FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA PALEMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011).

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam kajian pustaka ini, akan dijelaskan mengenai pengertian pajak, jenisjenis

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

BAB II LANDASAN TEORI. untuk pengeluran umum (Mardiasmo, 2011; 1). menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Ilyas&Burton, 2010 ; 6).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah dan pelayanan terhadap masyarakatnya. Daerah otonom

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB III KONTRIBUSI PENDAPATAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu Negara, ketersediaan data dan informasi menjadi sangat penting dalam

ANALISIS PERANAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam menghadapi era-globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. pada sensus penduduk yang dilakukan pada 1 Mei 15 Juni 2010 tercatat paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., dan Brock Horace R.

Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh. untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontra-prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

Analisis Kontribusi Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan perekonomiannya, Indonesia harus meningkatkan pembangunan

BAB II LANDASAN TEORI. a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat tentang kewajibannya membayar pajak. cerminan partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan.

BAB II LANDASAN TEORI. keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 ketentuan Umum dan Tata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk dikembalikan ke masyarakat walaupun tidak dapat dirasakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa otonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Pajak menurut beberapa ahli antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu bagian dari pendapatan yang diterima oleh negara. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Menurut Moekijat (1989:194), ciri-ciri prosedur meliputi : tidak berdasarkan dugaan-dugaan atau keinginan.

BAB II LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, melalui pengeluaran-pengeluaran rutin dan pembangunan yang

TINJAUAN HUKUM MEKANISME PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN.

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA (STUDI KASUS PADA SAMSAT AIRMADIDI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN SLEMAN. Stefani Gita Cakti. Erly Suandy

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang sebagai

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi diperoleh dari perpajakan sebesar Rp1.235,8 triliun atau 83% dari

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang menyelenggarakan pemerintahan (Waluyo, 2007: 2) untuk memelihara kesejahteraan secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

BAB I PENDAHULUAN. dari luar negeri dapat berupa pinjaman dari negara lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah

BAB II BAHAN RUJUKAN

KONTRIBUSI PAJAK SARANG BURUNG WALET TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN BANGKA INDUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Rochmat Soemitro (dalam Waluyo, 2010) pajak adalah iuran kepada kas

BAB I PENDAHULUAN. kesejahtraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan adil dan makmur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil Pajak Daerah. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah sebagai pengatur dan pembuat kebijakan telah memberi

Contribution and effectiveness Comparative Analysis Of Local Tax Revenue Pangkalpinang city with Revenue Bangka.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Mardiasmo, 2009:21). digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Yerni Pareang Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. Yudea Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian pajak menurut Undang Undang Nomor 16 Tahun keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari pulau-pulau atau dikenal dengan sebutan Negara Maritim. Yang mana dengan letak

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pembangunan daerah juga

BAB 1 PENDAHULUAN. warga negaranya yang memenuhi syarat secara hukum berhak wajib untuk

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA PALEMBANG Windy Sagita (Winbeloved@yahoo.com) Anton Arisman (Arisman@stie-mdp.ac.id). Icha Fajriana(Icha.fajriana@stiemdp.ac.id). Jurusan Akuntansi (S1) STIE MDP Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kontribusi pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah serta apa yang menjadi faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan pemungutan pajak parkir. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode komparatif. Penelitian ini diharapkan dapat mebantu dalam peningkatan penerimaan pajak parkir dan pendapatan asli daerah. Kata Kunci : Pajak Parkir, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Abstract : The purpose of this study was to find out what contribution from parking tax toward tax revenue in Palembang and what factors in the implementation of a parking tax collection. This research used a descriptive comparative method. This study is expected to help in improving parking tax and revenue. Key Words : Parking Tax, Revenue 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dikarenakan pertumbuhan ekonomi di Palembang akan meningkat maka Pendapatan Asli Daerah (PAD) pun diharapkan ikut meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Oleh karena itu, Dinas Pendapatan Asli Daerah DISPENDA) diharapkan dapat meningkatkan penerimaan asli daerah, salah satunya dari sektor pajak yaitu pajak parkir. Menurut peraturan daerah nomor 17 tahun 2010, tempat atau lahan

parkir yang berada diluar badan jalan, baik yang diselenggarakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk tempat penitipan kendaraan bermotor wajib membayar pajak parkir dengan tarif 30% (tiga puluh persen). Namun pada kenyataannya masih banyak lahan parkir yang tidak membayar pajak parkir ke Dinas Pendapatan Asli Daerah (DISPENDA). Walau jumlah wajib pajak maupun penerimaan pajak parkir terus meningkat namun masih dapat dimaksimalkan lagi. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil tema Faktorfaktor Penghambat Pelaksanaan Pemungutan Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Palembang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan 1. Bagaimana pelaksanaan pemungutan pajak parkir di kota Palembang? 2. Apakah penerimaan pajak parkir meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) di kota Palembang? 3. Apa yang menjadi faktor-faktor penghambat pelaksanaan pemungutan pajak parkir di kota Palembang? 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Pemungutan Pajak Parkir terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Palembang. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan pemungutan Pajak Parkir di kota Palembang 2. Untuk menganalisis bagaimana kontribusi Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah 3. Untuk menganalisis faktor-faktor penghambat pelaksanaan pemungutan Pajak Parkir di kota Palembang 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang diharapkan memberikan manfaat, baik akademis maupun praktis. Adapun manfaat yang diharapkan antara lain: 1. Manfaat Teoritis a. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan serta dapat memberikan informasi yang

berguna bagi penulis dengan cara penulis bisa mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat selama perkuliahan berlangsung. b. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan maupun dapat mejadi referensi untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti mengenai faktor-faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan pemungutan Pajak Parkir di Kota Palembang, kontribusi Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). 2. Manfaat Praktis a. Bagi Dinas Pendapatan Kota Palembang Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan pemungutan maupun penertiban Pajak Parkir di Kota Palembang serta analisis kontribusi Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Undang-undang pajak Tahun 2013 Pasal 1 Nomor 1, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Menurut Dr. N. J. Feldmann, pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum), tanpa adanya kontraprestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaranpengeluaran umum. Menurut Prof. Dr. Rochman Soemitro, SH pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang bersifat dapat dipaksakan dengan tanpa mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian disempurnakan menjadi pajak adalah peralihan kekayaan dari rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplus -nya serta digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment. Dari beberapa definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

- Pajak dipungut berdasarkan dan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya. - Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah - Pajak dipungut oleh negara baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. - Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang apabila dari pemasukannya masih terdapat surplus, akan digunakan untuk membiayai public investment. 2.1.2 Fungsi Pajak Menurut Resmi, Siti 2009, Pajak memiliki dua fungsi yaitu fungsi budgetair atau sumber keuangan negara serta fungsi regularend (pengatur) - Fungsi budgetair (Sumber Keuangan Negara) yaitu pajak sebagai salah satu sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan - Fungsi Regularend (Pengatur) yaitu sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan. 2.1.3 Sistem Pemungutan Pajak Menurut Resmi, Siti 2009, Dalam memungut pajak dikenal beberapa sistem pemungutan yaitu: - Official Assessment system yaitu dengan memberikan kewenangan kepada aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundangundangan perpajakan yang berlaku. - Self Assessment system yaitu dengan memberikan wewenang kepada wajib pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. - With Holding System yaitu dengan memberikan wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak sesuai dengan peraturan perundangundangan perpajakan yang berlaku. 2.2 Pajak Daerah 2.2.1 Pengertian Pajak Daerah Menurut Undang-Undang Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Pasal 1 Nomor 10, Pajak daerah yang kemudian disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 2.2.2 Jenis Pajak Daerah Menurut Undang-Undang Nomor 28 tentang Pajak Daerah, Pajak daerah terbagi atas pajak propinsi yaitu Pajak Kendaraan Bermotor; Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; Pajak Air Permukaan; dan Pajak Rokok, serta Pajak kabupaten/kota yaitu Pajak Hotel; Pajak Restoran; Pajak Hiburan; Pajak Reklame; Pajak Penerangan Jalan;Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung Walet; Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. 2.3 Pajak Parkir 2.3.1 Pengertian Pajak Parkir Menurut Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pajak Parkir Pasal 1 Nomor 7, Pajak Parkir adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan, baik yang berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. 2.3.2 Objek Pajak Parkir Menurut Resmi, Siti 2009, Adapun yang menjadi objek dari pajak parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor 2.3.3 Bukan Wajib Pajak Sedangkan menurut Peraturan Daerah kota Palembang Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pajak Parkir Pasal 2, Yang tidak termasuk objek pajak parkir adalah penyelenggara tempat parkir oleh pemerintah dan pemerintah daerah; penyelenggara tempat parkir oleh perkantoran yang hanya digunakan untuk karyawannya; serta penyelenggara tempat parkir oleh kedutaan, konsulat, dan perwakilan negara asing dengan asas timbal balik. 2.3.4 Dasar Pengenaan Pajak Menurut Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pajak Parkir, dasar pengenaan pajak parkir adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada penyelenggara tempat parkir yang

diperoleh dari sewa/tarif parkir yang dikumpulkan. Dasar pengenaan pajak parkir ditetapkan dengan peraturan daerah. Jumlah yang seharusnya dibayar termasuk potongan harga parkir dan parkir cuma-cuma yang diberikan kepada penerima jasa. Tarif pajak parkir ditetapkan paling tinggi 30% (tiga puluh persen). Tarif pajak parkir ditetapkan dengan peraturan daerah. Pajak parkir yang terutang dipungut di wilayah tempat parkir beralokasi. 2.4 Pendapatan Asli Daerah 2.4.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah Menurut UU. No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerahpendapatan Asli Daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu 2.4.2 Sumber Pendapatan Asli Daerah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2004, Sumber-sumber pendapatan asli daerah adalah: - Hasil pajak daerah yaitu pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan daereah untuk pembiayaan rumah tangganya sebagai hukum publik. - Hasil retribusi daerah yaitu pungutan yang telah secara sah menjadi pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa atau karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha atau milik pemerintah daerah bersangkutan. - Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Jenis Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai fakta-fakta danhubungan antar fenomena yang diteliti. Penelitian ini juga menggunakan metode komparatif, yaitu metode yang digunakan pada penarikan kesimpulan dari fakta yang akan diteliti dan telah diuji kebenarannya dengan membandingkannya antara teori-teori yang merupakan kebenaran umum dengan data yang didapatkan dari lapangan.

a. Objek dan Subjek Penelitian - Objek Penelitian Objek Penelitian yang akan diteliti adalah Pajak Parkir serta kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Palembang. - Subjek Penelitian Subjek Penelitian yang diteliti dalam penelitian ini adalah Dinas Pendapatan Asli Daerah (DISPENDA) serta orang pribadi atau badan penyelenggara tempat parkir selaku Wajib Pajak parkir. b. Pemilihan Informan Kunci Penelitian ini memilih Dinas Penerimaan Asli Daerah yang berhubungan langsung dengan penerimaan pajak parkir sebagai informan kunci yang dapat memberikan informasi dan menjelaskan kondisi yang ada mengenai pajak parkir dan penerimaannya. Penulis juga memilih wajib pajak yaitu orang pribadi atau badan penyelenggara tempat parkir untuk menjadi informan kunci untuk menjelaskan mengenai penerimaan dan kontribusinya terhadap pajak parkir. 3.2 Jenis Data Data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Data sekunder yaitu data yang penulis peroleh dari literatur-literatur, buku-buku serta sumber-sumber lain juga data-data dari instansi pemerintahan (Dinas Pendapatan Asli Daerah) juga data yang diperoleh dari wawancara. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini penulis akan menggunakan teknik wawancara dan observasi untuk mengumpulkan data agar mendapatkan data yang lebih akurat serta data yang lebih baik untuk penelitian yang dilakukan penulis. 3.4 Teknik Analisis Data Sifat dari penelitian ini adalah penelitian kualitatif, adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data model interaktif yang telah dikemukakan oleh Miles dan Huberman 4. HASIL PENELITIAN a. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Parkir Petugas dari Dinas Pendapatan Asli Daerah (DISPENDA) kota Palembang telah melakukan sosialisasi atau penyuluhan mengenai pajak daerah serta memberikan pengarahan agar Wajib Pajak atau masyarakat yang masih bingung maupun yang masih belum memahami mengenai pajak daerah dapat memenuhi kewajiban

perpajakannya, namun masih banyak Wajib pajak yang hanya memiliki keterbatasan pengetahuan mengenai Pajak Parkir ini. Pada pelaksanaannya, tidak semua juru parkir tersebut yang benarbenar memahami mengenai Pajak Parkir sehingga terjadi kesalahan dalam pembayaran. Juru parkir tersebut seharusnya melakukan perhitungan, penyetorkan serta pelaporkan sebagai Pajak Parkir ke Dinas Pendapatan Asli Daerah (DISPENDA) tetapi dalam pelaksanaannya juru parkir tersebut menghitung, menyetorkannya serta melaporkannya kepada Dinas Perhubungan sebagai retribusi parkir. Bagi wajib pajak yang memahami pentingnya membayar pajak daerah yang selanjutnya digunakanuntuk pembangunan kota, mereka menjadi patuh terhadap Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 17 tahun 2010 dalam hal memenuhi kewajiban perpajakannya. Bahkan ada penyedia atau penyelenggara tempat parkir diluar badan jalan (di areal) yang tidak memungut uang parkir namun tetap menjadi wajib pajak parkir. b. Kontribusi Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa realisasi penerimaan pajak parkir dari tahun 2010 hingga tahun 2014 terus meningkat. Peningkatan realisasi penerimaan pajak parkir ini diiringi dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Palembang.Persentase kontribusi pajak parkir terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pun terus meningkat. Selain penerimaan pajak parkir, kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta Pendapatan Asli Daerah (PAD), jumlah Wajib Pajak juga terus meningkat. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara dengan Koordinator Pajak Parkir di Dinas Pendapatan Asli Daerah (DISPENDA) kota Palembang. c. Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan Pemungutan Pajak Parkir Setelah melakukan penelitian ini, maka dapat kita simpulkan bahwa terdapat lima faktor penghambat pelaksanaan pemungutan Pajak Parkir, yaitu: - Kurangnya kesadaran Wajib Pajak karena kurang memahami mengenai Pajak Daerah terutama Pajak Parkir dan fungsi Pajak Daerah yaitu untuk membiayai rumah tangga daerah sehingga masih ada wajib pajak yang melakukan kecurangan, serta masih ada penyedia atau penyelenggara

tempat parkir diluar badan jalan yang masih belum mendaftar sebagai wajib pajak - Masih banyak lahan parkir yang dikuasai oleh pihak ketiga diluar sistem yang berlaku seperti oleh preman yang mengelola lahan parkir sehingga wajib pajak tidak tahu dengan jelas pemotongannya, serta sering terjadi pemotongan diluar sistem - Kesalahan pembayaran dikarenakan kurangnya pemahaman Wajib Pajak. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2010, tempat parkir yang berada diluar badan jalan yang seharusnya disetorkan sebagai Pajak Parkir ke Dinas Pendapatan Asli Daerah (DISPENDA) namun pada realisasinya masih banyak yang dibayarkan sebagai Retribusi Parkir ke Dinas Perhubungan (DISHUB) - Sistem pemungutan pajak yang berlaku yaitu self assessment system membuat wajib pajak sering kali menunggak dikarenakan dirasakan lebih merepotkan serta membinggungkan untuk Wajib pajak. Wajib pajak merasa official assessment system lebih efisien untuk wajib pajak, terutama bagi wajib pajak yang jumlah pajak parkirnya tidak terlalu besar - Keberatan Tarif Pajak Parkir yaitu 30%. Selain dikarenakan tarifnya memang tergolong besar, untuk Wajib Pajak yang pendapatan parkirnya tergolong kecil juga terkadang tidak cukup untuk membiayai gaji karyawan yang mengurus serta menjaga di tempat parkir. Tentu ini akan memberatkan bagi wajib pajak. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh penulis maka dapat disimpulkan bahwa: a. Pelaksanaan Pajak Parkir dari segi jumlah Wajib Pajak maupun penerimaan Pajak Parkir terus meningkat b. Penerimaan Pajak Parkir terus meningkat setiap tahunnya serta kontribusi pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) c. Terdapat lima faktor penghambat pelaksanaan pemungutan Pajak Parkir, yaitu: - Kurangnya kesadaran wajib pajak - Lahan parkir yang dikuasai oleh pihak ketiga - Kesalahan pembayaran - Sistem pemungutan pajak - Keberatan Tarif Parkir

2. Saran a. Bagi Dinas Pendapatan Asli Daerah Dinas Pendapatan Asli Daerah (DISPENDA) yang diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak serta meningkatkan penerimaan Pajak Parkir tanpa memberatkan Wajib Pajak, seperti untuk lebih memperluas sosialisasi mengenai Pajak daerah terutama Pajak Parkir juga menarik lebih baik Wajib Pajak atau masyarakat untuk ikut dalam sosialisasi dan pembinaan, lebih meningkatkan koordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam penagihan maupun pembayaran, serta mengganti ke sistem yang lama dikarenakan dirasakan lebih efektif oleh wajib pajak untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak agar dapat meningkatkan serta memaksimalkan baik dari segi jumlah wajib pajak maupun penerimaan pajak parkir. Dinas Pendapatan Asli Daerah (DISPENDA) juga diharapkan dapat menurunkan tarif pajak yang dianggap memberatkan bagi wajib pajak. b. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat melakukan penelitian empiris mengenai kelima faktor penghambat pelaksanaan pemungutan pajak parkir tersebut. DAFTAR PUSTAKA Afipul, M 2014, Pelaksanaan Pemungutan Pajak Parkir Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Parkir di Kota Mataram, Skripsi S1, Universitas Mataram, Mataram Arikunto, Suharsimi 2006, Metodelogi Penelitian, Bina Aksara, Yogyakarta Damang 2011, Pendapatan Asli Daerah, Universitas Muslim Indonesia, Makassar Dinas Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang, Visi dan Misi, Dinas Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang, Palembang Direktorat Jendral Pajak 2012, Belajar Pajak, Direktorat Jendral Pajak Hafinudin, Rohmat 2015, Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Melalui Pajak Daerah di Kota Malang, Skripsi S1, Universitas Brawijaya, Malang Humnas BPKP Sumsel 2013, Pemetaan OPAD Kota Palembang: Kaper

BPKP Sumsel Tekankan Pentingnya Komitmen Bersama, BPKP Provinsi Sumatera Selatan, Palembang Kota, Palembang, Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pajak Parkir Kota, Palembang, Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Palembang Kuncoro, Mudrajad, 2009, Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi Bagaimana Meneliti & Menulis Tesis? Edisi 3, Penerbit Erlangga, Jakarta Mardiasmo 2006, Perpajakan Edisi Revisi 2006, Andi, Yogyakarta Mardiasmo 2006, Perpajakan Edisi Revisi 2011, Andi, Yogyakarta Nariana 2011, Analisis Kontribusi Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang, Skripsi S1, STIE MDP Palembang, Palembang Republik, Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Resmi, Siti 2009, Perpajakan Teori dan Kasus Edisi 6 Buku 1, Salemba Empat, Jakarta Savta, Meiva 2013, Studi Tentang Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Paser, Skripsi S1, Universitas Mulawarman, Samarinda Sufraeni Dewi 2010, Tinjauan Atas Efektivitas Pajak Parkir dan Kontribusinya Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Daerah Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung, Universitas Komputer Indonesia, Bandung. Sugiyono 2003, Metodelogi Penelitian Bisnis, Pusat Bahasa Depdiknas, Bandung Waluyo 2011, Perpajakan Indonesia Edisi 10 Buku 1, Salemba Empat, Jakarta, BAB III: Metodelogi Penelitian, Universitas Lampung, Bandar Lampung

, BAB II: Metodelogi Penelitian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Perpajakan: Teori dan Kasus Bab I Dasar-dasar Perpajakan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta