RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2015

RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN)

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Oleh: DIREKTORAT KELAUTAN DAN PERIKANAN. Jakarta, 3 September 2014

Dr. Ir. Edi Effendi Tedjakusuma, MA Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan

PENGELOLAAN SDALH DALAM RANGKA MENDUKUNG KETAHANAN NASIONAL

Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas

PELAKSANAAN RPJMN BIDANG SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DAN DUKUNGAN RISET

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

Rencana Strategis Bidang Pemerintahan Desa

BAPPEDA Planning for a better Babel

KEBIJAKAN NASIONAL PEMBANGUNAN BIDANG SDA DAN LINGKUNGAN HIDUP 2015

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

PERAN GEOLOGI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Knowledge Management Forum April

Mengurangi Kemiskinan Melalui Keterbukaan dan Kerjasama Penyediaan Data

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN (RKPK) ACEH SELATAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA Periode Tahun

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG INVESTASI

Jakarta, 10 Maret 2011

BAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RPJMN dan RENSTRA BPOM

Keynote Speech STRATEGI INDONESIA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, INKLUSIF, DAN BERKEADILAN

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

disampaikan oleh : Kepala BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah

BAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

EVALUASI UU 25 TAHUN 2004

KONSEPTUAL RPJMN BIDANG KESEHATAN TAHUN KEPALA BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN Drg. Tini Suryanti Suhandi, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Pembangunan Daerah Berbasis Data

POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017

Disampaikan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi i Musrenbangprov Sumatera Utara

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROV JATENG

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA. Saktyanu K. Dermoredjo

DAFTAR ISI BAGIAN PERTAMA PRIORITAS NASIONAL DAN BAB 1 PENDAHULUAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bahan Diskusi : Sistem Pelaksanaan Pembangunan Nasional

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. lumpuhnya sektor-sektor perekonomian dunia, sehingga dunia dihadapkan bukan

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BUKU SAKU KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PENGUATAN KEBIJAKAN SOSIAL DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2011

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Jakarta, 12 Februari 2013 OUTLINE PAPARAN

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

PERENCANAAN KINERJA DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Keselarasan antara RPJMD dengan RPJMN DISAMPAIKAN PADA MUSRENBANG RPJMD KABUPATEN KAMPAR PERIODE

PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA YANG BERBASIS SUMBER DAYA DAN KONTRIBUSINYA UNTUK PEMBANGUNAN NASIONAL

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017

Pendahuluan. Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PADA PEMBUKAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) PROVINSI JAMBI TAHUN Jambi, 6 April 2011

Transkripsi:

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2015-2019 Oleh: Menteri PPN/ Kepala Bappenas Disampaikan dalam acara: Musrenbang RPJMD Provinsi Jawa Timur Surabaya, 6 Maret 2014

KERANGKA PAPARAN RPJMN dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional RPJMN 2015-2019 dalam Kerangka RPJPN 2005-2025 Penyusunan RPJMN dalam kerangka kesinambungan perencanaan pembangunan Kerangka Pembangunan Berkelanjutan Review Beberapa Indikator Pembangunan Tantangan Pembangunan Nasional Arah Kebijakan Pembangunan Sasaran Pembangunan Slide - 2

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RPJMN DALAM SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Slide - 3

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RPJP Nasional Pedoman Renstra KL Bahan Pedoman Diacu Renja - KL Pedoman Bahan (diserasikan dlm RAKORPUS & Trilateral Meeting) Pedoman RPJM Dijabarkan Pedoman RKP Nasional RKA-KL RAPBN Rincian APBN APBN Pemerintah Pusat Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui MUSRENBANG RPJP Daerah Pedoman Pedoman RPJM Daerah Renstra SKPD Dijabarkan Bahan Pedoman Diacu RKP Daerah Renja - SKPD Bahan Pedoman Pedoman RAPBD RKA - SKPD APBD Rincian APBD Pemerintah Daerah UU SPPN (No.25/2004) UU KeuNeg (No.17/2003) Slide - 4

RPJMN 2015-2019 DALAM KERANGKA RPJPN 2005-2025 Visi Pembangunan 2005-2025 INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR (UU 17 TAHUN 2007) Slide - 5

KERANGKA PENYUSUNAN RPJMN Arahan RPJPN 2005-2025 Visi Misi Presiden terpilih Evaluasi RPJMN 2010-2014 Isu Strategis Jangka Menengah 2015-2019 (background studies) Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Rancangan RPJMN 2015-2019 Rancangan Akhir RPJMN 2015-2019 Aspirasi Masyarakat Musrenbang RPJMN dan Sidang Kabinet Slide - 6

RPJMN : Menjabarkan Visi Misi Presiden Terpilih Ke Dalam Berbagai Program dan Kegiatan Pembangunan Arahan RPJPN 2005-2025 Visi Misi Presiden terpilih RPJMN 2015-2019 : 1. Prioritas Nasional 2. Arah Kebijakan dan Sasaran Pembangunan Nasional 3. Dukungan Mekanisme Implementasi : - Kerangka Regulasi - Kerangka Kelembagaan - Kerangka Pendanaan 4. Pembangunan Bidang-bidang 5. Pembangunan Wilayah Slide - 7

AGENDA PENYUSUNAN RPJMN 2015-2019 Penyusunan Background Studies : identifikasi isu-isu strategis jangka menengah 2015-2019 Penyusunan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019 Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 Rancangan Akhir RPJMN 2015-2019 Januari 2013 Desember 2013 Januari 2014 Agustus 2014 mulai November 2014 Januari 2015 Slide - 8

Background Studies IPTEK SDM SDA KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN RPJMN 2015-2019 PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN EVALUASI RPJMN 2 9 Bidang: 1. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama 2. Ekonomi 3. Iptek 4. Sarana dan Prasarana 5. Politik 6. Hankam 7. Hukum dan Aparatur 8. Wilayah dan Tata Ruang 9. SDA dan LH Pengarusutamaan PEMBANGUNAN BERDAYA SAING, INKLUSIF, BERKELANJUTAN & BERKEADILAN MASUKAN STAKEHOLDERS Tantangan & Kendala *Sumber UU 17/2007 tentang RPJPN Tahun 2005-2025 Slide - 9

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KERANGKA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

KERANGKA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN : Bukan Lagi Pilihan, Namun Menjadi Keharusan Aspek Sosial 1. Pemerataan 2. Kesehatan 3. Pendidikan 4. Keamanan 5. Perumahan 6. Kependudukan Aspek Ekonomi 1. Struktur Ekonomi 2. Pola Konsumsi dan Produksi 3. Ketahanan Pangan 4. Ketahanan Energi 5. Infrastruktur/ Konektivitas Aspek Lingkungan 1. Atmosfir 2. Tanah 3. Pesisir dan Laut 4. Air Bersih 5. Keaneka-ragaman Hayati Aspek Kelembagaan 1. Kerangka Kelembagaan 2. Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur MDG dan Post-2015 Development Agenda Ekonomi Hijau Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati Tata Kelola dan Pemberantasan Korupsi Kelemahan 2: valuasi aspek lingkungan dan internalisasi ke dalam pilar ekonomi dan sosial Kelemahan 1: aspek lingkungan belum berkembang seperti pilar sosial dan ekonomi ukuran dan indikator Framework for Construction of Sustainable Development Indicators, September, 2001 Slide - 11

KERANGKA TEKNOKRATIK RPJMN 2015 2019 MENGUATKAN LANDASAN UNTUK KELUAR DARI MIDDLE INCOME TRAP (MIT) Amanat RPJP (Dalam RPJMN 3): SDA, SDM, Iptek. RT-RPJMN: 2015-2019 Jangka Panjang: KELUAR DARI MIT Tercapai tahun 2030 apabila Ekonomi tumbuh 6-8%/tahun RT-RPJMN sangat penting untuk menguatkan fondasi keluar dari MIT. Tidak boleh meleset masa 5 tahun kedepan. Bonus Demografi, AEC, Post 2015, Climate Change Polhukam Ekonomi Kesra Lingkungan -RB -Tertib hukum -Anti korupsi -Demokrasi -Stabilitas DN -Tranfromasi Struktur -Resiliensi -Infrastruktur -Inovasi -Mutu SDM -Kemiskinan -Pemerataan -Employment -BPJS -Pengelolaan SDA dan biodiversity -Kelautan -Mitigasi adaptasi PI Daerah -Pemerataan -SPM terpenuhi -Urbanisasi - Pelaksanaan Desentralisasi Membutuhkan Comprehensif Reform Not BAU (out the box) Prinsip berkelanjutan Terpadu tidak sendirisendiri Delivery Mechanism Kerangka Pendanaan : APBN dan Non-APBN Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan 12

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REVIEW BEBERAPA INDIKATOR PEMBANGUNAN Slide - 13

PROYEKSI PENDUDUK 2010-2035 Pertumbuhan penduduk masih cukup tinggi namun rasio ketergantungan semakin mengecil (Bonus Demografi) Parameter 2010 2015 2020 2025 2030 2035 TFR 2,49 2,37 2,26 2,14 2,03 1,93 IMR 29,3 26,0 23,8 22,4 21,5 21,0 Usia harapan hidup (tahun)* 70,1 70,9 71,5 72,0 72,2 Pertumbuhan Penduduk (%)* 1,5 1,4 1,2 1,0 0,8 0,6 Jumlah Penduduk (juta) 238,5 255,5 271,1 284,8 296,4 305,6 Usia 0 14 (%) 28,6 27,3 26,1 24,6 22,9 21,5 Usia 15 64 (%) 66,5 67,3 67,7 67,9 68,1 67,9 Usia 65+ (%) 5,0 5,4 6,2 7,5 9,0 10,6 Usia 60+ (%) 7,56 8,49 9,99 11,83 13,82 15,77 Rasio Ketergantungan (%) 50,5 48,6 47,7 47,2 46,9 47,3 Asumsi: Pada tahun 2025: TFR = 2,1 dan NNR = 1 Keterangan: UHH dan LPP merupakan angka rata-rata adalam 5 tahunn terakhir tahun rujukan Slide - 14

BONUS DEMOGRAFI (BD) DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Windows of Opportunity BD dimulai sejak 2012, titik terendah rasio ketergantungan terjadi 2028-2031. Potensi BD: meningkatnya angkatan kerja usia produktif, disertai tabungan masyarakat sumber pertumbuhan ekonomi. BD tidak otomatis, harus ada kebijakan tepat, terutama: Peningkatan kesehatan Pendidikan dan pengembangan keterampilan Pengendalian laju pertumbuhan (KB) Kebijakan ekonomi yang mendukung fleksibilitas tenaga kerja dan pasar, keterbukaan perdagangan dan saving Slide - 15

students INDIKATOR BIDANG PENDIDIKAN Angka Partisipasi sekolah membaik, namun perlu peningkatan akses pendidikan menengah dan tinggi serta kualitas pendidikan dan peningkatan akses bagi masyarakat miskin Perkembangan APM dan APK menurut Jenjang Pendidikan, 2003-2012 Perkembangan nilai PISA siswa Indonesia, 2003-2012 120.0 112.5 KIB I 117.0 K IB II 116.2 100.0 80.0 94.1 81.2 98.1 103.9 95.8 95.2 78.8 74.2 78.7 60.0 65.2 69.6 40.0 48.3 20.0 14.6 18.4 27.9-2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Angka melanjutkan penduduk usia 16-18 tahun pada pendidikan menengah masih rendah terutama pada quintil 1 1 APK SD/sederajat APM SD/sederajat APK SMP/sederajat APM SMP/sederajat APK SMA/sederajat APK PT 16-18 Tahun 45 40 35 30 Sumber: PDSP (2009/2010) Perbandingan jumlah siswa dan guru serta perbandingan siswa dan kelas Student Teacher Ratio.8.6 25 20 15 10 Student Classroom Ratio.4 5.2 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Lama sekolah (tahun) Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-5 0 SMA SMK SMA SMK Public Private Program sertifikasi kompetensi guru berhasil meningkatkan kesejahteraan guru tetapi belum mampu meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran siswa. Hasil PISA menunjukkan nilai sains dan membaca memburuk, sementara matematika mengalami perbaikan tapi tidak signifikan. Slide - 16

Sulawesi Barat Maluku Utara Maluku Sulawesi Tenggara Kalimantan Tengah Papua Sulawesi Tengah Bengkulu Kalimantan Selatan Papua Barat Gorontalo Kalimantan Barat Nusa Tenggara Timur Jambi Sulawesi Selatan Sumatera Utara Riau Aceh Sumatera Selatan Sulawesi Utara Banten Lampung INDONESIA Kalimantan Timur Jawa Barat Kep. Bangka Belitung Nusa Tenggara Barat Sumatera Barat Jawa Tengah Kepulauan Riau Jawa Timur DI Yogyakarta DKI Jakarta Bali INDIKATOR KESEHATAN INDIKATOR STATUS AWAL TARGET 2014 1. Angka kematian Ibu (AKI) 228 118 2. Angka kematian bayi (AKB) 34 24 3. Prevalensi kekurangan gizi 18,4 15 Prevalensi kekurangan gizi pada balita masih tinggi, disparitas kekurangan gizi antar provinsi masih lebar 120 100 80 60 40 20 0 Persalian di fasilitas kesehatan masih belum optimal; Disparitas Persalinan di Fasilitas Kesehatan cukup lebar 63 TANTANGAN Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak (service delivery) Meningkatkan kualitas gizi ibu dan anak 17 Slide - 17

INDIKATOR EKONOMI Tingkat pengangguran menurun, namun perlu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas untuk penyediaan lapangan kerja yang lebih besar a. Ada penurunan penciptaan lapangan kerja dalam 3 tahun terakhir (2011-2013) dibandingkan periode 2007-2010. b. Untuk tahun 2013, meskipun ekonomi tumbuh sekitar 5,9 persen, terdapat penurunan jumlah pekerja secara nasional, meskipun relatif kecil (10.000 pekerja), yang berimplikasi kepada tingkat pengangguran meningkat. c. Peningkatan pengangguran terjadi pada kelompok SMA (SMU dan SMK). 18 Slide - 18

BEBERAPA INDIKATOR DAYA SAING INDONESIA Daya saing Indonesia membaik, namun masih perlu terus ditingkatkan dengan cepat EoDB 2014 CPI 2013 CoC 2012 GOV. EFF. 2012 GCR (TOTAL) 2013-2014 GCR (INST.) 2013-2014 CTRY RANK CTRY SCORE CTRY SCORE CTRY SCORE CTRY RANK CTRY RANK SGP 1 SGP 87 SGP 2,15 SGP 2,15 SGP 2 SGP 3 MYS 6 BRN 55 BRN 0,64 MYS 1,01 MYS 24 BRN 25 THA 18 MYS 49 MYS 0,30 BRN 0,83 BRN 26 MYS 29 BRN 59 BRA 43 BRA -0,07 THA 0,21 CHN 29 CHN 47 RUS 92 CHN 39 THA -0,34 PHL 0,08 THA 37 LAO 63 CHN 96 VNM 99 PHL 108 BRA 116 IDN 120 THA 37 IND 36 PHL 34 IDN 32 VNM 31 CHN -0,48 IND -0,57 VNM -0,56 IDN -0,66 PHL -0,58 CHN 0,01 BRA -0,12 IND -0,18 IDN -0,29 VNM -0,29 IDN 38 BRA 56 PHL 59 IND 60 RUS 64 IDN 67 IND 72 THA 78 PHL 79 BRA 80 IND 134 RUS 28 RUS -1,01 RUS -0,43 VNM 70 KHM 91 KHM 137 KHM 22 LAO -1,04 KHM -0,83 LAO 81 VNM 98 LAO 159 MMR 15 KHM -1,04 LAO -0,88 KHM 86 RUS 121 MMR 182 LAO 13 MMR -1,12 MMR -1,53 MMR 139 MMR 141 EoDB : Ease of Doing Business (IFC, WB) (2014) CPI : Corruption Perception Index (TI) CoC : Control of Corruption (WB) Gov. Eff. : Government Effectiveness Index (WB) GCR : Global Competitiveness Report (WEF) GCR (Inst.): Global Competitiveness Report (Variabel Institution) - WEF SGP: Singapore MYS: Malaysia THA: Thailand BRN: Brunei CHN: China VNM: Vietnam RUS: Russia IDN: Indonesia BRA: Brazil IND: India KHM: Cambodia PHL: Philipina LAO: Laos MMR: Myanmar Slide - 19

KONDISI KEMISKINAN INDONESIA SAAT INI Tingkat Kemiskinan Terus Menurun, namun melambat Sumber: diolah dari data Susenas beberapa tahun, BPS Sejak tahun 2010, penurunan kemiskinan melambat, secara absolut menurun sekitar 1 juta penduduk miskin per tahun. Tingkat kemiskinan (September 2013) 11,47% naik dari 11,37% (Maret 2013). Hal ini akibat inflasi lebih tinggi dari target APBN-P. Dampak terutama karena kenaikan harga bahan pokok makanan, terutama akibat kenaikan BBM pada bulan Juni 2013. Slide - 20

KESENJANGAN TINGKAT KEMISKINAN DAN JUMLAH KEMISKINAN TAHUN 2013 Tingkat kemiskinan masih tinggi di sebagian besar Indonesia bagian Timur, namun jumlah penduduk miskin masih didominasi di Pulau Jawa 35 6000 30 Jumlah penduduk miskin tertinggi 26,67 31,13 5000 25 4000 20 15 10 5 3,55 3,95 4,77 5,21 5,74 5,93 6,06 6,46 9,52 9,5410,06 7,5 7,72 7,88 8,07 8,14 8,24 14,2414,5614,6714,86 15,43 12,312,5512,83 17,5117,6 17,9718,3419,4920,03 3000 2000 1000 0 0 Persentase Penduduk Miskin (%) Jumlah Penduduk Miskin (Ribu) Slide - 21

GINI RATIO PER PROVINSI TAHUN 2012 Gini Ratio di beberapa Provinsi sudah relatif rendah, namun secara nasional dan di Indonesia bagian Timur masih tinggi 0,50 0,45 Indonesia = 0.41 0,40 0,35 0,30 0,25 0,20 0,15 0,10 0,05 0,00 Slide - 22

INDIKATOR UMKM UMKM berperan besar dalam pembentukan PDB, penciptaan lapangan kerja, dan investasi Sumber: Kementerian KUKM (2013, diolah) Slide - 23

( % ) ( US$ ) RASIO PENELITI DAN ANGGARAN PENELITIAN 10 50000 35.000 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000-9.226 9.704 6.915 21.424 21.367 116 365 78 316 90 30.788 6.173 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 6,5 5,1 4,9 2,43 0,08 0,63 5,9 3,9 0,21 0,19 0,11 0,1 9,3 1,71 6,3 0,76 45000 40000 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 Vietnam (2002) Malaysia (2006) Filipina (2007) Thailand (2007) Indonesia (2009) Singapura (2009) Pendapatan per kapita (US$) Jumlah Peneliti Rasio Peneliti per 1 Juta Penduduk Pertumbuhan PDB (%) Pengeluaran Litbang (% PDB) Sumber: data diolah dari World Bank (2013) Jumlah peneliti Indonesia cukup banyak dibanding dengan negara ASEAN lain, tetapi rasio peneliti terhadap jumlah penduduk termasuk rendah. Pengeluaran Litbang masih sangat kecil (0,08%) sehingga perlu ditingkatkan secara signifikan Slide - 24

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA Sumber : idi 2009-2010-2011-2012 Slide - 25

KORUPSI merupakan persoalan mendesak yang harus diatasi INDIKATOR KORUPSI Penegakan anti korupsi membaik, namun perlu percepatan KORUPSI merupakan faktor utama penghambat daya saing Perkembangan Skor IPK Indonesia Tahun 2004-2013 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 2500 100 90 KIB I KIB II 2000 80 70 1500 60 Series1 50 1000 Series2 40 2 2.2 2.4 2.6 2.8 2.8 3 2.3 30 500 20 10 0 0 2004 20051 2006 2 3 2007 4 2008 5 62009 7 20108 2011 32 32 2012 2013 Keterangan: Skala 0-10, 0 (terkorup) - 10 (terbersih) Sumber: Transparency International, 2013 Keterangan: Tahun 2012 terjadi perubahan skala Skala 0-100, 0 (terkorup) - 100 (terbersih)

8 7 6 5 4 3 2 1 0 6,84 7,07 6,64 6,86 7,37 6,16 6,82 6,69 6,46 6,32 5,83 6,00 5,26 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 *skor: 1-10 INDIKATOR PELAYANAN PUBLIK Kualitas pelayanan publik pusat dan daerah perlu ditingkatkan Skor Integritas Pelayanan Publik pusat daerah Opini WTP BPK atas Laporan Keuangan C 80% 76% 74% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 63% 57% 41% 30% 19% 18% 8% 0% 3% 0% 3% 5,73% 0,70% 0,69% 2,87% 2,97% 61% 24,94% 11,61% K/L Provinsi Kab/Kota 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Slide - 27

Wilayah Sumatera KESENJANGAN ANTARWILAYAH Nasional 2012 Pertumbuhan Ekonomi = 6,23 %, Tingkat Kemiskinan 2012 (Februari) = 11, 96% Tingkat Pengangguran Terbuka 2012 (Agustus) = 6,80 % PDB/kapita: Rp 33,75 juta ; PDRB/kapita (33 prov): Rp 27,56 juta Share PDRB thdp 33 Prov 23,77% Pertumb. Ekonomi 8.21% PDRB/kapita (Juta Rp) 30,53 Tingkat Kemiskinan 12,07 % Jmlh penduduk miskin (ribu jiwa) 6.177,20 Tingkat Pengangguran 5,66% Wilayah Kalimantan Share PDRB thdp 33 Prov 9,30 % Pertumb. Ekonomi 4,83 % PDRB/kapita (Juta Rp) 43,70 Tingkat Kemiskinan 6,69 % Jmlh penduduk miskin (ribu jiwa) 932,90 Tingkat Pengangguran 5,30% Wilayah Sulawesi Share PDRB thdp 33 Prov 4,74 % Pertumb. Ekonomi 8,67% PDRB/kapita (Juta Rp) 17,86 Tingkat Kemiskinan 13,99 % Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 2.045,60 Tingkat Pengangguran 5,23 % Wilayah Papua Share PDRB thdp 33 Prov 1,79 % Pertumb. Ekonomi 6,38 % PDRB/kapita (Juta Rp) 30,43 Tingkat Kemiskinan 30,50% Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 1.199,6 0 Tingkat Pengangguran 3,97% Sumber : BPS 2012 (diolah) Wilayah Jawa-Bali Share PDRB thdp 33 Prov 58,87% Pertumb. Ekonomi 6.58% PDRB/kapita (Juta Rp) 27,61 Tingkat Kemiskinan 11,36 % 28 Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 15.983,60 Tingkat Pengangguran 6,65 % Wilayah Nusa Tenggara Share PDRB thdp 33 Prov 1,26 % Pertumb. Ekonomi 1,54 % PDRB/kapita (Juta Rp) 8,97 Tingkat Kemiskinan 19,79% Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 828,30 Tingkat Pengangguran 4,06 % Wilayah Maluku Share PDRB thdp 33 Prov 0,27 % Pertumb. Ekonomi 7,33 % PDRB/kapita (Juta Rp) 6,80 Tingkat Kemiskinan 16,42% Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 427,20 Tingkat Pengangguran 6,37 %

INDIKATOR TATA RUANG Perlu percepatan penetapan RTRW Provinsi dan Kab/Kota PETA STATUS RTRW PROVINSI KABUPATEN Total: 398 Kabupaten RTRW Kab yang Sudah ditetapkan: 264 RTRW Kab (66%) KOTA Total: 93 Kota RTRW Kota yang sudah ditetapkan: 70 RTRW Kota (75%) Slide - 29

POSISI KOMPETITIF INFRASTRUKTUR INDONESIA TAHUN 2013 Daya saing infrastruktur membaik, namun harus dipercepat untuk menghadapi persaingan dengan negara tetangga Deskripsi Indonesia Malaysia Thailand Vietnam Philippines Infrastruktur 82 25 61 110 98 Jalan 78 23 42 102 87 Kereta Api 44 18 72 58 89 Pelabuhan 89 24 56 98 116 Angkutan Udara 68 20 34 92 113 Listrik 89 37 58 95 93 Telepon Selular 62 27 49 21 81 Telepon Tetap 82 79 96 88 109 Sumber : The Global Competitiveness Index 2013-2014 World Economic Forum Slide - 30

KONDISI INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI INDONESIA DIBANDINGKAN DENGAN BEBERAPA NEGARA PASSENGERS (Million Passengers Per Annum) Pangsa Moda Transportasi Antar Kota Pangsa Moda Transportasi Perkotaan China (2010) Japan (2007) Korea (2010) Malaysia (2010)* 31,4 28,7 22,8 7,2 41,2 46,9 53,8 65,1 Tokyo (2009) Seoul (2009) Osaka (2000) Hong Kong (2011) Singapore (2011) 35 32 25 19 48 11 29 26 39 12 3 29 2 63 37 34 27 23 5 Indonesia (2010) Thailand (2010) Vietnam (2010) Philippines (2006) 6,4 4 0,5 0,2 59 86,7 91,7 98,1 Guangzhou (2010) Taipei (2010) Sydney (2010) DKI Jakarta (2010) Beijing (2011) 5 2,3 2 14 14 20 40 46 69 62,2 22 46 20 6 12,9 56 19 20 22,6 0% 20% 40% 60% 80% 100% Rail Road Inland Waterways Air Bus 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Rail Private Transport Non-Rail Public Transport Others Waktu Dwelling/Dwelling Time (hari) Top 10 Airports of Passengers in the World Tanjung Priok Thailand Malaysia (Port Klang) UK, Los Angeles (USA) Australia, NZ France Hong Kong Singapore 8 5 4 4 3 3 2 1,1 0 5 10 95 85 75 65 55 45 Jakarta 35 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 Year 1st:ATLANTAGA 2nd:BEIJING 3rd:LONDON 4th:CHICAGOIL 5th:TOKYO,JP 6th:LOSANGELESCA 7th:PARIS 8th:DALLAS/FORTWORTHTX 9th:JAKARTA 10th:DUBAI Slide - 31

INDIKATOR PRASARANA DASAR Kinerja penyediaan prasarana dasar membaik, namun perlu dipercepat untuk mencapai target 70 60 50 40 42 Akses terhadap Air Minum Layak Tahun 2004-2013 (%) 43 44 46 47 48 53 55 58 62 68 Perkembangan Rasio Elektrifikasi 2004-2013 30 20 10 0 Capaian Pembangunan Rusunawa Tahun 2005-2013 (TB) 300 250 200 150 100 50 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Target RPJMN 20 60 125 180 240 100 100 180 0 Realisasi Pembangunan Rusunawa 12 5 22 44 55 49 0 217 170 70 60 50 40 30 20 10 0 38 41 Akses terhadap Sanitasi Layak Tahun 2004-2013 (%) 44 47 51 52 56 56 57 59 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 62 Slide - 32

INDIKATOR KETAHANAN PANGAN (SELF SUFFICIENY ) Ketahanan pangan perlu terus ditingkatkan khususnya untuk komoditas utama Negara Rice Sugar 2004 2030 Beef and Sheep Chicken Rice Sugar Beef and Sheep Indonesia 0,99 0,76 0,93 1,02 0,96 0,68 0,76 0,96 Malaysia 0,68 0,69 0,19 1,08 0,68 0,48 0,19 0,91 Phillipine 0,93 1,06 0,83 0,98 0,82 0,95 0,69 0,91 Thailand 1,34 1,55 0,94 1,07 1,21 1,72 0,96 0,97 Vietnam 1,20 0,97 0,98 0,99 1,20 0,96 0,89 0,80 China 1,00 0,95 0,89 1,01 0,98 0,84 0,63 0,79 Japan 0,96 0,84 0,83 0,66 0,97 0,85 0,86 0,65 India 1,04 0,98 1,03 1,00 1,09 0,95 0,99 0,97 Australia 1,14 1,31 1,66 1,12 1,32 1,31 1,62 1,57 Chicken Slide - 33

Juta Ton INDIKATOR PERTANIAN 80.0 70.0 60.0 Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Pokok Tahun 2004-2013 KIB I KIB II Perkembangan produksi komoditas utama meningkat, namun belum mampu memenuhi kebutuhan 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Produksi Padi Produksi Beras Produksi Jagung Produksi Kedelai Produksi Gula Produksi Daging Sapi dan Kerbau Perkembangan Impor Komoditi Pangan Utama Tahun 2004 2013 No Indikator Kinerja Satuan 2004 KIB I 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013*) KIB II 1 Beras Ribu Ton 236,9 189,6 438,1 1.406,5 289,5 250,3 687,5 2.750,4 1.780,5 302,3 2 Cabe Ribu Ton 7,5 6,9 9,9 11,0 14,4 16,3 18,1 24,4 17,8 12,0 3 Daging Sapi Ribu Ton 11,8 19,9 24,1 39,4 45,6 67,9 90,5 65,0 33,5 23,2 4 Gula Juta Ton 1,2 2,1 1,6 3,1 1,2 1,7 2,0 2,7 3,1 2,5 5 Jagung Ribu Ton 1.089,6 186,1 1.776,0 702,5 276,3 339,5 1.528,3 3.208,7 1.694,1 1.805,3 6 Kedelai Juta Ton 1,1 1,1 1,1 1,4 1,2 1,3 1,7 2,1 1,9 1,2 7 Bawang Merah Ribu Ton 48,9 53,1 78,5 107,6 127,8 63,8 70,6 156,4 95,2 68,6 Slide - 34

INDIKATOR ENERGI Substitusi dari BBM ke BBG dan sumber energi lain (terutama terbarukan) harus dipercepat untuk mengurangi ketergantungan pada BBM Produksi BBM dan LPG, Tahun 2004-2012 No 1 2 Indikator Kinerja Produksi Minyak Bumi Produksi Gas Bumi Satuan 2004 Juta Barel Juta MMSCF KIB I KIB II 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 *) 400,5 387,7 367,1 348,3 357,5 346,3 344,8 329,2 314,7 306,6 3,0 3,0 3,0 2,8 2,9 3,1 3,4 3,3 3,2 2,5 Cadangan Dan Produksi Beberapa Jenis Energi Tahun 2004-2013 3 Produksi Batubara Juta Ton 131 154 194 217 240 254 275 353 386 391 4 BBN 5 BBM Ribu Kiloliter Juta Barel na na na na 53 189,6 242,7 1.812,2 2.221,4 1.679,2 **) 283,2 268,5 257,8 244,4 251,5 255,3 235,8 237,1 231,9 na 6 LPG Juta Ton 2,0 1,8 1,4 1,4 1,7 2,2 2,5 2,3 2,5 na Slide - 35

INDIKATOR LINGKUNGAN HIDUP Upaya memperbaiki kualitas lingkungan membaik dan perlu terus ditingkatkan Hasil Reboisasi dan Penghijauan Tahun 2004-2012 Rerata Laju Deforestasi Indonesia 1,000,000 900,000 KIB I KIB II 904,230 4 3.5 3.51 KIB I KIB II 800,000 730,102 3 2.83 700,000 600,000 500,000 400,000 300,000 200,000 100,000-575,436 549,358 296,498 278,938 301,120 248,238 572,807 324,385 305,686 267,121 237,722 212,411 100,627 115,325 86,663 97,086 70,410 30,214 170,981 145,102 151,498 25,879 567,109 415,677 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Reboisasi Penghijauan Total 174,128 2.5 2 1.5 1 0.5 0 1.87 1.37 1.08 1.17 0.78 0.83 0.68 0.76 0.61 0.5 0.41 0.45 0.3 0.32 0.22 0.13 1990-1996 1996-2000 2000-2003 2003-2006 2006-2009 2009-2011 Total Nasional Kawasan Hutan Non Kawasan Hutan Tren Keikutsertaan Perusahaan dalam Program PROPER Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2009-2012 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 76% 70% 71% 1317 66% 69% 49% 52% 995 627 690 466 519 251 KIB I KIB II 2003-2004 2004-2005 2006-2007 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012 Jumlah Peserta Tingkat Ketaatan 80% 60% 40% 20% 0% 100 80 60 40 20 0 94.68 98.62 99.36 KIB I KIB II 81.87 64.21 59.79 61.07 60.25 59.08 55.55 59.23 63.14 62.25 48.86 46.64 42.46 2009 2010 2011 2012 IKU IKA ITH IKLH Slide - 36

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TANTANGAN RPJMN 2015-2019 Slide - 37

TANTANGAN UTAMA RPJMN 2015-2019 Keluar dari Middle Income Trap (MIT) pada tahun 2030: Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, inklusif dan berkelanjutan Transformasi struktur ekonomi yang didukung pengelolaan SDA yang lebih baik dan pengembangan iptek dan inovasi Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Ketahanan pangan, energi, dan air Penyediaan infrastruktur yang memadai Percepatan pemerataan pembangunan dan pengurangan kesenjangan Pemberantasan korupsi Percepatan konsolidasi demokrasi Potensi bencana alam besar dan resiko perubahan iklim Slide - 38

TANTANGAN RPJMN 2015-2019: BIDANG-BIDANG RPJPN (1) Sosial Budaya Peningkatan kualitas pendidikan pada semua jenjang pendidikan Penurunan kesenjangan akses pendidikan (antarwilayah, antarkelompok status ekonomi, dan antargender). Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan Peningkatan derajat kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit Penguatan karakter dan jati diri bangsa. Ekonomi: Pemanfaatan Bonus Demografi Peningkatan produktivitas dan daya saing ekonomi Debottlenecking dan peningkatan kapasitas infrastruktur Pengembangan sistem inovasi dan ekonomi kreatif Penanggulangan kemiskinan dan pemerataan Penciptaan lapangan kerja yang berkualitas Peningkatan kontribusi UKM terhadap ekonomi Slide - 39

TANTANGAN RPJMN 2015-2019: BIDANG-BIDANG RPJPN (2) Polhukhankam: Pemantapan dan percepatan konsolidasi demokrasi Peningkatan kapasitas pertahanan dan stabilitas keamanan nasional Perbaikan tata kelola pembangunan dan penegakan hukum yang berkualitas. Peran Indonesia dalam berbagai forum internasional. Wilayah dan Tata Ruang: Pengurangan kesenjangan antar wilayah Percepatan pembangunan daerah tertinggal dan kawasan perbatasan Pemenuhan pelayanan dasar di seluruh wilayah Peningkatan efektivitas penataan ruang Slide - 40

TANTANGAN RPJMN 2015-2019 (3) Sarana Prasarana: Penguatan konektivitas nasional dan sinergi antarsektor Pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar Peningkatan kapasitas infrastruktur untuk meningkatkan daya saing SDA dan LH: Pemantapan ketahanan pangan Penguatan ketahanan energi dan air Penguatan pembangunan kelautan berdimensi kepulauan Pengembangan ekonomi hijau (green economy) Penanganan perubahan iklim (mitigasi dan adaptasi) Slide - 41

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019 Slide - 42

ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019 (1) MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT YANG BERKEADILAN: 1. Meningkatkan akses pendidikan yang berkualitas untuk semua jenjang pendidikan dengan memberikan perhatian lebih pada daerah 3T, penduduk miskin, dan anak dengan kebutuhan khusus. 2. Meningkatkan kompetensi siswa Indonesia dalam bidang matematika, sains, dan literasi. 3. Menyelaraskan bidang studi SMK dengan kegiatan ekonomi utama di masing-masing kab/kota. 4. Memperkuat peran swasta dalam menyediakan layanan pendidikan menengah yang berkualitas. 5. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, terutama bagi ibu dan anak. 6. Memperbaiki status gizi remaja putri, ibu hamil dan anak dibawah 2 tahun. 7. Meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit serta penyehatan lingkungan. 8. Meningkatkan kualitas implementasi jaminan kesehatan masyarakat. 9. Pengembangan kebijakan afirmatif : pelayanan dasar, pengembangan penghidupan berkelanjutan, dan sistem perlindungan sosial yang komprehensif. Slide - 43

ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019 (2) PERTUMBUHAN EKONOMI YANG INKLUSIF DAN BERKELANJUTAN: 1. Transformasi ekonomi melalui industrialisasi berkelanjutan (green secara bertahap) dan penguasaan iptek. 2. Menjaga dan mempertahankan kesinambungan fiskal. 3. Meningkatkan daya saing produk ekspor non migas manufaktur dan jasa (parawisata dan lainnya). 4. Meningkatkan penyediaan lapangan kerja dan kesempatan kerja yang berkualitas. 5. Peningkatan daya saing UMKM dan koperasi. Slide - 44

ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019 (3) PENYIAPAN LANDASAN PEMBANGUNAN YANG KOKOH: 1. Memantapkan kualitas reformasi birokrasi untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan publik. 2. Meningkatkan penegakan hukum serta efektivitas pencegahan dan pemberantasan korupsi. 3. Memantapkan dan mempercepat konsolidasi demokrasi. 4. Meningkatkan kapasitas pertahanan dan stabilitas keamanan nasional. 5. Meningkatkan kepemimpinan dan kualitas partisipasi Indonesia dalam forum internasional. Slide - 45

ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019 (4) MENGEMBANGKAN DAN MEMERATAKAN PEMBANGUNAN DAERAH: 1. Menjaga momentum pertumbuhan Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera serta meningkatkan kinerja pusat-pusat pertumbuhan wilayah di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. 2. Menjamin pemenuhan pelayanan dasar di seluruh wilayah bagi seluruh lapisan masyarakat. 3. Mempercepat pembangunan daerah tertinggal dan kawasan perbatasan. 4. Meningkatkan kualitas pembangunan perkotaan dan perdesaan. 5. Mempercepat penetapan rencana tata ruang wilayah. 6. Mengoptimalkan desentralisasi dan otonomi daerah. Slide - 46

ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019 (5) MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK PERTUMBUHAN DAN PEMERATAAN: 1. Memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan 2. Mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik). 3. Menjamin ketahanan air, pangan, dan energi untuk mendukung ketahanan nasional 4. Mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan 5. Meningkatkan kontribusi kerjasama pemerintah swasta dalam pembangunan infrastruktur 6. Mengintegrasikan isu lintas bidang infrastruktur Slide - 47

ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019 (6) MENINGKATKAN PENGELOLAAN DAN NILAI TAMBAH SUMBER DAYA ALAM YANG BERKELANJUTAN: 1. Meningkatkan kapasitas produksi melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal pertanian. 2. Meningkatkan daya saing dan nilai tambah komoditi pertanian/perikanan. 3. Mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya mineral dan tambang lainnya. 4. Meningkatkan produksi dan diversifikasi sumber daya energi. 5. Meningkatkan efisiensi dan pemerataan pemanfaatan energi. 6. Mengembangkan ekonomi kelautan yang terintegrasi antarsektor dan antarwilayah. 7. Pengelolaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati. Slide - 48

ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019 (7) MITIGASI BENCANA ALAM DAN PERUBAHAN IKLIM 1. Memperkuat kapasitas kelembagaan mitigasi bencana alam untuk mengurangi resiko bencana 2. Mempercepat rehabilitasi daerah terkena bencana 3. Memperkuat kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan iklim

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SASARAN RPJMN 2015-2019 (INDIKATIF) Slide - 50

SASARAN UTAMA RPJMN 2015-2019 Keluar dari Middle Income Trap (MIT) pada tahun 2030: Pertumbuhan ekonomi sekitar 6-8 persen per tahun, terutama didukung oleh industri yang mempunyai nilai tambah tinggi PDB per kapita 2019 sekitar USD 7000 Pengurangan angka kemiskinan menjadi 6-8 persen pada periode 2015-2019 Meningkatnya kualitas sumber daya manusia: Meningkatnya angka partisipasi pendidikan (dasar, menengah dan tinggi): APM SD/MI/sederajat : 97 % (2019) APM SMP/MTs/sederajat : 80 % (2019) APK SMP/MTs//sederajat : 104 % (2019) APK SMA/SMK/MA : 89 % (2019) APK PT/PTA : 33 % (2019) Membaiknya kualitas pendidikan Angka Kematian Bayi dari 28 per seribu (2012) menjadi 25 per seribu (2019) Terjaganya swasembada pangan : Produksi Beras : 46,1 juta ton (pertumbuhan 2,9% per tahun) Ketahanan energi : Meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi (renewable energy) Dari 4 % (2014) 6-7 % (2019) Kapasitas terpasang pembangkit listrik : 92,9 GW Slide - 51

ROADMAP MIT 2010 BONUS DEMOGRAPHIC 2030 USD 12.000 Threshold Middle Income Trap 2010 2015 2020 2025 2030 RPJM 2 RPJM 3 RPJM 4 Pertumbuhan PDB 6-8 % per tahun PDB per kapita 2013 Sktr USD 4.000 Kemiskinan 2013 : 11,47% Pengangguran 2013: 6,25% 2019: Sktr USD 7.000 6-8 % per tahun 2025: > USD 12.000 < 5 % < 5 % Slide - 52

SASARAN UTAMA RPJMN 2015-2019 Meningkatnya kuantitas sarana prasarana dan kualitas layanan Rasio Elektrifikasi 100 % Jangkauan air bersih 85% Kelayakan jalan raya 100 % Menurunnya emisi GRK: mendekati 26 % (2019) Menurunnya kesenjangan : Meningkatnya peranan PDRB di luar Jawa: Luar Jawa: dari 41 % (2014) menjadi 45-47 % (2019) Jawa: 59 % (2014) menjadi 53-55 % (2019) Menurunnya jumlah kabupaten tertinggal: Dari 114 Kab (2014) 39 Kab (2019) Menurunnya praktek korupsi Meningkatnya konsolidasi demokrasi Slide - 53

SASARAN BAURAN ENERGI PRIMER Gambar 20. Proyeksi Bauran Energi (Dengan Biomassa) Sampai Tahun 2025 (DRAFT KEN) (dalam juta SBM) Kebijakan Energi Nasional (KEN) mengamanatkan pemanfaatan EBT untuk menggantikan Gambar 21. Proyeksi Bauran Energi (Tanpa Biomassa) Sampai Tahun 2025 energi fosil, memanfaatkan gas dengan lebih optimal. Batubara tetap dimanfaatkan sebagai sumber energi. Pada tahun 2019, (dalam konstribusi juta EBT SBM) diharapkan dapat mencapai 6-7%. Slide - 54

File paparan akan dapat di-download di: http://bappenas.go.id/penjaringan-aspirasimasyarakat-rpjmn Masukan secara tertulis dapat disampaikan pada Panitia maupun secara langsung melalui web tersebut diatas Slide - 55

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TERIMA KASIH Slide - 56