BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini perubahan laju pembangunan terus mengalami

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tolak ukur kemajuan negara tersebut. Menurut Kasmir (2014) bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perekonomian nasional. Hal ini menyebabkan. kebutuhan hidup penduduk Indonesia juga terus mengalami kenaikan.

BAB I PENDAHULUAN. Tempat tinggal merupakan suatu kebutuhan dasar bagi setiap manusia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah

BAB I PENDAHULUAN. atau dikenal dengan kebutuhan primer, juga kebutuhan sekunder maupun

BAB I PENDAHULUAN. terutama dari golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian Indonesia terlihat sangat membaik. Menteri Keuangan Sri

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang semakin kuat sangat berpengaruh dalam pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan pemukiman, agar

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Berdasarkan kebutuhan, setiap masyarakat memiliki kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB I PENDAHULUAN. dan pangan adalah papan berupa rumah tempat tinggal. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan menjadi Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan khususnya bank umum merupakan inti dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dalam. tunai atau angsuran, hibah atau dengan cara lain yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri menyebabkan perubahan tata perekonomian dalam negeri yang

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. perumahan sebagai kebutuhan dasar. Rumah merupakan kebutuhan dasar. manusia dalam meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan

BAB I PENDAHULUAN. setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami goncangan akibat krisis ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang. Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat) yaitu, melindungi segenap

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH TYPE 54 DAN TYPE 36 MELALUI BTN DI KOTA SURABAYA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia sebagai makhluk hidup sangatlah beragam, untuk

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi politik dan keamanan yang semakin membaik merupakan kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk yang disebabkan oleh adanya krisis moneter (tahun 1997 tahun 1998),

BAB IV ANALISIS DATA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut. Sehubungan dengan arah pembangunan nasional, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. serius bagi pemerintah, adanya tuntutan masyarakat untuk dapat memiliki

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. hasil kerja pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya. Pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. hancur akibat krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Salah satu usaha

BAB I PENDAHULUAN. dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. 2

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana persaingan

BAB I PENDAHULUAN. strategi dalam rangka mengefisienkan dana dari masyarakat seperti dengan

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik (Juniarko dkk, 2012;

BAB I PENDAHULUAN. turunnya daya beli masyarakat tetapi juga karena tingginya inflasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, telah membawa dampak positif terhadap kehidupan bangsa dan negara

BAB I PENDAHULUAN. nominal ini tidak mampu meningkatkan daya beli masyarakat secara signifikan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

STUDI PELAKSANAAN KREDIT PERBAIKAN RUMAH SWADAYA MIKRO SYARIAH BERSUBSIDI DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Kondisi tersebut berhadapan pula dengan sistem pasar global dengan

BAB IV PENUTUP. ditujukan bagi MBR yang memenuhi kriteria, yaitu Untuk pembelian rumah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. tukar tereskalasi menjadi krisis multi dimensi yang dimulai akhir tahun 1997.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Rumah merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia disamping

Prosedur Pengajuan Kredit Pemilikan Rumah dan Pengendalian Internal KPR di PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Kantor Cabang Bekasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang begitu pesat perkembangannya menyebabkan dampak terhadap muncul

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara sedang berkembang yang sedang giat-giat

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan rumah adalah kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian lndonesia pasca krisis ekonomi masih belum. sepenuhnya pulih, namun berdasarkan Laporan Statistik Perekonomian

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. KPR BTN Sejahtera FLPP adalah kredit pemilikan rumah program

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makroekonomi. Pengeluaran konsumsi seseorang adalah bagian dari. pendapatannya yang di belanjakan. Apabila pengeluaran pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tapak maupun apartemen yang dibangun oleh pengembang. Keputusan Bank Indonesia untuk menaikan Down Payment untuk kredit

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola

DAFTAR ISI DAFTAR ISI Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 6

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh

PELAKSANAAN PEMBERIAN KPR BTN SEJAHTERA FLPP PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. di bidang perbankan. Bank merupakan lembaga keuangan yang peranannya

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) Undang undang Nomor 2 Tahun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini perubahan laju pembangunan terus mengalami peningkatan. Khususnya Indonesia yang merupakan negara berkembang, di mana segala upaya dilakukan untuk meningkatkan pemerataan pembangunan. Tujuan dari pembangunan nasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur di segala aspek kehidupan. Salah satu dari upaya pemerintah dalam meningkatkan pemerataan pembangunan adalah dengan mengusahakan dalam memenuhi kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan manusia sendiri dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kebutuhan primer, kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi karena kebutuhan pokok berguna untuk melangsungkan kehidupan. Kebutuhan primer sendiri meliputi kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Kedua kebutuhan sekunder, kebutuhan ini timbul setelah kebutuhan primer terpenuhi dan sebagai penunjang untuk memelihara kelangsungan kehidupan. Contoh kebutuhan sekunder meliputi pendidikan, kesehatan, pariwisata dan rekreasi. Dan yang ketiga kebutuhan tersier, kebutuhan tersier merupakan kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi dengan baik. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan akan barang-barang mewah atau bersifat hiburan (kesenangan belaka). Contoh kebutuhan tersier meliputi mobil, perhiasan, barang-barang elektronik, telepon genggam, dan lain-lain. Dengan semakin commit to user

banyaknya penduduk, maka semakin banyak pula kebutuhan yang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan. Rumah (papan) merupakan salah satu dari tiga kebutuhan primer selain sandang (pakaian) dan pangan. Dalam perkembangannya, rumah saat ini juga dapat dijadikan sebagai alternatif investasi yang menarik dengan harapan capital gain yang dapat dinikmati di masa depan. Rumah juga menjadi identitas sosial bagi seseorang, jika seseorang itu memiliki rumah mewah menandakan bahwa pemiliknya adalah seseorang dengan kemampuan ekonomi tinggi, begitu pula sebaliknya apabila seseorang memiliki rumah sederhana menandakan bahwa orang tersebut dari kalangan kelas menengah ke bawah. Jenis rumah saat ini juga semakin beragam, ada jenis rumah modern seperti kondominium dan apartemen adapula jenis rumah sederhana seperti rumah biasa dan rumah susun. Menurut Arafat (2006), menyatakan bahwa sektor perumahan dapat diandalkan sebagai motor penggerak putaran roda perekonomian nasional. Negara pun mengatur tentang rumah dalam Undang-undang No. 4 tahun 1992 pasal 5 ayat (1) tentang perumahan dan pemukiman yang berbunyi setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur. Seseorang dapat memiliki atau menempati rumah dengan cara membangun sendiri atau menyewa, membeli secara tunai atau angsuran, hibah atau dengan cara lain yang telah diatur dalam perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan undang-undang tersebut, pembelian rumah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara tunai maupun kredit. Pembelian rumah secara tunai dapat dilakukan apabila pembeli tersebut memiliki uang dengan jumlah yang sama dengan harga rumah tersebut. Namun commit bagi to pembeli user yang memiliki jumlah uang yang

lebih rendah dibanding dengan harga rumah, pembelian rumah dapat dilakukan secara angsuran (kredit). Dengan adanya alternatif kredit perumahan pun banyak diminati oleh kalangan masyarakat dengan penghasilan rendah. Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, salah satu cara pemerintah dalam membantu masyarakat dari golongan menengah ke bawah adalah dengan memberikan kredit melalui bank. Dalam hal ini peran bank dalam mendukung kegiatan perekonomian sangat besar. Bank berupaya untuk mendorong kegiatan perekonomian dengan menyediakan fasilitas kredit yang dibutuhkan serta terjangkau bagi masyarakat. Salah satu kredit yang ditawarkan bank untuk masyarakat adalah kredit sektor konsumsi. Penyaluran kredit perbankan pada sektor konsumsi masyarakat mengalami peningkatan yang drastis setelah krisis ekonomi tahun 1997 yang lalu. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan banyaknya perusahaan-perusahaan besar bangkrut sehingga kredit pada bank yang terserap sistem korporasi semakin sedikit. Bank mulai menyadari bahwa adanya peluang pada pasar konsumsi masyarakat yang semakin besar dengan risiko yang lebih kecil jika dibandingkan dengan pemberian kredit pada perusahaan besar. Pada kenyataannya di sektor konsumsi terdapat beberapa jenis kredit yang dibiayai oleh bank, salah satunya sektor perumahan melalui kredit pemilikan rumah (KPR). Hal ini menjadi peluang bagi bank untuk melakukan pemasaran KPR untuk masyarakat yang tidak mampu dalam melakukan pembelian rumah secara tunai. Peningkatan pemberian KPR perbankan dikarenakan banyaknya masyarakat yang membutuhkan rumah. Sejak tahun 1976 Bank Tabungan Negara (BTN) ditunjuk oleh pemerintah sebagai bank pertama yang menyalurkan commit kredit to user perumahan kepada masyarakat. Pada

awalnya BTN hanya menyalurkan kredit perumahan bersubsidi di mana dananya dibiayai langsung oleh pemerintah dengan pemberian tingkat suku bunga rendah. Seiring berjalannya waktu, sekarang BTN dapat menyalurkan berbagai fasilitas kredit perumahan. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat dari laporan tahunan tahun 2012 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) menunjukkan perkembangan penyaluran kredit di mana dari tahun 2008-2012 jumlah unit maupun dana kredit terus mengalami peningkatan. Tabel 1.1 Total Penyaluran Kredit Bank BTN Sumber : Laporan Tahunan Tahun 2012 PT. Bank Tabungan Negara (Persero). PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk merupakan bank yang berfokus pada bisnis perumahan dengan perbandingan 75 : 25 di mana 75% adalah perumahan dan 25% non perumahan. KPR ini diperuntukkan bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah yang belum memiliki rumah huni dan berpenghasilan kurang dari Rp 3.500.000, 00. KPR subsidi merupakan produk kredit perumahan pertama yang dikeluarkan oleh BTN, layanan ini telah disalurkan commit sejak to user tahun 1976 dan mengalami peningkatan hingga kini. Dapat dilihat pada Tabel 1.2 untuk lima tahun terakhir tingkat

perkembangan KPR subsidi tersalurkan kepada masyarakat dengan stabil. Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2010 dan 2012, penurunan tersebut tidak drastis jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tabel 1.2 Total Penyaluran KPR Bersubsidi Bank BTN Sumber : Laporan Tahunan Tahun 2012 PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Pada tanggal 1 Oktober 2010, pemerintah memperkenalkan skema baru bagi KPR subsidi, yaitu Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) melalui Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No. 27 tahun 2012 tentang pengadaan perumahan melalui kredit/pembiayaan pemilikan rumah sejahtera dengan dukungan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Tujuan dari FLPP adalah untuk mendukung kredit/pembiayaan rumah sejahtera bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Menurut Awang Firdaus (1997), permintaan rumah dipengaruhi oleh faktorfaktor di antaranya adalah lokasi atau pertumbuhan penduduk, pendapatan, kemudahan pendanaan, fasilitas dan sarana umum, harga pasar rumah, selera konsumen serta peraturan perundang-undangan. Sedangkan menurut Pananggian (2004), setelah meneliti selama 3 dekade hasil penelitiannya menunjukan terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara tingkat suku bunga bank, angka penjualan rumah, dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan penelitian antara tingkat suku bunga bank, angka penjualan commit rumah to yang user didasari oleh beberapa penelitian

permintaan rumah periode tahun 1977 sampai dengan 1995 dengan variasi harga, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, jumlah rumah tahun sebelumnya, tingkat suku bunga, dan jumlah penduduk usia kawin. Hasilnya adalah variasi harga, PDRB per kapita, jumlah rumah tahun sebelumnya berpengaruh, sedangkan variasi suku bunga dan jumlah penduduk usia kawin tidak berpengaruh. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, pengaruh terhadap permintaan akan kredit perumahan dapat di bagi menjadi dua faktor, yaitu faktor mikro maupun faktor makro. Dari segi mikro, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan akan kredit meliputi selera konsumen, harga pasar rumah, pelayanan nasabah, angka penjualan rumah, jumlah penduduk dan lain-lain. Sedangkan menurut kacamata makro, permintaan akan kredit perumahan dapat dipengaruhi oleh inflasi, PDRB per kapita, tingkat suku bunga, nilai tukar (kurs), jumlah ekspor dan lain-lain. Dengan mengetahui pengaruh dari kedua faktor tersebut dapat membantu dalam perencanaan strategis perbankan untuk menghadapi perubahan perekonomian. Dalam penelitian ini fokus pembahasannya mengenani permintaan akan kredit perumahan yang dipengaruhi oleh faktor makro. Dengan berfokus pada salah satu jenis kredit pada sektor konsumsi, yaitu KPR subsidi (FLPP) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo. Penulis tertarik untuk menganalisa permintaan akan KPR subsidi karena kredit ini merupakan produk kredit perumahan pertama yang ditawarkan oleh BTN dan melihat dari perkembangan kredit ini terus mengalami peningkatan dari tahun 1976 hingga kini. Dengan mencari pengaruh faktor makro yang terkait dengan penelitian, penulis ingin mengetahui faktor mana yang dominan dalam meningkatkan permintaan kredit bersubsidi. Maka penulis memilih judul penelitian Analisis Permintaan Kredit commit to user

Kepemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Solo. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh PDRB per kapita masyarakat terhadap permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. 2. Bagaimana pengaruh nilai tukar (kurs) terhadap permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. 3. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga bank terhadap permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang dapat dinyatakan seperti berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh PDRB per kapita masyarakat terhadap permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. 2. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar (kurs) terhadap permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. 3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga bank terhadap permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. commit to user

D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris maupun sebagai literatur tambahan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan KPR oleh masyarakat. Selain itu, penelitian ini dapat memacu penelitian yang lebih baik mengenai permintaan KPR oleh masyarakat di Solo. 2. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi bagi pemerintah daerah sebagai pemegang kebijaksanaan untuk ditindaklanjuti lebih mendalam. 3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. commit to user