BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak disorot oleh masyarakat banyak karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

BAB I PENDAHULUAN. (demand deposit), tabungan (savings), dan deposito berjangka (time

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PERAN INTERMEDIASI PERBANKAN DI INDONESIA PADA TAHUN

I. PENDAHULUAN. satunya adalah penyaluran kredit guna untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

Bab I. Pendahuluan. Bank merupakan sebuah lembaga keuangan (financial institution) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. serius dalam bisnis perbankan, sebagian besar bank kesulitan karena modal

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi sebagai intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat. masyarakat yang kekurangan dana (Ismail,2010:13).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka

I. PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal (fund supplier) dengan pengguna dana (fund user). Bank dengan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri perbankan di masa mendatang diramalkan masih

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB I PENDAHULUAN. sedikit roda-roda perekonomian tenitama di sektor riil digerakkan oleh perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi


BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa jasa perbankan. Bank memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perbankan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah. Indikator perbankan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penunjang pembangunan ekonomi. Kepercayaan masyarakat terhadap bank

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh bank dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Bank (LKB) merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan deposito) dan menyalurkannya dalam bentuk kredit oleh bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

yang mampu mempunyai profitabilitas yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup andil dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Menurut. Prasanjaya dan Ramantha (2013) bank memberikan kontribusi besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kehidupan masyarakat pada masa sekarang ini, tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ikut terpuruk. Demikian pula sebaliknya, ketika perekonomian mengalami stagnasi sektor

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia perbankan saat ini banyak disorot oleh masyarakat banyak karena banyak sekali menimbulkan permasalahan yang sulit untuk dipecahkan. Salah satu permasalahan yang sangat sulit dan telah ada sejak masa krisis ekonomi pada tahun 1998 adalah permasalahan tentang lemahnya fungsi intermediasi perbankan. Banyak sekali kebijakan yang diambil dan telah diterapkan tetapi belum cukup untuk mengatasi lambannya fungsi intermediasi pada perbankan. Meskipun Bank Indonesia secara bertahap terus menerapkan kebijakan penurunan suku bunga, tetapi itu belum cukup untuk mengatasinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia tahun 1992 tentang Perbankan yang telah diubah menjadi Undang-Undang no.10 tahun 1998 menjelaskan tentang pengertian dari bank yang merupakan sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dari pengertian diatas, maka bank bertindak sebagai lembaga intermediasi dari pihak yang kelebihan dana atau kreditur, sedangkan dari pihak debitur adalah sebagai orang yang kekurangan dana. Dalam menghimpun dana pada saat sebelum krisis, pihak bank sangat mudah dalam menghimpun dana tetapi pada saat ini dana merupakan hal yang

sangat sulit karena masyarakat lebih memilih untuk mencukupi kebutuhan hidup daripada menabung. Menurut Abdullah (2001), dari pengertian Bank diatas dapat dilihat bahwa bank berperan sebagai intermediasi keuangan dan juga sebagai lembaga keuangan. Berperan sebagai intermediasi keuangan karena bank sebagai lembaga penghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Sedangkan untuk lembaga keuangan, bank berperan sebagai penyalur dana dalam bentuk kredit kepada masyarakat dan bank memperoleh pendapatan yaitu bunga. Dari penyaluran kredit ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam penyaluran kredit, bank dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Menurut Muljono (1996), faktor internal yang mempengaruhi penyaluran kredit diantaranya kemampuan bank dalam menghimpun dana, posisi modal (capital adequacy ratio), aktiva tertimbang menurut resiko, batas maksimum pemberian kredit), kualitas aktiva produktifnya dan faktor produksi yang tersedia di bank. Sedangkan untuk faktor eksternal dipengaruhi oleh diantaranya peraturan moneter yang berlaku, persaingan, situasi sosial politik, karakteristik usaha nasabah, suku bunga. Sebagai akibat dari krisis ekonomi sekarang ini, banyak masyarakat yang takut dan kurang percaya dengan perbankan. Masyarakat enggan menabung karena takut dananya tidak dapat dikembalikan. Sehingga pertumbuhan DPK (dana pihak ketiga) menurun dan menyebabkan penyaluran kredit menjadi terhambat. Selain itu, akibat lain dari krisis ekonomi yang terjadi adalah banyaknya kasus kredit macet atau kredit bermasalah sehingga berpengaruh terhadap permodalan bank. Ketidakmampuan

pembayaran kredit ini yang menyebabkan NPL (Non-Performing Loan) semakin meningkat. Permodalan menjadi indikator yang paling penting pada perbankan. Berdasarkan peraturan dari Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001, setiap bank wajib memenuhi kecukupan modal sebesar 8%. Tingkat kecukupan modal pada perbankan diwakilkan dengan rasio capital adequacy ratio (CAR). CAR memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko, yang dibiayai dari modal sendiri. Jika tingkat kecukupan modal meningkat maka penyaluran kredit juga akan meningkat. NPL (Non-Performing Loan) atau kredit bermasalah merupakan kasus yang saat ini menjadi petaka bagi perbankan. Ini terjadi karena para peminjam tidak dapat melunasi pinjaman sesuai dengan kesepakatan, yang kemungkinan berasal dari faktor kesengajaan peminjam seperti penyimpangan yang dilakukan debitur maupun dari faktor ketidaksengajaan peminjam seperti ketidakmampuan dalam pembayaran karena kondisi ekonomi yang buruk. Efek buruk dari permasalahan ini menyebabkan perbankan sendiri tidak mau mengambil resiko yang besar jika tetap melakukan penyaluran kredit kepada masyarakat. Karena bisa menyebabkan kondisi perbankan semakin memburuk terutama pada posisi CAR. Saat ini perbankan lebih memfokuskan dana yang telah dihimpun diinvestasikan ke SBI (Sertifikat Bank Indonesia). SBI merupakan instrumen kebijakan moneter yang beralih fungsi menjadi alat investasi yang menguntungkan, lebih aman dan beresiko kecil. Dengan SBI, perbankan tidak perlu resah apabila dananya diinvestasikan kedalamnya karena dinilai cukup

memberikan pendapatan bagi bank melalui dari return SBI dibandingkan jika bank menyalurkan kredit kepada masyarakat yang beresiko lebih besar. Bukan berarti bank hanya menyalurkan dananya pada SBI saja, tetapi penyaluran kredit pada perbankan masih tetap dilakukan tetapi dalam skala yang kecil dan melalui proses analisi yang lebih teliti serta memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Perbankan sedikit merasa cukup diuntungkan dengan adanya krisis ekonomi karena tingkat permintaan kredit menurun karena tingkat suku bunga yang terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh perbankan untuk memperbaiki kinerja perbankan melalui penghimpunan dana masyarakat (DPK) sebelum pemerintah menurunkan tingkat suku bunga. Kebijakan-kebijakan yang diambil Bank Indonesia untuk mendorong fungsi intermediasi (bidang perkreditan) diantaranya: a. Melonggarkan ketentuan perhitungan aset tertimbang menurut resiko (ATMR) bagi sektor yang low risk. b. Mengeluarkan regulasi yang mendukung pemberdayaan proyek-proyek pemerintah yang strategis. c. Menaikkan presentase giro wajib minimum (GWM) bagi bank-bank yang LDR nya dibawah 50%. d. Mewajibkan bank-bank melakukan ekspansi ke segmen UMKM dalam presentase tertentu (misalnya 20%-30% dari rencana ekspansi kreditnya).

Untuk mengembalikan kondisi perbankan yang lebih baik perlu adanya penanganan khusus tentang lembaga intermediasi keuangan, maka pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang bersifat nasional yaitu diantaranya: a. Penerbitan obligasi pemerintah untuk program rekapitulasi. b. Program Penjaminan dan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). c. Program Pemberian Kredit. Berkaitan dengan hal itu, dalam hal kebijakan tentang penerbitan obligasi, sikap pemerintah hingga saat ini masih konsisten yaitu melanjutkan rencana pengamanan perbankan nasional dan menjaga kepercayaan pasar terhadap pemerintah sebagai penerbit obligasi. Pada sisi lain, kebijakan ini memberikan kebebasan pada para pelaku perbankan untuk melaksanakan usahanya serta perlu dilakukan regulasi dan supervisi yang ketat dalam melindungi bank. Menurut staf ahli Menteri Negara Pelaksanaan Penyehatan Perbankan, proses pemulihan intermediasi perbankan yang belum berjalan dengan normal ditandai oleh masih rendahnya pertumbuhan kredit. Hal ini disebabkan oleh diantarnya: a. Terbatasnya debitur potensial sehingga penyaluran kredit yang baru hanya diberikan dalam bentuk kredit kecil dan menengah untuk tujuan konsumsi. b. Perbankan menilai resiko usaha masih tinggi dan komitmen kredit belum disalurkan secara optimal karena belum didukung oleh iklim usaha yang kondusif.

c. Beberapa bank rekapitalisasi yang masih mengalami masalah likuiditas menghadapi kesulitan menjual obligasi rekap, sebab pasar sekunder obligasi pemerintah belum berkembang. d. Beberapa bank masih menghadapi kesulitan untuk memenuhi ketentuan CAR (Capital Adequancy Ratio) dan BMPK ( Batas Maksimum Pemberian Kredit). Tabel 1.1 Indikator Kinerja Bank Umum Periode Tahun 2004-2008 Indikator Utama 2004 2005 2006 2007 2008 TotalAset (T(Rp)) 272.3 1469.8 1693.5 1986.5 2310.6 DPK (T(Rp)) 963.1 1127.9 1287 1510.7 1753.3 Kredit (T(Rp)) 595.1 730.2 832.9 1045.7 1353.6 LDR / Kredit (%) 61.8 64.7 64.7 69.2 77.2 NII (T(Rp)) 6.3 6.2 7.7 8 9.4 ROA (%) 3.5 2.6 2.6 2.8 2.3 NPLs gross (%) 5.8 8.3 7 4.6 3.8 NPL net (%) 1.7 4.8 3.6 1.9 1.5 CAR (%) 19.4 19.5 20.5 19.2 16.2 Sumber : Bank Indonesia.2008 Dari data diatas, sepanjang tahun 2004-2008 pertumbuhan asset perbankan terus mengalami peningkatan hampir 10 kali lipat dari 272.3 T menjadi 2310.6 T. Peningkatan ini diikuti dengan pertumbuhan kredit yang juga mengalami perkembangan, tetapi itu belum dapat meningkatkan fungsi

intermediasinya, karena tingkat suku bunga SBI yang masih tergolong tinggi. Pada sisi LDR menunjukkan peningkatan yang cukup baik walaupun sedikit yaitu pada tahun 2008 tingkat rasio LDR nya mencapai 77.2%. Disamping rasio yang mulai meningkat dan membaik, pada tingkat NPL presentasenya mengalami penurunan, tetapi penurunan ini justru berdampak baik pada perbankan karena jumlah kredit bermasalah menjadi turun dari 5.8% menjadi 3.8%. Sementara pada rasio CAR menunjukkan peningkatan pada tahun 2004-2006 sebesar 19.4% menjadi 20.5%. Pada tahun 2008, rasio CAR mengalami penurunan yang cukup banyak sekitar 4.3% menjadi 16.2%. Tabel 1.2 Data Suku Bunga SBI Periode 2004-2008 TAHUN Suku Bunga 2004 7.43 2005 12.75 2006 9.75 2007 8 2008 10.83 Sumber : Bank Indonesia.2008 Dari data diatas dapat dilihat pada tabel 2, tingkat suku bunga SBI mengalami perubahan yang fluktuatif. Perubahan ini dimanfaatkan oleh bank untuk menanamkan dananya pada SBI. Puncak tingkat suku bunga SBI tertinggi pada tahun 2004-2008 terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 12.75%, sedangkan

tingkat suku bunga SBI terendah terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 7.43%. Berubah-ubahnya tingkat suku bunga ini sangat dimanfaatkan oleh perbankan Dari latar belakang yang diuraikan diatas maka dalam penelitian ini, penulis mengambil judul: Analisis Peran Intermediasi Pada Perbankan di Indonesia Pada Tahun 2004-2008 B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu: 1. Apakah CAR, NPL, dan suku bunga SBI berpengaruh terhadap LDR? 2. Diantara variabel diatas, variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap LDR? C. Batasan Masalah Agar penelitian ini terarah pada pokok permasalahan, maka perlu dibatasi pada aspek kemampuan bank dalam penyaluran kredit perbankan pada bank umum yang go public di Indonesia. Dimana, untuk variabel terikatnya adalah kemampuan intermediasi perbankan dan untuk variabel bebasnya adalah CAR (Capital Adequancy Ratio), NPL (Non-Performing Loan), dan suku bunga SBI. Penelitian ini dimulai pada tahun 2004 sampai dengan 2008 yang datanya berupa data tahunan.

D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya: a. Untuk mengetahui pengaruh CAR, NPL dan suku bunga SBI terhadap LDR. b. Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap LDR. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini diantaranya: a. Dapat memberikan informasi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang sejenis. b. Sebagai penambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang perbankan serta dapat dijadikan bahan pertimbangan antara teori yang dipelajari dengan kenyataan yang ada. c. Dapat memberikan masukan kepada pihak yang berkepentingan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kredit yang disalurkan perbankan.