Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi Utara yang diwakili Kota Manado pada November 2016 tercatat sangat tinggi dengan angka inflasi sebesar 2,86% (mtm). Dengan demikian inflasi Sulut secara tahunan tercatat sebesar 3,67% (yoy) atau kembali berada pada level yang lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional yang sebesar 3,58% (yoy). Tingginya inflasi November besar dipengaruhi oleh melonjaknya inflasi kelompok volatile food, terutama akibat dorongan kenaikan harga yang sangat tinggi pada komoditas tomat sayur. Sementara itu, kelompok administered prices dan kelompok inti mencatatkan angka inflasi yang relatif rendah. Memasuki bulan Desember 2016, tekanan inflasi diproyeksikan masih cukup tinggi seiring lonjakan permintaan jelang hari besar keagamaan Natal dan Tahun Baru 2017. Meski demikian, level inflasi bulanan pada Desember diproyeksikan tidak akan setinggi November, dengan angka proyeksi sebesar 1,1% (mtm). Kondisi tersebut didorong oleh kemungkinan terjadinya normalisasi harga tomat sayur. Berdasarkan survei Bank Indonesia, harga tomat sayur di pasar-pasar utama Kota Manado pada awal Desember sudah mulai menunjukkan penurunan harga mendekati harga normal, seiring masuknya pasokan barang dari luar Sulut seperti Palu, Gorontalo dan Surabaya. Sementara itu, harga beberapa komoditas strategis lainnya seperti cabai rawit, bawang merah dan ikan diperkirakan meningkat namun masih dalam besaran yang terbatas dipengaruhi kondisi cuaca yang kurang mendukung dan tekanan permintaan akhir tahun. Dengan demikian, inflasi Sulut pada akhir tahun 2016 diperkirakan berada pada rentang 2,8% - 3,2% (yoy) atau masih lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Upaya pengendalian inflasi terus dilakukan secara optimal melalui berbagai kegiatan dan forum pembahasan bersama dengan TPID baik di level Provinsi maupun Kab/Kota. Rapat TPID tingkat Provinsi telah dilaksanakan bersama dengan Ketua TPID Provinsi sebagai respons tingginya inflasi November. Pada rapat tersebut telah disepakati untuk meningkatkan kegiatan pengendalian inflasi akhir tahun berupa operasi pasar yang fokus pada komoditas bumbu-bumbuan dan sidak pasar yang bekerjasama dengan aparat penegak hukum. Di sisi lain, Gerakan Rica Rumah yang telah diimplementasikan melalui pembagian bibit pada Agustus-September lalu, diharapkan dapat menambah pasokan cabai rawit secara mandiri di level rumah tangga, sehingga mengurangi potensi tekanan harga. Di tahun mendatang, sinergi pengendalian inflasi juga akan terus ditingkatkan dengan mengacu kepada Roadmap TPID yang telah disepakati bersama. % yoy % mtm 2015 2016 Nov Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des 2016 Realisasi SPH 2 Proy. Proy Proy. 7.73 3.93 3.09 3.67 3.47 3.62 2.28 0.78 3.67 3.04 3.04-0.01-0.87 0.14 1.06 0.84-0.38-0.68 0.01 2.86 2.1 1.11 1.11 1 Rata-rata 3 tahun 2 Hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada bulan Oktober 2016
14 12 %, mtm Nov-16 Rata-Rata Nov 3 thn 10 8 6 4 2 0 IHK VF Core Adm.Price Grafik 1. Inflasi Aktual Vs Historis Grafik 2. Disagregasi Inflasi Sulut (Sumb.YoY) 1. Secara bulanan, inflasi IHK tercatat sebesar 2,86% (mtm), jauh lebih tinggi dibandingkan perkiraan awal yang sebesar 0,35%, maupun dibandingkan dengan data historisnya selama tiga tahun terakhir yang sebesar 0,65%. Realisasi inflasi tersebut menyebabkan secara tahunan inflasi tercatat sebesar 3,67% (yoy). Tingginya inflasi November besar dipengaruhi oleh melonjaknya inflasi kelompok volatile food, terutama akibat dorongan kenaikan harga yang sangat tinggi pada komoditas tomat sayur. Sementara itu, kelompok administered prices dan kelompok inti mencatatkan angka inflasi yang relatif rendah. Tekanan inflasi kelompok volatile food (VF) mengalami lonjakan cukup tinggi, dipengaruhi oleh kenaikan harga yang signifikan pada komoditas tomat sayur. Curah hujan yang tinggi pada periode Oktober dan November membuat produksi tomat sayur di daerah-daerah penghasil utama Sulut seperti Minahasa dan Minsel mengalami penurunan yang cukup signifikan. Berdasarkan survei di lapangan, produksi tomat sayur berkurang hampir setengahnya akibat kondisi cuaca yang kurang mendukung. Di sisi lain, beberapa pedagang juga menginformasikan adanya tekanan permintaan tomat sayur dari daerah lain khususnya Maluku Utara meskipun masih relatif terbatas. Beberapa kondisi tersebut membuat harga tomat sayur di November melambung tinggi hingga memberi sumbangan mencapai 2,52% dari total inflasi bulan November yang sebesar 2,86. Di sisi lain, beberapa komoditas strategis lainnya juga mengalami peningkatan harga meskipun pada level terbatas, seperti pada komoditas cabai rawit, bawang merah, lemon dan cabai merah, sehingga menambah tekanan inflasi pada kelompok volatile food pada November 2016. Tekanan inflasi kelompok inti tercatat cukup rendah dan relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Rendahnya inflasi inti dipengaruhi oleh koreksi harga komoditas internasional seperti emas dan gula pasir di tengah masih terkendalinya ekspektasi inflasi. Di sisi lain, tekanan permintaan juga masih belum kuat, tercermin dari angka realisasi kredit konsumsi yang masih dalam tren melambat. Tekanan inflasi kelompok administered prices melambat, dipengaruhi perlambatan inflasi angkutan udara. Meskipun masih mencatatkan inflasi secara bulanan, realisasi inflasi kelompok administered prices relatif lebih rendah dibandingkan bulan sebelumya. Kondisi ini besar dipengaruhi oleh peningkatan harga komoditas angkutan udara yang tidak setinggi bulan sebelumnya. Di sisi lain, tarif listrik juga mencatatkan peningkatan harga meski dalam besaran yang terbatas. Ekspektasi inflasi cenderung meningkat khususnya di akhir tahun. Namun demikian, ekspektasi inflasi konsumen 3 bulan dan 6 bulan ke depan cenderung mengalami penurunan pasca perayaan Natal dan Tahun Baru 2017. Kondisi tersebut sejalan dengan pola historis inflasi Sulut yang memang cenderung
terkoreksi di awal tahun seiring normalisasi tingkat permintaan pasca mengalami lonjakan di akhir tahun. 2. Inflasi bulanan pada triwulan IV diproyeksikan meningkat sesuai dengan pola historisnya. Setelah mencatatkan inflasi yang sangat tinggi pada November, tekanan inflasi Desember juga diperkirakan cukup tinggi akibat tekanan permintaan jelang Natal dan Tahun Baru, di tengah kondisi cuaca yang kurang mendukung. Hal tersebut menyebabkan inflasi tahunan pada triwulan IV diperkirakan lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Dengan perkembangan terkini, inflasi tahun kalender Sulut pada November 2016 tercatat sebesar 1,9% (ytd). Kondisi tersebut dipandang masih cukup baik dalam mendukung pencapaian inflasi akhir tahun 2016, yang diproyeksikan berada pada level yang lebih rendah dibanding 2015. Kondisi tersebut dipengarhui oleh minimnya tekanan kelompok administered prices di sepanjang tahun 2016 seiring masih rendahnya harga minyak dunia. Selain itu, harga komoditas bumbu-bumbuan utamanya cabai rawit tecatat jauh lebih stabil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 3. Fokus pengendalian inflasi akhir tahun menjadi agenda utama TPID Provinsi maupun Kab/Kota pada November dan Desember 2016. Rapat TPID tingkat Provinsi telah dilaksanakan bersama dengan Ketua TPID Provinsi sebagai respons tingginya inflasi November. Pada rapat tersebut telah disepakati untuk meningkatkan kegiatan pengendalian inflasi akhir tahun berupa operasi pasar harian yang fokus pada komoditas bumbu-bumbuan, dan sidak pasar yang bekerjasama dengan aparat penegak hukum. Di sisi lain, Gerakan Rica Rumah yang telah diimplementasikan melalui pembagian bibit pada Agustus-September lalu, diharapkan dapat menambah pasokan cabai rawit secara mandiri di level rumah tangga, sehingga mengurangi potensi tekanan harga. Di tahun mendatang, sinergi pengendalian inflasi juga akan terus ditingkatkan dengan mengacu kepada Roadmap TPID yang telah disepakati bersama. 4. Mencermati perkembangan inflasi terkini dan beberapa indikator harga, inflasi pada bulan Desember 2016 diperkirakan masih cukup tinggi. Bulan Desember diperkirakan akan mengalami inflasi sebesar 1,1% (mtm), sehingga tingkat inflasi akhir tahun 2016 diperkirakan berada di kisaran 3,04% (yoy). Inflasi Desember diperkirakan tidak akan setinggi inflasi November, dipengaruhi oleh kemungkinan terjadinya normalisasi harga tomat sayur. Berdasarkan survei Bank Indonesia, harga tomat sayur di pasar-pasar utama Kota Manado pada awal Desember sudah mulai menunjukkan penurunan harga mendekati harga normal, seiring masuknya pasokan barang dari luar Sulut seperti Palu, Gorontalo dan Surabaya. Sementara itu, harga beberapa komoditas strategis lainnya seperti cabai rawit, bawang merah dan ikan diperkirakan meningkat namun masih dalam besaran yang terbatas dipengaruhi kondisi cuaca yang kurang mendukung dan tekanan permintaan akhir tahun. 5. Prospek inflasi IHK di tahun 2016 diperkirakan terkendali pada rentang 2,8% - 3,2% (yoy). Namun, potensi gangguan porduksi dan distribusi pangan akibat fenomena cuaca perlu terus diwaspadai. Risiko lonjakan harga di akhir tahun perlu terus dimitigasi dengan koordinasi dan sinergitas yang semakin baik antara Bank Indonesia, Pemerintah Daerah maupun stakeholders terkait lainnya di dalam wadah TPID, baik level Provinsi maupun Kab/Kota.
LAMPIRAN INDIKATOR INFLASI Tabel 1. Inflasi % yoy % mtm 2015 2016 Nov Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des 2016 Realisasi SPH 3 Proy. Proy Proy. 7.73 3.93 3.09 3.67 3.47 3.62 2.28 0.78 3.67 3.04 3.04-0.01-0.87 0.14 1.06 0.84-0.38-0.68 0.01 2.86 2.1 1.11 1.11 Tabel 2. Komoditas Utama Penyumbang Inflasi & Deflasi Inflasi Deflasi Komoditi Kontribusi (%mtm) Komoditi Kontribusi (%mtm) TOMAT SAYUR 2.52 DAGING AYAM RAS -0.03 CABAI RAWIT 0.15 JERUK NIPIS/LIMAU -0.02 BAWANG MERAH 0.10 PASIR -0.02 LEMON 0.04 EMAS PERHIASAN -0.01 ANGKUTAN UDARA 0.02 HANDUK -0.01 KEMBANG KOL 0.02 SEMANGKA -0.01 CABAI MERAH 0.02 DAUN BAWANG -0.01 BAJU KAOS TANPA KERAH/T-SHIRT 0.01 MINYAK GORENG -0.01 CAT TEMBOK 0.01 GULA PASIR 0.00 KAIN GORDEN 0.01 APEL 0.00 Grafik 1. Perkembangan Inflasi Bulanan Grafik 2. Ekspektasi Inflasi Konsumen Grafik 3. Perkembangan Harga Cabai Rawit Grafik 4. Perkembangan Harga Tomat Sayur 3 Hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada bulan Oktober 2016
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Periode Grafik 5. Perkembangan Harga Bawang Merah Grafik 6. Perkembangan Harga Beras Grafik 7. Perkembangan Harga Gula Pasir Grafik 8. Indeks Keyakinan Konsumen & Indeks Penjualan Riil Grafik 9. Kredit Konsumsi & Inflasi Inti Grafik 10. Arus Bongkar Muat Pelabuhan 80,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000-18,000 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 - Tahun 2016 Produksi (Ton) Produksi Beras (Ton) Luas Panen (Ha) Grafik 10. Data Produksi Beras Gambar 1. Peta Curah Hujan