PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 05/PERMEN/M/2007 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 06/PERMEN/M/2007 TENTANG

TENTANG PENGADAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN DUKUNGAN FASILITAS SUBSIDI PERUMAHAN MELALUI KPR BERSUBSIDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 7/PERMEN/M/2007 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 05/PERMEN/M/2008 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 07/PERMEN/M/2008 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2005 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 06/PERMEN/M/2008 TENTANG

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan;

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR:08/PERMEN/M/2008 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 01/PERMEN/M/2005

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 05/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 01/PERMEN/M/2006 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 12/PERMEN/M/2006

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 13 /PERMEN/M/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 07/PERMEN/M/2006 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 04/PERMEN/M/2005 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 26/PERMEN/M/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR: 24/KPTS/M/2003 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Subsidi. KPRS/KPRS Mikro Syariah.

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

-1- MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 20 /PERMEN/M/2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SUBSIDI PERUMAHAN MELALUI KPRS/KPRS MIKRO BERSUBSIDI

KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR: 20/KPTS/M/2004 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,


BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.715, 2010 KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT. KPR Bersubsidi. KPR Sarusuna Bersubsidi. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Subsidi Perumahan. KPR Sederhana Sehat. Prosedur.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil kajian penulis selama kegiatan Kuliah Kerja

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.714, 2010 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Pengadaan Perumahan dan Pemukiman. Bantuan Pembiayaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.403, 2011 KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT. Pengadaan Perumahan. Rumah Sejahtera. Rumah Sejahtera Murah Tapak.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.104, 2008 KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT. Subsidi Perumahan. KPR Bersubsidi. Tata Cara. Pelaksanaan.

MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 139/KPTS/M/2002 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 172/KPTS/M/2001 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PERMEN/M/2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Subsidi. Sarusuna Syariah.

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

-1- MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2015 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 01/KPTS/1994 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 18 /PERMEN/M/2007

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 10 /PERMEN/M/2007

I. PENDAHULUAN. Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 02 /PERMEN/M/2009 TENTANG

PERATURANMENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42/PRT/M/2015 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 108, Tambahan Lembaran

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN IMBAL JASA PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 19 /PERMEN/M/2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SUBSIDI PERUMAHAN MELALUI KPR SYARIAH BERSUBSIDI

2015, No perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Bantuan Uang Muka Bagi Masyarakat Berpenghasilan Renda

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 13 /PERMEN/M/2006

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STUDI PELAKSANAAN KREDIT PERBAIKAN RUMAH SWADAYA MIKRO SYARIAH BERSUBSIDI DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

Kop Surat Bank. Nomor :...,... Lampiran :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.694,2012

2016, No Subsidi Bunga untuk Kredit Usaha Rakyat; c. bahwa sehubungan dengan implementasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146/PMK.05/2015 tent

PETUNJUK PELAKSANAAN KPR SEJAHTERA DENGAN DUKUNGAN FLPP BAB I KREDIT PEMILIKAN RUMAH SEJAHTERA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA


BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 67/KPTS/M/2006 TENTANG MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 458/KPTS/M/2001 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (Lembaran Negar

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG TIM KOORDINASI PERCEPATAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN DI KAWASAN PERKOTAAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

BAB I PENDAHULUAN. Tempat tinggal merupakan suatu kebutuhan dasar bagi setiap manusia dalam

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-22/M.

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

Kop Surat Bank. Nomor :...,... Lampiran :

2017, No Perumahan Rakyat tentang Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rum

REPUBLIK INDONESIA SALINAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2014 TENTANG

KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 134/PMK.010/2017 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENGHASILAN DARI

2017, No Dana Perkebunan Kelapa Sawit dilakukan oleh Menteri Keuangan; c. bahwa untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi penggunaan d

-1- SALINAN NOMOR TENTANG FASILITAS. pembiayaan; Pemilikan. dengan. Menteri Melalui. Sejahtera. 2. Undang-UnU

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86/PMK.03/2006 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 05/PERMEN/M/2007 TENTANG PENGADAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN DUKUNGAN FASILITAS SUBSIDI PERUMAHAN MELALUI KPRS/KPRS MIKRO BERSUBSIDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, Menimbang : a. bahwa perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat manusia, maka perlu diciptakan kondisi yang dapat mendorong pembangunan perumahan untuk menjaga kelangsungan penyediaan perumahan dan permukiman; b. bahwa masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah, masih belum mampu tinggal di rumah yang layak, sehat, aman, serasi dan teratur tanpa dukungan fasilitas subsidi perumahan untuk pembangunan dan perbaikan rumah sederhana sehat; c. bahwa dalam rangka pemberian subsidi perumahan tersebut perlu memperhatikan kemampuan masyarakat berpenghasilan rendah, kebijakan moneter, sistem pendanaan dan kemampuan Lembaga Penerbit Kredit serta ketersediaan lahan; d. bahwa dalam rangka pemberian subsidi perumahan tersebut perlu memperhatikan persyaratan teknis perumahan dan permukiman dan bangunan gedung dengan memperhatikan muatan lokal maupun budaya setempat yang berkaitan dengan bentuk arsitektur dan struktur bangunan; e. bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d diatas, dan guna menjangkau lebih banyak lagi kelompok sasaran masyarakat berpenghasilan rendah, maka diperlukan pengaturan atas: nilai dan masa subsidi, nilai maksimum kredit, nilai minimum kredit, nilai minimum dana tabungan/swadaya debitur, dan suku bunga kredit bersubsidi; f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf e, perlu penetapan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan melalui KPRS/KPRS Mikro Bersubsidi; 1

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian; 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (Amandemen Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992) tentang Perbankan; 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 8. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2006 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2007; 9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2004-2009; 10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2005; 11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia; 12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Susunan Kabinet Indonesia Bersatu; 13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 54/PRT/1991 tentang Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sangat Sederhana; 14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 73/PMK.02/2005 tentang Tata Cara Pencairan, dan Pertanggungjawaban Dana Subsidi Kredit Pemilikan Rumah Sederhana Sehat (KPRSH); 15. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 04/PERMEN/M/2006 Tentang Rencana Strategis Kementerian Negara Perumahan Rakyat Tahun 2005 2009; 16. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/KPTS/1986 tentang Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun; 17. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 403/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT TENTANG PENGADAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN DUKUNGAN FASILITAS SUBSIDI PERUMAHAN MELALUI KPRS/KPRS MIKRO BERSUBSIDI. 2

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Kredit Pemilikan Rumah Sederhana Sehat (KPRSH) adalah kredit atau pembiayaan yang diterbitkan oleh Lembaga Penerbit Kredit atau Pembiayaan yang meliputi KPR Bersubsidi, KPRS/KPRS Mikro Bersubsidi, atau KPR Rusuna Bersubsidi, baik konvensional maupun dengan prinsip syariah yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. 2. Kredit Pembangunan/Perbaikan Rumah Swadaya Bersubsidi, yang selanjutnya disebut KPRS Bersubsidi, adalah kredit yang diterbitkan oleh Lembaga Penerbit Kredit kepada masyarakat berpenghasilan rendah dalam rangka pembangunan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki yang dilakukan secara swadaya. 3. Kredit Mikro Pembangunan/Perbaikan Rumah Swadaya Bersubsidi, yang selanjutnya disebut KPRS Mikro Bersubsidi, adalah kredit yang diterbitkan oleh Lembaga Penerbit Kredit kepada masyarakat berpenghasilan rendah dalam rangka pembangunan atau perbaikan rumah yang dilakukan secara swadaya, dengan karakteristik nilai pinjaman relatif kecil dan jangka waktu pinjaman relatif pendek sampai dengan 4 (empat) tahun. 4. KPRS/KPRS Mikro Bersubsidi adalah keluarga/rumah tangga termasuk perorangan baik yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap, baru pertama kali memiliki rumah, belum pernah menerima subsidi perumahan dan termasuk ke dalam kelompok masyarakat berpenghasilan rendah yang berpenghasilan per bulan sampai dengan Rp 2.500.000. 5. Bantuan Pembiayaan Perumahan Swadaya adalah subsidi perumahan dalam bentuk: a. Subsidi untuk membantu menurunkan angsuran yang harus dibayarkan oleh debitur melalui pengurangan suku bunga angsuran dalam kurun waktu tertentu, yang selanjutnya disebut subsidi selisih bunga; b. Subsidi untuk membantu menambah dana pembangunan atau perbaikan rumah sehingga dapat menurunkan pagu kredit yang akan diangsur setiap bulan secara tetap berikut bunganya, yang selanjutnya disebut subsidi membangun atau memperbaiki rumah. 6. Maksimum Dana Pembangunan/Perbaikan Rumah adalah batas maksimum dana pembangunan atau perbaikan rumah yang dapat diberikan subsidi oleh Pemerintah. 7. Swadaya Debitur adalah tabungan debitur pada Lembaga Penerbit Kredit atau dana swadaya debitur yang merupakan dana penyertaan debitur sebagai bagian dari dana pembangunan/perbaikan rumah yang dapat menurunkan pagu kredit. 8. Lembaga Penerbit Kredit, selanjutnya disebut LPK, adalah bank atau lembaga keuangan non bank atau koperasi yang bersedia dan telah menyampaikan Surat Pernyataan Kesanggupan untuk melaksanakan Program Bantuan Perumahan serta mampu menyediakan pokok kredit yang dibutuhkan untuk pembangunan atau perbaikan Rumah Sederhana Sehat sebagaimana dituangkan di dalam Memorandum Kesepahaman (MoU) dan atau Perjanjian Kerjasama Operasional (PKO) dengan Kementerian Negara Perumahan Rakyat. 3

BAB II KELOMPOK SASARAN DAN PILIHAN SUBSIDI PERUMAHAN Pasal 2 (1) Bantuan pembiayaan perumahan swadaya diberikan kepada keluarga/rumah tangga yang baru pertama kali memiliki rumah dan baru pertama kali menerima subsidi perumahan serta termasuk ke dalam kelompok sasaran masyarakat berpenghasilan rendah, sebagai berikut: sasaran Batasan Penghasilan (Rp / Bulan) I 1.700.000 Penghasilan 2.500.000 II 1.000.000 Penghasilan < 1.700.000 III Penghasilan < 1.000.000 (2) Penghasilan adalah penghasilan pemohon yang didasarkan atas gaji pokok pemohon atau pendapatan pokok pemohon perbulan. Pasal 3 Bantuan pembiayaan perumahan swadaya diberikan kepada kelompok sasaran, baik yang berpenghasilan tetap maupun yang berpenghasilan tidak tetap, yang memenuhi persyaratan untuk memperoleh fasilitas kredit melalui LPK yang bersedia memberikan kredit perumahan bersubsidi. Pasal 4 (1) Kredit perumahan bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 untuk masing-masing kelompok sasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) berupa kredit pembangunan/perbaikan rumah swadaya bersubsidi yang terdiri dari 2 (dua) skim yaitu KPRS Bersubsidi dan KPRS Mikro Bersubsidi. (2) Pilihan skim subsidi yang diberikan dapat berupa salah satu dari: (i) Subsidi Pembangunan atau Perbaikan Rumah melalui KPRS Bersubsidi, (ii) Subsidi Selisih Bunga Pembangunan atau Perbaikan Rumah melalui KPRS Bersubsidi, atau (iii) Subsidi Pembangunan atau Perbaikan Rumah melalui KPRS Mikro Bersubsidi, dengan besaran nilai subsidi untuk masing-masing kelompok sasaran adalah sebagai berikut: Subsidi Pembangunan/ Perbaikan Rumah Maksimum Nilai Subsidi / Rumah Tangga (Rp) Skim KPRS Bersubsidi Subsidi Selisih Bunga Pembangunan/Perbaikan Rumah Skim KPRS Mikro Bersubsidi Subsidi Pembangunan/ Perbaikan Rumah I 5.000.000 5.000.000 5.000.000 II 7.000.000 7.000.000 7.000.000 III 9.000.000 9.000.000 9.000.000 4

BAB III KREDIT BERSUBSIDI Pasal 5 (1) KPRS Bersubsidi atau KPRS Mikro Bersubsidi diterbitkan oleh LPK dalam rangka pembangunan atau perbaikan rumah sederhana sehat (RSH) oleh masyarakat berpenghasilan rendah yang merupakan kelompok sasaran sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 2 dan Pasal 3. (2) LPK yang berpartisipasi dalam program kredit perumahan bersubsidi bertanggung jawab untuk menyediakan pokok pinjaman yang dibutuhkan. Sedangkan Pemerintah bertanggung jawab untuk menyediakan dana subsidi yang dibutuhkan bagi: a. subsidi selisih bunga; dan b. subsidi untuk pembangunan/perbaikan rumah. (3) Jenis rumah yang dapat dibangun/diperbaiki oleh masing-masing kelompok sasaran mencakup seluruh pilihan jenis RSH dan sesuai dengan batas minimum dan maksimum dana yang diperbolehkan untuk membangun/memperbaiki rumah melalui KPRS Bersubsidi atau KPRS Mikro Bersubsidi sebagai berikut: Batas Maksimum Dana Membangun/ Memperbaiki Rumah (Rp) I 42.000.000 II 30.000.000 III 20.000.000 Pasal 6 (1) KPRS Bersubsidi dan KPRS Mikro Bersubsidi diberikan kepada kelompok sasaran yang memenuhi batasan dana membangun/memperbaiki rumah sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 5 ayat (3), dan memenuhi persyaratan yang diberlakukan atas: (i) Skim Subsidi Pembangunan atau Perbaikan Rumah melalui KPRS Bersubsidi, (ii) Skim Subsidi Selisih Bunga Pembangunan atau Perbaikan Rumah melalui KPRS Bersubsidi, atau (iii) Skim Subsidi Pembangunan atau Perbaikan Rumah melalui KPRS Mikro Bersubsidi. (2) KPRS Bersubsidi atau KPRS Mikro Bersubsidi diberikan kepada kelompok sasaran, yang memiliki: a. Kapling tanah milik bersertipikat atau surat bukti keabsahan kepemilikan tanah lainnya sepanjang dianggap mencukupi dan dapat diterima oleh LPK yang memberikan kredit perumahan; dan b. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dikeluarkan oleh Kecamatan atau instansi yang lebih tinggi untuk membangun atau memperbaiki rumah. Pasal 7 (1) Koordinasi pelaksanaan subsidi perumahan untuk pembangunan atau perbaikan rumah menjadi tanggung jawab Menteri Negara Perumahan Rakyat. (2) Mekanisme pelaksanaan subsidi perumahan untuk pembangunan atau perbaikan rumah ditetapkan dan diatur oleh Kementerian Negara Perumahan Rakyat dengan ketentuan tersendiri. 5

BAB IV KPRS BERSUBSIDI Pasal 8 (1) Skim Subsidi Pembangunan atau Perbaikan Rumah melalui KPRS Bersubsidi harus memenuhi persyaratan yang diberlakukan atas: (i) Swadaya Debitur, (ii) Pinjaman, (iii) Maksimum Pinjaman, dan (iv) Tenor. (2) Persyaratan atas skim Subsidi Pembangunan atau Perbaikan Rumah melalui KPRS Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut: a. dana tabungan/swadaya debitur, minimum dan maksimum pinjaman pembangunan/perbaikan rumah, dan tenor diatur dengan ketentuan sebagai berikut: Swadaya Debitur (Rp) Maksimum Tenor (tahun) I 4.200.000 13.000.000 32.800.000 > 4 II 3.000.000 11.000.000 20.000.000 > 4 III 2.000.000 9.000.000 9.000.000 > 4 b. Subsidi diberikan maksimum sebesar pinjaman yang diajukan oleh debitur yang disetujui oleh LPK. c. Tingkat Bunga Pasar ditetapkan oleh LPK sesuai dengan kesanggupan LPK yang dituangkan didalam MoU dan atau PKO dengan Kementerian Negara Perumahan Rakyat. d. Rumah Sederhana Sehat (RSH) yang pembangunan atau perbaikannya melalui fasilitas ayat ini tidak boleh diperjualbelikan atau dipindahtangankan dengan bentuk perbuatan hukum apapun, kecuali: 1) untuk kepentingan LPK dalam rangka penyelamatan kredit; atau 2) telah melampaui jangka waktu 5 tahun sejak perolehannya. e. Pelaksanaan perihal sebagaimana dimaksud pada huruf d angka 1) dan angka 2) ditetapkan dan diatur dengan ketentuan tersendiri. (3) Ketentuan tentang tenor, disepakati oleh kedua belah pihak yakni LPK dan debitur yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing kelompok sasaran. Pasal 9 (1) Skim Subsidi Selisih Bunga Pembangunan atau Perbaikan Rumah melalui KPRS Bersubsidi harus memenuhi persyaratan yang diberlakukan atas: (i) Swadaya Debitur, (ii) Maksimum Pinjaman, dan (iii) Skim Subsidi. (2) Persyaratan atas minimum dana tabungan/swadaya debitur serta maksimum pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut: Swadaya Debitur (Rp) Maksimum Pinjaman (Rp) I 3.150.000 38.850.000 II 2.250.000 27.750.000 III 1.000.000 19.000.000 (3) Persyaratan atas skim subsidi selisih bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut: 6

a. Bunga bersubsidi yang diberikan Pemerintah diatur dengan ketentuan sebagai berikut: Suku Bunga Bersubsidi (%/Tahun) Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 I 8 9 10 11,5 13,5 Bunga Pasar II 6 6 6 7 8,5 10 10,5 Bunga Pasar III 4 4 4 4 4 4 4 4 4,5 4,5 b. Tingkat Bunga Pasar selama masa subsidi dan setelah masa subsidi berakhir ditetapkan oleh LPK sesuai dengan kesanggupan LPK yang dituangkan dalam MoU dan atau PKO dengan Kementerian Negara Perumahan Rakyat. c. Rumah Sederhana Sehat (RSH) yang pembangunan atau perbaikannya melalui fasilitas ayat ini tidak boleh diperjualbelikan atau dipindahtangankan dengan bentuk perbuatan hukum apapun, kecuali: 1) untuk kepentingan LPK dalam rangka penyelamatan kredit; atau 2) telah melampaui jangka waktu 5 tahun sejak perolehannya. d. Pelaksanaan perihal sebagaimana dimaksud pada huruf c angka 1) dan angka 2) ditetapkan dan diatur dengan ketentuan tersendiri. BAB V KPRS MIKRO BERSUBSIDI Pasal 10 (1) Untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang membangun atau memperbaiki rumah secara bertahap dan ingin mendapatkan fasilitas kredit perumahan bersubsidi dengan skala pinjaman lebih kecil, tenor jangka pendek, dan atau berulang sesuai jumlah tahapan pembangunan atau perbaikan rumah, dapat memanfaatkan skim KPRS Mikro Bersubsidi. (2) Skim Subsidi Pembangunan atau Perbaikan Rumah melalui KPRS Mikro Bersubsidi harus memenuhi persyaratan yang diberlakukan atas: (i) Swadaya Debitur, (ii) Pinjaman, (iii) Maksimum Pinjaman, (iv) Maksimum Subsidi, dan (v) Maksimum Tenor. (3) Persyaratan atas minimum dana tabungan/swadaya debitur, minimum dan maksimum pinjaman pembangunan/perbaikan rumah dan maksimum subsidi untuk skim Subsidi Pembangunan atau Perbaikan Rumah melalui KPRS Mikro Bersubsidi adalah sebagai berikut: a. Untuk tenor 4 tahun Maksimum Maksimum Subsidi Tenor Swadaya Debitur (Rp) Maksimum (Rp) (tahun) I 2.200.000 10.000.000 15.200.000 5.000.000 4 II 1.900.000 8.000.000 10.300.000 7.000.000 4 III 1.800.000 6.000.000 9.000.000 9.000.000 4 b. Untuk tenor 3 tahun Maksimum Maksimum Subsidi Tenor Swadaya Debitur (Rp) Maksimum (Rp) (tahun) I 1.800.000 7.900.000 12.400.000 3.750.000 3 II 1.500.000 6.400.000 8.400.000 5.250.000 3 III 1.400.000 4.900.000 6.750.000 6.750.000 3 7

c. Untuk tenor 2 tahun Maksimum Maksimum Subsidi Tenor Swadaya Debitur (Rp) Maksimum (Rp) (tahun) I 1.250.000 5.600.000 9.000.000 2.500.000 2 II 1.050.000 4.600.000 6.100.000 3.500.000 2 III 1.000.000 3.600.000 4.500.000 4.500.000 2 d. Untuk tenor 1 tahun Maksimum Maksimum Subsidi Tenor Swadaya Debitur (Rp) Maksimum (Rp) (tahun) I 680.000 2.900.000 4.900.000 1.250.000 1 II 560.000 2.400.000 3.300.000 1.750.000 1 III 500.000 1.900.000 2.250.000 2.250.000 1 e. Untuk tenor 6 bulan Swadaya Debitur (Rp) Maksimum Maksimum Subsidi (Rp) Maksimum Tenor (tahun) I 350.000 1.500.000 2.500.000 625.000 0,5 II 275.000 1.250.000 1.700.000 875.000 0,5 III 250.000 1.000.000 1.125.000 1.125.000 0,5 f. Subsidi diberikan maksimum sebesar pinjaman yang diajukan oleh debitur yang disetujui oleh LPK. g. Tingkat Bunga Pasar ditetapkan oleh LPK sesuai dengan kesanggupan LPK yang dituangkan didalam MoU dan atau PKO dengan Kementerian Negara Perumahan Rakyat. h. Rumah Sederhana Sehat (RSH) yang pembangunan atau perbaikannya melalui fasilitas ayat ini tidak boleh diperjualbelikan atau dipindahtangankan dengan bentuk perbuatan hukum apapun, kecuali: 1) untuk kepentingan LPK dalam rangka penyelamatan kredit; atau 2) telah melampaui jangka waktu 5 tahun sejak perolehannya. i. Pelaksanaan perihal sebagaimana dimaksud pada huruf h angka 1) dan angka 2) ditetapkan dan diatur dengan ketentuan tersendiri. (4) sasaran dapat mengajukan pinjaman tahap berikutnya setelah menyelesaikan kewajiban pembayaran angsuran pada tahap sebelumnya dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pinjaman tahap berikutnya diberikan sepanjang memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh LPK untuk mendapat pinjaman kembali. b. sasaran berhak mendapat subsidi secara proporsional sesuai dengan ketentuan pada ayat (3) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e hingga mencapai maksimum subsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a. c. Bagi kelompok sasaran yang telah memanfaatkan skim KPRS Mikro bersubsidi dan telah menyelesaikan kewajiban membayar angsuran serta telah mendapatkan maksimum subsidi, berhak untuk memperoleh pinjaman kembali melalui skim KPRS Mikro sepanjang memenuhi ketentuan dari LPK, namun tidak lagi berhak untuk mendapatkan subsidi. (5) Apabila debitur memberikan kontribusi dana tabungan/swadaya debitur melebihi batas minimum dana tabungan/swadaya debitur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dapat dikompensasikan untuk mengurangi batas minimum pinjaman senilai selisih antara dana tabungan/swadaya debitur yang mampu disediakan debitur dengan batas minimum dana tabungan/swadaya debitur. 8

BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 11 (1) sasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 diperbolehkan membangun atau memperbaiki rumah dengan total dana pembangunan mengikuti kelompok sasaran lebih rendah sepanjang tetap menggunakan skim dan nilai maksimum subsidi yang diperuntukkan bagi kelompok sasaran asal. (2) Masa Subsidi KPRS Bersubsidi untuk setiap kelompok sasaran dihitung mulai saat penerbitan kredit ditambah masa subsidi yang berlaku untuk masing-masing kelompok sasaran. (3) Mengingat pemenuhan kebutuhan lahan dalam rangka pembangunan RSH, khususnya di kota-kota metro dan besar di Jabotabek, Jawa dan Bali terkendala oleh kelangkaan ketersediaan lahan, maka di lokasi-lokasi tersebut pembangunan RSH dapat menggunakan kapling dengan ukuran luas minimum 60m2 dan lebar minimum 5 meter. (4) Untuk meningkatkan akses kelompok sasaran kepada KPRS/KPRS Mikro Bersubsidi, setiap penerbitan KPRS/KPRS Mikro Bersubsidi yang memenuhi persyaratan akan mendapat dukungan Asuransi KPRS dan Penjaminan KPRS/KPRS Mikro. Ketentuan tentang Dukungan Asuransi KPRS dan Dukungan Penjaminan KPRS/KPRS Mikro akan diatur tersendiri melalui Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat. (5) Ketentuan teknis pembangunan atau perbaikan rumah secara swadaya mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Negara Perumahan Rakyat. (6) Semua ketentuan dalam Peraturan Menteri ini merupakan satu kesatuan dan mengikat bagi semua instansi/lembaga Pemerintah, Pemerintah Daerah, perbankan, lembaga keuangan non bank, atau koperasi yang bergerak dalam bidang perumahan serta masyarakat yang akan memanfaatkan fasilitas subsidi perumahan. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 (1) Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini maka Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 05/PERMEN/M/2005 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui KPR/KPRS Bersubsidi dan Peraturan Perubahannya dan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 06/PERMEN/M/2006 tentang Pembangunan/Perbaikan Perumahan Swadaya melalui Kredit/Pembiayaan Mikro dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan dinyatakan tidak berlaku. (2) Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. (3) Peraturan Menteri ini disebarluaskan kepada para pihak yang berkepentingan untuk diketahui dan dilaksanakan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 Februari 2007 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT MOHAMMAD YUSUF ASY ARI 9