Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st November 2005 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2006 Bank Dunia/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st Januari 2006 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 28 Februari 2006 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2006 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31Juli 2006

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2007 Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 2006 World Bank/DSF

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik

Laporan Hasil Pemantauan Konflik Di Aceh 1 31 Desember 2006 Bank Dunia /DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2008 Bank Dunia

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Januari 2007 World Bank/DSF

Laporan Pemantauan Konflik Aceh 1 31 Desember 2007

Perdamaian dan Politik Lokal di Nangroe Aceh Darussalam. Survei Nasional Maret Lembaga Survei Indonesia (LSI)

Refleksi Akhir Tahun Papua 2010: Meretas Jalan Damai Papua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehadiran Partai Politik Lokal di Aceh merupakan suatu bukti

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 April 2007 Bank Dunia /DSF

Pelanggaran Hak-Hak Tersangka 2013 Wednesday, 01 January :00 - Last Updated Wednesday, 22 January :36

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

BAB V PENUTUP. Skripsi ini meneliti mengenai peran Aceh Monitoring Mission (AMM)

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

Nota Kesepahaman. antara Pemerintah Republik Indonesia Dan. Gerakan Aceh Merdeka

RUU ACEH PRESENT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh

Ini Dia Kronologis Kebakaran Hutan Yang Habiskan Lahan Riau

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31 Juli Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Letkol Inf Jansen Simanjuntak, Kapendam XVII Cendrawasih, Jayapura, Papua

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan rangkaian ribuan pulau di sekitar khatulistiwa yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. penderitaan. Manusia diciptakan bersuku suku dan berbangsa bangsa untuk saling

QANUN KABUPATEN ACEH JAYA

BAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah

[Oleh Ujang Dede Lasmana dari Buku berjudul Survival DiSaat dan Pasca Bencana Edisi 2]

BAB II. Gambaran Umum. A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku sebelum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006

Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota (hektar)

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 November 2007 Bank Dunia/DSF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

I. PENDAHULUAN. pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan

Society ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2006 Bank Dunia /DSF

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

edited by: Sumartono, S.Sos., MSi Pertemuan 6

LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

Kompilasi Kasus Penembakan di Aceh medio Desember 2011 Januari 2012

I. PENDAHULUAN. sehingga banyak teori-teori tentang kejahatan massa yang mengkaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim

Laporan Pemantauan Perdamaian Aceh 1 Juli 31 Agustus 2009 Pusat Studi Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Syiah Kuala

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3

BAB I PENDAHULUAN. Pusat yang dilakukan oleh beberapa teroris serta bom bunuh diri.

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA?

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Oktober 30 November 2008 Bank Dunia

Bab XXVIII : Kejahatan Jabatan

P E R A T U R A N D A E R A H

Sirajuddin hanya seorang pelayan bakso dia bukan seorang teroris namun dibunuh oleh Densus 88.

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG ACEH TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI,

QuizNona: Apakah Nona Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran?

BAB I PENDAHULUAN. TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. dilakukan oleh sebagian besar rakyat Indonesia senantiasa membutuhkan dan

QANUN KABUPATEN ACEH JAYA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG

Kasus-kasus penggunaan senjata Pembunuhan, di Pante Cermin Aceh Barat

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RGS Mitra 1 of 7 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH

PUSAT REHABILITASI TRAUMA DI PIDIE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL. BAB

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65

BAB I PENDAHULUAN. antara dua kelompok yang masing-masing memiliki nilai-nilai yang telah

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

Pelajaran 1 HIDUP SEBAGAI WARGA NEGARA SORGA Sulit Untuk bersembunyi 5 Januari 2013

ETNIK KONFLIK DAN PERDAMAIAN DI KALIMANTAN TENGAH

Transkripsi:

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005 Bank Dunia/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses damai, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta menggunakan metodologi pemetaan konflik melalui surat kabar untuk merekam dan mengkategorisasikan semua insiden dari konflik di Aceh sesuai yang dilaporkan kedue surat kabar tingkat propinsi (Serambi and Aceh Kita). Program tersebut dengan bantuan dari Decentralization Support Facility (DSF) akan menerbitkan laporan bulanan dan analisa data serta kunjungan lapangan. Seperti bulan Agustus, data di bulan September juga menunjukkan kemajuan yang positif. Ada dua insiden konflik yang terjadi antara GAM-RI telah dilaporkan, dua-duanya terjadi pada dua minggu awal bulan, yaitu tidak ada insiden yang dilaporkan sejak AMM mulai beroperasi pada 15 September. Kunjungan ke lapangan menunjukkan bahwa masyarakat mulai berpercaya kepada proses pedamaian, meskipun adanya jurang yang jelas dalam proses sosialisasi. Di sisi lainnya, insiden main hakim sendiri meningkat dan di beberapa daerah kelihatnya bawah tipe konflik ini mulai mengganti konflik GAM-RI. Lebih lanjut, cara pemerasan nampak berubah bentuk dan bukan berhenti. 1 Insiden GAM-RI terus menurun di bulan September Insiden konflik antara GAM-RI terus berkurang sejak puncak insiden terhitung 33 kali pada bulan Juni. Pengurangan ini terus berlanjut di bulan September dimana Serambi and Aceh Kita hanya melaporkan dua insiden. Kedua kejadian ini terjadi pada pertengahan awal September padahal pada pertengahan selanjutnya tidak dilaporkan lagi insiden antara GAM-RI (Grafik 2). Untuk kedua insiden tersebut GAM menyangkal bertanggungjawab sehingga menjadi lebih sulit untuk mengungkap fakta apakah insiden tersebut dinyatakan sebagai tindakan kriminal biasa. Grafik 1: Insiden GAM-RI berdasarkan bulan Grafik 2: Insiden GAM-RI Pasca 15 Agustus berdasarkan minggu 1 Ada keterbatasan dalam menggunakan pemetaan lewat surat kabar: surat kabar biasanya menerbitkan insiden di tingkat provinsi, tidak mencakup semua insiden dan agak bias dalam melaporkan beberapa insiden. Secara umum, surat kabar bisa dipercaya untuk digunakan sebagai data insiden kekerasan dan keterlibatan para pelaku, tetapi surat kabar kurang bisa untuk digunakan dalam pemetaan pelaku pihak menengah dan insiden kecil berskala lokal yang sifatnya bukan kekerasan. Untuk informasi lebih lanjut pada kumpulan data dan analisisnya, lihat: Patrick Barron, Samuel Clark dan Muslahuddin Daud (2005). Conflict and Recovery in Aceh: An Assessment of Conflict and Options for Supporting the Peace Process. Jakarta: Bank Dunia. Untuk metodologinya, lihat: Patrick Barron dan Joanne Sharpe (2005). Counting Conflict: Using Newspaper Reports to Understand Violence in Indonesia Indonesia Social Development Paper No. 7 Jakarta: Bank Dunia. Kedua laporan diatas terus diperbaharui setiap bulannya dapat dilihat di: www.conflictanddevelopment.org Data tersedia bagi siapa saja yang berminat, harap hubungi Samuel Clark di: sclark@wboj.or.id 40434 1

Insiden dan Dampak yang terjadi Pasca 15 Agustus di empat kabupaten Sejak nota kesepahaman ditandatangani (MoU) antara GAM and Pemerintah Indonesia tercatat ada lima insiden seperti yang dilaporkan oleh surat kabar lokal. Pada bulan September terjadi di Aceh Barat dan Aceh Utara. Pasca 15 Agustus insiden lebih bersifat sporadic di berbagai tempat dan bukan sistematis Tabel 1: Dampak Insiden GAM-RI Pasca 15 Agustus berdasarkan kabupaten Kabupaten Insiden Tewas Terluka Gedung Dirusak September Aceh Barat 1 0 0 0 Aceh Utara 1 2 0 0 Agustus Aceh Barat 1 1 1 0 Aceh Besar 1 0 0 0 Bireuen 1 0 1 0 TOTAL 5 3 2 0 Aceh Utara, Kecamatan Baktiya, 10 September Aceh Kita dan Serambi keduanya melaporkan bahwa dua anggota TNI non-organik ditembak ketika berjalan di jalur irigasi pada sore hari. Penduduk setempat ketika ditanyai Serambi tidak mampu mengidentikaskan siapa pelakunya, namun demikian TNI menuduh bahwa pelakunya adalah 20 anggota GAM. Komandannya tidak menganjurkan anak buahnya melakukan perlawanan terhadap GAM namun melaporkan insiden tersebut pada AMM. Aceh Kita melaporkan GAM sangat kecewa dengan tuduhan tersebut. Tim AMM/IMP setempat mengumpulkan bahan bukti dari tempat insiden dan akan melaporkan insiden tersebut ke kantor utama mereka. Aceh Barat, Kecamatan Pante Ceremen, 11 September Serambi melaporkan adanya kasus pemerasan dan penyanderaan yang berakhir dengan kepala desa Lawet dan keluarganya, serta seorang guru yang berasal dari dekat Desa Keutambang mengungsi ke Meulaboh. Rumah mereka diancam akan dibakar dalam waktu satu minggu setelah sekelompok bersenjata menuntut Rp. 50 juta dari guru tersebut. Kapolres setempat mengatakan bahwa pelakunya ada di bawah kepemimpinan komandan GAM setempat yang bernama Gambiet. Sebelumnya pada bulan Agustus, Gambiet dilaporkan bertanggungjawab atas pembunuhan Arifin (Lihat Kotak 1). Kepercayaan Masyarakat Meningkat tetapi ketakutan atas balas dendam masih tetap Kerja lapangan yang dilakukan oleh Tim Konflik dan Pengembangan Masyarakat selama bulan September menunjukkan bahwa masyarakat Photo 1: Dua Wanita membaca MoU di Calang, Aceh Jaya sudah sangat optimis dan mulai merasakan pengaruh dari perjanjian damai dalam kehidupan mereka sehari-hari. Socialisasi dari MoU sudah mulai mencapai masyarakat di level yang paling bawah. Terlepas dari langkah positif, beberapa informan masih memiliki dendam pribadi. Apabila petani akan kembali ke hutan, dimana pada masa lalu mereka diganggu GAM, maslahnya kini terpecahkan. Tetapi apabla kalu dilihat secara pribadi 2

tanggapan mereka bahwa mereka menerima GAM belum tentu semudah itu. Perdamaian itu milik pemerintah, tetapi belum jelas apakah GAM dan TNI sudah berdamai didepan masyarakat. Aceh Barat Pada perkembangan terakhir,kami melaporkan adanya pembunuhan seorang anggota gerilyawan GAM di Pante Ceremen, Aceh Barat. Kunjungan lapangan memberikan banyak informasi atas insiden perseteruan antara GAM dengan salah satu pengikutnya (lihat Kotak 1). Insiden ini terkesan tertutup meskipun sangat jelas bahwa banyak kejadian kecil yang tidak tersentuh wartawan. Kotak 1: Pembunuhan salah seorang gerilywan GAM di Pante Ceremen, Aceh Barat Kasus pembunuhan Arifin, salah seorang gerilyawan GAM pada tanggal 21 Agustus telah dijelaskan kepada kami melalui seorang informan.lokal Petama, kamu harus mengerti bahwa Arifin adalah bekas anggota GAM. Sudah setahun dia meninggalkan GAM. GAM tidak punya masalah jika anggotanya ingin pergi tapi ada 2 syarat yang harus dipenuhi: Tinggalkan senjata kamu dan jangan memberi informasi kapada aparat dimana lokasi GAM. Arifin tidak mengindahkannya. Dia juga dianggap sebagai pembuat masalah ketika masih jadi anggota GAM. Dari beberapa peristiwa dia memaksa meminta uang masyarakat atas nama komandan GAM yang tidak pernah ada. Ia juga menikah 2 kali,padahal peraturan dianatara GAM tidak boleh menikah lebih dari sekali. Pada 21 Agustus Arifin diundang oleh Gambiet [pemimpin GAM di Aceh Barat] untuk bertemu dan memecahkan masalah masa lalu. Lokasi pertemuan pada sebuah pertandingan bola. Gambiet mengikutsertakan 15 gerilyawan,ada 5 diantaranya pernah dilaporkan di suratkabar, dan ketika Arifin melihat mereka dia langsung melarikan diri. GAM mengejar sambil berteriak jangan lari, jangan lari, tidak masalah jika kamu tidak lari. Dia terus ber berlari dan ketika dia menyebrangi sungai kecil Gambiet pun menembak Arifin. Kemudian GAM membawa tubuhnya kembali ke pertandingan bola dan meminta masyarakat untuk memberitahu keluarga Arifin bahwa yang menembaknya adalah GAM dan bukan aparat. Insiden main hakim sendiri meningkat Jumlah insiden jenis main hakim sendiri meningkat di bulan September menjadi sembilan. Ini merupakan gabungan dari beberapa insiden setelah kejadian tsunami (Grafik 3). Insiden terjadi di Aceh Selatan, Aceh Timur, Pidie, Gayo Lues, Bireuen dan Lhokseumawe dan mengakibatkan satu orang tewas dan suta luka masing-masing di Bireuen dan Lhokseumawe. Jumlah insiden ini mengakibatkan pada orang tewas pasca 15 Agustus menjadi empat. Grafik 3: Insiden main hakim sendiri tahun 2005 berdasarkan bulan 3

Pasca 15 Agustus ada tiga bentuk main hakim sendiri. Kategori pertama, terdiri dari dua insiden yaitu di Bireuen dan satunya lagi di Lhokseumawe dan Aceh utara, yang melibatkan penyerangan tanpa sebab dan akibat yang jelas, maupun tujuan tidak dilaporkan dan motifnya adalah pelaku yang tidak teridentifikasi. Semua kekerasan dari tindakan main hakim sendiri termasuk dalam kategori ini. Meskipun tidak dilaporkan, insiden ini bisa jadi adalah pembunuhan dengan alasan balas dendam yang menyebabkan masyarakat ketakutan. Kategori kedua, yang termasuk insiden di Aceh Selatan, Aceh Timur, Pidie dan Gayo Lues yang melibatkan pemerasan oleh pihak yang dipanggil OTK (orang tak dikenal). Walaupun bisa jadi GAM, milisi atau hanya penjahat, surat kabar pun tidak ingin berspekulasi. Beberapa kasus diantaranya, pada laporan terpisah di Serambi melaporkan bahwa menurut Kapolres Pidie anggota GAM yang bertanggungjawab. Sebaliknya, perwakilan GAM kepada AMM, Teungku Marzuki, menyebutkan bahwa tidak ada laporan bahwa GAM yang melakukan pemerasan. 2 Kategori yang ketiga dan kurang membahayakan adalah insiden dimana warga jarang mengambil keputusan di tangan mereka. Ini termasuk pada satu insiden di Aceh Barat dimana seorang penduduk menegur dan mendatangi seorang anggota DPRD untuk alasan pribadi dan satu insiden di Aceh Utara dimana penduduk menuduh pegawai PLN melakukan korupsi. Tabel 2: Pasca 15 Agustus dampak main hakim sendiri berdasarkan kabupaten Kabupaten Insiden Tewas Terluka Gedung Dirusak Kemungkinan balas dendam Bireuen 2 3 0 0 Lhokseumawe 1 0 1 0 Aceh Utara 1 1 0 0 Terkait pemerasan Aceh Selatan 1 0 0 0 Aceh Timur 1 0 0 0 Pidie 1 0 0 0 Gayo Lues 1 0 0 0 Insiden kecil Aceh Barat 1 0 1 0 Aceh Utara 1 0 1 0 TOTAL 10 4 3 0 Tingkat pemerasan dan bentuknya berubah Penelitian dan wawancara yang dilakukan sebelum penandatangan MoU menunjukkan bahwa pemerasan besar-besaran terhadap angkutan umum dan komersial sangat terlihat di seluruh propinsi. Pada enam minggu terakhir keadaan ini sudah mulai berubah. Pesisir pantai barat, para informan mengatakan cara pemerasan terhadap truk pribadi tidak lagi terjadi di jalan kecuali pada suatu posko Brimob dekat Tapaktuan di Aceh Selatan dimana Rp. 50.000 dikutip untuk sekali perjalanan ke Medan. Lebih dari itu, informan melaporkan bahwa posko polisi tekah menaikkan tariff pengutipan di setiap posko sepanjang perbatasan Sumatera Utara dari rata-rata Rp. 2.000 per posko hingga Rp. 5.000-10.000. Berita yang belum dibuktikan dari perjalanan di pesisir pantai timur menujukkan bahwa pengutipan dilakukan TNI/Polri banyak telah dihentikan. 2 Serambi Indonesia, Pemersan Masih Marak, 15 September 2005. 4

Insiden Konflik Lokal (non-gam-ri) terus meningkat Data surat kabar merangkum insiden konflik lokal yang non-gam-ri. Kedua-duanya baik perseturuan faktor alam maupun akibat ulah manusia, perseturuan administratif, konflik politik dan insiden main hakim sendiri. Seperti pada Grafik 4, insiden tidak mengikuti trendnya menurun seperti yang terjadi antara konflik GAM-RI. Terlihat indikasi meningkat insiden tersebut dan untuk pertama kalinya pada masa setelah tsunami jenis konflik ini lebih tinggi dari konflik GAM-RI. Pada tingkat tertentu, konflik lokal sudah mulai menggantikan konflik GAM-RI. Sembilan dari 15 insiden konflik lokal pada bulan September tergolong insiden main hakim sendiri yang mungkin sebelumya bisa digolongkan konflik vetikal GAM-RI (lihat diatas). Dengan alasan ini sangat dibutuhkan dilakukan pemantauan yang berkelanjutan pada berbagai tingkat dan bentuk dalam beberapa bulan ke depan khusunya di saat pasukan TNI dan Polri telah ditarik dan GAM telah menyerahkan senjatanya. Grafik 4: Insiden GAM-RI and Konflik Lokal berdasarkan bulan 5