KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA SMP DALAM MEMAHAMI BANGUN RUANG DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

dokumen-dokumen yang mirip
KECERDASAN VISUAL-SPASIALeL DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 JEMBER DITINJAU DARI GENDER

PROSES BERPIKIR DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN KECERDASAN LOGIS- MATEMATIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

DESKRIPSI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA SMP DITINJAU BERDASARKAN PERBEDAAN GENDER DAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL ARITMATIKA SOSIAL DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang memiliki peranan yang sangat besar dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

Karakteristik Pemahaman Siswa dalam Memecahkan Masalah Limas Ditinjau dari Kecerdasan Visual-Spasial

HUBUNGAN KECERDASAN SPASIAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISWA KELAS 5 SD NEGERI 5 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Sheny Meylinda S, 2013

KEMAMPUAN SISWA TENTANG INTEGRASI MATEMATIKA DALAM PERMAINAN TRADISIONAL ANAK-ANAK SIDOARJO

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA BERKECERDASAN VISUAL SPASIAL DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BANGUN RUANG SISI DATAR

Lina Nofianti H.U. et al., Kecerdasan Visual-Spasial dan Logika Matematika dalam...

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013

ASOSIASI KEMAMPUAN SPASIAL DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN GEOGEBRA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

IDENTIFIKASI KREATIVITAS SISWA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN KEMAMPUAN PADA MATERI BILANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS)

Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Abstrak. Kata Kunci : Penyelesaian Soal Secara Sistematis (PS3), Metode Ekspositori. Abstract

BAB III METODE PENELITIAN. di kelas VIII H pada semester genap tahun ajaran 2016/2017.

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN:

BAB II KAJIAN TEORITIK

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH KALKULUS II

Abstrak. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP

PROFIL PEMAHAMAN MAHASISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA MATAKULIAH MATEMATIKA SMP DITINJAU DARI MULTIPLE INTELLIGENCE

ARTIKEL KECERDASAN VISUAL SPASIAL MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GEOMETRI

Institut Agama Islam Ma arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

Vol. 3 No. 2 (2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Hanomi Irma 1), Edwin Musdi 2), Atus Amadi Putra 3)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh anak-anak ataupun

BAB III METODE PENELITIAN

Pendahuluan. Puspita Maya Margaretha. et al., Kecerdasan Visual-Spasial Siswa SMP berdasarkan Teori Hass...

PEMAHAMAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI BILANGAN BULAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

PROFIL KECERDASAN VISUAL-SPASIAL PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 MOJOLABAN BERDASARKAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)

HASIL ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA MATERI RELASI

Bella Agustin Hariyanto Bambang Soerjono. Program Sarjana, STKIP PGRI Sidoarjo Jalan Kemiri Sidoarjo. Abstak

KEMAMPUAN PENELARAN SPASIAL MATEMATIS SISWA DALAM GEOMETRI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika...ISBN: hal November

ANALISIS MULTIPLE INTELLEGENCES PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS IV SD

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

ANALISIS KECERDASAN SPASIAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Ika Puspita Sari Kemampuan Komunikasi Matematika Berdasarkan Perbedaan Gaya Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Wajo pada Materi Statistika

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017 UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017

PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VII E DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu interaksi manusiawi (human interaction)

BAB II KAJIAN TEORITIK. komunikasi matematika, multiple intillegences dan gender. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR ATEMATIKA DENGAN METODE MULTIPLE INTELLIGENCE SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 SANDEN

Key Words: Identification Strategies, Problem solving, Surface Area and Volume Beams

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam dunia pendidikan dan juga dalam dunia nyata. Matematika

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Vinny Dwi Librianti et al., Kecerdasan Visual Spasial dan Logis Matematis dalam...

PENGGUNAAN SOFTWARE CABRI PADA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI DIMENSI TIGA KELAS X SMA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-1)

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS CARA MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA

Alamat Korespondensi : 1) Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan,

BAB I PENDAHULUAN Secara sederhana Flavell mengartikan metakognisi sebagai knowing

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN RUANG SISWA SMP MELALUI STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE

PROSES BERPIKIR SISWA SMK DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK, LOGIKA MATEMATIKA, DAN VISUAL SPASIAL DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA (Anton Sujarwo)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI RUANG DIMENSI TIGA PADA KELAS X SMA N 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ABSTRACT

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB DENGAN PENDEKATAN ETNOMATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR

BAB III METODE PENELITIAN

AlphaMath ZUHROTUNNISA ABSTRACT:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK KELAS VIII SMP MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Transkripsi:

KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA SMP DALAM MEMAHAMI BANGUN RUANG DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA (VISUAL-SPASIAL INTELLIGENCE BUILD SPACE IN UNDERSTANDING DIFFERENCES SEEN FROM MATEMATICS ABILITY) Elis Nur Fadilah (elissetya29@gmail.com) Dian Septi Nur Afifah Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sidoarjo Jalan Jenggala Kotak Pos 149 Kemiri Sidoarjo Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecerdasan visual-spasial siswa SMP Wijaya kelas IX dalam memahami bangun ruang ditinjau dari perbedaan kemampuan matematika. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa (1) berdasarkan pemahaman konsep subjek berkemampuan sedang dan rendah kurang dapat memahami konsep dengan baik (2) berdasarkan arah pandang, subjek berkemampuan sedang dan rendah cenderung kurang mampu memahami gambar (3) berdasarkan arah pandang pewarnaan, pada soal warna terang subjek cendurung menjawab benar ketika melihat gambar dari arah (depan, kanan, dan atas), pada soal warna pudar dan warna pudar siswa berkemampuan sedang dan rendah cenderung menjawab salah ketika melihat gambar dari arah depan, arah kanan dan dari arah atas. Kata Kunci: Kecerdasan majemuk, Kecerdasan visual-spasial, Bangun ruang Abstract This research aimed to determine the visual-spatial intelegence Wijaya clas IX Junior High School students build space in understanding differences seen from mathematics ability. The results of this study indicate that (1) based on a subject capable of understanding the concept of medium and low are less able to understand the concept well (2) based on the direction of view, the subject-capable medium and low tend to be less able to understand the picture (3) based on the direction of view of staining, the bright color of the subject matter cendurung answered correctly when viewing a picture of the direction (front, right, and top), in the matter of color fading and color fade medium and low ability students tend to answer incorrectly when viewing a picture of the direction First, the right and from the top. 151

152 Key Words: Multiple Intelligences, Visual-Spatial Intelligence, Build Space and Problem Resolution Test Pendahuluan Kecerdasan juga merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi prestasi seseorang. Sehingga sukses dan gagalnya siswa ditentukan oleh kecerdasan yang dimilikinya. Biasanya siswa yang memiliki kecerdasan rendah sulit diharapkan dapat berprestasi tinggi. Akan tetapi tak jarang siswa yang memiliki kecerdasan rendah yang berprestasi, sehingga tidak ada jaminan jika kecerdasan tinggi seorang siswa secara otomatis akan sukses belajar di sekolah. Howard Gardner (2004:95) menemukan kecerdasan majemuk (multiple intelegences), bahwa ada banyak kecerdasan yang dimiliki setiap orang. Teori ini juga menekankan pentingnya pemodelan dalam mengembangkan salah satu kecerdasan yang dimiliki siswa. Howard Gardner (dalam Dadang, 2007:11) mengemukakan bahwa kecerdasan dibagi menjadi delapan jenis yaitu kecerdasan musikal (music), kecerdasan kinestis (cerdas fisik), kecerdasan matematis logis, (matematika logika, kecerdasan linguistik (bahasa), kecerdasan visual-spasial (ruang), kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan naturalis. Menurut Gardner (dalam Dadang, 2007:11), kecerdasan visual-spasial adalah kemampuan mempersepsi dunia spasial-visual tersebut (misalnya arsitek). Kecerdasan ini meliputi kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual atau spasial, dan mengorientasikan diri secara tepat dalam matriks spasial termasuk kepekaan pada garis, bentuk ruang, warna, dan hubungan antar unsur tersebut. Jenis pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan spasial adalah fotografer, dekorator ruang, perancang busana, arsitek, pembuat film, animator, pilot, desainer interior, pelukis, pematung, dan programer komputer (Dadang, 2007:34). Anak yang memiliki kecerdasan visual-spasial baik, anak tersebut akan mudah belajar ilmu ukur ruang. Ia sangat mudah mengingat gambar, dan memiliki imajinasi yang kuat. Anak yang memiliki kecerdasan visual-spasial juga memiliki cara belajar visualisasi berdasarkan penglihatan, sehingga dia akan dengan mudah belajar dari gambar-gambar, grafik dalam warna-warni yang menarik didalam geometri ruang. Geometri merupakan kajian dalam matematika yang mempelajari titik, garis, bidang, bangun ruang serta sifat-sifatnya, ukurannya, dan hubungan satu sama lain

153 (Ismadji, 1993:1). Obyek-obyek yang dibicarakan dalam geometri ruang merupakan obyek yang abstrak (Ismadji, 1993:3). Kajian geometri bersifat abstrak dan berkaitan dengan bangun-bangun dimensi dua maupun dimensi tiga, diantaranya kubus, balok, prisma, dan limas. Sehingga mempelajari geometri menuntut anak untuk menciptakan konsep-konsep yang ada dalam pikirannya dalam menentukan posisi dan ukuran suatu obyek dalam ruang. Selain itu media juga diperlukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memvisualisasikan obyek bangun ruang. Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa geometri adalah cabang matematika yang mempelajari pola-pola visual yakni mengenai titik, garis, bidang, dan benda-benda ruang serta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan hubungan dengan yang lain. Sedangkan kemampuan menangkap dunia ruang secara tepat, serta suka menghubungkan matematika dengan dunia fisik atau dunia nyata merupakan karakteristik siswa yang memiliki kecerdasan visual-spasial. Sehingga peneliti ingin mengetahui kecerdasan visual-spasial siswa dalam memahami bangun ruang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka (Moleong, 2012:11). Artinya data yang dianalisis didalamnya berbentuk deskriptif dan tidak berupa angka-angka seperti halnya pada penelitian kuantitatif. Penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang kecerdasan visual-spasial siswa kelas IX SMP Wijaya dalam memahami bangun ruang ditinjau dari perbedaan kemampuan matematika. Dengan subjek yang terdiri dari dari 2 orang siswa berkemampuan matematika tinggi, 2 siswa berkemampuan matematika sedang, dan 2 siswa berkemampuan matematika rendah. Moleong (2012:320) menemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif pada dasarnya adalah meningkatkan derajat kepercayaan yang dinamakan keabsaan data. Pemeriksaan terhadap keabsaan data pada dasarnya merupakan konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reabiltas). Sugiyono (2011:222) juga menyatakan bahwa data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi dengan sumber.

154 Hasil danpembahasan Pada bab ini disajikan secara lengkap hasil penelitian tentang Kecerdasan Visual-Spasial Siswa SMP Wijaya Kelas IX Dalam Memahami Bangun Ruang Ditinjau Dari Perbedaan Kemampuan Matematika. Pada saat penelitian, dilakukan tes kemampuan siswa yang bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan matematiak siswa kelas IX di SMP Wijaya. Untuk menentukan kelompok kemampuan matematika tinggi, kemampuan matematika sedang dan kemampuan matematika rendah. Setelah hasil tes kemampuan matematika dikelompokkan ke dalam 3 kelompok siswa diberi tes kemampuan kecerdasan majemuk. dan tes kecerdasan visual-spasial yang telah didiskusikan dan divalidasi oleh dosen pembimbing dan guru matematika SMP WIJAYA. Tabel 1 Pemilihan Subjek (Tes Kemampuan Matematika) 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 Tinggi Sedang rendah Berdasarkan hasil penilaian dan pengelompokkan diatas, maka diperoleh : 7 siswa berkemampuan matematika tinggi 21 siswa berkemampuan matematika sedang 4 siswa berkemampuan matematika rendah Dari pengelompokan kecerdasan majemuk berdasarkan kemampuan matematika tersebut, maka dipilih 6 siswa sebagai penelitian, yang terdiri dari 2 siswa berkemampuan matematika tinggi, 2 siswa berkemampuan matematika sedang dan 2

155 siswa berkemampuan rendah yang memiliki kecerdasan visual- spasial. Adapun rincian 6 subjek yang terpilih sebagai berikut: siswa yang berkemampuan tinggi : S 1 dan S 3, siswa yang berkemampuan sedang : S 13 dan S 26, siswa yang berkemampuan rendah : S 29 dan S 31. Analisis Tes Pemahaman Gambar Bangun Ruang Analisis pemahaman bangun ruang dilakukan berdasarkan dari tes tulis dan wawancara untuk memperoleh deskripsi kecerdasan visual-spasial siswa dalam memahami bangun ruang yang telah diberikan. Berikut hasil tes pemahaman gambar bangun ruang yang diberikan pada siswa : Tabel 1. Hasil Analisis Tes Pada Pemahaman Gambar Bangun Ruang No. Soal Tes Pemahaman Unsur-Unsur Bangun Ruang 2 Pemahaman dan penerapan Konsep 3 Ketelitian Pada Jawaban No. Soal Tes Pemahaman Membedakan Salah atau Benar 2 Pemahaman dan Penerapan Konsep 3 Ketelitian Pada Jawaban No. Soal Tes Pemahaman Gambar Warna Terang 2 Ketelitian Pada Gambar No. Soal Tes Pemahaman Gambar Warna Pudar 2 Ketelitian Pada Gambar

156 No. Soal Tes Pemahaman Gambar Warna Terang 2 Ketelitian Pada Gambar Simpulan 1. Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi a. Berdasarkan pemahaman dan penerapan konsep 1) Subjek yang berkemempuan tinggi sudah memahami konsep dengan baik karena subjek mampu menyebutkan unsur-unsur kubus dan memahami konsep dengan baik, 2) Subjek berkemampuan tinggi memiliki imajinasi yang tinggi dalam memahami soal nomor dua karena subjek mampu berimajinasi dalam membedakan benar atau salah pada soal nomor dua. b. Berdasarkan sudut pandang pada gambar Subjek berkemampuan tinggi sudah mampu memahami gambar dengan susunan bangun ruang yang memiliki susunan yang lebih tinggi atau lebih banyak. c. Berdasarkan arah pandang pewarnaan 1) Pada soal dengan warna terang subjek sudah memahami soal karena subjek cenderung menjawab benar ketika melihat gambar dari arah depan, kanan, dan atas. 2) Pada soal dengan warna pudar subjek juga sudah memahami soal karena subjek cenderung menjawab benar ketika melihat gambar dari arah depan, kanan, dan atas. 3) Pada soal tanpa warna subjek juga sudah memahami soal karena subjek cenderung menjawab benar ketika melihat gambar dari arah depan, kanan, dan atas.

157 2. Siswa Berkemampuan Matematika Sedang a. Berdasarkan pemahaman dan penerapan konsep 1) Subjek yang berkemempuan sedang sudah mampu memahami konsep dengan baik karena subjek mampu menyebutkan unsur-unsur dan memahami konsep dengan baik. 2) Subjek berkemampuan sedang kurang berimajinasi dalam memahami soal nomor dua karena subjek belum dapat memahami dan membedakan benar atau salah pada rusuk yang berpotongan. b. Berdasarkan sudut pandang pada gambar Subjek berkemampuan sedang belum mampu memahami gambar dengan baik karena subjek cenderung salah ketika melihat gambar dengan susunan bangun ruang yang memiliki susunan yang lebih tinggi atau lebih banyak dan subjek cenderung menjawab salah ketika melihat gambar dari arah kanan. c. Berdasarkan arah pandang pewarnaan 1) Pada soal dengan warna terang subjek sudah memahami soal karena subjek cenderung menjawab benar ketika melihat gambar dari arah depan, kanan, dan atas. 2) Pada soal dengan warna pudar subjek belum dapat memahami soal karena subjek cenderung menjawab salah ketika melihat gambar dari arah samping kanan. 3) Pada soal dengan warna pudar subjek juga belum dapat memahami soal karena subjek cenderung menjawab salah ketika melihat gambar dari arah samping kanan. 3. Siswa Berkemampuan Matematika Rendah a. Berdasarkan pemahaman dan penerapan konsep 1) Subjek yang berkemempuan rendah mampu menyebutkan unsur-unsur dan memahami konsep dengan baik karena subjek cenderung salah ketika menyebutkan bidang diagonal kubus.

158 2) Subjek berkemampuan rendahmemiliki imajinasi yang tinggi dalam memahami soal nomor dua karena subjek mampu berimajinasi dalam membedakan benar atau salah pada soal nomor dua. b. Berdasarkan sudut pandang pada gambar Subjek berkemampuan rendah belum mampu memahami gambar dengan baik karena subjek cenderung salah ketika melihat gambar dengan susunan bangun ruang yang memiliki susunan yang lebih tinggi atau lebih banyak dan subjek cenderung menjawab salah ketika melihat gambar dari arah kanan. c. Berdasarkan arah pandang pewarnaan 1) Pada soal dengan warna terang subjek sudah memahami soal karena subjek cenderung menjawab benar ketika melihat gambar dari arah depan, kanan, dan atas. 2) Pada soal dengan warna pudar subjek belum dapat memahami soal karena subjek cenderung menjawab salah ketika melihat gambar dari arah samping kanan. 3) Pada soal dengan warna pudar subjek juga belum dapat memahami soal karena subjek cenderung menjawab salah ketika melihat gambar dari arah samping kanan. Daftar Rujukan Dadang, A. (2007). Mencerdaskan potensi IQ, EQ, dan SQ. Bandung: Globalindo Universal Multi Kreasi. Gardner, H. (2004). The Theory Of Multiple Intelegences. Jakarta: Bulan Bintang. Ismadji, Djoko. (1993). Geometri Ruang. Jakarta: Depdikbud. Moleong, J. L. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif Dan R &D. Bandung: Alfabeta.