ANALISA KERUSAKAN CONNECTING ROD PADA MESIN DIESEL KENDARAAN BERMOTOR

dokumen-dokumen yang mirip
RISK ASSESSMENT OF SUBSEA GAS PIPELINE PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA Tbk.

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

Analisis Kegagalan pada Shaft Gearbox Mesin Palletizer di PT Holcim Tbk Tuban

FENOMENA TERJADINYA KERUSAKAN PADA MATERIAL BATANG PISTON THE PHENOMENON OF DAMAGE TO THE PISTON ROD MATERIAL

BAB V HASIL PENELITIAN. peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray Fluorecense), SEM (Scanning Electron

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

KARAKTERISTIK MEKANIK STATIS BAJA UNS G10450 YANG MENGALAMI PROSES SHOT PEENING. Dini Cahyandari * ) Abstrak

BAB IV METODE PENELITIAN. Start

ANALISIS KERUSAKAN PIPA BAFFLE PADA SISTEM HEAT EXCHANGER SUATU PROSES TRANSFER PANAS

PENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI

Karakterisasi Material Sprocket

ANALISIS KEGAGALAN FIRE RING PENYEBAB KERUSAKAN PISTON MESIN UNIT KENDARAAN BERMOTOR

ANALISA KEGAGALAN RETAK MATERIAL BESI COR KELABU UNTUK APLIKASI CYLINDER BLOCK

VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 191

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

Kunci: camshaft, patahan, operasional, pengujian, kegagalan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KEGAGALAN PISTON SEPEDA MOTOR BENSIN 110 cc

ANALISA KEGAGALAN KOMPONEN FRONT AXLE PADA KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

BAB III METODE PENELITIAN

Analisa Kegagalan Baut Pengunci Tipe Pada Kompartmen-I Rawmill IIIB Indarung IV PT. Semen Padang

PENGARUH HARDENING PADA BAJA JIS G 4051 GRADE S45C TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

Lokasi kebocoran tube reheater Row 17 Pipa no.8 SUMBER BOCORAN 1

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

ANALISIS KERUSAKAN PADA LINE PIPE (ELBOW) PIPA PENYALUR INJEKSI DI LINGKUNGAN GEOTHERMAL

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

PENGARUH VISKOSITAS OLI SEBAGAI CAIRAN PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIS PADA PROSES QUENCHING BAJA ST 60

PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

BAB IV HASIL PENGUJIAN

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hadi Sunandrio dan Laili Novita Sari Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) - BPP Teknologi Kawasan PUSPIPTEK - Serpong - Banten

ANALISA KERUSAKAN PADA ATAP ZINCOATING DI LINGKUNGAN ATMOSFER INDUSTRI

ANALISA KEGAGALAN POROS RODA BELAKANG KENDARAAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENGUJIAN. Pengujian magnetik inspeksi yang dilakukan meliputi metode Dry Visible,

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di

PENGECORAN SENTRIFUGAL (CENTRIFUGAL CASTING) dimana : N = Kecepatan putar (rpm) G factor = Faktor gaya normal gravitasi selama berputar

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PATAHNYA PEGAS ULIR KERETA API AKIBAT KELEBIHAN BEBAN THE BREAKING OF TRAIN SPRING COIL CAUSED BY OVERWEIGHT

ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR

Pengaruh Heat Treatment Dengan Variasi Media Quenching Air Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

1 BAB IV DATA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50

PENGARUH DURASI GESEK, TEKANAN GESEK DAN TEKANAN TEMPA TERHADAP IMPACT STRENGTH SAMBUNGAN LASAN GESEK LANGSUNG PADA BAJA KARBON AISI 1045

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGUJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PISAU HAMMER MILL PADA MESIN PENGGILING JAGUNG PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA CABANG SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

Gambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.

STUDI KOMPARASI HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS MATERIAL RING PISTON BARU DAN BEKAS

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

ANALISA KEGAGALAN BAUT PISTON VVCP GAS KOMPRESOR GEMINI DS-504 EMP MALACCA STRAIT SA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kerusakan Katup pada Mesin Diesel 9 L21/31 Internal Combustion Engine

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN KUALITAS KOMPONEN SEPEDA MOTOR MELALUI UJI STANDAR MEKANIK

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ZINC DAN KETAHANAN KOROSI PADA PERMUKAAN LINK ENGINE HANGER SEBELUM PROSES PELAPISANNYA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-180

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS Q&T STEEL LOKAL DENGAN MGMAW TANPA PENERAPAN PH DAN PWHT

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

11. Logam-logam Ferous Diagram fasa besi dan carbon :

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

PENGARUH SILIKON (Si) TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN DARI BAJA TUANG PERKAKAS YANG MENGALAMI FLAME HARDENING SKRIPSI

METODOLOGI. Langkah-langkah Penelitian

STUDI KETAHANAN BALISTIK BAJA HIGH STRENGTH LOW ALLOY AISI 4140

UNIVERSITAS DIPONEGORO KARAKTERISASI PROSES PEMBUATAN AXLE BOTTOM BRACKET THREE PIECES PADA SEPEDA TUGAS AKHIR ARYO KUSUMOPUTRO L2E

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

ANALISIS KEGAGALAN COIL SPRING ATV-1A

TUGAS SARJANA PENGARUH TEMPERING

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Peleburan AC4B GBF. Holding Furnace LPDC. Inject: 0 jam 1 jam 2 jam 3 jam 4 jam. Chipping Cutting Blasting

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir berikut ini : Pelat Baja Tipe SPHC JIS G Pembuatan Spesimen Uji

Transkripsi:

ANALISA KERUSAKAN CONNECTING ROD PADA MESIN DIESEL KENDARAAN BERMOTOR Eka Febriyanti Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi E-mail : eka.ndut@yahoo.com Abstract Connecting rod and crank pin bearing are important components of automotive diesel engine. If these components failed, all of engine system would be shut down. In this research, these components failed during operation. Detail analysis of the failed surface showed that the failure in connecting rod and crank pin bearing was caused by improper lubrication system. Evidence of improper lubrication system was proved by the existence of black scratch and chipping on crank pin bearing which formed by high friction during operation. High friction affects performance of other pistons and therefore bolts of connecting rod experienced dynamic tension load. With repeated load during operation, crack initiated on the bolts and propagated until the bolt could not withstand the load anymore before they are finally broken. Kata kunci : connecting rod, crank pin bearing, mesin diesel, pelumasan, beban gesek 1. PENDAHULUAN Connecting rod cylinder dan crank pin bearing merupakan komponen yang berperan penting terhadap kinerja mesin diesel suatu kendaraan bermotor. Apabila terjadi kerusakan pada kedua komponen tersebut maka mengakibatkan mesin diesel tidak dapat beroperasi sebagaimana mestinya [John F. Dagel, 2001]. Karena itu jika terjadi kerusakan pada mesin diesel, analisa kerusakan harus segera dilakukan untuk mencari penyebab kerusakan tersebut agar dapat ditentukan langkah-langkah penanggulangan untuk mencegah terjadinya pengulangan kerusakan yang sejenis. Pada suatu unit industri otomotif di Indonesia telah ditemukan kerusakan mesin diesel suatu kendaraan bermotor sehingga dilakukan penarikan kendaraan tersebut dari pasaran. Setelah diketahui ada beberapa komponen baut pada connecting rod cylinder dan crank pin bearing dari mesin diesel yang terindikasi rusak kemudian kedua komponen tersebut diteliti dan dianalisa di laboratorium analisa kerusakan B2TKS untuk dicari penyebab kerusakan yang terjadi pada mesin diesel tersebut. 2. BAHAN DAN METODE Komponen baut pada connecting rod cylinder dan crank pin bearing dari mesin diesel yang mengalami kerusakan diperiksa di laboratorium analisa kerusakan B2TKS-BPPT. Pemeriksaan benda uji mencakup pemeriksaan visual pada daerah yang rusak, pemeriksaan struktur makro dengan menggunakan mikroskop stereo, pemeriksaan fraktografi untuk mengamati permukaan retakan dan permukaan patahan, pemeriksaan struktur mikro dengan mikroskop optic untuk memeriksa kondisi struktur mikro dan perubahannya, cacat mikrostruktur, serta karakteristik permukaan yang mengalami patahan, pemeriksaan dengan scanning electron microscope untuk memeriksa permukaan patahan, uji kekerasan, analisa komposisi kimia material dengan menggunakan metorex, serta uji komposisi deposit dengan metode energy dispersive X-Ray analysis. Data benda uji baut pada connecting rod cylinder dan crank pin bearing adalah sbb: Spesifikasi material : Baut pada connecting rod cylinder material baut : Ni-Cr steel panjang baut : 6 cm diameter baut : 8 mm Crank pin bearing material bearing tebal Diameter dalam Diameter luar Lubricating oil Specific gravity (15/4 o C) : 0.8927 Reaksi : alkali Flash point ( o C) : 200 Viscosity cst (100 o F) : 96.89 Viscosity cst (210 o F) : 10.76 Viscosity index : 103 Carbon residue (%) : 2.01 : S 10 C dan tri metal : 1 mm : 5.0 cm : 5.1 cm 214 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 12, No. 3, Desember 2010 Hlm.214-219

Ash content : 1.27 Water content : none Total acid number (mg KOH/g) : 2.920 Total base number (mg KOH/g) : 9.508 Stability (170 o C x 12 Hr) : Good Corrosion test (Cu 100 o C x 3 Hr) : Pass (1a) Butadiene insoluble matter (%) : 0.62 Etanol insoluble matter (%) : 0.58 Gambar 2. Foto kondisi visual permukaan luar baut connecting rod cylinder yang patah berupa deformasi plastis (bend / bengkok) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pemeriksaan Visual Pemeriksaan secara visual pada permukaan material baut connecting rod cylinder (Gambar 1) terlihat adanya deformasi plastis akibat beban pukulan berulang berupa bend / bengkok (Gambar 2), discoloration (perubahan warna), dan tanda terkena tumbukan tepat di daerah lekukan tegak lurus dengan panjang pipa (Gambar 3). Hal ini mengindikasikan bahwa material baut connecting rod cylinder mengalami tumbukan dengan partikel keras. Selain itu, juga ditemukan kerusakan pada material crank pin bearing berupa permukaan gosong / kehitaman (Gambar 4) dan banyak ditemukan chipping / gompel (Gambar 5) lalu diikuti dengan adanya penemuan pecahnya lining silinder yang diindikasikan akibat bertumbukan dengan material baut connecting rod cylinder Gambar 3. Foto kondisi visual permukaan luar baut connecting rod cylinder yang patah berupa discoloration (perubahan warna) dan tanda terkena tumbukan (Gambar 6). Gambar 4. Foto kondisi visual permukaan luar crank pin bearing yang rusak berupa permukaan gosong (kehitaman) 6 x Gambar 1. Kondisi visual benda uji baut connecting rod cylinder yang patah Analisa Kerusakan Connecting Rod...(Eka Febriyanti) 215

Gambar 5. Foto kondisi visual permukaan luar crank pin bearing yang rusak berupa chipping / gompel akibat tergerus Pecah Gambar 6. Foto kondisi visual lining cylinder yang pecah 3.2 Pemeriksaan Makro 3.3 Pemeriksaan Struktur Mikro Pemeriksaan struktur mikro penampang melintang dilakukan pada baut connecting rod cylinder (Gambar 1). Secara umum struktur mikro baut connecting rod cylinder terdiri dari martensite temper (Gambar 9). Pada pemeriksaan struktur mikro nampak jelas adanya retak sekunder di samping retak utama (Gambar 10). Pada pemeriksaan struktur mikro material crank pin bearing memberikan indikasi adanya degradasi penipisan lapisan coating (Babbitt Metal) Cu (Gambar 11) akibat bereaksinya lapisan coating Cu dengan panas yang dihasilkan dari gesekan tinggi antara permukaan crank pin bearing dengan crank shaft di daerah yang rusak sehingga menyebabkan lapisan coating tersebut semakin terdegradasi dan menipis. Sedangkan pada daerah yang tidak rusak, lapisan coating Cu bentuknya tetap dan tidak mengalami penipisan (Gambar 12) [R.C Tucker, 2003]. Pada baut connecting rod cylinder ditemukan adanya indikasi fatigue berupa beach mark (Gambar 7 dan 8). Final fracture Initial fracture 50 x 500 x Gambar 9. Struktur mikro penampang melintang baut connecting rod cylinder berupa martensite temper. Perbesaran : 500 x. Etsa : nital 3 % Gambar 7. Patahan baut connecting rod cylinder Retak Awal Retak Sekunder Beachmark 50 x Gambar 8. Penampakan makro patahan baut connecting rod cylinder 500 x Gambar 10. Retak awal dan retak sekunder pada permukaan patahan baut connecting rod cylinder. Perbesaran : 500 x. Etsa : nital 3 % 216 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 12, No. 3, Desember 2010 Hlm.214-219

Tabel 1. Hasil pengujian kekerasan material baut connecting rod cylinder Lapisan coating Cu (daerah rusak) 500 x Gambar 11. Potongan sampel crank pin bearing memperlihatkan adanya degradasi penipisan lapisan coating Cu / bobbit. Perbesaran : 500 x. Etsa : nital 3 % 200 x Number Hardness Location Value (HB) 1 303 2 301 3 315 4 305 5 309 6 303 3.5 Pemeriksaan Komposisi Kimia Pemeriksaan komposisi kimia baut connecting rod cylinder dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Komposisi kimia material baut connecting rod cylinder Lapisan coating Cu (daerah tidak rusak) Gambar 12. Potongan sampel crank pin bearing memperlihatkan adanya lapisan coating Cu yang belum terdegradasi. Perbesaran : 500 x. Etsa : nital 3 % 3.4 Pengujian Kekerasan Pengujian kekerasan baut connecting rod cylinder dilakukan untuk mengetahui perubahan sifat kekerasannya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1. Dari hasil pengujian kekerasan pada sampel material baut connecting rod cylinder menunjukkan bahwa nilai kekerasan material antara 301 315 HB. Hal ini menunjukkan kesesuaian terhadap nilai kekerasan mikrostruktur martensite temper. Material Baut Unsur wt % Unsur wt % Fe 94.68 Al 0.027 C 0.15 V 0.017 Si 0.27 W <0.00 Mn 0.53 Ti 0.0072 Cr 0.81 Nb 0.0022 Ni 3.33 B 0.0001 Mo 0.12 S 0.020 Cu 0.048 P 0.035 3.6 Analisa SEM-EDAX Hasil analisa SEM (Scanning Electron Microscope) pada material baut connecting rod cylinder yang rusak menunjukkan adanya indikasi fatigue berupa striasi (Gambar 14-15). Sedangkan dari hasil analisa EDAX (Energy Dispersive Analysis X-ray) tidak ditemukan adanya elemen asing seperti unsur penyusun inklusi (Mn, S, dll). Element-element lainnya yang muncul merupakan hasil dari analisa EDAX merupakan unsur dari material baut connecting rod cylinder seperti C, Al, Cr, Fe (Gambar 16). Gambar 13. Lokasi pengujian kekerasan material baut connecting rod cylinder (Tanda X) Analisa Kerusakan Connecting Rod...(Eka Febriyanti) 217

Tabel 3. Hasil analisa EDAX baut connecting rod cylinder 3.7 Pembahasan Unsur Hasil Analisa EDAX (wt %) C 6.89 Al 0.49 Cr 1.21 Fe 91.40 Gambar 14. Permukaan patahan baut connecting rod cylinder menunjukkan adanya indikasi fatigue berupa striasi Gambar 15. Perbesaran Gambar 14 Gambar 16. Hasil analisa EDAX baut di connecting rod cylinder Penyebab kerusakan mesin diesel secara umum dapat bersumber dari tiga kemungkinan kesalahan yaitu : [John F. Dagel, 2001] (1) Kesalahan operasi seperti pembakaran awal. (2) Kesalahan mekanik, yang meliputi kesalahan pada bearing, sistem pendinginan, dan pelumasan. (3) Kesalahan material yang meliputi cacat dan ketidaksesuaian material. Ketidaksempurnaan pembakaran didalam ruang bakar yang ditandai dengan adanya deposit karbon tidak ditemukan, sehingga pengaruh faktor kesalahan operasi tidak menjadi tinjauan dalam pembahasan ini. Dari hasil pemeriksaan komposisi kimia terhadap material connecting rod diketahui bahwa material yang digunakan adalah Ni-Cr steel atau Ni-Cr-Mo steel yang mempunyai struktur mikro martensit temper. Hal tersebut sesuai dengan spesifikasi standard JIS G 4103 tentang Nikel Chromium Molybdenum Steels [JIS Handbook Ferrous Material, 1998], sehingga pengaruh factor kesalahan material tidak menjadi tinjauan dalam pembahasan ini. Sedangkan dari pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan adanya masalah pada material crack pin bearing berupa permukaan yang kehitaman (gosong) (Gambar 4) dan chipping / gompel (Gambar 5). Hal ini mengindikasikan terjadi masalah pada sistem pendingin dan pelumasan berupa penurunan supply lubricating oil pada komponen material crank pin bearing, sehingga pengaruh faktor kesalahan mekanik dapat menjadi tinjauan dalam pembahasan ini [Tucker R.C, 2003]. Permasalahan dalam sistem pelumasan ini mengakibatkan kerja dari material crack pin bearing semakin berat / terganggu, sehingga menimbulkan indikasi gesekan yang tinggi antara piston dengan lining cylinder serta crank pin bearing dengan crank shaft. Bila mekanisme ini terjadi secara serius maka timbul goresan (scratch) pada crank pin bearing. Hal ini dibuktikan dengan adanya chipping dan permukaan gosong (kehitaman) di permukaannya. Pada saat mesin 218 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 12, No. 3, Desember 2010 Hlm.214-219

diesel bekerja, beban gesekan tersebut akan menghambat kerja dari piston yang lain. Beban gesekan akan menjadi beban perlawanan terhadap beban yang dihasilkan dari piston lain sehingga menyebabkan baut di connecting rod cylinder mengalami beban dinamis secara berulang dan akhirnya dapat rusak (patah). Pada permukaan baut connecting rod cylinder yang patah ditemukan adanya indikasi retak fatigue berupa striasi (Gambar 14-15). Indikasi penjalaran retak diduga akibat beban tarik dinamis secara high cycle dan prosesnya berlangsung cepat. Dengan adanya retak awal berupa retak mikro akibat beban tarik dinamis dari pergerakan piston, lining cylinder, crank pin bearing, dan crank shaft ketika mesin diesel bekerja maka terjadi penjalaran retak. Penjalaran retak ini terus berkembang pada penampang sisa baut connecting rod sampai material baut connecting rod cylinder tersebut tidak sanggup lagi menahan beban tarik dinamis sehingga terjadi patah. Selain itu pada bagian permukaan patahan juga menunjukkan adanya retak sekunder di samping retak utama yang menyebabkan baut connecting rod cylinder patah. 4. KESIMPULAN Adanya permasalahan pada sistem pelumasan berupa penurunan supply lubrictating oil merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan baut connecting rod cylinpada mesin diesel Baut connecting rod cylinder patah disebabkan adanya retak fatik pada sisi permukaan dalam baut yang menjalar secara bertahap sampai pada penampang sisa tertentu. Dengan beban pengoperasian yang ada berupa beban tarik dinamis, baut connecting rod cylinder tidak mampu lagi menahan beban hingga terjadi patah. DAFTAR PUSTAKA Dagel John F., Piston, Piston Rings, and Connecting Rod Assembly, Diesel Engine Repair, 2001, p.126-139., Nickel Chromium Molybdenum Steel, JIS Handbook Ferrous Materials & Metallurgy I, Japanese Standard Association, 1998, p.605 Tucker R.C, Effect of Microstructures to Wear Failure, ASM Hand-book, Vol. 11, 2003, p.160-161 Analisa Kerusakan Connecting Rod...(Eka Febriyanti) 219