STUDI PENGGUNAAN ALAT EVALUASI PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 22 SURABAYA.

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI TENTANG PENGGUNAAN ALAT EVALUASI PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 2 LAMONGAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan global. Tantangan dan perkembangan pendidikan di

SURVEY TENTANG PENGGUNAAN ALAT EVALUASI PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 19 SURABAYA JURNAL.

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KELAS X DAN XI PADA MAN SAMPIT. Nurul Septiana

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 118 B. TUJUAN 118 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 118 D. UNSUR YANG TERLIBAT 119 E. REFERENSI 119 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 120

ANALISIS PENGGUNAAN ALAT EVALUASI PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 16 SURABAYA. Bella Yolanda Canta Putri

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KD 3.1 PENDAPATAN NASIONAL KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 1 GRESIK.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIGI PENGGUNAAN ALAT EVALUASI MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 MANYAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Analisis Kelayakan Buku Ajar Ekonomi Untuk SMA Kelas XII IPS Semester Ganjil

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah

SIGI TENTANG PENGGUNAAN ALAT EVALUASI PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 3 JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lembar Penilaian Latihan/Ujian Praktek Mengajar LEMBAR PENILAIAN LATIHAN / UJIAN* PRAKTEK MENGAJAR

PENDAHULUAN. Lehman (dalam Ana Ratna Wulan, 2005) mengemukakan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

IDENTIFIKASI PENGGUNAAN ALAT EVALUASI PADA MATA DIKLAT AKUNTANSI KELAS XI DI SMKN 4 SURABAYA

Perencanaan. Siklus I. Pengamatan. Perencanaan. Siklus III. Pengamatan. Perencanaan. Pengamatan. Hasil Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI TENTANG PENGGUNAAN ALAT EVALUASI PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 BABAT LAMONGAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL BIOLOGI KELAS X DAN XI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DI SMAN 1 KAMPAK BERDASARKAN TEORI TES KLASIK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI PPKn SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 MALANG

ANALISIS BUTIR SOAL UKK EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI IIS MAN WONOKROMO BANTUL

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI TELAAH BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA PEMBELAJARAN PKN DI KELAS XII IPS 2 SMA NEGERI 12 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

BAB III METODE PENELITIAN

Validitas, Reliabilitas, dan Analisis Soal Uraian

Gagne (1974): (A) kemampuan merencanakan materi dan

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar

III. METODOLOGI PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu tindakan atau perlakuan tertentu

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL PADA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 118 B. TUJUAN 118 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 118 D. UNSUR YANG TERLIBAT 119 E. REFERENSI 119 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 120

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk

kelayakan instrumen untuk mengukur sejauh mana instrumen tersebut dapat menjalankan fungsi pengukurannya dengan baik. Reliabel terjadi ketika suatu

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL TRY OUT BENTUK OBJEKTIF PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII JURUSAN AKUNTANSI SMK KARTINI JEMBER TAHUN AJARAN

ANALISIS PENGGUNAAN ALAT EVALUASI PADA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 LAMONGAN ARTIKEL ILMIAH

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

ANALISIS SOAL ULANGAN HARIAN BUATAN GURU BIOLOGI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 DITINJAU DARI TINGKAT TAKSONOMI BLOOM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

7. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian: a. lisan b. praktik/kinerja c. penugasan d. portofolio e.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENGELOLA ASESMEN PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA CALON GURU KIMIA

THE QUALITY OF TRYOUTS ITEM ANALYSIS FOR EVERY SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XII IN PEKANBARU BY USING ITEM ANALYSIS PROGRAM

BAB III METODE PENELITIAN. Noenoeng Tisna Saputra Kahuripan Tawang Kota Tasikmalaya

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI

Abstrak. Kata Kunci: Validitas,Tingkat Kesukaran, Buku Sekolah Elektronik, Mata Pelajaran Ekonomi. Abstract

III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. yang dibuat oleh peneliti untuk membantu mengumpulkan dan menganalisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pythagoras pada materi menggunakan rumus pythagoras dalam memecahkan

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan pendekatan yang menekankan analisisnya pada datadata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kata Kunci: Remedial teaching

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESSMENT SIKAP ILMIAH BERBASIS SELF ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA

Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akurat mengenai sifat-sifat, serta hubungan yang

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI TENTANG PENGGUNAAN BAHAN AJAR EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 SIDOARJO

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok eksperimen adalah siswa yang diberikan perlakuan (treatment) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

ANALISIS PENGGUNAAN ALAT EVALUASI PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI DI SMK NEGERI 2 BUDURAN SIDOARJO

CONTOH SOAL PEDAGOGIK Proses Penilaian (Assesmen) Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar dari sejumlah pilihan jawaban yang tersedia..

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu penelitian akan mendapatkan hasil yang memuaskan apabila didukung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KESESUAIAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER IPS TERPADU DENGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 SAMBI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 1, Tahun 2016 Rahmatika Rahayu & M. Djazari 85-94

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM KOLOID DI KELAS XI SMA OLEH:

Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENYUSUNAN TES BENTUK URAIAN DAN OBJEKTIF. Heri Retnawati

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk (kualitatif).

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

STUDI PENGGUNAAN ALAT EVALUASI PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 22 SURABAYA Simon Pamungkas Prodi Pendidikan Akuntansi, FE, Universitas Negeri Surabaya, Jl.Banyu Urip Kidul 6 h / 7b, Surabasya 60254, Indonesia e-mail: pamungkassimon@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis alat evaluasi di SMA Negeri 22 Surabaya serta alasan guru memilih alat evaluasi tersebut, dan mengetahui kelayakan alat evaluasi yang digunakan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat evaluasi yang digunakan di SMA Negeri 22 Surabaya adalah jenis Tes,seperti Tes Tertulis dan Tes lisan. Dari hasil telaah ahli alat evaluasi diperoleh hasil bahwa alat evaluasi yang digunakan di SMA Negeri 22 Surabaya memiliki kategori sangat layak. Kata Kunci : evaluasi, akuntansi, IPS, SMA. Abstract This research aims to know the types of evaluation tools in SMA Negeri Surabaya teachers and 22 reasons for selecting the evaluation tool, and find out the feasibility of the evaluation tools used. This research is descriptive research type with quantitative approach. The results showed that the evaluation tools used in SMA Negeri 22 Surabaya is kind of a test, such as a written Test and an oral Test. From the results of the study the evaluation tool experts retrieved the results that the evaluation tools used in SMA Negeri 22 Surabaya has a very worthy category Keyword: evaluation, accounting, social science, high school Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang besar dalam kehidupan manusia serta membawa manusia kepada persaingan global. Tantangan dan perkembangan pendidikan di Indonesia pada saat ini dan masa yang akan datang akan semakin besar dan kompleks. Hal ini disebabkan antara lain adanya perubahan tuntutan masyarakat terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan itu sendiri. Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di setiap Negara. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kemajuan bangsa dan Negara, 1

baik Negara maju maupun Negara berkembang seperti layaknya Indonesia. Perkembangan dan kemajuan suatu Negara dapat terlihat dari bagaimana pendidikan mampu membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) bergantung pada kualitas pendidikan suatu bangsa. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan nasional. Perbaikan tersebut diantaranya dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran (Mulyasa, 2006). Seorang guru merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan, dimana guru akan melakukan interaksi langsung dengan peserta didik dalam pembelajaran di ruang kelas. Melalui proses belajar dan mengajar inilah berawalnya kualitas pendidikan. Artinya, secara keseluruhan kualitas pendidikan berawal dari kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di ruang kelas Secara kuantitas, jumlah guru di Indonesia cukup memadai. Guru diharapkan mampu mengembangkan sistem penilaian, baik untuk aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Jika di saat KBK diberlakukan, guru mengalami kesulitan dalam hal penilaian, ternyata kesulitan ini terbawa sampai berlakunya KTSP. Dengan terjadinya perubahan kurikulum menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka bermunculan teknik maupun alat evaluasi yang disesuaikan dengan perkembangan dunia pendidikan saat ini. Adanya keharusan menilai peserta didik pada ketiga aspek tentu saja menambah beban tugas guru semakin besar. Namun demikian, hal itu harus tetap dilakukan, meski dengan segala keterbatasan waktu, tenaga, dan mungkin juga biaya. Kendala yang sering dihadapi guru dalam melakukan evaluasi adalah kurang tersedianya alat evaluasi yang dapat dicontoh di lapangan. Meskipun ada, biasanya bentuk/format dan isinya hampir seragam. Jika guru ingin mengadopsi langsung, kadang-kadang kurang sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik, namun jika mengadaptasi guru relatif belum memiliki bekal cukup untuk melakukannya.siapapun yang melakukan tugas mengajar, perlu mengetahui akibat dari pekerjaan-nya. Sebagian ahli pendidikan menyamakan arti evaluasi dengan penilaian, tetapi sesungguhnya evaluasi memiliki arti yang lebih luas, yaitu penggunaan hasil penilaian untuk mengambil keputusan, seperti untuk menentukan kelulusan, penempatan, penjurusan, dan perbaikan program. Evaluasi hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang 2

dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Jadi, evaluasi mencakup penilaian sekaligus pengukuran, namun alat evaluasi sering disebut juga alat penilaian. Dengan menggunakan alat evaluasi yang baik diharapkan dapat meningkatkan kualitas belajar dan mempertinggi nilai belajar siswa. yang telah dilakukan peneliti di kelas XI IPS SMA Negeri 22 Surabaya, ada beberapa kondisi nyata yang muncul dalam penggunaan alat evaluasi yang digunakan guru dalam penilaian pada peserta didiknya, berikut kondisi nyata yang ada di kelas : (1) Alat evaluasi yang digunakan guru tersebut hanya jenis alat evaluasi tes saja, sedangkan jenis yang nontes tidak di berikan pada peserta didiknya. Sehingga penilaiannya masih belum maksimal, (2) Guru merasa kesulitan dalam mengevaluasi peserta didiknya, khususnya dalam pengumpulan tugas tugas, seringkali peserta didiknya terlambat dalam mengumpulkan tugas - tugas. Sehingga penilaiannya pun juga tertunda. Berdasarkan paparan hasil studi pendahuluan dan teori penunjang tentang alat evaluasi maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Jenis alat evaluasi apa yang digunakan dan alasan guru menggunakan alat evaluasi tersebut pada mata pelajaran ekonomi materi akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 22 Surabaya. (2) bagaimana kelayakan alat evaluasi yang digunakan oleh guru pada mata pelajaran ekonomi materi akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 22 Surabaya. Alat Evaluasi Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata alat biasa disebut juga dengan istilah instrumen. Dengan demikian, alat evaluasi juga dikenal dengan instrument evalausi. (Arikunto, 2012 : 40) Menurut Brinkerhoff (dalam Widoyoko 2012 : 4 ) menjelaskan bahwa evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan pendidikan yang dicapai. Pandangan dari ahli lainnya mengatakan bahwa alat evaluasi sebagai alat penilaian hasil pencapaian tujuan dalam pengajaran, evaluasi harus dilakukan secara terus menerus. Evaluasi tidak hanya sekedar menentukan angka keberhasilan belajar. Tetapi yang lebih penting adalah sebagai dasar untuk umpan balik dari proses interaksi edukatif yang dilaksanakan. Ali (dalam Djamarah, 2000 : 207). 3

Dari beberapa pandangan mengenai pengertian alat evaluasi tersebut, dapat dipahami bahwa alat evaluasi adalah sesuatu yang digunakan untuk mempermudah dalam menilai atau mengukur suatu tujuan dalam pendidikan secara efisien dan efektif. Jenis Jenis Alat Evaluasi Menurut Djamarah (2000 : 218) Pada umumnya alat evaluasi dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu tes dan nontes. Kedua jenis ini dapat digunakan untuk menilai sasaran sasaran penilaian. Jenis tes menurut pelaksanaannya terdiri atas Tes tertulis, Tes lisan, dan tes perbuatan. Tes tertulis menurut bentuknya terdiri atas Tes bentuk uraian dan tes bentuk pilihan ganda. Tes Tes sebagai alat evaluasi adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa (Sudjana 2012:35). Menurut Djamarah (2000 :218) bahwa Tes yang sudah distandardisasi ialah tes yang telah mengalami proses validitas (ketepatan) dan reliabilitas (ketetapan) untuk suatu tujuan tertentu dan untuk sekelompok siswa tertentu. Sebagai contoh penyusunan THB (tes hasil belajar) merupakan usaha penyusunan tes yang sudah distandardisasi. Tetapi dalam kenyataan terdapat tes buatan guru sendiri. Tes ini belum distandardisasi, sebab dibuat oleh guru untuk tujuan tertentu dan untuk siswa tertentu pula. Meskipun demikian, tes buatan guru harus pula mempertimbangkan faktor validitas dan reliabilitasnya. Tes, terutama digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil kegiatan belajar mengajar. Ditinjau dari pelaksanaan, tes terdiri dari : (1) Tes tertulis merupakan alat penilaian yang dijawab oleh siswa meliputi : (a) Tes bentuk uraian, yaitu semua bentuk tes yang pertanyaannya membutuhkan jawaban dalam bentuk uraian. Tes bentuk uraian menuntut kemampuan siswa untuk mengorganisasi dan merumuskan jawaban dengan kata kata sendiri. Penilaian pada setiap satuan program di sekolah hendaknya lebih banyak menggunakan tes bentuk uraian karena dapat lebih mengungkapkan proses berpikir siswa. Menurut Arifin (2012 : 1250) mengatakan bahwa bentuk uraian dapat digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan lainnya. Dan salah satu bentuknya yaitu bentuk uraian terbatas, dimana dalam menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai 4

batas-batasannya. Walaupun kalimat jawaban peserta didik itu beranekaragam, tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dan dikehendaki. (b)tes bentuk objektif, yaitu semua bentuk tes yang mengharuskan siswa memilih diantara kemungkinan kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberi jawaban singkat, atau mengisi jawaban pada kolom titik titik yang disediakan. (2) Tes lisan Ditinjau dari jenis pertanyaan yang akan diajukan, tes lisan dapat berbentuk pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Ditinjau dari jawaban yang diinginkan, dapat berbentuk pertanyaan berupa hapalan, pemahaman, analisis, sintesis, dan evaluasi. Tes lisan dapat dilaksanakan dengan satu penguji menilai satu anak didik, satu penguji menilai sekelompok anak didik, kelompok penguji menilai satu anak didik, dan kelompok penguji menilai sekelompok anak didik. (3) Tes perbuatan adalah tes yang diberikan dalam bentuk tugas tugas. Pelaksanaannya dalam bentuk penampilan atau perbuata(praktek pengalaman lapangan, praktek kerja lapangan, praktek olahraga, praktek laboratorium, praktek kesenian, dan lain lain). Penilaian tes perbuatan dapat dilakukan secara kelompok maupun perorangan. Penilaian tes perbuatan dilakukan pada persiapan, pelaksanaan tugas dan hasil yang dicapai. Untuk mempersiapkan tes perbuatan perlu dipersiapkan dua jenis alat, yaitu : (a)lembaran tugas (kerja) yang berisi deskripsi mengenai instruksi (petunjuk) yang jelas sehingga siswa mengetahui secara tepat apa yang harus dilakukannya. Berdasarkan lembaran kerja ini dilakukan penilaian terhadap persiapan yang dikerjakan oleh siswa. (b)lembaran pengamatan yang digunakan untuk menilai tingkah laku siswa selama proses pelaksanaan tugas sampai kepada hasil yang dicapai. Non Tes Menurut Djamarah (2000 : 221) mengatakan bahwa untuk menilai aspek tingkah laku, jenis nontes lebih sesuai digunakan sebagai alat evaluasi. Seperti menilai aspek sikap, minat, perhatian, karakteristik, dan lainnya yang mencakup segi afektif Ditinjau dari segi pelaksanaannya, nontes berupa : (1) Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang mewawancarai dengan yang diwawancarai. Untuk memudahkan pelaksanaannya perlu disediakan pedoman wawancara berupa pokok pokok yang akan ditanyakan. (2) Pengamatan merupakan suatu cara yang tepat untuk menilai perilaku. Untuk menilai perilaku itu diperlukan lembaran pengamatan yang berisi hal hal yang 5

menjabarkan tingkah laku siswa yang dapat ditempatkan dalam tindakan dan dapat diamati oleh guru. Observasi dapat dilaksanakan secara sistematik, yaitu dengan menggunakan pedoman observasi dan bisa pula tidak atau tanpa pedoman. Dalam menentukan segi segi yang diamati, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : (a) Segi segi yang diamati harus mewakili keseluruhan perilaku yang akan dinilai. (b) Segi segi yang diamati harus disepakati bersama sehingga siapapun yang menggunakan lembaran ini tidak akan mengalami kesulitan. (c) Walaupun segi yang diamati harus mewakili keseluruhan perilaku, namun perlu diadakan pembatasan sehingga jumlahnya tidak terlalu banyak Fungsi Alat Evaluasi Fungsi alat evaluasi adalah (1) sebagai alat pengukur terhadap peserta didik.dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. (2) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melaluin tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai. Menurut Sudjana (2012:67), Nontes sering digunakan antara lain: (1) Observasi: pengamatan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamat, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. (2) Wawancara: alat evaluasi yang digunakan untuk mengetahui pendapat, aspirasi, harapan, prestasi, keinginan, keyakinan, dan lain-lain sebagai hasil belajr siswa. (3) Skala penilaian: alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, dan perhatian, yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan. (4) Sosiometri: untuk mengetahui siswa dalam menyesuaikan dirinya, terutama hubungan social siswa dengan teman sekelasnya. (5) Studi kasus: mempelajari individu dalam periode tertentu secara terus menerus untuk melihat perkembangannya. (6) Checklist: hampir menyerupai rating scale hanya pada checklist tidak disusun kriterium dari yang positif ke negative cukup kemungkinan-kemungkinan jawaban yang akan kita minta dari yang dinilai. Karakteristik Alat Evaluasi Menurut Arifin (2012 : 69 ) adapun karakteristik instrumen evaluasi yang baik adalah (1) Valid, artinya suatu instrumen dapat dikatakan valid jika betul betul mengukur apa yang hendak di ukur secara 6

tepat, (2) Reliabel, artinya suatu instrumen dapat dikatakan reliabel atau handal jika ia mempunyai hasil yang taat asas (consistent). (3) Relevan, artinya instrumen yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditetapkan, (4) Representatif, artinya materi instrumen harus betul betul mewakili seluruh materi yang disampaikan. Hal ini dapat dilakukan bila penyusunan instrumen menggunakan silabus sebagai acuan pemilihan materi tes., (5) Praktis,artinya mudah digunakan, (6) Deskriminatif, artinya instrumen itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menunjukan perbedaan perbedaan yang sekecil apapun, (7) Spesifik, artinya \]uatu instrumen disusun dan digunakan khusus untuk objek yang dievaluasi, (8) Proporsional, artinya suatu instrumen harus memiliki tingkat yang proporsional antara sulit, sedang, dan mudah Analisis Soal Menurut Direktorat PSMA, 2010 bahwa analisis soal terdiri atas analisis kualitatif dan analsisis kuantitatif. Analisis secara kualitatif berkaitan dengan isi dan bentuk soal. Analisis kuantitatif berkaitan dengan butir soal dan ciri-ciri statistiknya. Analisis kualitatif adalah analisis/penelaahan butir soal (tes tertulis,perbuatan,sikap) sebelum soal tersebut digunakan/diujikan. Analisis kualitatif mencakup pertimbangan validitas isi (substansi), konstruksi, dan bahasa. Sedangkan analisis kuantitatif adalah analisis/penelaahan butir soal (tes tertulis, perbuatan,sikap) setelah soal tersebut digunakan/diujikan. Analisis kuantitatif mencakup pengukuran kesulitan butir soal dan diskriminasi soal yang termasuk validitas soal dan reliabilitasnya. Jenis Soal Menurur Direktorat PSMA, 2010 bahwa jenis soal terdiri atas soal uraian dan soal pilihan ganda. Soal uraian (essay) adalah pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Sedangkan Soal pilihan ganda adalah soal yang menyediakan sejumlah pilihan jawaban dengan hanya ada satu pilihan jawaban yang benar. Kelayakan Alat Evaluasi Kelayakan alat evaluasi menurut (Direktorat PSMA), kelayakannya dinilai dari segi (1) komponen kelayakan validitas isi (Substansi), (2) komponen kelayakan Konstreuksi, (3) komponen kelayakan bahasa. 7

Metode Pendekatan penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tahapan dalam penelitian ini yaitu studi pendahuluan, studi lapangan dan analisis data. Subyek dalam penelitian ini adalah guru akuntansi kelas XI IPS SMA Negeri 22 Surabaya. Obyek dalam penelitian ini adalah alat evaluasi yang digunakan guru akuntansi kelas XI IPS Negeri 22 Surabaya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan tabulasi prosentase dengan rumus : Persentase (%) = Sumber : Riduwan (2008) Setelah diketahui jumlah persentase dari hasil telaah ahli alat evaluasi kemudian ditentukan kriterian pencapaiannya. Penentuan kriteria pencapaian hasil persentase yaitu : Tabel 1 Kriteria Pencapaian Kelayakan Prosentase Kriteria 0% - 25% Sangat Tidak Layak 26% - 50% Tidak Layak 51% - 75% Layak 76% - 100% Sangat Layak Sumber : diadaptasi dari Riduwan (2008) Hasil Penelitian 1) Jenis alat evaluasi yang Digunakan di SMA Negeri 22 Surabaya dan Alasan Guru Menggunakan alat evaluasi Tersebut. Berdasarkan data hasil dokumentasi berupa silabus mata pelajaran ekonomi materi akuntansi kelas XI IPS SMAN 22 Surabaya serta wawancara dengan guru yang bersangkutan dapat diketahui bahwa guru menggunakan alat evaluasi jenis tes, dimana memakai tes tertulis dan tes lisan serta bentuk soalnya memakai soal uraian untuk tes tertulis. Alasan guru menggunakan jenis alat evaluasi tersebut karena jenis ini dapat mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik akan materi akuntansi ini. Serta juga dapat menuntut siswa untuk lebih bisa menguraikan, menganalisis dan menyatakan jawabannya. 2) Kelayakan Alat Evaluasi di SMA Negeri 22 Surabaya. Dari hasil teknik dokumentasi yang dilakukan peneliti, didapatkan bahwa alat evaluasi yang digunakan oleh guru di SMA Negeri 22 Surabaya adalah jenis Tes. Jenis alat evaluasi tersebut kemudian ditelaah oleh ahli alat evaluasi. Berikut ini merupakan rekapitulasi dari hasil telaah ahli alat evaluasi. 8

Tabel 2 Rekapitulasi Kelayakan Alat Evaluasi No Alat Evaluasi Persentase Kelayakan (%) Kategori 1 Ulangan Harian 70,83 % Layak Pertama (KD 1 dan KD 2) 2 Ulangan Harian 68,61 % Layak Kedua (KD 3) 3 Ulangan Harian Ketiga (KD 4 dan KD 5) 4 Ulangan Harian Keempat (KD 6) 5 Ulangan Harian Kelima (KD 7) 6 Ulangan Tengah Semester 91,67 % Sangat Layak 91,67 % Sangat Layak 91,67 % Sangat Layak 91,67 % Sangat Layak Rata rata 84,35 % Sangat Layak Sumber : data diolah (2013) Pembahasan 1) Jenis alat evaluasi yang Digunakan di SMA Negeri 22 Surabaya dan Alasan Guru Menggunakan alat evaluasi Tersebut. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa jenis alat evaluasi yang digunakan oleh guru pada mata pelajaran materi ekonomi akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 22 Surabaya adalah jenis alat evaluasi tes saja dan dalam pelaksanaannya guru menggunakan tes tertulis dan tes lisan. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Djamarah, (2000) yang menyebutkan bahwa pada umumnya alat evaluasi dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu tes dan nontes. Dimana tes, terutama digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil kegiatan belajar mengajar. Sedangkan nontes untuk menilai aspek tingkah laku, jenis nontes lebih sesuai digunakan sebagai alat evaluasi. Seperti menilai aspek sikap, minat, perhatian, karakteristik, dan lainnya yang mencakup segi afektif. Kedua jenis ini dapat digunakan untuk menilai sasaran sasaran penilaian. Agar para guru mengetahui, memahami, dan terampil dalam mengadakan penilaian. Selain itu juga dalam pelaksanaannya tes terdiri dari tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. Tes tertulis merupakan alat penilaian yang dijawab oleh siswa, dimana meliputi soal uraian dan soal obyektif. Sedangkan tes lisan merupakan alat penilaian yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung untuk mengetahui kemampuan berupa proses berpikir siswa dalam memecahkan suatu masalah. Dan tes perbuatan merupakan tes yang diberikan dalam bentuk tugas. Dengan kurangnya penggunaan jenis alat evaluasi tersebut. Maka diharapkan guru dapat menambah lagi jenis alat evaluasi. Sehingga dapat maksimal dalam melakukan penilaian. 9

Alasan guru menggunakan alat evaluasi tersebut pada mata pelajaran ekonomi materi akuntansi adalah pada jenis tes tertulis dan tes lisan tersebut dapat mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik akan materi akuntansi ini. Hal ini menunjukkan selaras dengan Sudijono, (2005) mengatakan bahwa tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Dan guru memilih bentuk soal uraian untuk tes tertulis, karena dapat menuntut siswa untuk lebih bisa menguraikan, menganalisis dan menyatakan jawabannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin, 2012 mengatakan bahwa disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan lainnya. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian dari Ramly (2005) dengan judul Kualitas Tes Buatan Guru SMA dengan hasil penelitian bahwa terdapat hubungan positif dan sangat signifikan antara motivasi berprestasi, pengetahuan evaluasi, dan penguasaan materi dengan kualitas tes buatan guru, baik secara sendiri maupun bersama. Dengan alasan menggunaan tes tertulis dan tes lisan serta memakai bentuk soal uraian untuk tes tertulis, maka bisa dikatakan bahwa itu dapat menuntut siswa lebih aktif dan lebih termotivasi, serta lebih bisa menganalisis jawabannya pada soal uraian. Sehingga guru dapat mengetahui tingkat kemajuan dan kemunduran pemahaman siswa. 2) Kelayakan Alat Evaluasi yang digunakan di SMA Negeri 22 Surabaya. Berdasarkan hasil penelitian terhadap alat evaluasi soal ulangan harian dan soal ulangan tengah semester tersebut secara umum menunjukkan bahwa hanya memuat beberapa kompetensi dasar, diantaranya pertama yaitu : Dapat diketahui bahwa presentase rerata hasil telaah alat evaluasi soal ulangan harian pertama pada materi akuntansi sebagai sistem informasi dan persamaan akuntansi (kompetensi dasar 1 dan kompetensi dasar 2) adalah 70,83 %. Dari hasil rata-rata persentase ini dapat dinyatakan bahwa alat evaluasi soal ulangan harian pertama sudah layak, karena telah mencapai kriteria interpretasi 51 %. Penilaian tertinggi pada ulangan harian pertama terdapat pada komponen bahasa/budaya sebesar 100 %. Hal ini dapat ditinjau dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, dimana soal bentuk uraian 10

pada komponen bahasa/budaya menyatakan bahwa sudah sesuai dengan beberapa aspek yaitu rumusan kalimat soal komunikatif, butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku, tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian, tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu, rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung perasaan peserta didik. Hal ini menunjukan bahwa alat evaluasi soal ulangan harian pertama pada materi akuntansi sebagai sistem informasi dan persamaan akuntansi (kompetensi dasar 1 dan kompetensi dasar 2) sudah layak digunakan oleh guru akuntansi kelas XI IPS di SMA negeri 22 Surabaya. Kedua yaitu penilaian terendah pada ulangan harian kedua terdapat pada komponen substansi sebesar 37,5 %. Hal ini dapat ditinjau dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, dimana rendahnya pada komponen substansi ini disebabkan kurang sesuai dengan beberapa aspek yaitu soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk Uraian), batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai, materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevasi, kontinuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi), isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas. Persentase rata-rata hasil telaah alat evaluasi soal ulangan harian kedua pada materi transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit (kompetensi dasar 3) adalah 68,61 %. Berdasarkan hasil rerata persentase dapat dinyatakan bahwa alat evaluasi soal ulangan harian kedua sudah layak, karena telah mencapai kriteria interpretasi 51 Hal ini menunjukan bahwa alat evaluasi soal ulangan harian kedua pada materi transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit (kompetensi dasar 3) sudah layak digunakan oleh guru akuntansi kelas XI IPS di SMA negeri 22 Surabaya. Ketiga yaitu penilaian terendah pada ulangan harian ketiga terdapat pada komponen konstrusi sebesar 75 %. Hal ini dapat ditinjau dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, dimana rendahnya pada komponen konstruksi ini disebabkan kurang sesuai dengan beberapa aspek yaitu menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian, ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal, ada pedoman penskorannya, tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca. Hasil telaah alat evaluasi soal ulangan harian ketiga pada materi transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum dan posting dari jurnal ke buku besar (kompetensi dasar 4 dan kompetensi dasar 5 ) menunjukkan persentase rata-rata sebesar 11

91,67 %. Berdasarkan hasil rata-rata persentase dapat dinyatakan bahwa alat evaluasi soal ulangan harian ketiga sudah sangat layak, karena telah mencapai kriteria interpretasi 76 %. Dengan demikian hal ini menunjukan bahwa alat evaluasi soal ulangan harian ketiga pada materi transaksi / dokumen ke dalam jurnal umum dan posting dari jurnal ke buku besar (kompetensi dasar 4 dan kompetensi dasar 5 ) sudah sangat layak digunakan oleh guru akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 22 Surabaya. Keempat yaitu hasil telaah alat evaluasi soal ulangan harian keempat pada materi membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa (kompetensi dasar 6) menunjukkan persentase rata-rata sebesar 91,67 %. Berdasarkan hasil rata-rata persentase dapat dinyatakan bahwa alat evaluasi soal ulangan harian keempat pada materi membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa (KD 6) sudah sangat layak, karena telah mencapai kriteria interpretasi 76 %. Penilaian tertinggi pada ulangan harian keempat terdapat pada komponen substansi dan bahasa/budaya sebesar 100 %. Hal ini dapat ditinjau dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, dimana soal bentuk uraian pada komponen substansi menyatakan bahwa sudah sesuai dengan beberapa aspek yaitu soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk Uraian), batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai, materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevasi, kontinuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi), isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas. Sedangkan komponen bahasa/budaya menyatakan bahwa sudah sesuai dengan beberapa aspek yaitu rumusan kalimat soal komunikatif, butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku, tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian, tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu, rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung perasaan peserta didik. Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa alat evaluasi soal ulangan harian keempat pada materi membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa (kompetensi dasar 6) sudah sangat layak digunakan oleh guru akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 22 Surabaya. Kelima yaitu penilaian terendah pada ulangan harian kelima terdapat pada komponen konstrusi sebesar 75 %. Hal ini dapat ditinjau dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, dimana rendahnya pada komponen konstruksi ini disebabkan kurang sesuai dengan beberapa aspek yaitu menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian, ada petunjuk yang 12

jelas tentang cara mengerjakan soal, ada pedoman penskorannya, tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca. Hasil telaah alat evaluasi soal ulangan harian kelima pada materi menyusun laporan keuangan perusahaan jasa (kompetensi dasar 7) menunjukkan persentase rata-rata sebesar 91,67 %. Berdasarkan hasil rata-rata persentase dapat dinyatakan bahwa alat evaluasi soal ulangan harian kelima sudah sangat layak, karena telah mencapai kriteria interpretasi 76 %. Dengan demikian hal ini menunjukan bahwa alat evaluasi soal ulangan harian kelima pada materi menyusun laporan keuangan perusahaan jasa (kompetensi dasar 7) sudah sangat layak digunakan oleh guru akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 22 Surabaya. Keenam yaitu hasil telaah alat evaluasi soal ulangan tengah semester menunjukkan persentase rata-rata sebesar 91,67 %. Berdasarkan hasil rata-rata persentase dapat dinyatakan bahwa alat evaluasi soal ulangan tengah semester sudah sangat layak, karena telah mencapai kriteria interpretasi 76 %. Penilaian tertinggi pada ulangan tengah semester terdapat pada komponen substansi dan bahasa/budaya sebesar 100 %. Hal ini dapat ditinjau dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, dimana soal bentuk uraian pada komponen substansi menyatakan bahwa sudah sesuai dengan beberapa aspek yaitu soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk Uraian), batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai, materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevasi, kontinuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi), isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas. Sedangkan komponen bahasa/budaya menyatakan bahwa sudah sesuai dengan beberapa aspek yaitu rumusan kalimat soal komunikatif, butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku, tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian, tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu, rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung perasaan peserta didik. Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa alat evaluasi soal ulangan tengah semester sudah sangat layak digunakan oleh guru akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 22 Surabaya. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan beberapa simpulan yaitu : (1) Jenis alat evaluasi yang digunakan guru pada mata pelajaran ekonomi 13

materi akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 22 Surabaya adalah jenis tes, dimana memakai bentuk tes tertulis dan tes lisan serta bentuk soalnnya soal uraian untuk tes tertulis. Alasan guru menggunakan jenis alat evaluasi tersebut, karena dapat mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik akan materi akuntansi ini dan dapat menuntut siswa untuk lebih bisa menguraikan, menganalisis dan menyatakan jawabannya. (2) Kelayakan penggunaan alat evaluasi pada mata pelajaran ekonomi materi akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 22 Surabaya dinilai sangat layak digunakan sebagai penilaian, berdasarkan hasil telaah dosen ahli alat evaluasi yang meliputi komponen kelayakan substansi, komponen kelayakan konstruksi, dan komponen kelayakan bahasa / budaya. Saran Beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan yaitu : (1) Jenis alat evaluasi yang digunakan guru hanya terbatas tes tertulis dan tes lisan, sehingga perlu adanya tambahan lagi jenis alat evaluasi pada tes perbuatan. (2) Bentuk soal yang digunakan guru hanya terbatas pada bentuk soal uraian (Subyektif) saja, sehingga perlu adanya tambahan bpentuk soal pilihan ganda (obyektif). (3) Dalam penelitian ini, penggunaan alat evaluasi yang digunakan hanya terbatas pada standar kompetensi siklus akuntansi perusahaan jasa, diharapkan untuk penelitian selanjutnya perlu dikembangkan tentang penggunaan alat evaluasi pada standar kompetensi siklus akuntansi perusahaan dagang. (4) Dalam penelitian ini, kelayakan penggunaan alat evaluasi hanya terbatas pada soal ulangan harian dan soal ulangan tengah semster, diharapkan untuk penelitian selanjutnya perlu ditambahkan kelayakan penggunaan alat evaluasi pada soal uas. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: PT Bumi Aksara. Djamarah,Saiful,Bahri 2000. Interaksi Guru dan Anak Didik. Jakarta : Rineka Cipta. Mulyasa.2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Petunjuk Teknik Analisis Butir Soal, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2010 14

Ramly. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 054, Tahun Ke-11. Mei 2005. Kualitas Tes Buatan Guru, (Online), (http://lipi.com.html, diakses pada tanggal 17 Februari 2013). Riduwan,2008.SkalaVariabel Penelitian.Bandung : Remaja Rosda Karya. Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda karya. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Widoyoko.2012.Evaluasi Program Pembelajaran.Yogyakarta :Pustaka Pelajar. 15