BAB II LANDASAN TEORITIS. pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi pembelanjaan yang efisien.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian manajemen keuangan mengalami perubahan sesuai dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Struktur Permodalan Yang Baik Bagi Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

STRUKTUR MODAL. Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi AKUNTANSI.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan untuk digunakan dalam operasinya. Suatu perusahaan pada umumnya

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

Saskia Febriani EA01

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. atau laba yang sebesar-besarnya yang mengandung konsep bahwa perusahaan harus

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM STRUKTUR PERMODALAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN. Modul ke: 09Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Alex S. Nitisemito (1991:20), modal adalah elemen-elemen dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Harjito dan Martono (2011:4) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TUJUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

Cost of Capital & Capital Structure

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Penggunaan Leverage: Struktur Keuangan dan Struktur Modal 1 BAB 6 PENGGUNAAN LEVERAGE : STRUKTUR KEUANGAN DAN STRUKTUR MODAL

LANDASAN TEORI. dalam perusahaan yaitu keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang

TEORI STRUKTUR MODAL. A. Pengertian Modal dan Struktur Modal

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

ABSTRAK. Keywords : Likuiditas, Operating Leverage, Profitabilitas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan dan Struktur Modal (DER).

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut. Liem, Sutejo, & Murhadi (2013) menyatakan struktur modal

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PEMBAHASAN. Pengertian Modal dan Struktur Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham (Sartono, 2002). pemilik atau pemegang saham dapat tercapai (Linda, 2010).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi dimana sumber daya (input)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh sumber pendanaan jangka panjang (ekuitas dan utang) yang digunakan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

Teori Struktur Modal 1 BAB 8. TeorTETTTETR TEORI STRUKTUR MODAL TEORI STRUKTUR MODAL

BAB I PENDAHULUAN. Para ekonom telah lama berbicara mengenai modal (capital), khususnya modal

mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba. BAB II TINJAUAN PUSTAKA adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar. Pertumbuhan menggambarkan sesuatu yang hidup dan

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah manajemen dana yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi pembelanjaan yang efisien. Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melaui maksimisasi nilai perusahaan dapat tercapai maka manajer keuangan harus memahami dengan benar fungsi utam seorang keuangan. Ada tiga fungsi manajemen keuangan menurut Athur J. Keown (2008) dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Keputusan Investasi Fungsi keputusan investasi bagi seorang manajer keuangan ialah menetapkan pengalokasian dana yang paling tepat bagi perusahaan dalam investasi baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. 2. Kepuasan Pembelanjaan Keputusan pembelanjaan akan terpusat pada alternative penggunaan struktur modal perusahaan yang terbaik sehingga diperoleh suatu

kombinasi pembiayaan yang akan menciptakan struktur keuangan yang optimal. 3. Keputusan Deviden Keputusan deviden akan menyangkut bagaimana seorang manajer keuangan menetapkan seberapa besar imbalan, dalam bentuk presentase laba, yang akan diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham, sehubungan dengan investasi yang mereka tanam. 2.2 Pengertian Struktur Modal dan Struktur Keuangan 2.2.1 Pengertian Struktur Keuangan Menurut Drs. Abdul Halim,M.M;Ak. (2007), Struktur Keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya, struktur keuangan tercermin pada seluruh sisi kanan neraca (balance sheet)yang terdiri dari hutang jangka panjang dan modal pemegang saham. Hal ini dikemukakan oleh Weston dan Copeland (2005). Menurut E. Brigham,Eugene (2006) yaitu Struktur Keuangan mencerminkan cara bagaimana aktiva perusahaan dibelanjai,dengan demikian struktur keuangan juga mencerminkan pertimbangan antara keseluruhan modal asing baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan jumlah modal sendiri.

2.2.2 Pengertian Struktur Modal Struktur Modal merupakan perbandingan hutang jangka panjang dan modal sendiri. Unsur-unsur modal struktur modal perusahaan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan dari neraca perusahaan yang bersifat permanent atau jangka panjang. Sifat yang permanen ini membedakan struktur modal dengan struktur keuangan. Menurut Drs. Abdul Halim,M.M;Ak. (2007), pengertian struktur modal adalah perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanent, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Struktur modal adalah paduan sumber dana jangka panjang yang digunakan perusahaan. (Dr.Dermawan Sjahrial( 2007). Struktur Keuangan Hutang Lancar = Struktur Modal Jadi perbedaan antara struktur modal dengan struktur keuangan adalah terletak pada hutang janka pendek. Struktur keuangan memperhitungkan hutang jangka pendek sedangkan struktur modal tidak memperhitungkannya. 2.3 Faktor faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Menurut Drs. Abdul Halim,M.M;Ak. (2007), faktor-faktor yang mempunyai pengaruh penting terhadap struktur modal adalah sebagai berikut :

2.3.1 Tingkat Penjualan Perusahaan dengan penjualan yang relative stabil berarti memiliki aliran kas yang juga relative stabil, maka dapat menggunakan hutang lebih besar daripada perusahaan dengan penjualan tidak stabil. 2.3.2 Struktur Asset Perusahaan yang memiliki asset tetap jumlah besar menggunakan hutang dalam jumlah besar, hal ini disebabkan karena skala perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian besarnya asset tetap dapat digunakan sebagai jaminan hutang perusahaan. 2.3.3 Tingkat Pertumbuhan Asset Semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspami. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. 2.3.4 Profitabilitas Profitabilitas periode sebelumnya merupakan factor penting dalam menentukkan struktur modal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum hutang perusahaan

2.3.5 Variabel Laba dan Perlindungan Pajak Variabel ini sangat erat kaitannya dengan stabilitaspenjualan. Variabilitas laba perusahaan kecil maka perusahaan harus mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menanggung beban tetap dari hutang. 2.3.6 Skala perusahaan Perusahaan besar yang sudah go public akan lebih mudah memperoleh modal di pasar dibanding dengan perusahaan kecil. Karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang juga lebih besar. 2.3.7 Kondisi Intern Perusahaan dan Ekonomi Makro Perusahaan perlu menanti saat yang tepat untuk menjual saham obligasi. Secara umum kondisi yang paling tepat untuk menjual obligasi akan saham adalah pada saat tingkat bunga pasar sedang rendah dan pasar sedang stabil. 2.3.8 Keadaan Pasar Modal Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan disebabkan adanya gelombang konjuktur. Pada umumnya apabila gelombang meninggi, para investor lebih tertarik untuk menanamkan modalnya. Oleh karena itu, dalam usaha untuk mengeluarkan atau menjual berharga haruslah menyesuaikan dengan keadaan pasar modal tersebut.

2.3.9 Sifat Manajemen Sifat Manajemen akan berpengaruh langsung dalam pengambilan keputusan mengenai cara pemenuhan kebutuhan dana. Seorang manajer yang bersifat optimis mempunyai keberanian untuk menanggung resiko besar, akan lebih berani untuk membiayai pertumbuhan penjualannya. Dengan dana yang berasal dari hutang pembelanjaan dengan hutang ini memberikan beban financial yang tetap. 2.4 Teori Struktur Modal 2.4.1 Modigliani Militer (MM) Teory dengan pajak. Dengan menentukan struktur yang paling optimal, teory tersebut telah banyak dikembangkan oleh para pakar dengan menganalisa komposisi utang dan modal. Teory struktur modal yang dikenal pertama kali ialah yang dicetus oleh Franco Modigliani dan Merton Militer ( teory MM ). Salah satu pernyataan yang sering membingungkan manajer keuangan adalah hubungan antara struktur modal dan nilai perusahaan. Pada tahun 1958 MM mengeluarkan asumsi asumsi teory yang ilmiah tentang struktur modal perusahaan Tahun 1963, MM menerbitkan artikel sebagai lanjutan teory MM tahun 1958. Asumsi yang diubah adalah pajak terhadap penghasilan perusahaan ( Corporate Income Taxes ).

Dengan adanya pajak ini, MM menyimpulkan bahwa penggunaan hutang ( leverage ) akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya hutang yang mengurangi pembayaran pajak. 2.4.2 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Menurut James C. Van Horne and John M. Wachowickz, JR (2007 : 127) menyatakan bahwa dalam menganalisis pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan, maka terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan. Untuk memudahkan sementara diasumsikan bahwa pajak peusahaan adalah nol. 2.4.2.1 Pendekatan Laba Bersih ( Net Income Approach ) Pendekatan laba bersih ( NI ), mengasumsikan bahwa investor mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi ( Ks ) yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah uangnya dengan tingkat biaya hutang ( Kd ) yang konstan pula, karena Ks dan Kd konstan maka semakin besar jumlah hutang yang digunakan perusahaan, maka biaya modal rata rata tertimbang ( WACC ) akan semakin kecil. Oleh karena itu WACC semakin kecil akibat penggunaan hutang yang semakin besar. Jika pendekatan ini benar, sebaiknya perusahaan menggunakan seratus persen hutang.

2.4.2.2 Pendekatan Laba Operasi Bersih (Net Operating Income ) Pendekatan ini melihat bahwa modal rata rata tertimbang konstan berapapun tingkat hutang yang digunakan oleh perusahaan. Pertama, diasumsikan bahwa biaya hutang konstan seperti halnya dalam pendekatan laba bersih. Kedua, penggunaan hutang yang semakin besar oleh pemilik modal sendiri dilihat sebagai peningkatan resiko perusahaan. Oleh karena itu tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat, sebagai meningkatnya resiko perusahaan. Konsekuensinya WACC tidak mengalami perubahan keputusan struktur modal menjadi tidak penting. 2.4.2.3 Pendekatan Tradisional ( Traditional Approach ) Pendekatan tradisional banyak dianut oleh para praktisi dan para akademi. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa suatu leverage tertentu, resiko perusahaan tidak mengalami perubahan. Sehingga baik Kd maupun Ks relative konstan. Namun demikian setelah leverage atau rasio hutang tertentu, biaya hutang dan biaya modal sendiri meningkat. Peningkatan biaya modal sendiri ini akan

semakin besar dan bahkan akan lebih besar dari pada penurunan biaya karena penggunaan hutang yang lebih murah. Akibatnya WACC pada awalnya menurun dan pada akhirnya akan meningkat. 2.5 Konsep Biaya Modal Konsep biaya modal merupakan konsep yang sangat penting dalam pembelanjaan aktiva perusahaan. Hal ini diungkapkan oleh Drs. Abdul Halim,M.M:Ak. (2007) sebagai berikut : Alasan pentingnya biaya modal perusahaan yaitu : pertama, untuk memaksimalkan nilai perusahaan, membutuhkan biaya input yang minimum, termasuk biaya modal dan untuk kita harus dapat mengestimasikan. Kedua, keputusan penganggaran modal membutuhkan perkiraan biaya modal. Ketiga, banyak keputusan lain termasuk yang berkaitan dengan peraturan umum, leasing, penarikan obligasi, gaji eksekutif dan pengelolaan aktiva jangka pendek juga membutuhkan perkiraan biaya modal. 2.6 Komponen- Komponen Struktur Modal 2.6.1 Modal Asing atau Modal Jangka Panjang Yaitu hutang yang jangka waktunya pada umumnya lebih dari lima tahun. Jenis-jenis Modal Jangka Panjang adalah :

a. Obligasi Obligasi merupakan surat pengakuan hutang yang mempunyai nominal tertentu dan pada umumnya tidak dapat dijamin dengan aktiva tertentu. Obligasi dapat dibagi menurut jenisnya : 1). Obligasi Biasa Obligasi biasa adalah obligasi yang bunganya dibayar pada waktu-waktu tertentu oleh debitur, dengan tidak memandang apakah debitur tersebut memperoleh keuntungan atau tidak. 2). Obligasi Pendapatan Obligasi pendapatan adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dimana bunga hanya akan dibayarkan pada waktu perusahaan memperoleh laba saja. 3). Obligasi yang dapat ditukar Obligasi yang dapat ditukar adalah obligasi yang memberikan kesempatan kepada pemegang surat obligasi untuk suatu tertentu dapat menukarkan obligasi tersebut dengan saham dari perusahaan-perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut.

b. Pinjaman hipotik Hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang dengan aktiva tidak bergerak dimana kreditur diberi hak hipotik terhadap hak tersebut. c. Kredit Investasi Kredit investasi adalah jenis pendanaan yang bersediakan oleh perbankan dan banyak dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membiayai investasi. 2.6.2 Modal Sendiri Modal sendiri pada dasarnya merupakan modal yang berasal dari pemilik, bisa berasal dari dalam perusahaan berupa keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas modal sendiri dibagi menjadi 2.6.2.1 Modal Saham Saham adalah tanda bukti kepemilikan didalam suatu perusahaan. Adapun jenis-jenis saham yang merupakan sumber dari luar adalah sebagai berikut : 1). Saham Biasa Saham biasa merupakan bentuk kepemilikan tanpa hak istimewa. Artinya adalah para pemilik akan memperoleh pembagian keuntungan (dalam bentuk deviden) jika perusahaan memperoleh laba.

2). Saham Preferen Saham ini merupakan bentuk kepemilikan dengan hak istimewa. Artinya bahwa pemegang saham preferen berhak atau pembagian deviden yang besarnya atau jumlahnya tetap, berapapun keuntungan yang diperoleh perusahaan saat ini. 2.6.2.2 Laba Ditahan Laba yang ditahan adalah bagian laba yang ditanam kembali dalam perusahaan. Laba yang diperoleh tidak samuanya dibagikan kepada para pemilik (pemegang saham)sebagai deviden, tetapi sebagian akan ditahan dan ditanamkan kembali dalam perusahaan untuk membiayai keperluan perusahaan. 2.6.2.3 Cadangan Cadangan dibentuk dari keuntungan yang diperoleh perusahaan selama beberapa waktu dari tahun berjalan. 2.7 Komponen biaya modal suatu perusahaan terdiri dari : 2.7.1 Biaya Modal 2.7.1.1 Biaya hutang jangka panjang a.biayahutang perusahaan adalah tingkat hasil pengembalian yang diinginkan oleh kreditor seperti yang dikemukakan oleh E. Brigham, Eugene (2006).

b. Menurut Weston dan Copeland biaya hutang dihitung atas dasar setelah pajak karena pembayaran bunga hutang dikurangkan dari pajak c. Biaya hutang jangka panjang adalah biaya yang timbul karena penggunaan hutang jangka panjang d. Aspek terpenting dalam penggunaan hutang jangka panjang adalah bahwa pembayaran hutang tidak melalui likuiditas dari aktiva lancar. e.. Biaya hutang jangka panjang yang diperhitungkan adalah biaya hutang jangka panjang setelah pajak. Berdasarkan UU RINo. 10 Tahun 1994 tentang pajak penghasilan untuk kena pajak, tariff pajak yang berlaku adalah : UU RI No. 10 Tahun 1994 Tarif Penghasilan 10 % Rp. 0 sampai Rp. 25.000.000,- 15% Rp. 25.000.000,- sampai Rp. 50.000.000,- 30% Rp. 50.000.000,- sampai Rp. 100.000.000,- Rumus untuk menghitung biaya hutang jangka panjang (Kd) adalah : Kd = Kb ( 1 T )

Keterangan : Kb = Tingkat bunga dari hutang T = Pajak 2.7.1.2 Biaya Saham preferen Saham Preferen adalah saham yang dengan preferensi tertentu diatas saham biasa dan dalam hal pembagian deviden dan pembagian kelayakan dalam pembubaran perusahaan. Saham preferen mempunyai karakteristik campuran antara hutang dan saham biasa, mempunyai sifat hutang karena saham preferen memiliki kewajiban tetap untuk memberikan pembayaran periodik dan dalam likuidasi perusahaan, pemegang saham preferen didahulukan haknya sebagai pemegang saham. Biaya saham preferen adalah tingkat pengembalian investasi yang diharapkan oleh pemegang saham preferen perusahaan. Biaya saham preferen sudah merupakan atas dasar setelah pajak karena deviden saham preferen dibebankan dari keuntungan setelah pajak, sehingga tidak perlu diadakan penyesuaian pajak lagi.

2.7.1.3 Biaya Saham Biasa Biaya sahm biasa dapat didefinisikan rate of return minimal yang disyaratkan oleh penggunaan modal sendiri atas suatu investasi agar harga pasar saham tidak berubah. Menurut Brigham dan Houston(2006) dalam bukunya : biaya saham biasa adalah tingkat dimana investor mengharapkan deviden untuk menentukan harga saham perusahaan. Beberapa asumsi yang digunakan dalam menghitung biaya ini antara lain bahwa tingkat pertumbuhan ( g ) menyatakan pertumbuhan dividen, jika deviden tumbuh pada tingkat tertentu dan rasio pembayaran dividen dengan tingkat laba ditahan adalah konstan maka laba harus tumbuh pada tingkat itu pula. Terlihat bahwa terdapat hubungan antara harga saham biasa, tingkat pertumbuhan laba, dividend an total aktiva perusahaan. Rumus untuk menghitung biaya saham biasa ( Ks) adalah : Ks = D1 + g Po g = ( 1-D/N1 ) ( N1/Equity )

Keterangan : Ks D1 D Po g N1 E = Biaya saham biasa = Deviden yang dibayarkan perlembar saham = Deviden yang dibayar = Nilai harga saham = Tingkat pertumbuhan deviden = Laba bersih = Ekuitas Dalam penentuan biaya saham biasa, terdapat 4 metode yang dapat digunakan, antara lain : 1). Metode CAPM ( Capital Asset Princing model ) Pendekatan CAPM mengemukakan bahwa pada dasarnya tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor atas saham biasa adalah sebesar tingkat bunga bebas resiko ditambah dengan premi resiko. Premi resiko adalah hasil pengurangan tingkat pengembalian pasar dengan tingkat bunga bebas resiko dikaitkan beta. Koefisien beta mengukur kepekaan tingkat keuntungan suatu saham terhadap perubahan-perubahan dasar. Semakin besar koefisien beta berarti semakin tinggi kepekaan tingkat keuntungan terhadap perubahan pasar.

Metode CAPM merumuskan tingkat hasil pengembalian atas saham biasa sebagai berikut : Ks = Rf + ( Rm Rf ) βj Dimana : Ks Rf Rm Βj = Tingkat hasil pengembalian atas saham biasa = Tingkat bunga bebas resiko = Tingkat pengembalian pasar = Koefisien beta saham 2).Hasil Obligasi ditambah premi resiko modal, premi yang dihitung merupakan premi atas biaya hutang jangka panjang. 3). Hasil nyata yang diterima investor Adalah hasil deviden rata-rata ditambah keuntungan modal ratarata selama 10 tahun metode ini memasukkan penyesuaian kembali atas proyek perusahaan pada masa mendatang. 4). Model pertumbuhan deviden Hasil pengembalian atas modal yang diinginkan adalah hasil deviden yang diharapkan ditambah dengan tingkat pertumbuhan deviden yang diharapkan. Model ini dirumuskan sebagai berikut : Ks = D1 + g Po

Dimana : Ks D1 Po g = Biaya saham biasa = Deviden yang dibayarkan perelembar saham = Nilai harga saham = Tingkat pertumbuhan deviden Disamping itu, payout ratio adalah proporsi laba bersih yang dibayarkan sebagai deviden, seperti yang dikemukakan oleh Brigham dan Gapenski berikut ini : Payout ratio = Dividens pershare Net Income ROE = Net Income Common equity g = Hasil yang diinvestasikan kembali x ROE = ( 1- PEYOUT RATIO ) x ROE = ( 1- dividen ) x Net income Net income Common equity Metode pertumbuhan yang paling banyak digunakan dalam praktek baik untuk menilai harga saham biasa maupun untuk menghitung biaya modal ekuitas.

2.7.1.4 Biaya Laba Ditahan Adalah bagian dari laba perusahaan yang tersedia bagi pemegang saham yang tidak dibayarkan dalam bentuk deviden. Bagian laba yang tidak dibagikan itu dimaksudkan untuk diinvestasikan kembali guna menambah asset perusahaan. Penggunaan laba ditahan ini pun mengandung biaya. Biaya laba ditahan adalah tingkat hasil pengembalian yang diharapkan pemegang saham atas modal yang diperoleh dari laba yang tidak dibagikan. Besarnya biaya penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan investasi dalam saham yang yang diharapkan diterima oleh para investor atau dengan kata lain biayanya dianggap sama dengan biaya penggunaan dana yang berasal dari saham biasa. Rumus untuk menghitung biaya laba ditahan adalah : Kr = Ks 2.7.1.5 Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang Adalah rata-rata tertimbang dari komponen biaya hutang, saham preferen dan ekuitas saham biasa. Besar kecilnya

biaya modal rata-rata tertimbang tergantung pada proporsi masingmasing komponen sumber dana tersebut. Biaya modal rata-rata tertimbang adalah rata-rata setelah pajak dari berbagai sumber dana yang digunakan oleh perusahaan. Bobotnya mencerminkan proporsi dari tota Berarti bahwa proporsi dari hutang, saham preferen dan modal sendiri bersama dengan komponen modalnya digunakan untuk menghitung biaya modal ratarata. Rumus untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang adalah : WACC = Wd.Kd + Wp.Kp + Ws.Ks + Wr.Kr Dimana : WACC Wd Kd Wp Kp Ws Ks Wr Kr = Biaya modal rata-rata tertimbang = Presentase hutang jangka panjang = Biaya komponen hutang jangka panjang = Presentase saham preferen = Biaya komponen saham preferen = Presentase saham biasa = Biaya komponen saham biasa = Presentase laba ditahan = Biaya komponen laba ditahan

2.8 Pengertian Nilai Perusahaan Pengertian nilai perusahaan menurut Drs. Abdul Halim, M.M;Ak (2007) yaitu, nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli seandainya suatu perusahaan akan dijual sahamnya kemasyarakat. Nilai perusahaan sama dengan nilai saham dengan nilai pasar perlembar ditambah dengan nilai pasar hutang.dengan memaksimumkan nilai perusahaan maka harga tersebut akan meningkat yang akan menyebabkan meningkatnya kemakmuran perusahaan. Tujuan akhir dari setiap perusahaan adalah memaksimalkan niali perusahaan bagi para pemegang saham, dinyatakan oleh Weston Copeland. Pengertian memaksimumkan nilai perusahaan adalah lebih dari sekedar meningkatkan laba perusahaan ataupun peningkatan dalam rentabilitas yang dihitung atas dasar laporan keuangan perusahaan. Nilai perusahaan tercermin dalam nilai sekarang dari keuntungan yang diharapkan. Rumus untuk menghitung nilai perusahaan adalah : V = EBIT ( 1 T ) WACC 2.9 Hubungan Biaya Modal Dengan Nilai Perusahaan Biaya modal yang minimum berhubungan dengan struktur modal yang optimal. Struktur Modal yang optimal adalah struktur modal yang

meminimumkan biaya modal perusahaan dan memaksimalkan niali perusahaan. Biaya modal mempunyai hubungan yang sangat erat dengan nilai perusahaan yang maksimum, karena apabila seorang manajer keuangan perusahaan dapat meminimumkan, biaya modalnya maka akan dapat memaksimalkan nilai perusahaan.