1. PENDAHULUAN. berkemampuan rendah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. tentang kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan gender kelas VII C MTs Darul

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 19 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HALAMAN JUDUL JURNAL SKRIPSI

ANALISIS PERILAKU PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMPN 7 SURABAYA

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Metode Problem Solving. Berbicara tentang pemecahan masalah tidak bisa dilepaskan dari tokoh

IDENTIFIKASI TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF (TKBK) SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VIII SMP

IDENTIFIKASI TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI TIPE SOAL OPEN ENDED

Kata Kunci: pemecahan masalah, masalah nonrutin, kesalahan siswa.

commit to user BAB I PENDAHULUAN

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan temuan penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau

BAB V PEMBAHASAN. penelitian mengenai Analisis Kreativitas Siswa Kelas VII A Dalam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

PROFIL PENGAJUAN SOAL MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI PERBANDINGAN DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil analisis tes dan wawancara terhadap 6 siswa dengan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBANTUAN ALAT PERAGA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir logis dengan penyelesaian yang tunggal dan pasti. Hal ini

BAB V PEMBAHASAN. sesuai temuan penelitian tersebut yang akan dibahas sebagai berikut:

PROFIL KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED MATERI PECAHAN BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Creative Problem Solving. 1. Pengertian Pembelajaran Creative Problem Solving

PROSIDING ISSN:

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI BANGUN DATAR

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA

Volume 2 Nomer 1 Juli 2016

PROFIL KREATIVITAS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PLOSO BERKEMAMPUAN MATEMATIKA TINGGI DALAM PENGAJUAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER

BAB V PEMBAHASAN. Analisis Berpikir Visual Siswa Laki-laki Dalam

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. standar isi menyatakan bahwa, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB V PEMBAHASAN. A. Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi Mapel. Kreatif pada Tingkat 4 (Sangat Kreatif)

Siska Candra Ningsih. FKIP Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak

BAB VI PENUTUP. Dengan memperhatikan fokus penelitian pada BAB I serta hasil

Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi Trigonometri Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Kelas XII MIPA 6 SMA Negeri 8 Makassar.

BAB III METODE PENELITIAN. secara sistematis dan cermat. Penelitian kualitati adalah penelitian yang

ISSN: Volume 3, Nomor 1, Mei-Oktober 2016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

BAB III METODE PENELITIAN

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

IMPLEMENTASI SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH LINGKARAN

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi manusia. Kemampuan berpikir kreatif merupakan hasil dari interaksi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (classroom

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam Menyelesaikan Masalah Matematika ditinjau dari Kemampuan Matematika

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA MELALUI WHAT S ANOTHER WAY? PADA MATA KULIAH ILMU BILANGAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI STATISTIKA

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

BAB V PEMBAHASAN. jawaban dari rumusan masalah yang telah disusun peneliti sebelumnya, yaitu

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI COOPERATIVE TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 MADIUN pada bulan April semester genap tahun ajaran

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

KREATIVITAS SISWA DALAM PENGAJUAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD-INDEPENDENT (FI) DAN FIELD-DEPENDENT (FD)

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI STATISTIKA

BAB III METODE PENELITIAN

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH ANALISIS REAL

Analisis Kemampuan Berfikir Kritis Siswa SDN Tulangan dalam Memecahkan Masalah Soal Cerita Berdasarkan Kemampuan Matematika

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI SEGITIGA DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Berkaitan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sejak peradaban manusia bermula, memainkan peranan yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari.

KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI KOMPOSISI FUNGSI

ABSTRAK. Prodi Pend. Mat. FKIP UNPATTI Ambon. ISSN: Buletin Pendidikan Matematika Volume 6 Nomor 2, Oktober 2004.

Pendahuluan. Elsa Yuli Kurniawati et al., Analisis Pola Berpikir...

KEMAMPUAN BERPIKIR REFLEKTIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV) BERDASARKAN GENDER

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 No.5 Tahun 2016 ISSN :

IDENTIFIKASI KREATIVITAS SISWA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN KEMAMPUAN PADA MATERI BILANGAN

JURNAL ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BERBENTUK SOAL CERITA DITINJAU DARI GENDER

BAB I PENDAHULUAN. matematika di sekolah memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kata kunci: pemecahan masalah matematika, proses berpikir kreatif, tahapan Wallas, tingkat berpikir kreatif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas- kualitas

PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII-D SMP NEGERI 19 MALANG DALAM MENGAJUKAN MASALAH DENGAN SITUASI SEMI TERSTRUKTUR PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENGAJUAN DAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan yang membangun, mempertimbangkan informasi-informasi baru

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu dasar yang memegang peranan penting

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI POLA BARISAN BILANGAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pentingnya pengembangan kemampuan berpikir kristis serta

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING BAGI SISWA KELAS XI SEMESTER GASAL SMK HARAPAN

Efektivitas Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) terhadap Kreativitas Mahasiswa pada Matakuliah Metodologi Penelitian

Efektivitas Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) terhadap Kreativitas Mahasiswa pada Matakuliah Metodologi Penelitian

PROFIL PEMECAHAN SOAL MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TAHAP BELAJAR DIENES DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN

EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN QSH DAN MODEL PEMBELAJARAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi

BAB I PENDAHULUAN. bermutu perlu mendapatkan penanganan yang lebih baik. wujud dari pangakuan bahwa matematika sangat dibutuhkan dalam pengembangan

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN ( ABILITY OF PROBLEM SOLVING FROM DIFERENCES OF SEX )

TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA MTs. PADA BANGUN DATAR DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

KREATIVITAS PENGAJUAN SOAL DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MATERI BANGUN SEGI EMPAT KELAS VII SMP

Transkripsi:

IDENTIFIKASI TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA DAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN Ahmadi 1, Asma Johan 2, Ika Kurniasari 3 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Surabaya email : ahmadiqq@yahoo.com, ika.kurniasari@gmail.com ABSTRAK Matematika merupaka Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu siswa harus bisa meningkatkan keterampilan berpikirnya. Salah satunya adalah berpikir kreatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat berpikir kreatif siswa laki-laki dan perempuan dalam memecahkan masalah dilihat dari kemampuan matematika siswa. Sedangkan instrument dalam penelitian ini adalah tes pemecahan soal matematika, dan pedoman wawancara. Subjek dari penelitian ini adalah tiga siswa laki-laki dan tiga siswa perempuan kelas VIII-A SMP Negeri 6 Sampang dengan rincian satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan berkemampuan tinggi, satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan berkemampuan sedang, satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan berkemampuan rendah. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan siswa laki-laki berkemampuan tinggi diidentifikasi mempunyai tingkat berpikir kreatif 4 (sangat kreatif). Siswa laki-laki berkemampuan sedang diidentifikasi mempunyai tingkat berpikir kreatif 3 (kreatif). Siswa laki-laki berkemampuan rendah diidentifikasi mempunyai tingkat berpikir kreatif 0 (tidak kreatif). Siswa perempuan berkemampuan tinggi diidentifikasi mempunyai tingkat berpikir kreatif 4 (sangat kreatif). Siswa perempuan berkemampuan sedang diidentifikasi mempunyai tingkat berpikir kreatif 3 (kreatif). Siswa perempuan berkemampuan rendah diidentifikasi mempunyai tingkat berpikir kreatif 1 (kurang kreatif). Kata kunci : Identifikasi, tingkat berpikir kreatif, memecahkan masalah, persamaan garis lurus. 1. PENDAHULUAN Matematika merupakan bidang studi yang menduduki peranan penting dalam bidang pendidikan. Namun siswa berpendapat bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sering menjadi hal yang menakutkan. Keterbatasan ingatan siswa membuat mereka hanya menghafal rumus yang dianggap bermakna. Oleh karena itu siswa tidak bisa hanya mengandalkan ingatan yang ada, melainkan mereka harus meningkatkan keterampilan berpikirnya. Salah satunya adalah berpikir kreatif. Siswono (2008: 14) mengatakan bahwa berpikir kreatif merupakan perwujudan dari berpikir tingkat tinggi karena kemampuan berpikir tersebut merupakan kompetensi kognitif tertinggi yang perlu dikuasai oleh siswa dikelas. Berpikir kreatif merupakan komponen yang penting untuk kesuksesan seseorang dalam menjalani aktivitas hidup. Berpikir kreatif menjadi penentu keunggulan suatu bangsa (Mahmudi, 2010:1). Kemajuan suatu bangsa tidak lagi ditentukan oleh seberapa banyak sumber daya yang dimiliki oleh bangsa itu, melainkan ditentukan oleh seberapa kreatif masyarakat yang ada dalam bangsa tersebut. Siswa-siswa merupakan penerus bangsa yang sangat menentukan keberadaan bangsa di masa depan. Oleh karena itu, seorang guru diharuskan tahu seberapa kreatif siswa dalam memecahkan suatu masalah. Dalam pemecahan masalah, setiap siswa memiliki proses berpikir yang berbeda-beda. Perbedaan kemampuan matematika dan jenis kelamin berpengaruh terhadap proses berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah. Krutetzki (dalam Hatip :2008) menyatakan bahwa dalam berpikir siswa perempuan lebih unggul dalam ketepatan, kecermatan, ketelitian dan keseksamaan. Berbeda dengan siswa laki-laki yang cenderung kurang teliti dan cenderung menyelesaikan sesuatu dengan cara singkat. Dari uraian diatas kita sebagai calon guru perlu mengetahui tingkat berpikir siswa kita dalam memecahkan masalah matematika. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti mengenai tingkat berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah materi persamaan garis lurus ditinjau dari kemampuan matematika siswa dan perbedaan jenis kelamin yang terdiri dari tiga siswa laki-laki dan tiga siswa perempuan dengan kemampuan yang berbeda, mulai dari tinggi, sedang, dan rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) 1) Mahasiswa jurusan matematika program studi pendidikan matematika FMIPA Unesa 2) Dosen jurusan matematika FMIPA Unesa 3) Dosen jurusan matematika FMIPA Unesa

Mendeskripsikan tingkat berpikir kreatif siswa lakilaki dengan kemampuan matematika tinggi dalam memecahkan masalah materi Persamaan Garis lurus. (2) Mendeskripsikan tingkat berpikir kreatif siswa laki-laki dengan kemampuan matematika sedang dalam memecahkan masalah materi Persamaan Garis lurus. (3) Mendeskripsikan tingkat berpikir kreatif siswa laki-laki dengan kemampuan matematika rendah dalam memecahkan masalah materi Persamaan Garis lurus. (4) Mendeskripsikan tingkat berpikir kreatif siswa perempuan dengan kemampuan matematika tinggi dalam memecahkan masalah materi Persamaan Garis lurus. (5) Mendeskripsikan tingkat berpikir kreatif siswa perempuan dengan kemampuan matematika sedang dalam memecahkan masalah materi Persamaan Garis lurus. (6) Mendeskripsikan tingkat berpikir kreatif siswa perempuan dengan kemampuan matematika rendah dalam memecahkan masalah materi Persamaan Garis lurus. Penelitian ini diharapkan bisa membantu guru dalam mengetahui tingkat berpikir kreatif siswa dalam memecahkan suatu masalah dan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan langkah-langkah perbaikan berkaitan dengan proses pembelajaran. Selain itu penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi peneliti agar dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya. Sehubungan permasalahan dan tujuan di atas, maka untuk mengetahui tingkat berpikir kreatif siswa laki-laki dan siswa perempuan dalam memecahkan masalah ditinjau dari kemampuan siswa dapat dilihat dari uraian dibawah ini: Berpikir kreatif adalah suatu rangkaian tindakan yang dilakukan seseorang untuk menciptakan buah pikiran baru dari kumpulan ide, keterangan, konsep, pengalaman, dan pengetahuan yang mereka miliki. Dengan menghubungkan ideide yang sudah dimiliki dapat menghasilkan ide baru untuk menyelesaikan suatu masalah. (The dalam Siswono, 2008: 14). Silver (dalam Siswono, 2008: 23) menunjukkan ciri kemampuan berpikir kreatif yaitu : 1. Kefasihan 2. Fleksibilitas 3. Kebaruan Berpikir kreatif juga memiliki penjenjangan kemampuan seperti berikut, Tabel Penjenjangan Berpikir Kreatif Siswa Tingkat Karakteristik Tingkat 4 (Sangat Tingkat 3 ( Tingkat 2 (Cukup Tingkat 1 (Kurang Tingkat 0 (Tidak kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan atau kebaruan dan fleksibilitas dalam memecahkan masalah. kefasihan dan kebaruan atau kefasihan dan fleksibilitas dalam memecahkan masalah. kebaruan atau fleksibilitas dalam memecahkan masalah. kefasihan, dalam memecahkan masalah. Siswa tidak mampu menunjukkan ketigaaspek berpikir kreatif. Sumber : Siswono (2008: 31) Krutetzki (dalam Hatip, 2008 :13) mengatakan bahwa siswa laki-laki lebih unggul dalam penalaran logis, siswa perempuan lebih unggul dalam ketepatan, ketelitian, kecermatan, dan keseksamaan berpikir. Siswa laki-laki mempunyai kemampuan matematika dan mekanika yang lebih baik dari pada siswa perempuan. 2. METODE PENELITIAN 2.1 Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan data kualitatif karena penelitian ini bermaksud mendeskripsikan tingkat berpikir kreatif siswa dalan memecahkan masalah ditinjau dari kemampuan matematika siswa dan perbedaan jenis kelamin. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret 2013. Subjek penelitian ini adalah enam orang SMP Negeri 6 Sampang kelas VIII-A dengan rincian satu siswa dan satu siswi berkemampuan tinggi, satu siswa dan satu siswi berkemampuan sedang, satu siswa dan satu siswi berkemampuan rendah. Kemampuan siswa dikelompokkan menurut nilai matematika rapot semester ganjil 2012/2013. Penentuan batas-batas kelompok dapat dilihat dari tabel berikut,

Tabel Penentuan Batas-batas Kelompok Nilai s (x + SD) (x -SD)<s<(x + SD) s (x -SD) Kelompok Tinggi Sedang Rendah Sumber : Arikunto (2003) SD = standartdeviasi x = rata-rata nilaisiswa 2.2 Prosedur Penelitian Terdapat empat tahap dalam penelitian ini, yaitu: 1. Tahap Persiapan Pada tahap pertama ini, terlebih dahulu disusun proposal penelitian dengan arahan dari dosen pembimbing. Kemudian, ditentukan sekolah yang dijadikan lokasi penelitian. Selanjutnya, dipersiapkan segala sesuatu yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut, a. Menentukan waktu dan tempat penelitian. b. Menyusun instrumen penelitian seperti, tes berpikir kreatif dalam pemecahan masalah danpedoman wawancara. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap kedua dari penelitian ini adalah pengelompokan subjek berdasarkan nilai rapot yang akan diambil 6 orang siswa yag terdiri dari satu siswa dan satu siswi berkemampuan tinggi, satu siswa dan satu siswi berkemampuan sedang, satu siswa dan satu siswi berkemampuan rendah. Kemudian pemberian soal tes berpikir kreatif dalam memecahkan masalah materi persamaan garis lurus. 3. Tahap Analisis Data Analisis ini menggunakan kriteria yang telah dirumuskan oleh Siswono (2008: 31) yaitu tentang tingkat berpikir kreatif yang menilai tentang kefasihan, fleksibelitas, dan kebaruan. 4. Tahap Penulisan Laporan Pembuatan laporan dilakukan setelah data-data terkumpul dan telah dianalisis. 2.3 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Analisis tes berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah materi persamaan garis lurus. Data hasil tes tersebut digunakan untuk mengetahui banyaknya siswa yang memenuhi komponen-komponen berpikir kreatif, kemudian hasil tersebut bisa diidentifikasi TBK tingkat berpikir kreatif siswa sesuai dengan kriteria berikut, Tabel Tingkat Berpikir Kreatif Komponen Berpikir Kreatif Kefasihan Fleksibilitas Kebaruan TBK 0 - - - TBK 1 - - TBK 2 - - - - TBK 3 - - TBK 4 - Sumber : Siswono (2008: 31) Keterangan : TBK : Tingkat Berpikir Kreatif : Memenuhi : Tidak memenuhi 2. Analisis data hasil wawancara. Hasil wawancara digunakan untuk mengetahui langkah pemecahan masalah dan untuk mendukung jawaban dalam tes tertulis. Data yang dihasilkan pada penelitian ini adalah data kualitatif. Hasil wawancara akan dicocokkan dengan jawaban hasil tes. Hasil wawancara yang telah diperiksa kemudian dianalisis. Analisis data hasil wawancara yang berupa data kualitatif dilakukan dengan cara berikut, a. Mereduksi Data Reduksi data adalah suatu kegiatan yang mengacu pada proses pemilihan, pemusatan perhatian, pembuangan hal yang tidak perlu dan pengorganisasian data mentah yang diperoleh dilapangan b. Pemaparan Data Pemaparan data yang diperoleh dari hasil wawancara meliputi pengklasifikasian dan identifikasi data dengan menuliskan kumpulan data yang terorganisir dan terkategori sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan data. c. Menarik Kesimpulan Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan hasil wawancara dengan hasil tes pemecahan masalah materi persamaan garis lurus. Jika diperoleh hasil analisis berdasarkan tes pemecahan masalah yang berbeda dengan hasil analisis tes wawancara maka akan dilakukan wawancara ulang. Jika hasil wawancara ulang ini sama dengan hasil wawancara awal maka dapat disimpulkan tingkat berpikir kreatif siswa sesuai dengan hasil tes wawancara. Tetapi jika hasil

wawancara ulang sesuai dengan hasil tes pemecahan masalah materi persamaan garis lurus maka dapat disimpulkan tingkat berpikir kreatif siswa sesuai dengan hasil tes pemecahan masalah materi persamaan garis lurus. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data tes berpikir kreatif siswa dalam pemecahan masalah dan wawancara maka dapat dibahas hasil penelitian sebagai berikut : Tabel Data Hasil Tingkat Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah No Jenis Kelamin Kemampuan Matematika TBK 1 Laki-laki Tinggi TBK 4 2 Perempuan Tinggi TBK 4 3 Laki-laki Sedang TBK 3 4 Perempuan Sedang TBK 3 5 Laki-laki Rendah TBK 0 6 Perempuan Rendah TBK 1 1. Pada siswa laki-laki berkemampuan tinggi, yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan atau mempunyai tingkat berpikir kreatif 4 (sangat kreatif) dalam memecahkan masalah materi persamaan garis lurus. Siswa laki-laki berkemampuan tinggi memenuhi kefasihan dengan benar. Siswa laki-laki berkemampuan tinggi memenuhi komponen fleksibilitas dengan cara yang berbeda dan benar. Siswa laki-laki berkemampuan tinggi memenuhi komponen kebaruan karena bisa menjawab soal A dan soal B dengan cara yang berbeda dan jarang digunakan oleh siswa yang lain. 2. Pada siswa laki-laki berkemampuan sedang, yaitu kefasihan dan fleksibilitas atau mempunyai tingkat berpikir kreatif 3 (kreatif) dalam memecahkan masalah materi persamaan garis lurus. Siswa laki-laki berkemampuan sedang memenuhi kefasihan dengan benar. Siswa laki-laki berkemampuan sedang memenuhi komponen fleksibilitas dengan cara yang berbeda dan benar. Siswa laki-laki berkemampuan sedang tidak memenuhi komponen kebaruan karena bisa berbeda tapi cara yang digunakan masih sering digunakan oleh siswa yang lain. 3. Pada siswa laki-laki berkemampuan rendah, tidak memenuhi satupun dari aspek berpikir kreatif atau mempunyai tingkat berpikir kreatif 0 (tidak kreatif) dalam memecahkan masalah materi persamaan garis lurus. Siswa laki-laki berkemampuan rendah tidak memenuhi kefasihan karena tidak bisa menjawab soal A dan soal B dengan benar. Siswa laki-laki berkemampuan rendah tidak memenuhi komponen fleksibilitas karena tidak bisa menjawab soal A dan soal B dengan cara yang berbeda dan benar. Siswa laki-laki berkemampuan rendah tidak memenuhi komponen kebaruan karena tidak bisa berbeda dan jarang digunakan oleh siswa yang lain. 4. Pada siswi perempuan berkemampuan tinggi, yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan atau mempunyai tingkat berpikir kreatif 4 (sangat kreatif) dalam memecahkan masalah materi persamaan garis lurus. Siswa perempuan berkemampuan tinggi memenuhi kefasihan karena bisa menjawab soal A dan soal B dengan benar. Siswa perempuan berkemampuan tinggi memenuhi komponen fleksibilitas karena bisa menjawab soal A dan soal B dengan cara yang berbeda dan benar. Siswa perempuan berkemampuan tinggi memenuhi komponen kebaruan karena bisa berbeda dan jarang digunakan oleh siswa yang lain. 5. Pada siswi perempuan berkemampuan sedang, yaitu kefasihan dan fleksibilitas atau mempunyai tingkat berpikir kreatif 3 (kreatif) dalam memecahkan masalah materi persamaan garis lurus. Siswa perempuan berkemampuan sedang memenuhi kefasihan dengan benar. Siswa perempuan berkemampuan sedang memenuhi komponen fleksibilitas karena bisa menjawab soal A dan soal B dengan cara yang berbeda dan benar. Siswa perempuan berkemampuan sedang tidak memenuhi komponen kebaruan karena bisa berbeda tapi cara yang digunakan masih sering digunakan oleh siswa yang lain. 6. Pada siswi perempuan berkemampuan rendah, hanya memenuhi satu aspek berpikir kreatif yaitu kefasihan atau mempunyai tingkat berpikir kreatif 1 (kurang kreatif) dalam memecahkan masalah materi persamaan garis lurus. Siswa perempuan berkemampuan rendah memenuhi kefasihan karena bisa menjawab soal A dan soal B dengan benar. Siswa perempuan berkemampuan rendah tidak

memenuhi komponen fleksibilitas karena tidak bisa menjawab soal A dan soal B dengan cara yang berbeda dan benar. Siswa perempuan berkemampuan rendah tidak memenuhi komponen kebaruan karena tidak bisa berbeda dan jarang digunakan oleh siswa yang lain. 4. SIMPULAN 1. Siswa laki-laki berkemampuan tinggi mempunyai tingkat berpikir kreatif 4 karena yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. 2. Siswa perempuan berkemampuan tinggi mempunyai tingkat berpikir kreatif 4 karena yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. 3. siswa laki-laki berkemampuan sedang mempunyai tingkat berpikir kreatif 3 karena yaitu kefasihan dan fleksibilitas. 4. siswa perempuan berkemampuan sedang mempunyai tingkat berpikir kreatif 3 karena yaitu kefasihan dan fleksibilitas. 5. siswa laki-laki berkemampuan rendah mempunyai tingkat berpikir kreatif 0 karena tidak memenuhi ketiga aspek berpikir kreatif yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. 6. siswa perempuan berkemampuan rendah mempunyai tingkat berpikir kreatif 1 karena memenuhi aspek berpikir kreatif kefasihan.

DAFTAR PUSTAKA [1] Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. [2] Hatip, Ahmad. 2008. Proses Berpikir Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal-Soal Faktorisasi Suku Aljabar Ditinjau dari Perbedaan Kemampuan Matematika dan Perbedaan Gender.Tesis tidak dipublikasikan. Surabaya :Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya. [3] Mahmudi, Ali. 2010. The effect of Problem Based MHM Instructional Strategy on Mathematical Creative Thinking Ability, Mathematical Problem Solving Ability, and Perception of Creativity, (online). (http://abstrak.digilib.upi.id/direktori/disertasi /pendidikan_matematika/0707370_ali_mahmu di/d_mtk_0707370.pdf, diakses 11 maret 2012). [4] Siswono, Tatag Yuli Eko. 2008. Model Pembelajaran Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Surabaya : Unesa University Press.