BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung. oleh penyakit jantung koroner. (WHO, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengumpulan data kuesioner yang telah disebar tentang Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

I. PENDAHULUAN. berkembang. Berdasarkan data WHO (2010), setiap tahunya terdapat 10 juta

BAB I PENDAHULUAN. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hemoragik di Jawa Tengah adalah 0,03%. Sedangkan untuk stroke non

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB I PENDAHULUAN. stroke masih tinggi. Menurut estimasi World Health Organisation (WHO), pada

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma akibat Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) atau yang

KARYA TULIS ILMIAH PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA PASIEN PASCA STROKE FASE REHABILITASI : PENDEKATAN MASLOW. Di Poli Syaraf RSUD dr Sayidiman Magetan

STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke.

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN STROKE NON HEMORAGIK (SNH) DI RUANG SINDORO RSUD BOYOLALI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTIM PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. (Pratiwi, 2011). Menurut Leininger (1984) manusia

BAB I PENDAHULUAN. iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan atau dekubitus (Sumardino, Dekubitus merupakan masalah yang serius karena dapat

BAB I. Pendahuluan. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB I PENDAHULUAN. merokok, mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang memiliki. kurang beristirahat dan berolahraga. (Auryn, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Iskandar Junaidi, 2007). Stroke adalah penyakit pada otak yang paling destruktif dengan konsekuensi berat, termasuk beban psikologis, fisik, dan terganggunya pemenuhan kebutuhan sehari-hari (Hartoto, 2009). Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam teori Hirarki kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997). Kebutuhan dasar merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh pasien stroke dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk menunjang pemulihan pasca stroke dan mempertahankan kesehatan (Auryn, 2007). Berdasarkan data NCHS (National Center of Health Statistics), stroke menduduki urutan ketiga penyebab kematian di Amerika setelah penyakit jantung dan kanker (Heart Disease and Stroke Statistics 2010 Update: A Report from American Heart Association). Dari data National Heart, Lung, and Blood Institute tahun 2008, sekitar 795.000 orang di Amerika Serikat mengalami stroke setiap tahunnya. Dengan 610.000 orang mendapat serangan stroke untuk pertama 1

2 kalinya dan 185.000 orang dengan serangan stroke berulang (Heart Disease and Stroke Statistics_2010 Update: A Report From the American Heart Association). Setiap 3 menit didapati seseorang yang meninggal akibat stroke di Amerika Serikat. Stroke menduduki peringkat utama penyebab kecacatan di Inggris (WHO, 2010). Stroke menduduki urutan ketiga sebagai penyebab utama kematian setelah penyakit jantung koroner dan kanker di negara-negara berkembang. Negara berkembang juga menyumbang 85,5% dari total kematian akibat stroke di seluruh dunia. Dua pertiga penderita stroke terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Terdapat sekitar 13 juta korban stroke baru setiap tahun, di mana sekitar 4,4 juta diantaranya meninggal dalam 12 bulan (WHO, 2006). Berdasarkan data WHO Di Indonesia, prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. Daerah yang memiliki prevalensi stroke tertinggi adalah Nanggroe Aceh Darussalam (16,6 per 1.000 penduduk) dan yang terendah adalah Papua (3,8 per 1.000 penduduk). Menurut Riskesdas tahun 2007, stroke, bersamasama dengan hipertensi, penyakit jantung iskemik dan penyakit jantung lainnya, juga merupakan penyakit tidak menular utama penyebab kematian di Indonesia. Stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian utama semua usia di Indonesia (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009). Berdasarkan data yang diperoleh di Poli Syaraf RSUD dr Sayidiman Magetan pada bulan November 2013, terdapat 174 pasien Stroke. Dari 174 kasus tersebut, 76 pasien adalah wanita dan 98 pasien adalah pria. Sebagian besar pasien berusia 51-60 tahun yaitu sebanyak 56 pasien. Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di Indonesia dan merupakan masalah utama dibidang neurologi (www.mediastore.com, 2007). Stroke terdiri

3 dari dua jenis, yaitu stroke yang diakibatkan adanya sumbatan (embolus dan trobus) disebut Stroke Non Hemoragic dan Stroke yang diakibatkan karena pendarahan yaitu Stroke Hemoragic. Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena arterosklerotik atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah, melalui proses arterosklerosis. Pada stroke pendarahan (hemoragik), pembuluh darah pecah sehingga aliran darah menjadi tidak normal, dan darah masuk ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Sebagian besar kasus terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Stroke bisa menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke in evolution). Perkembangan penyakit biasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau terjadi beberapa perbaikan (Junaidi, 2007). Sedangkan gejala sisa dari penyakit stroke berupa kelumpuhan atau kelemahan anggota gerak, gangguan bicara seperti afasia, dan kerusakan fungsi kognitif (Farida, 2009). Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir daya ingat dan bentuk-bentuk kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Himawan, 2008). Bagi pasien stroke yang mengalami gangguan tersebut, maka kemungkinan ada satu atau beberapa kebutuhan dasar pasien yang akan terganggu. Kebutuhan dasar manusia merupakan fokus dalam asuhan keperawatan. Kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi kebutuhan fisik, psikologis dan sosial. Kebutuhan fisik harus dipenuhi lebih dahulu karena merupakan kebutuhan yang terbesar meliputi nutrisi, istirahat, oksigen, eliminasi,

4 kegiatan seksual, oleh karena itu perawat harus memiliki kemampuan dan pengetahuan cara pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan memantau dan mengikuti perkembangan kemampuan pasien dalam melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan dasar terutama pasien imobilisasi (Mona Ayu, 2013). Penanganan pasien stroke diperlukan kerjasama yang baik Antara tim kesehatan seperti perawat, ahli gizi, dokter dan ahli fisioterapi (fisik, okupsi, dan wicara), ahli laboratorium, petugas lapangan non medis. Non medis tidak lepas dari motivasi keluarga untuk membantu proses penyembuhan. Menurut Abraham maslow bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki kebutuhan yang paling dasar hingga kebutuhan yang paling kompleks atau paling tinggi tingkatannya. Sehingga mereka akan termotivasi oleh keinginan untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang ada dalam dirinya (Doengoes, 1999). Pemenuhan kebutuhan pada pasien stroke sesuai dengan teori Abraham maslow meliputi kebutuhan fisiologis, dimana pada pasien stroke mengalami disfagia sekunder dan kesulitan dalam mencerna kalori yang mencukupi akibat cedera serebrovaskuler yang berhubungan dengan nervus vagus, kehilangan nafsu makan, mual muntah selama fase akut (peningkatan TIK), kehilangan sensasi rasa kecap pada (lidah, pipi, dan tenggorok), dan kesulitan menelan. (Carpenito, 2007). Pada eliminasi terjadi perubahan pola berkemih seperti inkontinensia urine, anuria dan distensi kandung kemih. Sedangkan pada kebutuhan istirahat tidur akan mengalami gangguan, dimana pasien akan sering terbangun akibat arterosklerosis perifer, tidur pada siang hari yang berlebihan akibat pengaruh obat-obatan seperti kortikosteroid pada kasus Stroke karena Hipertensi (Carpenito, 2007). Pemenuhan

5 kebutuhan keamanan dan keselamatan pada klien dengan stroke biasanya akan mengalami masalah kelumpuhan dan kelemahan, hal ini disebabkan banyaknya komplikasi yang timbul akibat imobilisasi/tirah baring yang lama. Komplikasi yang terjadi antara lain disuse atrofi pada otot, misuse (nyeri sendi bahu), serta luka pada kulit yang tertekan (decubitus) (Sidabutar, 2008). Pada dasarnya pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dengan stroke mengacu pada tindakan yang telah dibuat atau ditetapkan tujuan perawatan pada fase awal ditujukan pada kelangsungan penanganan kerusakan otak yang lebih berat. Sedangkan pada fase rehabilitasi ada tiga tujuan yang harus dicapai yaitu pencegahan keterbatasan lebih lanjut, meningkatkan kemampuan yang ada dan mengembalikan fungsi tubuh sedapat mungkin (Carpenito, 2007). Dalam hal ini peranan anggota keluarga dalam membantu pamenuhan kebutuhan pasien stroke sangat penting. Namun hendaknya pihak keluarga menerima informasi dari pihak rumah sakit (tenaga perawat) maupun bantuan psikososial tentang perawatan keluarga yang terkena stroke (Feigi, 2006). Sehingga diperlukan penyuluhan kepada keluarga tentang perawatan untuk klien, serta dapat menunjang kesembuhan pasien stroke. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Pasien Pasca Stroke fase rehabilitasi di rumah : Pendekatan Maslow di Poli Syaraf RSUD dr Sayidiman Magetan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan permasalahan sebagai berikut Bagaimana Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada

6 Pasien Pasca Stroke Fase Rehabilitasi : Pendekatan Maslow di Poli Syaraf RSUD dr Sayidiman Magetan?. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Pasien Pasca Stroke Fase Rehabilitasi : Pendekatan Maslow di Poli Syaraf RSUD dr Sayidiman Magetan. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Mengidentifikasi Pemenuhan Kebutuhan nutrisi pada pasien Pasca Stroke fase rehabilitasi 1.3.2.3 Mengidentifikasi Pemenuhan Kebutuhan eliminasi urine pada pasien Pasca Stroke fase rehabilitasi 1.3.2.4 Mengidentifikasi Pemenuhan Kebutuhan istirahat tidur pada Pasien Pasca Stroke fase rehabilitasi 1.3.2.5 Mengidentifikasi Pemenuhan Kebutuhan mobilisasi pada pasien Pasca Stroke fase rehabilitasi 1.3.2.5 Mengidentifikasi Pemenuhan Kebutuhan Integritas kulit pada pasien Pasca Stroke fase rehabilitasi

7 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Bagi IPTEK Dapat dijadikan dasar penelitian yang berkaitan dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Pasien Pasca Stroke Fase Rehabilitasi di rumah dengan Pendekatan Maslow. 2. Institusi (Fakultas Ilmu Kesehatan) Bagi dunia keperawatan khususnya Prodi DIII Keperawatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo untuk pengembangan ilmu dan teori keperawatan khususnya pada mata kuliah Neurologi. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Peneliti Menambah pemahaman dan pengalaman melalui penelitian tentang Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Pasien Pasca Stroke Fase Rehabilitasi di rumah dengan menggunakan Pendekatan Maslow. 2. Bagi Perawat Dapat digunakan sebagai masukan terhadap Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Pasien Pasca Stroke Fase Rehabilitasi, sehingga dapat memberikan Asuhan Keperawatan yang tepat. 3. Bagi Rumah Sakit Dapat memberikan masukan terhadap Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Pasien Pasca Stroke Fase Rehabilitasi, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

8 1.5 Keaslian Penulisan Beberapa penelitian serupa yang pernah dilakukan, antara lain adalah : 1. Dewi Nurkhasanah (2011). Gambaran Peran Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Pasien Pasca Stroke Di Poliklinik Penyakit Syaraf RSUD dr. Sayidiman Magetan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pengambilan sampel secara total sampling sebanyak 30 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, data yang terkumpul dilakukan pengolahan yaitu penyuntingan data dan tabulasi dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi maupun distribusi silangyang dikonfirmasikan dalam bentuk prosentasedan narasi. Hasil penelitian menunjukkan keluarga memiliki peran baik yaitu 23,3%, keluarga memiliki peran cukup yaitu 63,4%, dan keluarga memiliki peran kurang yaitu 13,3%. Persamaan dengan penelitian oleh Dewi Nurkhasanah adalah menggunakan jenis penelitian deskriptif. Perbedaannya terletak pada variabel yang diteliti. Peneliti melakukan penelitian terhadap pemenuhan kebutuhan dasar pasien stroke, sedangkan Dewi Nurkhasanah meneliti tentang gambaran peran keluarga. 2. Rizkytia Rohardirja, dkk (2012). Konsep Diri Pada Pasien Stroke Ringan Di Poliklinik Saraf RSUD Sumedang. Hasil penelitian menunjukkan hampir sebagian responden memiliki kondep diri positif yaitu 53,33%. Pada subvariabel komponen gambaran diri positif yaitu 80%, ideal diri positif yaitu 70%, harga diri positif yaitu 56,67%, peran diri positif yaitu 73,33%, dan identitas diri positif yaitu 100%.

9 Persamaan dengan penelitian oleh Rizkytia Rohardirja adalah menggunakan jenis penelitian deskriptif. Perbedaannya terletak pada variabel yang diteliti. Peneliti meneliti tentang pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien stroke, sedangkan Rizkytia Rohardirja melakukan penelitian terhadap konsep diri pada pasien stroke. 3. Kurniawati Erni (2011). Tingkat Depresi pada Penderita Stroke Di Ruang Flamboyan RSU Darmayu Ponorogo. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat depresi pada penderita stroke. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah 30 responden. Hasil penelitian didapatkan seluruhnya (100%) responden mengalami depresi berat. Persamaan dengan penelitian oleh Kurniawati Erni adalah menggunakan jenis penelitian deskriptif. Perbedaannya terletak pada variabel yang diteliti. Peneliti melakukan penelitian terhadap pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien stroke, sedangkan Kurniawati Erni melakukan penelitian tingkat depresi pada penderita stroke.