mengetahui sikap seseorang dapat menduga bagaimana respons atau perilaku yang akan diambil oleh orang yang bersangkutan, terhadap sesuatu masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya. Jadi dengan mengetahui sikap seseorang, orang akan mendapatkan gambaran kemungkinan perilaku yang timbul dari orang yang bersangkutan. 8) Sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yang dapat dinilai, yakni : a. Komponen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, persepsi, ide dan konsep terhadap suatu obyek.

b. Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang berkaitan dengan rasa senang dan rasa tidak senang terhadap obyek sikap. c. Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component) yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap obyek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap atau berperilaku seseorang atau kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek sikap (trend to behave). Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Suatu contoh, seorang ibu telah mendengarkan penyakit TBC, Defteri, Pertusis, Tetanus, Campak ibu takut karena (penyebabnya, akibatnya, pencegahannya, dan sebagainya). Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya anaknya tidak terkena penyakit tertentu. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu tersebut berniat akan mengimunisasikan anaknya untuk mencegah supaya anaknya tidak terkena penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi. 8) 3). Praktik (Practice) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan factor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan dari pihak lain. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung dengan observasi tindakan atau kegiatan responden. Praktek adalah merupakan sikap yang diekspresikan (expressed attitdes) yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Orang tidak akan bisa mengukur sikap secara langsung, maka yang diukur adalah sikap yang menampak, dan sikap yang menampak adalah juga praktik. Karena itu bila orang dapat menetralisir pengaruh terhadap praktik, maka dengan jelas bahwa sikap mempunyai kaitan dengan praktik. Perilaku dengan sikap saling berinteraksi, saling mempengaruhi satu dengan yang lain 13). 4). Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku

Perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatankekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan penahan. (restrining forces) Perilaku itu dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut didalam diri seseorang 14). Ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang itu yakni : 1. Kekuatan pendorong meningkat. Hal ini terjadi adanya stimulus stimulus yang mendorong untuk terjadi perubahan-perubahan perilaku. Stimulus ini berupa penyuluhan-penyuluhan atau informasi-informasi sehubungan dengan perilaku yang bersangkutan, misalnya seorang ibu mempunyai balita disuruh mengimunisasikan anaknya. Takut karena efeknya setelah diimunisasi reaksinya bayi panas. Dapat berubah perilakunya (ikut mengimunisasikan anaknya) kalau kekuatan pendorong yakni pentingnya imunisasi diberikan pengertian dengan penyuluhan-penyuluhan atau usaha-usaha lain. 2. Kekuatan-kekuatan penahan menurun. Hal ini akan terjadi adanya stimulusstimulus yang memperlemah kekuatan penahan tersebut. Misalnya contoh tersebut di atas dengan pemberian pengertian bahwa imunisasi itu penting sebab imunisasi bisa memberi kekebalan terhdap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi sehingga ibu balita tersebut bisa terjadi perubahan perilaku pada ibu balita tersebut. 3. Kekuatan pendorong meningkat juga menurun dengan keadaan semacam ini jelas ibu balita akan terjadi perubahan perilaku seperti pada contoh diatas. Juga, penyuluhan tentang imunisasi antara manfaat dan reaksi tentang imunisasi diberikan dengan jelas sehingga akan meningkatkan kekuatan pendorong dan sekaligus menurunkan kekuatan terhadap ibu balita. B. Kerangka Teori Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan maka dibuat kerangka teori sebagai berikut : Karakteristik ibu a. Umur b. Pendapatan c. Pendidikan

Perilaku a. Pengetahun b. Sikap c. Praktik Ibu Jumlah Imunisasi yang didapat oleh Bayi umur 9 11 bulan Status Imunisasi Bayi Motivasi dan dukungan masyarakat Pelayanan kesehatan dan sarana prasarana Bagan: Kerangka teori faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi dasar lengkap. Sumber: Modifikasi Skema H.L. blum & Lawrence Green, cid Soekidjo Noto Atmodjo (1997) C. Kerangka Konsep Karakteristik Umur Pendapatan Pendidikan Perilaku Imunisasi Pengetahuan Sikap Praktik Jumlah Imunisasi yang didapat oleh bayi umur 9 11 bulan D. Hipotesis 1. Ada hubungan antara umur ibu dengan jumlah imunisasi keluarga. 2. Ada hubungan antara pendapatan dengan jumlah imunisasi. 3. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan jumlah imunisasi. 4. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan jumlah imunisasi. 5. Ada hubungan antara sikap ibu tentang imunisasi dengan jumlah imunisasi. 6. Ada hubungan antara praktik ibu terhadap imunisasi dengan jumlah imunisasi.

7. Ada hubungan antara jumlah imunisasi yang didapat bayi umur 9-11 bulan dengan jumlah imunisasi.