PEMBUATAN MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENUGASAN PENGAWASAN PADA PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PERBANDINGAN DATA WAREHOUSE DENGAN SKEMA STAR DAN SNOWFLAKES (STUDI KASUS: AKADEMIK IT TELKOM)

ANALISA DAN PERANCANGAN DATA WAREHOUSE UNTUK PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENJUALAN DAN PEMASARAN DI PT. XYZ

ANALISIS DAN PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PERPUSTAKAAN (STUDI KASUS: PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BINADARMA PALEMBANG)

PEMBUATAN PURWARUPA DATA WAREHOUSE ANALISA PENJUALAN UNTUK DEPARTEMEN PENJUALAN DI P.T. NIPPON INDOSARI CORPINDO - PASURUAN

Perancangan Data warehouse Studio Foto Dan Salon Pada CV. XYZ Palembang

Perancangan Data Warehouse pada Perpustakaan. STMIK AMIKOM Yogyakarta

PERANCANGAN DATA WAREHUSE PADA PERPUSTAKAAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Armadyah Amborowati Dosen STMIK AMIKOM Yogyakarta

PERANAN DATA WAREHOUSE UNTUK MENDUKUNG AKTIVITAS COMPETITIVE INTELLIGENCE DI PT. TELKOM

DESAIN DATA WAREHOUSE UNTUK MENGINTEGRASIKAN DATA KEPOLISIAN DI WILAYAH JAWA TIMUR

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES ETL PADA DATA WAREHOUSE

MANFAAT DATAWAREHOUSE PADA RUMAH SAKIT ABC

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE E-PROCUREMENT PADA INSTANSI PEMERINTAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA (MKom) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

ANALISIS DAN DESAIN DATA WAREHOUSE PADA PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG. Tugas Akhir

Perancangan Dan Implementasi Aplikasi Olap Dengan Metode Pengembangan Waterfall Dan Evolutionary Untuk Analisis Data Pada Perguruan Tinggi

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NASIONAL

PEMBANGUNAN DATA MART LULUSAN DENGAN ARSITEKTUR NORMALIZED DATA STORE DAN DIMENSIONAL DATA STORE

MANFAAT DATA WAREHOUSE PADA PT ABC

PEMBANGUNAN DATA MART LULUSAN DENGAN ARSITEKTUR NORMALIZED DATA STORE DAN DIMENSIONAL DATA STORE

Perancangan Data Warehouse Pasien pada RS. Muhammadyah Palembang

ANALISIS DAN PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN UNTUK MENDUKUNG EKSEKUTIF DALAM PENGAMBILAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Perancangan Data Warehouse Untuk Sumber Daya Manusia Diklat Dalam Pengambilan Keputusan Eksekutif Jasa Marga Development Centre (JMDC)

ANALISIS FAKTOR OPTIMALISASI PROSES ETL PADA DATA WAREHOUSE SEBAGAI PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAGEMENT DENGAN BUSINESS INTELLIGENCE

DESAIN DATAWAREHOUSE AKADEMIK UNTUK MENDUKUNG SISTEM ADMINISTRASI DATA AKADEMIK DI UNIVERSITAS TADULAKO. Mohammad Yazdi 1

DESAIN DATA WAREHOUSE UNTUK ANALISIS TINGKAT LAYANAN PELANGGAN DI DIVISI ACCESS PT X REGIONAL JAWA TIMUR

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN...

PEMBANGUNAN SISTEM METADATA SEBAGAI INFORMASI DATA DALAM PEMBUATAN DATA MART PADA PANGKALAN DATA MAHASISWA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

DESAIN DAN IMPLEMENTASI DATA WAREHOUSE UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA MANAJEMEN KESEHATAN IBU DAN ANAK

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE IPK MAHASISWA STUDI KASUS: PRODI PTIK UNIVERSITAS NEGERI MANADO

DESAIN DATA WAREHOUSE PENGUKUR KINERJA SETIAP KA PENUMPANG DENGAN DISTRIBUSI JUMLAH PENUMPANG STUDI KASUS DAOP I-IX

Analisa dan Perancangan Sistem Data Warehouse untuk Inventori Material, Inventori Barang Keluar, dan Penjualan pada PT. XYZ

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

MODEL ANALYTICAL NETWORK PROCESS UNTUK PEMILIHAN TEKNOLOGI DATA CENTER (STUDI KASUS PPID-DISPENDIK JATIM)

Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2010). Management Information Systems : Managing the Digital Firm, 11th Edition. New Jersey: Prentice Hall.

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E

Penerapan Analytic Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Pengalokasian Pemesanan Bahan Baku Kertas Daur Ulang

ANALISIS DAN PERANCANGAN DATA WAREHOUSE UNTUK UNIT TABUNGAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI

ANALISIS DAN PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PEMESANAN, RECEIVE-IN DAN PEMASARAN PADA PT. XPSLINK BERBASIS WEB

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI DATA WAREHOUSE UNTUK MENDUKUNG SISTEM AKADEMIK (STUDI KASUS PADA STKIP MUHAMMADIYAH KOTABUMI)

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN KERANGKA KERJA PENYUSUNAN PROGRAM AUDIT SISTEM INFORMASI BERDASARKAN ITAF, STUDI KASUS AUDIT SIMHP DI PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR

2. Kebutuhan informasi mengenai aktivitas pengguna sistem informasi bisa diperinci lagi untuk bisa semakin mengetahui karakteristik pengguna sistem

DESAIN DATAWAREHOUSE UNTUK MENDUKUNG MODEL PENGELOLAAN GURU YANG BERBASIS DSS DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM DATA WAREHOUSE PADA RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA

TUGAS DATA WAREHOUSE

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PENGOLAHAN PERSEDIAAN BUKU PT. GRAMEDIA ASRI MEDIA MAKASSAR

PERANCANGAN DATA MART BAGIAN PENJUALAN MOTOR BEKAS(USED MOTOR CYCLE ) PADA CV. ATLAS MOTOR

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE DENGAN PENDEKATAN ENTERPRISE ARCHITECTURE (STUDI KASUS: PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.)

PROSES EXTRACT, TRANSFORM DAN LOAD PADA DATA WAREHOUSE

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN DATA WAREHOUSE DAN APLIKASI ONLINE ANALYTICAL PROCESSING UNTUK BANK X

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PADA PT. CENTRA INTI PRATAMA

OPTIMALISASI DATA PADA BAGIAN PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN DATA MART DI PT. XYZ

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 1 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN :

Rancangan Sistem Informasi Pendukung Keputusan untuk Penentuan Perusahaan Pemasok Perangkat Listrik di Politeknik Negeri Jakarta

PENGEMBANGAN DATA WAREHOUSE UNTUK MENDUKUNG REPORT PENGADAAN DI INSTANSI PEMERINTAHAN

Perancangan Penilaian Karyawan di Bank X

PERANCANGAN STRUKTUR DAN APLIKASI DATAWAREHOUSE PADA PELAYANAN KESEHATAN SINT CAROLUS. Ervyn. Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia.

ANALISA PENGEMBANGAN STAR SCHEMA DATA WAREHOUSE PADA ONLINE SHOP GALIYA

Penerapan Slowly Changing Dimensions untuk Mendukung Pembentukan Dimensi Dinamis pada Data Warehouse

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SANTRI BERPRESTASI PONDOK PESANTREN ASSYAFI IYYAH KEDIRI DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PERANCANGAN TATA KELOLA TI UNTUK STANDARISASI INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN COBIT 4.1 PADA PT TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS METHOD IN DECISION MAKING SHIPYARD ELECTION TO NEW TANKER SHIPBUILDING IN BATAM ISLAND. By Yuniva Eka Nugroho

Analisa dan Perancangan Data Warehouse untuk Departemen Finance, Accounting, dan Purchasing pada PT. Panarub Industry

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

SYLLABUS, KEBUTUHAN DAN KONSEP DATA WAREHOUSE. Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., MTI.

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK REKOMENDASI PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE TECHNIQUE FOR OTHERS PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION

Reva Ragam Santika Program studi Magister Ilmu Komputer Fakultas Pascasarjana Universitas Budi Luhur

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI PENGANGKATAN KARYAWAN PESERTA TRAINING MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

BAB 1 PENDAHULUAN Building A Data WareHouse for Decision Support Second Edition Data Mining : Concepts, Models, Methods, and Algorithms

ANALISIS DAN PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PADA PT. MEGA SOLUSI TEKNOLOGI

Multi-Attribute Decision Making

2 pengukuran kinerja masing-masing unit kerja. Model pengukuran kinerja yang digunakan di UNS saat ini masih bersifat manual yang cenderung mengedepan

PERANCANGAN DATAMART DAN APLIKASI BUSINESS INTELLIGENCE STUDI KASUS : BINUS CAREER DAN ALUMNI CENTER

ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA CONTINUES SOAP MAKING

REKAYASA INDEPENDENT DATA MART DARI BASIS DATA OPERASIONAL TAK TERINTEGRASI

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

COVER BAB I PENDAHULUAN

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 1 Edisi...Volume..., Bulan 20..ISSN : PEMBANGUNAN INDEPENDENT DATA MART PADA OPTIK YUDA

Perancangan dan Pembuatan Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Mitra Produksi PT. Sampoerna

DATA WAREHOUSING AND ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (OLAP)

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE

Sistem Pendukung Keputusan Kelangsungan Outlet Buku Di Pt. Mizan Media Utama

PERENCANAAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI DI STMIK KADIRI DENGAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MENGGUNAKAN DATA MART. (Studi Kasus: PSDM STIKOM Surabaya)

Aplikasi Penunjang Pengambilan Keputusan Untuk Pembelian Barang Pada UD. Naga Waja

PENEMPATAN JUKIR DI WILAYAH KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KEDIRI DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS SKRIPSI

MEMILIH METODE ASSESMENT DALAM MATAKULIAH PENERBITAN DAN PEMROGRAMAN WEB MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Tugas. Data Warehouse. OLAP, Operasi OLAP, dan Jenis Rolap

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENERAPAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENGUKURAN KINERJA KARYAWAN PADA IBI DARMAJAYA ABSTRACT

Pembuatan Data Warehouse Penjualan Produk dan Penerapan Dalam Studi Kasus Divisi Greenscope Energy PT. Tustika Nagata Surabaya

Transkripsi:

PEMBUATAN MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENUGASAN PENGAWASAN PADA PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR Abdul Syukur, Rully Soelaiman Manajemen Teknologi Informasi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ABSTRAK Perencanaan penugasan pengawasan merupakan salah satu tahap penting dalam pelaksanaan penugasan pengawasan pada Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur. Perencanaan penugasan melibatkan upaya alokasi Pejabat Fungsional Auditor (PFA) yang membutuhkan informasi ketersediaan PFA dari segi jumlah dan kesesuaian peran dalam tim, memperhatikan unsur ketentuan yang berlaku dan unsur pemerataan. Informasi tersebut membutuhkan suatu proses pengambilan keputusan yang didukung dengan sistem pendukung keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk model perencanaan pengawasan yang melakukan perhitungan informasi yang dibutuhkan menjadi nilai prioritas alternatif. Model menghasilkan nilai prioritas alternatif. Nilai tersebut diperoleh berdasarkan perhitungan algoritma Analytical Hierarchy Process (AHP) yang diperoleh dari perhitungan bobot kriteria dan unjuk nilai alternatif. Unjuk nilai merupakan kategorisasi terhadap nilai historis alternatif. Sedangkan nilai historis didapat dari datawarehouse yang tersedia. Uji coba model dilakukan melalui simulasi kasus perencanaan penugasan. Nilai prioritas alternatif model dibandingkan dengan alokasi penugasan yang terjadi. Unsur yang dinilai adalah distribusi penugasaan, hari penugasan, dan kebutuhan perolehan angka kredit dengan standar deviasi sebagai alat ukur. Nilai standar deviasi menurut model untuk unsur distribusi penugasan dan hari penugasan menghasilkan nilai yang lebih kecil daripada alokasi PFA menurut penugasan yang terjadi. Simpulan yang dapat ditarik dengan pemakaian model adalah lebih memenuhi ketentuan berlaku dan lebih baik dalam pemerataan penugasan. Kata kunci: analytic hierarchy process, data warehouse, model perencanaan penugasan, pejabat fungsional auditor PENDAHULUAN Dalam rangka melaksanakan program pembangunan nasional, pemerintah memerlukan penyedia informasi objektif melalui fungsi pengawasan internal. Mengemban fungsi di atas, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) berupaya membantu manajemen pemerintah mewujudkan good governance melalui visi organisasi sebagai auditor intern pemerintah yang proaktif dan terpercaya dalam mentransformasikan manajemen pemerintahan menuju tata kelola yang baik dan bersih. Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur merupakan instansi vertikal BPKP sebagai pelaksana di daerah dengan wilayah kerja Provinsi Jawa Timur. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur didukung pejabat fungsional auditor sejumlah 273 orang per 1 Januari 2007.

Pelaksanaan pengawasan dilakukan secara tim mandiri yang terdiri atas beberapa pejabat fungsional auditor dengan spesifikasi peran pengendali mutu, pengendali teknis, ketua tim dan anggota-anggota tim. Terdapat empat bidang pengawasan yang masing-masing memiliki program kerja pengawasan. pengawasan menugaskan pejabat fungsional auditor yang dipertimbangkan dengan faktor kompetensi keahlian sesuai sertifikasi, pendidikan dan latihan yang telah dilalui, faktor kompetensi ketrampilan seperti pengalaman, kinerja penugasan sebelumnya, beban kerja yang sedang berlangsung, faktor ketentuan berlaku seperti perolehan hari pengawasan dan kebutuhan angka kredit, faktor pemerataan seperti lokasi penugasan. Alokasi pejabat fungsional auditor dalam tim mandiri yang memperhatikan faktor-faktor di atas membutuhkan suatu informasi pendukung dan mekanisme pemeringkatan berdasarkan bobot perhitungan tertentu sehingga diharapkan diperoleh penugasan pengawasan yang memenuhi prinsip the right man in the right place Guna mendukung kebutuhan pengambil keputusan untuk membentuk tim penugasan yang memperhatikan multi faktor di atas perlu dibuat model sistem pendukung keputusan. Model diharapkan dapat menghasilkan informasi bobot alternatif dan dapat melakukan perhitungan pemeringkatan bobot alternatif tersebut. Untuk hal itulah perlu dibentuk datawarehouse berdasarkan sistem informasi yang tersedia saat ini pada Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur. METODOLOGI Tahap pertama adalah penelaahan sumber daya. Tahap ini dilakukan analisis potensi sumber data yang digunakan, informasi apa yang dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tahap kedua adalah analisis arsitektur datawarehouse. Analisis yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah kebutuhan fungsional dalam perencanaan penugasan, kebutuhan informasi, dan kebutuhan pemaduan informasi (koordinasi). Kebutuhan fungsional akan dianalisis jenis kuantitas dan kualitas informasi yang dibutuhkan dalam proses perencanaan penugasan. Kebutuhan informasi dilakukan dengan menganalisis penyajian informasi yang dibutuhkan oleh pengguna (pengambil keputusan). Penyajian informasi yang cocok perlu diperoleh dari kuestioner kepada pengambil keputusan yaitu koordinator kelompok PFA dan pengendali teknis yang dianggap perlu. Kebutuhan pemaduan informasi (koordinasi) merupakan arsitektur data model yang akan dibangun sesuai atribut informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan penugasan. Tahap ketiga adalah desain datawarehouse. Pada tahap ini akan dilakukan desain struktur model data. Proses datawarehouse meliputi perancangan logis dan desain arsitektur. Tahap terakhir adalah pembangunan model. Pada tahap ini dibahas pembentukan model perencanaan penugasan. Pembentukan model mempergunakan algoritma analytic hirerarchy process. Berdasarkan algoritma ini, proses pengambilan keputusan dibentuk dalam hirarki. Hirarki teratas adalah penetapan tujuan diikuti dengan kriteria sebagai faktor pertimbangan pengambilan keputusan. Kriteria dimungkinkan dirinci dalam subkriteria-sub-kriteria. Sedangkan hirarki terbawah adalah alternatif yang menjadi masukan untuk dilakukan sintesa perhitungan pembobotan terhadap masing-masing kriteria atau sub-kriteria yang ada. Nilai preferensi antar-kriteria atau sub-kriteria merupakan hasil perhitungan perbandingan berpasangan dari preferensi pengambil keputusan. Sedangkan nilai preferensi alternatif diperoleh dari nilai historis alternatif yang diperoleh berdasarkan dimensional query terhadap datawarehouse. C-1-2

HASIL PEMBAHASAN Berdasarkan analisis atas kebutuhan informasi dalam faktor penentuan pembentukan tim penugasan sebagaimana diuraikan pada pendahuluan dianalisis lebih lanjut menghasilkan kriteria dan sub-kriteria penentuan pengambilan keputusan. Hasil pengelompokan faktor penentu menjadi kriteria dan sub-kriteria serta hasil preferensi pengambil keputusan, kemudian dihitung berdasarkan algoritma AHP menghasilkan bobot kriteria dan sub-kriteria sebagaimana tersaji pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Perhitungan Bobot Kriteria dan sub-kriteria Pembentukan tim mandiri yang akan ditugaskan oleh pengambil keputusan harus didasarkan pada data faktual berdasarkan informasi yang tersedia. Sistem informasi yang dapat mendukung kebutuhan informasi tersebut dapat diperoleh dalam sistem evaluasi penugasan pengawasan dan sistem informasi kepegawaiaan. Perbedaan arsitektur kedua sistem basisdata dari sistem informasi tersebut dan informasi meliputi masa penugasan yang berkelanjutan maka dibutuhkan proses pembuatan datawarehouse. Dim_Pegawai pegawai_sk NIP nama sertifikasi JFA pangkat gol_ruang PAK PAK_KP jam_diklat bidwas tgl_efektif tgl_valid lokasi_1 lokasi_2 Dim_Waktu waktu_sk minggu nama_bulan kuartal tahun tgl_efektif tgl_valid Fak_ waktu_sk pegawai_sk tugas_sk peran HP Dim_Tugas tugas_sk nomor_rkt uraian jenis_obrik jenis_tugas lembaga tahun lokasi bidwas p_status Gambar 1. Skema Bintang Data Warehouse Perencanaan Desain datawarehouse perencanaan penugasan dibentuk memakai teknik logical data mapping. Hasil perancangan datawarehouse perencanaan penugasan adalah stuktur datawarehouse berupa skema logis berupa skema bintang yang terlihat pada Gambar 1 sedangkan desain proses pembangunan datawarehouse digambarkan dalam Gambar 2. C-1-3

Data Sumber Data Sementara Data Tersimpan Penampilan Data Sistem Informasi Kepegawaian (datadrp.mdb) Ekstrasi datadsp, rwypak, rwykursus DW_ : Dim_pegawai Dim_tugas Dim_waktu Fak_ Analisis Sistem Evaluasi Pelaksanaan (MySQL) Transformasi Pemuatan Mutasi PFA (MS Excel) Rolling.csv Aplikasi Model Rencana Gambar 2. Arsitektur Proses Datawarehouse Perencanaan Hasil pembangunan model perencanaan penugasan memiliki tiga hirarki, yaitu tujuan, kriteria, dan alternatif. Kriteria merupakan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih alternatif-alternatif yang tersedia. Alternatif merupakan kandidat PFA yang akan dialokasikan dalam suatu tim mandiri penugasaan yang direncanakan. Model perencanaan penugasan terlihat pada Gambar 3. Bobot kriteria dan sub-kriteria dari pengambil keputusan merupakan prefrensi pangambil keputusan atas perbandingan antar kriteria dan atau antar sub-kriteria. Hasil perhitungan preferensi berupa nilai bobot kriteria dan sub-kriteria dilihan pada Tabel 1. Nilai historis alternatif adalah nilai historis yang diperoleh dari datawarehouse melalui interogasi query. Query untuk mendapatkan nilai didasarkan unsur pengukuran yang berbeda-beda untuk masing-masing sub-kriteria. Hasil query berupa angka atau atribut. Nilai historis berupa angka diperoleh untuk alternatif yang bersangkutan terhadap masing-masing sub-kriteria diklasifikasikan menjajadi kategori. Secara umum terdapat 3 (tiga) kategori. Kategori tersebut adalah tidak direkomendasikan, direkomendasikan, dan sangat direkomendasikan. Masing-masing kategori disetarakan dengan nilai yaitu 1, 3, dan 5. Nilai ini dinamakan unjuk nilai (rating) alternatif. Nilai historis yang berjenis atribut dibandingkan dengan atribut penugasan yang direncanakan. Kategori untuk nilai historis ini adalaah kesuaian atau ketidaksesuaian. Upaya kuatifikasi atas kategorisasi tersebut adalah 5 untuk kategori sesuai dan 1 untuk kategori yang bersifat terjadi ketidaksesuaian. Ringkasan unsur pengukuran, kategorisasi, dan unjuk nilai alternatif masing-masing sub-kriteria disajikan pada C-1-4

Tujuan Model Status PFA Kompetensi PFA Beban PFA Tugas Peran Kinerja Kelompok Pengalaman Diklat Lokasi HP PAK Info Gambar 3 : Model Perencanaan Tabel 2. Ringkasan Unsur Pengukuran, Kategorisasi, dan Unjuk Nilai Alternatif Masing- Masing Sub-Kriteria Sub-Kriteria Unsur Pengukuran Kategorisasi Sertifikat Kinerja Alternatif PFA ke-1 Alternatif PFA ke-2 Alternatif PFA ke-n Kelompok Pengalaman Jumlah penugasan yang sedang dilakukan Kesesuaian sertifikasi dengan peran yang diemban Tingkat deviasi penugasan sebelumnya Kesesuaian kelompok PFA dengan bidang pengawasan penugasan yang direncanakan pada objek sejenis dan jenis penugasan pada sejarah penugasan sebelumnya PT-PM 3 nilai =1 1-2 nilai=3 0 nilai=5 AT-KT >1 nilai = 1 1 nilai = 3 0 nilai = 5 = (5) (1) >50% nilai = 1 10% s.d 50% nilai = 3 <10% nilai = 5 = nilai = 5 nilai = 1 I. 0 nilai = 5 = 0 nilai = 1 II. 0 nilai = 0 = 0 nilai = 1 I * II 5 * 0 nilai = 0 5 * 1 nilai = 5 1 * 0 nilai = 0 1 * 1 nilai = 1 Diklat Jam pelatihan yang pernah diikuti > 300 nilai = 5 150-300 nilai = 3 < 150 nilai = 1 Unjuk Nilai 1-5 1-5 0-1-5 C-1-5

Tabel 2. Ringkasan Unsur Pengukuran, Kategorisasi, dan Unjuk Nilai Alternatif Masing-Masing Sub-Kriteria (lanjutan) Lokasi Hari Perolehan Angka Kredit Info Bobot Lokasi penugasan sebelumnya dibandingkan lokasi penugasan yang direncanakan Akumulasi hari penugasan yang telah dicapai dalam setahun Tingkat kebutuhan angka kredit untuk mencapai angka kredit syarat kenaikan pangkat Penilaian subjektif pengambil keputusan terhadap PFA (alternatif) >6 nilai = 1 4-6 nilai = 3 1-3 nilai = 5 >237 nilai = 1 118 s.d 237 nilai = 3 <118 nilai = 5 <75% atau >100% nilai =1 75% s.d 95% nilai =3 96% s.d 100% nilai =5 Kurang baik nilai = 1 Baik nilai = 3 Amat Baik nilai = 5 Perhitungan Nilai Prioritas Alternatif dilakukan melalui sejumlah langkah dalam AHP yang disebut eigenvector. Hasil bobot prioritas alternatif adalah penjumlahan dari perkalian antara bobot prioritas sub-kriteria dan bobot prioritas alternatif untuk subkriteria yang bersangkutan. Hasil yang diperoleh masing-masing alternatif adalah angka yang terbesar menunjukkan secara relatif alternatif yang lebih baik daripada alternatif lainnya sehingga layak untuk dipilih untuk mencapai tujuan yang ditetapkan semula. Pengujian model berupa pengujian terhadap kasus perencanaan penugasan yang disimulasikan berdasarkan perhitungan model. Kasus diuji meliputi satu bidang pengawasan pada suatu masa dan peran tim mandiri yang dihitung adalah ketua tim. Perbandingan hasil alokasi PFA berdasarkan perhitungan model dibandingkan alokasi PFA yang terjadi pada penugasan sebenarnya. Perbandingan difokuskan pada distribusi penugasan, perolehan hari penugasan, dan kebutuhan atas perolehan angka kredit adalah saat sebelum penugasan dan setelah penugasan. Semakin terdistribusi suatu penugasan kepada PFA yang tepat berarti faktor pemerataan memegang peran penting. Standar deviasi dijadikan alat ukur untuk penilaian perbedaan antara perhitungan model dan penugasan yang terjadi baik sebelum penugasan maupun setelah penugasan. Hasil perbandingan antara perhitungan model dan alokasi penugasan sebenarnya memperlihatkan untuk pengujian status penugasan dan perolehan hasil penugasan standar deviasi mempergunakan model menghasilkan nilai yang lebih kecil. Sedangkan pengujian faktor kebutuhan perolehan angka kredit, hasil perhitungan model justru menghasilkan nilai standar deviasi yang lebih besar. Hasil perbandingan antara perhitungan model dan penugasan sebenarnya disajikan sebagai berikut : a. Alokasi Standar Deviasi Menurut Perhitungan Model Status Sebelum Status Setelah Yang Terjadi Status Status Setelah Sebelum 0,725 0,574 0,725 0,907 b. Perolehan Hari Standar Deviasi Menurut Perhitungan Model yang Terjadi HP Sebelum HP Setelah HP Sebelum HP Setelah 30,918 30,199 30,918 34,673 C-1-6

c. Kebutuhan Perlehan Angka Kredit Standar Deviasi Menurut Perhitungan Model Kelebihan Kelebihan (Kekurangan) (Kekurangan) Angka Kredit Angka Kredit Sebelum Setelah Yang Terjadi Kelebihan (Kekurangan) Angka Kredit Sebelum Kelebihan (Kekurangan) Angka Kredit Setelah 35,147 35,506 35,147 34,733 KESIMPULAN Model perencanaan penugasan yang terbangun telah memperhatikan beberapa kriteria sebagai faktor penentu pengambilan keputusannya. Pembobotan kriteria dan sub-kriteria ditentukan berdasarkan perbandingan berpasangan yang merupakan preferensi dari pengambil keputusan. Nilai historis alternatif (PFA) dilakukan kategorisasi untuk menghasilkan unjuk nilai (rating) alternatif Model melakukan pehitungan berdasarkan bobot kriteria untuk mengalokasikan unjuk nilai alternatif (PFA) memakai algoritma Analytical Hierarchy Process menghasilkan nilai prioritas alternatif (PFA) untuk dipergunakan dalam alokasi PFA dalam penugasan. Hasil uji coba model menghasilkan simpulan bahwa atas distribusi penugasan dan hari penugasan mempergunakan perhitungan model menghasilkan nilai standar deviasi yang lebih kecil. Sedangkan terhadap kebutuhan perolehan angka kredit, model perencanaan penugasan tidak menghasilkan nilai standar deviasi yang relatif lebih besar daripada standar deviasi penugasan yang terjadi. DAFTAR PUSTAKA Adamson, Christhoper, (2006), Mastering Data Warehouse Aggregates: Solutions for Star Schema Performance, Wiley Publishing, Inc., Indianapolis. Bhushan, Navneet dan Rai, Kanwal, (2004), Strategic Decision Making: Applying Analytic Hierarchy Process, Springer-Verlag, London. Darmawikarta, Djoni, (2007), Dimensional Data Warehousing with MySQL: A Tutorial, Brainy Software Corp, Toronto. Forman, Ernest dan Selly, Mary Ann, (2000), Decision by Objectives: How to Convince Others That You Are Right, World Scientific. Gray, Paul dan Watson, Hugh J., (1998), Decision Support in the Data Warehouse, Prentice-Hall PTR, New York. Humphries, Mark, Hwakins, Michael W. dan Dy, Michelle C., (1999), Datawarehousing Architecture and Implementation, Prentice-Hall PTR, New York. Inmon, William H, (2005), Building the Data Warehouse, 4 th edition, Wiley Publishing Inc., Indianapolis. C-1-7

Kimball, Ralph dan Ross, Margy, (2002), The Data Warehouse Toolkit 2 nd edition: The Complete Guide to Dimensional Modeling, John Wiley & Sons Inc., New York. Kimball, Ralph dan Caserta, Joe, (2004), The Data Warehouse ETL Toolkit: Practical Techniques for Extracting, Cleaning, Conforming, and Delivering Data, Wiley Publishing Inc., Indianapolis. Marakas, George M., (2003), Decision Support System in the Tweenty-First Century, 2 nd edition, Prentice-Hall, New York. Ponniah, Paulraj, (2001), Data Warehousing Fundamentals: A Comprehensive Guide for IT Professionals, John Wiley & Sons Inc., New York. Rainardi, Vincent, (2008), Building a Data Warehouse: with Examples in SQL Server, Apress, Berkeley. C-1-8