BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain pangan,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kesehatan yang

BAB V PENUTUP. 1. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Miskin Menurut Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan jo.

vii DAFTAR WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam bidang pemeliharaan kesehatan. 1 Untuk memelihara kesehatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Perlindungan Hukum terhadap Pasien BPJS Kesehatan dalam Mendapatkan

I. PENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sejahtera. Seluruh kepentingan masyarakat dalam rangka

PENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dan sebagainya. Setiap orang dianggap mampu untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan saat ini masyarakat mulai memasukkan kebutuhankebutuhan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa pada uraian dari Bab I (satu) sampai dengan Bab IV. merupakan cangkupan dari bahasan sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Tentang Klinik Bidan IIS JONI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. nampaknya mulai timbul gugatan terhadap dokter dan rumah sakit (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter. Pelayanan dokter haruslah sesuai

Inform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L

I. PENDAHULUAN. mendapatkan sorotan dari masyarakat, karena sifat pengabdianya kepada

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap profesi kedokteran di Indonesia akhir-akhir ini makin

BAB I PENDAHULUAN. prioritasnya adalah pembangunan di bidang kesehatan. Untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB I PENDAHULUAN. Operasi bedah Caesar (Caesarean Section atau Cesarean Section) atau

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari. pembangunan sumber daya manusia, yaitu mewujudkan bangsa yang maju

UU R.I. NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya,

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN (RITL) BAGI PESERTA ASKES OLEH PT. ASKES KEPADA RSI. IBNU SINA PADANG YULI TRINIA

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang

I. PENDAHULUAN. maupun tenaga kesehatan yang ada di tempat-tempat tersebut belum memadai

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI RAWAT INAP

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

JASA PELAYANAN KESEHATAN DAN EKSISTENSI YURIDISNYA TERHADAP PERLINDUNGAN KONSUMEN. Hasyim S. Lahilote 1. Abstrak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG

BAB III TINJAUAN TEORITIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berkembang sangat pesat

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan yang utama bagi setiap penduduk yang

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I S D I Y A N T O NIM : C

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan, diperlukan merupakan suatu usaha yang mana. maupun non-fisik. Dalam rangka mencapai hal tersebut

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 22

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 150, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456).

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DIBIDANG MEDIK DAN PENUNJANG MEDIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBORONGAN KERJA. 1. Perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu; 2. Perjanjian kerja/perburuhan dan;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA RUMAH SAKIT. DENGAN YAYASAN CINTA SEDEKAH

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hospital by laws. Dr.Laura Kristina

I. PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III TANGGUNG GUGAT BANK SYARIAH ATAS PELANGGARAN KEPATUHAN BANK PADA PRINSIP SYARIAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kesehatan merupakan hal yang penting bagi setiap orang. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah salah satu bentuk kongkret

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai dan mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera. 1 Kestabilan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA

PENDAHULUAN. harus disediakan oleh pemerintah. Tiap seluruh warga masyarakat / setiap orang

TANGGUNG JAWAB PERDATA DOKTER KEPADA PASIEN DALAM TRANSAKSI TERAPEUTIK

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Perspektif Budaya Oleh : M. Askar, S.Kep,Ns.,M.Kes

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang biasa disebut dengaan istilah mengugurkan kandungan. Aborsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa waktu terakhir ini di beberapa media massa seringkali isu

PERIKATAN YANG LAHIR DARI UNDANG-UNDANG. A. Perbuatan Manusia yang tidak melawan hukum (rechtmatige)

BAB I PENDAHULUAN. wajib menjamin kesehatan bagi warganya. Peran aktif serta pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju mengakibatkan

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya berbagai penyakit, maka kebutuhan masyarakat

TANGGUNG JAWAB RUMAH SAKIT TERHADAP DOKTER YANG MELAKUKAN KESALAHAN TINDAKAN KEDOKTERAN KEPADA PASIEN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain pangan, sandang dan papan.manusia harus hidup sehat agar hidupnya menjadi berarti, jika orang dalam keadaan sakit, maka orang tersebut tidak dapat melaksanakan semua kegiatan sehari- harinya termasuk mencari nafkah. Apabila orang menderita suatu penyakit dan dia tidak dapat menyembuhkan dirinya sendiri maka orang tersebut membutuhkan bantuan orang lain yang dapat menyembuhkan penyakitnya, antara lain meminta bantuan tenaga medis dokter dan Rumah Sakit untuk menyembuhkan penyakitnya. Membicarakan tentang kesehatan, maka terdapat beberapa aspek diantara aspek tersebut adalah aspek sumber daya manusia di bidang kesehatan dan sarana dan prasarana kesehatan. Sumber daya manusia di bidang kesehatan terdiri dari tenaga medis antara lain dokter, perawat, bidan, apoteker dll sedangkan sarana dan prasarana kesehatan terdiri dari Rumah Sakit, puskesmas, balai pengobatan, balai kesehatan, posyandu, praktek dokter bersama, praktek dokter pribadi dll. Selain dari sarana dan prasarana kesehatan masih ada satu hal yang juga harus dipenuhi oleh manusia yaitu aspek terkait dengan upaya kesehatan, salah satunya adalah upaya pemeliharaan kesehatan manusia.pemeliharaan kesehatan dibagi menjadi pemeliharaan kesehatan individu dan pemeliharaan kesehatan masyarakat.

2 Pemeliharaan kesehatan induvidu adalah setiap orang berhak dan wajib mendapatkan kesehatan secara maksimal, oleh karena itu peningkatan fasilitas kesehatan harus terus menerus dilakukan guna mendapatkan pemenuhan hidup sehat.setiap orang memerlukan pelayanan kesehatan baik pada saat orang tersebut sakit atau tidak sakit, guna menjamin kesehatan jasmani dan rohani dari orang tersebut.hampir setiap orang mengharapkan mendapatkan fasilitas kesehatan secara optimal, sehingga menimbulkan perubahan perilaku dalam berinteraksi antara pengguna jasa kesehatan dan pemberi jasa kesehatan.pada saat ini pengguna jasa kesehatan tidak sekedar pasien yang memerlukan jasa dokter selaku tenaga medis namun telah terjadi perubahan orientasi dari pelayanan kesehatan menjadi industri kesehatan.kemajuan tehnologi kedokteran memperkuat industri kesehatan. Hal ini terbukti dengan semakin canggihnya alat- alat kesehatan yang digunakan dokter di rumah sakit untuk merawat pasiennya baik selama baik tersebut sakit atau untuk memelihara kesehatan pasien tersebut. Beberapa peralatan canggih yang ada di Rumah Sakit antara lain Ultrasonografi (USG), Skaning Tomografo Komputer (CTS), Litoropsi Gelombang Kejut Ekstrakorporeal (ESWL), Elektro Cardiografi (ECG) segala peralatan canggih tersebut disediakan oleh Rumah Sakit tentu saja peralatan tersebut dibeli dengan harga yang sangat mahal dan dijadikan investasi bagi rumah sakit tersebut. Sebagian orang menganggap bahwa penyediaan alat kesehatan canggih sebagai sarana untuk memaksakan pasien yang berobat menggunakan alat

3 tersebut, namun jika ditinjau dari kepentingan pasien itu sendiri penggunaan alat canggih sangat menguntungkan dan mengurangi resiko kegagalan akibat tindakan medis.dalam kondisi demikian menimbulkan kompleksitas permasalahan antara Rumah Sakit sebagai penyedia fasilitas kesehatan dengan pengguna jasa kesehatan.kecenderungan kemajuan kesehatan bagi masyarakat hanya dipandang oleh sebagian orang sebagai kemajuan dalam industri kesehatan guna mendapatkan keuntungan yang tinggi bagi Rumah Sakit, karena rumah sakit selalu dianggap sebagai suatu usaha perseroan yang mencari keuntungan yang sebesar- besarnya. Bahkan ada sebagian orang yang beranggapan bahwa rumah sakit memaksa pasiennya untuk menggunakan alat- alat kesehatan yang canggih tersebut namun tidak demikian bagi tenaga medis, alat canggih tersebut akan mempermudah bagi dokter yang memeriksa dan mendianogsa pasiennya dan mengurangi resiko kegagalan atau sakit bagi pasien tsb, memang semua peralatan canggih tersebut telah dibeli oleh Rumah Sakit dengan harga yang sangat mahal. Apabila seorang ibu hamil ingin mengetahui perkembangan janinnya ibu tersebut dapat meminta dokter di rumah sakit untuk melakukan USG, tindakan yang dilakukan dokter tersebut jelas harus dibayar oleh pasiennya, namun jika setiap pasien tidak memahami keuntungan dengan peralatan canggih yang mahal maka selalu pihak Rumah Sakit yang disalahkan. Oleh karena itu setiap pasien di rumah sakit haruslah memiliki itikad baik dalam setiap kali melakukan pengobatan yang menggunakan peralatan canggih di Rumah Sakit, bukan

4 sebaliknya pasien merasa dirugikan oleh rumah sakit akibat penggunaan peralatan canggih. Rumah Sakit dapat berupa Badan Usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas ataupun Yayasan, baik yayasan maupun perseroan terbatas keduanya memerlukan biaya untuk memenuhi kebutuhannya dalam menjalankan usahanya.rumah sakit sebagai Sarana dan Prasarana kesehatan dalam segala kegiatan dan operasionalnya diatur oleh Undang- Undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009. Sebagai unit terbesar pelayanan kesehatan, rumah sakit memiliki dua fungsi, yaitu tindakan kuratif dan tindakan preventif.fungsi tindakan kuratif berupa tindakan penyembuhan bagi pasien sedangkan tindakan preventif adalah tindakan yang dilakukan untuk melayani peningkatan mutu kesehatan masyarakat agar daya tahan manusia terhadap ancaman penyakit meningkat, misalnya pemberian vaksinasi, imunisasi, dll. Sebagian masyarakat menganggap bahwa fungsi rumah sakit mengalami pergeseran dari fungsi sosial menjadi bisnis orientasi, sehingga sebagian masyarakat beranggapan bahwa pergeseran fungsi tersebut menimbulkan pengaruh negatif terhadap masyarakat para pengguna jasa medis di Rumah Sakit. Sebagian besar pasien beranggapan bahwa Rumah Sakit tidak melaksanakan kewajibannya hanya menuntut hak saja, bahkan ada rumah sakit yang tidak memberikan penjelasan tentang Hak dan Kewajiban dari setiap pasien, ini dianggap oleh sebagian pasien sebagai suatu pergeseran dari fungsi rumah sakit dari fungsi sosial ke bisnis, sehingga masyarakat yang lemah tidak

5 menikmati pelayanan medis, oleh karena itu perlu adanya pemahaman yang benar tentang Hak dan Kewajiban Rumah Sakit dan Hak dan kewajiban Pasien dalam melaksanakan kesepakatan pelayanan medis di Rumah Sakit. Bagi pasien telah mendapatkan perlindungan pasal 56 dan 57 undangundang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa tenaga kesehatan wajib menghormati hak pasien dan pasien masih dilindungi lagi oleh Undang- undang no 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, karena pasien dianggap sebagai konsumen dibidang kesehatan, serta mendapatkan perlindungan pada pasal 31 dan 32 Undang- undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Apabila dalam kesepakatan pelayanan Medis antara Rumah sakit dengan pasien tidak dilaksanakan dengan itikad baik maka lama- kelamaan akan menimbulkan permasalahan yang serius antara Rumah Sakit dengan pasiennya. Tidak semua Rumah sakit semata- mata mencari keuntungan yang besar saja, banyak juga rumah sakit yang mengalami kerugian dikarenakan ada pasien yang tidak memenuhi kewajibannya setelah Rumah sakit melaksanakan kewajibannya.ketidakseimbangan Hak dan Kewajiban antara Rumah Sakit dengan pasiennya dapat menimbulkan kerugian pada para pihak, oleh karena itu perlu dilindungi secara hukum Hak dan Kewajiban antara Rumah sakit dengan pasiennya. Kebutuhan perlindungan hukum untuk mengayomi Hak dan Kewajiban Pasien diatur dalam Pasal 31 dan 32 Undang- Undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 sedangkan untuk Rumah Sakit diatur dalam pasal 29 dan 30 Undang-

6 undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009. Diharapkan Undang- Undang dapat menjadi payung bagi pihak- pihak yang ada didalamnya. Hubungan Hukum antara pasien dengan Rumah Sakit adalah Hubungan yang mengatur tentang kesepakatan para pihak untuk saling mengikatkan diri dalam pelaksanaan pengobatan bagi pasien yang biasanya disebut sebagai perikatan, dimana terjadi perikatan ikhtiar ( inspaning verbentenis ) yang berarti prestasi yang diberikan Rumah Sakit adalah upaya semaksimal mungkin, bukan pada hasil tertentu yang pasti. Hubungan Rumah Sakit dengan Pasien yang berdasarkan kontrak menimbulkan Hak dan Kewajiban pada masing- masing pihak yang harus selalu dihormati dan harus dilaksanakan dengan itikad baik. Rumah Sakit dapat dibebani Hak dan Kewajiban karena Rumah Sakit sebagai Badan Hukum sekaligus sebagai Subyek Hukum.Bentuk Badan Hukum biasanya di miliki oleh Rumah Sakit adalah Badan Hukum Publik atau Yayasan. Apabila Rumah Sakit berkedudukan sebagai Badan Hukum maka pengurus Rumah Sakit dapat dituntut dimuka pengadilan dalam perkara perdata dan Pidana oleh pasien sebagai pengguna jasa medis apabila Rumah sakit melakukan kesalahan dalam tindakan medis atau ada hak hak pasien yang dirugikan oleh tenaga kesehatan/medis yang bekerjadi rumah sakit tersebut. Untuk selanjutnya apa yang dapat dilakukan oleh Rumah Sakit apabila ada pasien yang telah dirawat meninggal atau sembuh namun yang bersangkutan tidak memenuhi kewajibannya membayar biaya perawatan tersebut? Dapatkan Rumah Sakit mengajukan tuntutan hukum kepada pasien yang bersangkutan atau ahli warisnya?

7 Pengguna Jasa Kesehatan/pasien dapat mengajukan tuntutan ganti rugi atau tuntutan pidana apabila Rumah Sakit melakukan kesalahan atau hak hak pasien dirugikan yang disebabkan oleh tenaga kesehatan yang bekerja pada rumah sakit tersebut dalam hal tindakan medis, sistim pertanggungjawaban dari Rumah Sakit didasarkan pada konsep corporate liability. Berdasarkan konsep ini maka Badan Hukum itulah yang bertanggung jawab secara umum atas kesalahan yang dilakukan oleh orang- orang yang bekerja didalamnya.apabila Rumah Sakit berbadan Hukum dituntut secara hukum oleh Pasien maka secara hukum Direktur Rumah Sakitlah yang harus bertanggung jawab secara umum, jika Rumah Sakit berupa Yayasan maka yang bertanggung jawab secara hukum adalah Pengurus Yayasan. Didalam Kitab Undang- undang Hukum Perdata pasal 1366 dan 1367 diatur hubungan hukum antara Penanggung jawab Perseroan atau Direktur Rumah Sakit dengan tenaga kesehatan dan Undang- undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 33 dan Pasal 34 mengatur tentang Setiap Pimpinan penyelenggaraan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat harus memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat yang dibutuhkan, dan sebaliknya setiap orang dalam status sebagai pasien telah mendapatkan perlindungan sebagaimana dalam pasal 56 dan pasal 57 Undang- undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dan terlebih lagi setiap pasien berhak menuntut ganti rugi terhadap penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya atau pasal 1365 Kitab Undang- undang Hukum Perdata tentang perbuatan melawan hukum.

8 Berdasarkan pasal 32 huruf ( q ) Undang- Undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 pasien mempunyai Hak untuk menggugat dan atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana sedangkan Rumah Sakit bentuk perlindungannya hanya terdapat pada pasal 30 huruf ( e ) Undang- undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 yang berbunyi setiap Rumah Sakit mempunyai Hak untuk menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian, apabila setiap rumah sakit tidak mempergunakan pasal 1365 KUH Perdata tentang perbuatan melawan hukum atau perbuatan wanprestasi maka rasanya Rumah Sakit tidak terlindungi secara hukum, karena didalam Undang- undang Nomor 36 Tentang Kesehatan dan Undang- undang Nomor 44 Tentang Rumah Sakit tidak mengatur secara tegas dan jelas tentang perlindungan hukumnya apabila terdapat pasien yang sudah dirawat dengan baik atau Rumah sakit telah melaksanakan seluruh kewajibannya namun pasien tersebut tidak memenuhi kewajiban melakukan pembayaran pada Rumah Sakit baik sebagian maupun seluruhnya. Apabila Rumah Sakit tidak mendapatkan perlindungan hukum dari pemerintah secara keseluruhan maka rumah sakit makin lama akan makin berkurang karena menderita kerugian secara terus menerus dan mengakibatkan bangkrut karena rumah sakit sudah melaksanakan kewajibannya namun tidak dapat menuntut haknya.

9 B. Perumusan Masalah Bertitik tolak dari hal tersebut maka dirumuskan beberapa masalah akan diteliti, antara lain : 1. Bagaimana bentuk hubungan hukum dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk dengan pasien. 2. Bagaimana tanggung jawab Rumah Sakit selaku Penyedia Jasa Pelayanan Kesehatan terhadap Pasien. C. Manfaat Penelitian Secara praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pelaksanaan penyelegaraan Rumah sakit dan dapat memberikan pemahaman baru bagi para pengguna jasa medis sebagai pihak yang berhubungan langsung dengan rumah sakit, sehingga para pasien dapat memahami tentang kesulitan rumah sakit dalam memberikan jasa pelayanan kesehatan apabila ada pasien yang tidak membayar kewajibannya pada rumah sakit. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi mengenai perlidungan hukum bagi penyedia jasa kesehatan terutama Rumah Sakit. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan perguruan tinggi, lembaga penelitian, Rumah Sakit, Balai Pengobatan serta para pengusaha pada umumnya yang sering diperlakukan secara tidak adil oleh pengguna jasa kesehatan ( pasien atau ahli warisnya ).

10 D. Keaslian Penelitian Penelitian terhadap Hubungan Hukum & Tanggung Jawab Dalam Pelayanan Kesehatan, sepanjang sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan. Menurut pengamatan penulis sampai saat ini banyak pengusaha jasa pelayanan kesehatan tidak dilindungi secara hukum, dimana Rumah sakit telah melaksanakan seluruh kewajibannya terhadap pasiennya namun sebaliknya masih banyak pasien yang tidak memenuhi kewajiban pembayarannya, oleh karena itu Rumah Sakit harus dilindungi dari itikad buruk pasien yang bermaksud untuk tidak membayar kewajibannya, jika diperlukan ditambah dengan perlindungan hukum sebagaimana dalam KUH Perdata tentang Perbuatan melawan hukum dan wanprestasi termasuk menuntut ganti kerugian kepada pasien atau ahli warisnya atas perbuatannya yang menyebabkan kerugian pada Rumah Sakit. Sudah sepantasnya Rumah Sakit diberikan perlindungan dan pengamanan secukupnya terkait dengan tidak dilaksanakannya Kewajiban pasien terhadap Rumah Sakit, jika masyarakat diberikan informasi yang terkait dengan hak dan kewajibannya secara benar maka hubungan hukum antara Rumah Sakit dan pasien akan terjalin dengan harmonis. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah memperoleh jawaban atas permasalahan yang telah diungkapkan dalam perumusan masalah diatas yaitu :

11 1. Mengkaji tentang bentuk hubungan hukum dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk. 2. Mengkaji Hubungan Hukum Antara Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk dengan Pasiennya.