Lapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba

dokumen-dokumen yang mirip
DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA

. Pekerjaan sub base agregat klas B dengan ketebalan 5 cm dengan menggunakan alat motor grader, vibrator roller dan water tank, 3. Pekerjaan sub base

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang,

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Ketersediaan jalan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Plafon juga sering disebut langit-langit merupakan komponen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terletak pada lapis paling atas dari bahan jalan dan terbuat dari bahan khusus

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pekerasan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA)

KONSTRUKSI JALAN ANGKUT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FLEXIBLE PAVEMENT DAN RIGID PAVEMENT. Oleh : Dwi Sri Wiyanti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan bahan pengikatnya konstmksi perkerasanjalan dapat dibedakan atas:

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun makin meningkat. Laston (Asphalt Concrete, AC) yang dibuat sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terjadi berlebihan (overload) atau disebabkan oleh Physical Damage Factor (P.D.F.)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

BAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

EFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel

METODE PELAKSANAAN PADA PELEBARAN JALAN BARUS BATAS KOTA SIBOLGA

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat, lapisan lainnya hanya bersifat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPISAN STRUKTUR PERKERASAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal.

ANALISIS KORELASI ANTARA MARSHALL STABILITY DAN ITS (Indirect Tensile Strength) PADA CAMPURAN PANAS BETON ASPAL. Tugas Akhir

Perbandingan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Bina Marga 2011 Dengan Metode Jabatan Kerja Raya Malaysia 2013

BAB I PENDAHULUAN. golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghasilkan suatu perkerasan yang tidak stabil.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU PADA PELEBARAN JALAN SIDIKALANG BTS. NANGGROE ACEH DARUSSALAM

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan istilah lateks. Di dalam lateks terkandung 25-40% bahan karet

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara

I. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa

TINJAUAN BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK PENGASPALAN JALAN UJONG PACU-COT TRIENG KECAMATAN MUARA SATU KOTA LHOKSEUMAWE

A. LAPISAN PERKERASAN LENTUR

PELAKSANAAN KONSTRUKSI JALAN. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA Jln. Pattimura 20 Jakarta Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda perkerasan. Dengan demikian

KERANGKA ACUAN KERJA

BAB III LANDASAN TEORI

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. SEJARAH PERKERASAN JALAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON. Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perkerasan Jalan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAANPADA PAKET PELEBARAN JALAN SIDIKALANG BATAS PROVINSI NAD LAPORAN

sampai ke tanah dasar, sehingga beban pada tanah dasar tidak melebihi daya

ASPEK GEOTEKNIK PADA PEMBANGUNAN PERKERASAN JALAN

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakkan roda

STUDI KORELASI DAYA DUKUNG TANAH DENGAN INDEK TEBAL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

ESTIMASI WAKTU DAN PENENTUAN BIAYA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN RAYA TRENGGALEK PACITAN KM KM PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkerasan Jalan Raya, dibagi atas tiga jenis perkerasan, yaitu

Naskah Publikasi. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Teknik Sipil. Oleh : ADI RAHMAN HIDAYAT NIM : D

EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS

1 FERRY ANDRI, 2 EDUARDI PRAHARA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan kebutuhan hidup dan

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN STABILITAS PADA LAPISAN AUS DENGA MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Perkerasan Jalan 2.1.1.1 Pengertian Perkerasan Jalan Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar ar dan roda kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi, dan selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang diharapkan, maka pengetahuan tentang sifat, pengadaan dan pengolahan dari bahan penyusun perkerasan jalan sangat diperlukan. (Silvia Sukirman, 2003). Lapisan perkerasan berfungsi untuk menerima dan menyebarkan beban lalu lintas tanpa menimbulkan kerusakan pada konstruksi jalan itu sendiri. Dengan demikian lapisan perkerasan ini memberikan kenyamanan kepada pengguna jalan selama masa pelayanan jalan tersebut. Dalam perencanaannya, perlu dipertimbangkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fungsi pelayanan konstruksi perkerasan tersebut, diantaranya fungsi jalan, kinerja perkerasan, umur rencana, lalu lintas yang merupakan beban dari perkerasan, sifat dasar tanah, kondisi lingkungan, sifat dan material tersedia di lokasi yang akan digunakan untuk perkerasan, dan bentuk geometrik lapisan perkerasan. II-1

2.1.1.2 Lapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut : a. Lapisan tanah dasar (sub grade) Lapisan tanah dasar (sub grade) adalah lapis tanah setebal 50 100 cm di atas mana diletakkan lapis pondasi bawah dan atau lapis pondasi. Mutu persiapan pan lapis tanah dasar sebagai perletakan struktur dalam menerima beban lalulintas selama masa pelayanan. b. Lapisan an pondasi bawah (sub base course) Lapisan pondasi bawah (sub base course) adalah lapis perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi dan tanah dasar. Lapis pondasi bawah berfungsi sebagai : 1. Bagian dari struktur perkerasan untuk mendukung dan menyebarkan beban kendaraan ke lappis tanah dasar. Lapis ini harus cukup stabil dan mempunyai CBR sama atau lebih besar dari 20%, serta indeks plastis (IP) sama atau lebih kecil dari 10%. 2. Efisiensi penggunaan material yang relatif murah, agar lapis di atasnya dapat dikurangi tebalnya. 3. Lapis peresap, air tanah tidak berkumpul di pondasi 4. Lapis pertama, agar pelaksanaannya dapat berjalan lancar sehubungan dengan kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca atau lemahnya daya dukung tanah dasar menahan roda alat berat. II-2

5. Lapis filter untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi. c. Lapisan pondasi atas (base course) Lapis perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan. Jika tidak digunakan lapis bawah pondasi bawah, maka lapis pondasi diletakkan langsung di atas permukaan tanah dasar. Lapis pondasi berfungsi sebagai : 1. Bagian struktur perkerasan yang menahan gaya vertikal dari beban kendaraan dan disebarkan ke lapis bawahnya. 2. Lapis peresap untuk lapis pondasi bawah 3. Bantalan atau perletakan lapis permukaan Material yang digunakan untuk lapisan pondasi adalah material yang cukup kuat dan awet sesuai syarat teknik dalam spesifikasi pekerjaan. Beberapa lapis pondasi yang umum digunakan di Indonesia adalah : 1. Laston lapis pondasi 2. Lasbutag lapis pondasi 3. Lapis penetrasi makadam 4. Lapis pondasi agregat 5. Lapis tanah semen d. Lapisan permukaan / penutup (surface course) Lapis permukaan merupakan lapis paling atas dari struktur perkersaan jalan yang fungsi utamanya: II-3

1. Lapis penahan beban vertikal dari kendaraan, oleh karena itu lapisan harus memiliki stabilitas tinggi selama masa pelayanan 2. Lapis aus (wearing course) ini terdapat pada perkerasan jalan aspal karena menerima gesekan dan roda dari kendaraan yang mengerem. 3. Lapis kedap air, sehingga air hujan yang jatuh diatas permukaan tidak meresap ke bawahnya yang berakibat rusaknya struktur perkerasan jalan. 4. Lapis yang menyebarkan beban ke lapis pondasi. Gambar 2.1 Lapisan Konstruksi Perkerasan Jalan Pada pekerjaan jalan terdapat beberapa jenis pekerjaan perkerasan jalan yaitu sebagai berikut : a. Flexible pavement (perkerasan lentur/aspal) b. Rigid pavement (perkerasan kaku/beton) c. Block pavement (Perkerasan menggunakan paving block) 2.1.2 Flexible Pavement (Perkerasan Lentur/Aspal) Flexible pavement (perkerasan lentur/aspal) adalah bahan pengikat aspal, perkerasan lentur dengan bahan pengikat aspal yang sering disebut campuran II-4

aspal panas atau hot mix. Sifat dari perkerasan ini adalah memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar dan pengaruhnya terhadap repetisi beban adalah timbulnya rutting (lendutan pada jalur roda). Pengaruhnya terhadap penurunan tanah dasar yaitu, jalan bergelombang (mengikuti tanah dasar). Gambar 2.2 Lapisan Konstruksi Perkerasan Jalan Aspal 2.1.3 Block Pavement (Perkerasan menggunakan Paving Block) Paving block adalah suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis lainnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut (SNI 03-0691-1996). Paving block adalah bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen, pasir dan air, sehingga karakteristiknya hampir mendekati dengan karakteristik mortar. Mortar adalah bahan bangunan yang dibuat dari pencampuran antara pasir dan agregat halus lainnya dengan bahan pengikat dan air yang didalam keadaan II-5

keras mempunyai sifat-sifat seperti batuan (Smith, 1979 dalam Malawi, 1996 dalam Artiyani 2010). 2.1.4 Manajemen Proyek Dalam sebuah proyek konstruksi dibutuhkan manajemen proyek yang baik. Manajemen proyek konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu. Pada sebuah proyek konstruksi pelaksanaan yang tepat waktu dan tepat biaya dapat at menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaan secara efekfif dan efisien. 2.1.4.1 Biaya Biaya adalah jumlah segala usaha dan pengeluaran yang dilakukan dalam mengembangkan, memproduksi, dan mengaplikasikan produk. Biaya dalam kegiatan proyek dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan fisik proyek yang termasuk di dalamnya seluruh biaya dari kegiatan yang dilakukan di proyek dan biaya mendatangkan sumber daya yang berkaitan dengan proyek. Biaya langsung terbagi menjadi biaya bahan/material, biaya tenaga/upah, dan biaya a peralatan (Yuntafa 2011) sedangkan biaya tidak langsung adalah seluruh biaya yang berkaitan dengan secara tidak langsung yang dibebankan proyek Perhitungan biaya yang akan dibandingkan antara pekerjaan perkerasan jalan aspal dengan perkerasan jalan paving adalah berdasarkan biaya langsung, yaitu : 1. Bahan/Material II-6

Pemakaian material merupakan bagian terpenting yang mempunyai presentase cukup besar dari total biaya proyek. Bahan konstruksi dalam sebuah proyek dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan permanen dan bahan sementara. Bahan permanen adalah bahan yang dibutuhkan oleh kontraktor untuk membentuk bangunan dan sifatnya melekat tetap sebagai elemen bangunan. Rincian bahan permanen permanen mencakup antara lain: Spesifikasi untuk bahan bangunan Kuantitas bahan yang diperlukan Uji coba yang harus dilakukan terhadap setiap bahan yang diperlukan sebelum bahan diterima. Sedangkan bahan sementara adalah bahan yang dibutuhkan oleh kontraktor dalam membangun proyek, tetapi tidak akan menjadi bagian dari bangunan setelah digunakan seperti bahan bakar dan suku cadang alat konstruksi. Berikut biaya material/bahan yang digunakan dalam perkerjaan perkerasan jalan : 1) Biaya material/bahan untuk pekerjaan jalan aspal yang akan diperhitungkan, yaitu : Makadam Klas B untuk lapisan bawah pondasi (subbase course); Makadam Klas A untuk lapisan pondasi (base course); Lapis permukaan itu sendiri masih bisa dibagi lagi menjadi dua lapisan lagi, yaitu: o AC-WC (Asphalt Concrete Wearing Course) adalah jenis perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal, II-7

dengan atau tanpa bahan tambahan. Material-material pembentuk beton aspal dicampur di instalasi pencampur pada suhu tertentu, kemudian diangkut ke lokasi, dihamparkan dan dipadatkan. Suhu pencampuran ditentukan berdasarkan jenis aspal yang akan digunakan. Jika semen aspal, maka pencampuran umumnya antara 145-155 C, sehingga disebut beton aspal campuran panas. Campuran ini dikenal dengan hotmix. (Silvia Sukirman, 2003). Pada Lapisan bawah AC-WC terdapat prime coat berfungsi sebagai pengikat antara permukaan jalan non aspal yang ada dengan permukaan lapisan aspal baru yang akan dilapis. o Asphalt Traeted Base (ATB) disebut juga sebagai laston (Lapis Aspal Beton) Atas. Pada Lapisan bawah ATB terdapat tack coat berfungsi sebagai perekat antara permukaan jalan aspal yang ada dengan permukaan lapisan aspal baru yang akan dilapis. Gambar 2.3 Struktur Perkerasan Jalan Aspal Cluster Divena Deshna Kawasan The Avani II-8

2) Biaya material/bahan untuk pekerjaan perkerasan jalan paving yang akan diperhitungkan,yaitu Makadam Klas B untuk lapisan bawah pondasi (subbase course); Makadam Klas A untuk lapisan pondasi (base course); Abu Batu + Filler Paving Block Gambar 2.4 Struktur Perkerasan Jalan Paving Cluster Divena Deshna Kawasan The Avani 2. Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah besarnya jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk menyelesaikan elesaikan bagian pekerjaan dalam kesatuan pekerjaan. Biaya tenaga yang akan diperhitungkan yaitu upah tukang, pekerja maupun mandor setiap 1 m². Perhitungan biaya pelaksanaan dihitung dengan AHS (Analisa Harga Satuan). Di dalam analisa harga satuan terdapat indeks dan harga satuan bahan/upah. Biaya didapat dari hasil perkalian indeks dengan satuan bahan/upah. Indeks adalah faktor pengali atau koefisien sebagai dasar perhitungan biaya bahan dan upah kerja (SNI 2008). II-9

3. Biaya Peralatan Konstruksi Salah satu sumber daya yang terpenting yang harus tersedia pada saat melaksanakan kegiatan proyek adalah peralatan konstruksi. Berbagai jenis dan ukuran peralatan harus tersedia tentunya disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Bila peralatan konstruksi dipilih secara tepat, digunakan secara efisien, serta dioperasikan dan dipelihara secara benar maka akan memungkinkan untuk melaksanakan suatu proyek dengan waktu yang direncanakan dengan penggunaan yang minimal. Pemilihan dan pengelolaan peralatan yang tidak benar akan menghasilkan pelaksanaan yang tidak efisien dan akhirnya menyebabkan proyek menjadi mahal. Peralatan konstruksi adalah salah satu dari sumberdaya yang harus disediakan bagi pelaksanaan proyek selain pekerja, metode konstruksi, uang dan material. Peralatan konstruksi seperti alat-alat berat digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan melakukan pekerjaan konstruksi. Pada pekerjaan infrastruktur jalan seperti perkerasan jalan aspal dan paving dibutuhkan alat-alat berat untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan erjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat. Berikut alat-alat berat yang digunakan dalam pekerjaan perkerasan jalan: 1. Pekerjaan Perkerasan Jalan Aspal Biaya alat berat untuk pekerjaan jalan aspal yang akan diperhitungkan, yaitu : II-10

a. Motor Grader Motor Grader (Alat Perata Tanah) berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah secara mekanis, disamping itu Motor Grader dapat dipakai pula untuk keperluan lain misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan tanggul, pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya. Akan tetapi khusus untuk penggunaan pada pekerjaan pengurugan kembali galian tanah hasilnya kurang memuaskan. Gambar 2.5 Motor Grader b. Vibratory Roller Vibratory Roller merupakan mesin pemadat dengan roda silinder baja dibagian depan yang dapat digetarkan; efisiensi alat ini sangat tinggi dan dapat digunakan secara luas dalam setiap jenis pemadatan tanah. Gambar 2.6 Vibrator Roller II-11

c. Water Tank Water Tank (Tangki Air) adalah truk yang digunakan untuk mengangkut muatan berbentuk air. Gambar 2.7 Water Tank d. Asphalt Finisher Asphalt finisher adalah alat untuk menghamparkan campuran aspal yang dihasilkan dari alat produksi aspal. Gambar 2.8 Asphalt Finisher e. Tandem Roller Tandem Roller adalah penggilas yang umumnya digunakan untuk mendapatkan permukaan yang agak halus, misalnya pada penggilasan II-12

aspal beton dan lain-lain. Tandem roller ini memberikan lintasan yang sama pada masing-masing rodanya, beratnya berkisar antara 8-14 ton. Gambar 2.9 Tandem Roller f. Tire Roller Tire Roller atau Pneumatic Roller yaitu alat berat yang roda-roda penggilasnya terdiri dari ban karet yang dipompa (pneumatic). Roda-roda tersebut selain dapat bergerak maju dapat pula digetarkan atau digerakkan naik turun untuk memberikan tumbukan yang kuat. Alat ini beratnya 80 ton, dalam satu kali lintasan mampu memadatkan material timbunan sedalam 24 inci. Tire Roller atau Pneumatic Roller sangat cocok digunakan pada pekerjaan penggilasan bahangranular, juga baik digunakan pada penggilasan lapisan hot mix. Gambar 2.10 Tire Roller II-13

g. Compressor Compressor merupakan alat berat yang berfungsi sebagai pemampat udara yang digunakan dalam pembersihan area pekerjaan dari debu maupun sampah ringan lainnya, sebelum dilakukan pekerjaan coating atau kegiatan yang membutuhkan kebersihan area. Gambar 2.11 Compressor h. Sprayer Asphalt sprayer berfungsi untuk menyemprotkan aspal cair pada pekerjaan coating, untuk memberikan lapis pengikat (tack coat) atau lapis resap pengikat (prime coat) pada permukaan yang akan diberi lapis aspal diatasnya dengan tujuan untuk mengikat lapis perkerasan baru dengan lapis perkerasan lama. Gambar 2.12 Asphalt Sprayer II-14

2. Pekerjaan Perkerasan Jalan Paving Biaya alat berat untuk pekerjaan jalan aspal yang akan diperhitungkan, yaitu : a. Motor Grader b. Vibrator Roller c. Water Tank d. Alat Stamper Alat stamper adalah alat mesin yang dipergunakan untuk pemadatan tanah. Alat ini merupakan alat yang sangat membantu untuk mempercepat proses pemadatan tanah timbun maupun pemadatan tanah asli kohesif. Disamping sebagai alat untuk pemadatan untuk bangunan gedung alat ini juga sering dipergunakan dalam pekerjaan pemadatan jalan. Gambar 2.13 Stamper 2.1.4.2 Waktu Menurut kamus kecil bahasa Indonesia (1997) waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. II-15

Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian,atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Waktu biasa digunakan sebagai alat ukur, pembatas suatu peristiwa, kegiatan atau kondisi tertentu. Pada setiap proyek konstruksi pasti membutuhkan perencanaan waktu yang baik sehingga waktu merupakan sesuatu yang sangat penting juga berperan sebagai pemegang kendali proyek. Pada proyek konstruksi, waktu digunakan sebagai alat penjadwalan (time schedule). Melalui time schedule tersebut akan terdapat gambaran lama pekerjaan dapat diselesaikan, serta bagianbagian yang saling terkait antara satu dan yang lainnya. Banyak faktor yang mempengaruhi lamanya pekerjaan suatu proyek konstruksi, diantaranya yaitu cuaca dan tenaga kerja. (Soeharto, 1997) menyatakan an bahwa salah satu sumber daya yang menjadi penentu keberhasilaan suatu proyek konstruksi adalah tenaga kerja. Selama bekerja seorang pekerja membutuhkan waktu berhenti sejenak untuk kebutuhan pribadinya,untuk istirahat dan untuk alasan-alasan lain di luar kemampuannya. 2.2 Kerangka Berpikir Pemilihan bahan material pekerjaan perkerasan jalan merupakan salah satu cara bagi kontraktor dan owner untuk mempercepat waktu pekerjaan serta menekan biaya konstruksi. Pada proyek Cluster Divena Deshna Kawasan The Avani meggunakan perkerasan jalan aspal dan jalan paving sebagai material pemasangan plafon sebagai upaya mempercepat waktu pekerjaan dan mengeluarkan biaya konstruksi yang ekonomis. Manakah dari kedua pekerjaan II-16

perkerasan jalan tersebut yang lebih efisien dan efektif dari sesgi waktu dan biaya konstruksi lebih ekonomis? Penulis mencoba mencari membandingkan biaya antara pekerjaan jalan aspal dan jalan paving. Biaya yang akan diperhitungankan yaitu biaya bahan, biaya peralatan, upah tenaga kerja dan mobilisasi peralatan.untuk mendapatkan besarnya biaya pada masing-masing jenis pekerjaan jalan aspal dan jalan paving tersebut dapat dilihat dari analisa harga satuan harga per m². Perhitungan biaya dilakukan dengan cara menghitung koefisien setiap material, upah, peralatan, mobilisasi dalam satuan per m². Setiap satu-satuan pekerjaan. Koefisien ini digunakan untuk membuat analisa harga satuan pekerjaan, yang nantinya koefisien ini akan dikalikan dengan harga satuan pekerjaaan sehingga akan didapat total harga satuan setiap pekerjaan perkerasan jalan 1 m². Hasil akhir dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan nilai biaya antara pekerjaan jalan perkerasan jalan aspal dan jalan paving dalam bentuk analisa harga satuan per m 2 ditambah dengan biaya mobilisasi dalam bentuk grafik yang nantinya akan digunakan sebagai tinjauan dalam pemilihan perkerjaan perkerasan jalan manakah yang lebih efisien. II-17