BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN DIET PASIEN

International Council of Nurses (1965), perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di Negara

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT

Peran, Fungsi, Tugas perawat dalam Pengembangan Sistem Pelayanan Kesehatan. Rahmad Gurusinga

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS. dan mencapai tujuan yang telah ditentukan (Herujito, 2001). mengandung arti control yang diterjemahkan ke dalam bahasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

PEDOMAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN

PERAN PERAWAT HOME CARE. Disampaikan oleh Djati Santosa.

TINJAUAN TEORITIS. peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kabupaten yang melaksanakan upaya penyuluhan, penanganan kasus-kasus

BAB I PENDAHULUAN. seseorang terhadap pelayanan kesehatan. (Notoatmodjo,1993).

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care). (Depkes RI, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi psikis waktu itu, pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan atau rumah sakit tersebut, perlu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam

BAB III TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karya, padat modal, padat teknologi, dan padat keterampilan (Soedarmono, S, dkk,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

TITIN KUSRINI J

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

STANDAR PROFESI KEPERAWATAN. Yeneva Everina

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

TELAAH KOMPETENSI DIII KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terjadi di rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal. 46 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus

ASPEK LEGAL DAN ETIK DALAM DOKUMENTASI KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

SEJ S A EJ R A AH A PROS PR E OS S E KEPER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. yang memilki peran dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Rumah sakit di

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang adil dan merata. Salah satu pelayanan kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Diharapkan) dengan rentang 3,2 16,6 %. Negara Indonesia data tentang KTD

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja.

Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, identifikasi konseptual pernyataan riset dan variabel riset dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedudukan sosial. Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam. dimasyarakat yang ditetapkan oleh budaya.

Komunikasi dengan tenaga kesehatan lain. Lilik s

Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Kesehatan 1. Pengertian pelayanan Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan, pelayanan juga dapat diartikan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain (Hasyim, 2006). 2. Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama dimana setiap rumah sakit bertanggung jawab gugat terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari penerima jasa pelayanan tersebut. Disamping itu, penekanan pelayanan kepada kualitas yang tinggi tersebut harus dapat dicapai dengan biaya yang dapat dipertanggung jawabkan (Ely Nurachma, 2007). Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang memuaskan harapan dan kebutuhan derajat masyarakat (consumer satifaction), melalui pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan (provider satisfaction), pada institusi pelayanan yang xxvi 10

diselenggarakan secara efisien (institutional satisfaction). Interaksi ketiga pilar utama pelayanan kesehatan yang serasi, selaras, dan seimbang, merupakan panduan dari kepuasan tiga pihak, dan ini merupakan pelayanan kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care) (Ahmad Djojosugitjo, 2001). 3. Faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan Menurut Nurrachmah (2001) kelancaran pelayanan keperawatan di suatu ruang rawat baik rawat inap maupun rawat jalan dipengaruhi oleh beberapa aspek antara lain: a) Visi, misi dan tujuan rumah sakit yang dijabarkan secara lokal ruang rawat. b) Stuktur organisasi lokal, mekanisme kerja ( standar standar ) yang dilakukan di ruang rawat. c) Sumber daya manusia keperawatan yang memadai baik kualitas maupun kuantitas. d) Metode penugasan/pemberi asuhan dan landasan model pendekatan kepada klien yang ditetapkan. e) Tersedianya berbagai sumber/fasilitas yang mendukung pencapaian kualitas pelayanan yang diberikan. f) Kesadaran dan motivasi dari seluruh tenaga keperawatan yang ada. g) Komitmen dari pimpinan rumah sakit. Menurut Ahmad Djojosugitjo (2001) ada 4 aspek yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan antara lain : a. Jumlah petugas Jumlah petugas merupakan salah satu aspek yang menunjang pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Keadaan petugas yang kurang menyebabkan penyelenggaraan pelayanan dilaksanakan tidak xxvii 11

maksimal dan kurang memenuhi kepuasan pasien atas pelayanan yang diberikan. Selain itu, petugas sendiri akan mengalami kewalahan dalam menjalankan tugasnya yang pada nantinya akan menurunkan tingkat kemampuan kerja yang diberikan petugas kepada pasien di rumah sakit. b. Ketanggapan petugas Ketanggapan petugas berhubungan dengan aspek kesigapan dari petugas dalam memenuhi kebutuhan pasien akan pelayanan yang diinginkan. Tingkat kesigapan dari petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi penilaian pasien atas mutu pelayanan yang diselenggarakan. c. Kehandalan petugas Kehandalan berhubungan dengan tingkat kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam menyelenggarakan dan memberikan pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Tingkat kemampuan dan ketrampilan yang kurang dari tenaga kesehatan tentunya akan memberikan pelayanan yang kurang memenuhi kepuasan pasien sebagai standar penilaian terhadap mutu pelayanan. d. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas Fasilitas merupakan sarana bantu bagi instansi dan tenaga kesehatan dalam menyelenggarakan pelayanan kepada pasien di rumah sakit. xxviii 12

Keadaan fasilitas yang memadai akan membantu terhadap penyelenggaraan pelayanan kepada pasien. Menurut Djunaidi, et. al ( 2006 ) kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan dapat dilihat dari lima dimensi antara lain : a. Tangibles (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, pegawai, dan sarana komunikasi. b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan. c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya maupun resiko. e. Empaty, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan. B. Unit Gawat Darurat ( UGD ) 1. Pengertian unit gawat darurat Unit Gawat Darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada penderita gawat darurat dan xxix 13

merupakan bagian dari rangkaian yang perlu diorganisir. Tidak semua rumah sakit harus mempunyai bagian gawat darurat yang lengkap dengan tenaga memadai dan peralatan canggih, karena dengan demikian akan terjadi penghamburan dana dan sarana. Oleh karena itu pengembangan unit gawat darurat harus memperhatikan dua aspek yaitu : sistim rujukan penderita gawat darurat dan beban kerja dalam menanggulangi penderita gawat darurat. Suatu unit gawat darurat ( UGD ) harus mampu memperhatikan pelayanan dengan kualitas tinggi pada masyarakat dengan problem medis akut. Pelayanan unit gawat darurat harus mampu mencegah kematian dan cacat, melakukan rujukan, menanggulangi korban bencana. 2. Kriteria unit gawat darurat Kriteria unit gawat darurat adalah : a) unit gawat darurat harus buka 24 jam, b) unit gawat darurat juga harus melayani penderitapenderita false emergency tetapi tidak boleh mengganggu/ mengurangi mutu pelayanan penderita gawat darurat, c) unit gawat darurat sebaiknya hanya melakukan primary care. Sedangkan definitive care dilakukan ditempat lain dengan cara kerja sama yang baik, d) unit gawat darurat harus meningkatkan mutu personalia maupun masyarakat sekitarnya dalam penanggulangan penderita gawat darurat, e) unit gawat darurat harus melakukan riset guna meningkatkan mutu/kualitas pelayanan kesehatan masyarakat sekitarnya ( Depkes RI, 1992 ). xxx 14

C. Peran Perawat 1. Pengertian peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap kedudukan dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil (Ali, 2002). Setiap peran memiliki 3 elemen, yaitu (Blais, 2006) : a. Peran Ideal Peran ideal mengacu pada hak dan tanggung jawab terkait peran yang secara sosial dianjurkan atau disepakati. b. Peran yang dipersepsikan Peran yang mengacu pada bagaimana penerima peran (orang yang menerima peran) percaya dirinya harus berperilaku dalam peran tersebut. c. Peran yang ditampilkan Peran yang mengacu pada apa yang sebenarnya dilakukan oleh penerima peran. 2. Pengertian perawat Perawat adalah tenaga profesional yang mempunyai pendidikan dalam sistem pelayanan kesehatan. Kedudukannya dalam sistem ini adalah anggota tim kesehatan yang mempunyai wewenang dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan (Kozier, Barbara, 1995). xxxi 15

Tugas pokok perawat menurut Kep Men PAN No 94 Th 2001 tentang jabatan fungsional perawat adalah memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhan keperawatan/kesehatan individu, keluarga, kelompok, masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan, serta pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian dibidang keperawatan/kesehatan. 3 fungsi perawat : fungsi keperawatan mandiri (independen), fungsi keperawatan ketergantungan (dependen), dan fungsi keperawatan kolaboratif ( interdependen ) ( Kozier, 1991 ). 3. Peran Perawat Peran perawat adalah segenap kewenangan yang dimiliki oleh perawat untuk menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki ( Gaffar, 1999 ). Perawat juga berperan sebagai advokat atau pelindung klien, yaitu membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari efek yang tidak diinginkan yang berasal dari pengobatan atau tindakan diagnostik tertentu. Peran inilah yang belum tampak dikembangkan institusi kesehatan di Indonesia, perawat masih sebatas menerima delegasi dari profesi kesehatan yang lain tanpa mempertimbangkan akibat dari tindakan yang akan dilakukan apakah aman atau tidak bagi kesehatan klien. Manajer kasus juga merupakan xxxii 16

salah satu peran yang dapat dilakoni oleh perawat, disini perawat bertugas untuk mengatur jadwal tindakan yang akan dilakukan terhadap klien oleh berbagai profesi kesehatan yang ada di rumah sakit untuk meminimalisasi tindakan penyembuhan yang saling tumpang tindih dan memaksimalkan fungsi terapeutik dari semua tindakan yang akan dilaksanakan terhadap klien ( Potter dan Perry, 2005 ). 4. Peran Perawat di Rumah Sakit Hasil Lokakarya Nasional 1983 dikutip oleh Ali, 2002 peran perawat mencakup : a. Perawat sebagai pelaksana pelayanan kesehatan. Perawat bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan dari yang bersifat sederhana sampai yang paling kompleks, secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Ini merupakan peran utama dari perawat, dimana perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang professional, menerapkan ilmu atau teori, prinsip, konsep dan menguji kebenarannya dalam situasi nyata, apakah kriteria profesi dapat ditampilkan dan sesuai dengan harapan penerima jasa keperawatan. Masyarakat mengharapkan perawat mempunyai kemampuan khusus untuk menanggulangi masalahmasalah individu, keluarga, kelompok atau masyarakat. Perawat harus menguasai konsep-konsep dalam lingkup kesehatan dan melatih diri sehingga dapat memiliki kemampuan tersebut. 17 xxxiii

Kemampuan ini diperoleh selama masa pendidikan dan dimantapkan saat menjalankan tugasnya di sarana pelayanan kesehatan. b. Perawat sebagai pengelola pelayanan dan institusi keperawatan. Perawat bertanggung jawab dalam hal administrasi keperawatan baik di masyarakat maupun di dalam institusi dalam mengelola pelayanan keperawatan untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Perawat juga bekerja sebagai pengelola suatu sekolah atau program pendidikan keperawatan. Sebagai administrator bukan berarti perawat harus berperan dalam kegiatan administrasi secara umum. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang spesifik dalam sistem pelayanan kesehatan tetap bersatu dalam profesi lain dalam pelayanan kesehatan. Setiap tenaga kesehatan adalah anggota potensial dalam kelompoknya dan dapat mengatur, merencanakan, melaksanakan dan menilai tindakan yang diberikan, mengingat perawat merupakan anggota profesional yang paling lama bertemu klien, maka perawat harus merencanakan, melaksanakan dan mengatur berbagai alternatif terapi yang harus diterima oleh klien. Tugas ini menuntut adanya kemampuan managerial yang handal dari perawat. c. Perawat sebagai pendidik dalam keperawatan. Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan lainnya. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam xxxiv 18

keperawatan adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan salah satu sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa berperan sebagai pendidik bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. d. Perawat sebagai peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan. Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam ilmu keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap rangsangan dari lingkungannya. Kegiatan ini dapat diperoleh melalui kegiatan riset atau penelitian. Penelitian pada hakikatnya adalah melakukan evaluasi, mengukur kemampuan, menilai dan mempertimbangkan sejauh mana efektivitas tindakan yang telah diberikan. Dengan hasil penelitian, perawat dapat menggerakkan orang lain untuk berbuat sesuatu yang baru berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi individu, keluarga, kelompok atau masyarakat. Oleh karena itu perawat dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan, memanfaatkan media massa atau media informasi lain dari berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan penelitian dalam rangka : mengembangkan ilmu keperawatan dan meningkatkan praktek profesi keperawatan khususnya pelayanan keperawatan pendidikan keperawatan dan administrasi keperawatan. Perawat juga menunjang pengembangan di bidang kesehatan dengan berperan serta dalam kegiatan penelitian kesehatan. xxxv 19

Adapun peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan keamanan adalah sebagai berikut : a. Pemberi perawatan langsung ( care giver ) : perawat memberikan bantuan secara langsung pada klien dan keluarga yang mengalami masalah terkait dengan kebutuhan keamanan. b. Pendidik, perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga agar klien dan keluarga melakukan program asuahan kesehatan keluarga terkait dengan kebutuhan keamanan secara mandiri, dan bertanggung jawab terhadap masalah keamanan keluarga. c. Pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visit atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kebutuhan keamanan klien dan keluarga. d. Konsultan, perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah keamanan keluarga. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat maka hubungan perawatkeluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya. e. Kolaborasi, perawat juga harus berkerja sama dengan lintas program maupun secara lintas sektoral dalam pemenuhan kebutuhan keamanan keluarga untuk mencapai kesehatan dan keamanan keluarga yang optimal. xxxvi 20

f. Fasilitator, perawat harus mampu menjembatani dengan baik terhadap pemenuhan kebutuhan keamanan klien dan keluraga sehingga faktor risiko dalam ketidak pemenuhan kebutuhan keamanan dapat diatasi. g. Penemu kasus / masalah, perawat mengidentifikasi masalah keamanan secara dini, sehingga tidak terjadi injuri atau risiko jatuh pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan keamanannya. h. Modifikasi lingkungan, perawat harus dapat memodifikasi lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat dalam menunjang pemenuhan kebutuhan keamanan. 5. Peran Perawat Secara Umum Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1989 terdiri dari: a. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan mempertahankan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Asuhan xxxvii 21

keperawatan yang diberikan dari hal ini yang sederhana sampai dengan yang kompleks. b. Peran sebagai advokat ( pembela pasien ) Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien, keluarga dalam menginterprestasikan berbagi informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan yang sebaik baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian. c. Peran sebagai edukator ( pendidik ) Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan. d. Peran sebagai koordinator Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien. xxxviii 22

e. Peran sebagai kolaborator ( kerjasama ) Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari : dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lainnya dengan berupanya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya. f. Peran sebagai konsultan ( penasihat ) Yaitu sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan. g. Peran sebagai pembaharu ( peneliti ) Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sitematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan. 6. Batasan Peran Keperawatan Lima determinan yang saat ini membentuk batasan peran keperawatan: a. Kerangka teoritis dan konseptual mengidentifikasi konsep-konsep keperawatan dan menyebutkan hubungan antar konsep-konsep tersebut. Kerangka kerja konseptual memberikan perawat suatu pemahaman mengenai penerima asuhan keperawatan, apa yang menjadi bagian dari kesehatan dan lingkungan, dan bagaiman hal ini mempengaruhi tujuan dan tindakan keperawatan. xxxix 23

b. Proses keperawatan, atau metode pemecahan masalah ilmiah standar yang digunakan perawat ditatanan klinis. Proses keperawatan menentukan tindakan keperawatan yang sesuai untuk setiap klien. c. Standar praktik keperawatan ditetapkan oleh profesi keperawatan. Standar praktik berisi garis besar fungsi keperawatan dan tingkat mutu yang sangat baik yang dibutuhkan perawat. Standar ini juga menetapkan etika dan kewajiban legal perawat kepada klien dan orang pendukungnya, kepada pemimpin dan kepada masyarakat. d. Undang-undang praktik keperawatan atau hukum lisensi keperawatan mengenai yurisdiksi khusus yang secara legal menetapkan cakupan praktik keperawatan. e. Kode etik nasional dan internasional bagi perawat adalah landasan untuk praktik keperawatan. Kode etik menguraikan hubungan perawat dengan klien, orang-orang pendukung, kolega, pengusaha dan masyarakat. 7. Macam macam fungsi peran perawat di unit gawat darurat menurut Aryatmo ( 1993 ) yaitu : a) Mengkaji kebutuhan perawatan penderita, keluarga dan masyarakat, serta sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan tersebut. b) Mengevaluasi hasil pelayanan keperawatan. c) Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari dan melaksanakan penelitian guna meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan ketrampilan, baik dalam praktek maupun dalam pendidikan keperawatan. d) Mengelola pelayanan perawatan di rumah 24 xl

sakit. e) Mengutamakan perlindungan dan keselamatan penderita dalam melaksanakan tugas keperawatan. f) Memfasilitasi rujukan dalam rangka menyelesaikan rujukan masalah kegawat daruratan. g) Memberi pelayanan secara multi disiplin. h) Mendokumentasikan dan komunikasikan informasi tentang pelayanan yang telah diberikan serta kebutuhan untuk tindak lanjut. i) Mengatur waktu secara efisien walaupun informasi terbatas. 8. Standar praktik keperawatan a. Pengertian standar keperawatan Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan atau sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggung jawabnya. Menurut CHS (1983) praktik keperawatan sebagai tindakan keperawatan profesional menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar ( biologi, fisika, biomedik, perilaku, dan sosial ) dan ilmu keperawatan dasar, klinik dan komunitas sebagai landasan untuk melakukan asuhan keperawatan. Untuk memenuhi tuntutan dan mengikuti perkembangan yang terjadi, maka perawat perlu memilki pengetahuan, ketrampilan dan sikap profesional termasuk ketrampilan teknikal dan interpersonal. 25 xli

ICN mendefinisikan praktik keperawatan sebagai cara untuk membantu individu atau kelompok mempertahankan atau mencapai kesehatan yang optimal sepanjang proses kehidupan yang mengkaji status kesehatan klien, menetapkan diagnosa keperawatan, rencana, tindakan keperawatan untuk mencapai tujuan dan mengevaluasi respon klien terhadap intervensi yang diberikan. Standar praktik keperawatan adalah norma atau penegasan tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik, tepat dan benar, yang dirumuskan sebagai pedoman pemberian asuhan keperawatan serta merupakan tolok ukur dalam penilaian penampilan kerja seorang perawat. Standar merupakan pertanyaan yang absah, model yang disusun berdasarkan wewenang, kebiasaan atau kesepakatan mengenai apa yang memadai dan sesuai, dapat diterima dan layak dalam praktik keperawatan. Standar praktik menguraikan apa yang harus dilakukan, mengidentifikasi tanggung jawab, dan pelaksanaan tanggung jawab tersebut (Nursalam, 2002). b. Tujuan standar keperawatan Tujuan standar keperawatan menurut Gillies ( 1989 ) adalah 1) meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, 2) mengurangi biaya asuhan keperawatan, 3) melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik. xlii 26

c. Standar praktik keperawatan menurut Depkes RI, 1996 meliputi: 1. Standar 1, pengumpulan data tentang status kesehatan klien/pasien dilakukan secara sistematik dan berkesinambungan. Data dapat diperoleh, dikomunikasikan dan dicatat. 2. Standar 2, diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan. 3. Standar 3, rencana asuhan keperawatan meliputi tujuan yang dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan. 4. Standar 4, rencana asuhan keperawatan meliputi prioritas dan pendekatan tindakan keperawatan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan yang disusun berdasarkan diagnosa keperawatan. 5. Standar 5, tindakan keperawatan memberikan kesempatan klien / pasien untuk berpartisipasi dalam peningkatan, pemeliharaan, dan pemulihan kesehatan. 6. Standar 6, tindakan keperawatan membantu klien / pasien untuk mengoptimalkan kemampuan untuk hidup sehat. 7. Standar 7, ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan ditentukan oleh klien / pasien dan perawat. 8. Standar 8, ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan memberi arah untuk melakukan pengkajian ulang, pengaturan kembali urutan prioritas, penetapan tujuan baru dan perbaikan rencana asuhan keperawatan. xliii 27

D. Kerangka Teori INPUT PROSES OUTPUT Pelayanan keperawatan : 1. Visi, misi & tujuan rumah sakit 2. Struktur organisasi & mekanisme kerja 3. Sumber daya manusia 4. Metoda penugasan 5. Sumber dan fasilitas pendukung 6. Kesadaran & motivasi tenaga perawat 7. Komitmen pimpinan rumah sakit Peran Perawat : 1. Pemberi asuhan 2. Advokat (Pembela) 3. Edukator (Pendidik) 4. Koordinator 5. Kolaborator (kerjasama) 6. Konsultan (penasehat) 7. Pembaharu (peneliti) Peningkatan Mutu Pelayanan Keperawatan Gambar 2.1 Kerangka Teori (Nurrachmah, 2001; Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1989) E. Variabel Penelitian Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dll). Didalam penelitian hanya terdapat satu variabel independent (bebas) yaitu peran perawat dalam melaksanakan pelayanan kesehatan. 28 xliv