STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

STUDI PENURUNAN KROMIUM DAN NIKEL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

OPTIMASI KONDISI PROSES ELEKTROKOAGULASI LOGAM KROMIUM DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI KHROMIUM DAN TEMBAGA DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING ARTIFICIAL DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

OPTIMASI KONDISI ELEKTROKOAGULASI ION LOGAM TIMBAL (II) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING

APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT. Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto

APLIKASI ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN PASANGAN ELEKTRODA ALUMINIUM UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR PKS DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN COD DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT. Ratni Dewi *) ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Yunus Tonapa, Agustinus Ngatin, Mukhtar Gozali

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGOLAHAN AIR LIMBAH COLD STORAGE MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Studi Efektifitas pada Penurunan Kadmium (Cd) terhadap Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) dengan Metode Elektrolisis

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

PROSES RECOVERY LOGAM Chrom DARI LIMBAH ELEKTROPLATING

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KOPI DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI SECARA BATCH

PEMANFAATAN LUMPUR ENDAPAN UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DENGAN SISTEM BATCH HALIFRIAN NURMANSAH

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

Pengolahan Air Limbah Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dengan Cara Elektrokoagulasi Aliran Kontinyu

PENURUNAN BOD dan TSS PADA LIMBAH INDUSTRI SAUS SECARA ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN ELEKTRODA Fe, Cu dan STAINLESS

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

Indonesian Journal of Chemical Science

PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI ELEKTROPLATING DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN ELEKTRODA Fe

PENGARUH LOGAM TEMBAGA DALAM PROSES PENYISIHAN LOGAM NIKEL DARI LARUTANNYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTRODEPOSISI TUGAS AKHIR

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA

Penurunan Kadar Logam Berat dan Kekeruhan Air Limbah Menggunakan Proses Elektrokoagulasi

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

PROSES ELEKTROKOAGULASI PENGOLAHAN LIMBAH LAUNDRY

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK

BAB. 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental laboratorium, yaitu

APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TEKSTIL MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKOAGULASI DENGAN SEL Al Al

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Pengolahan Limbah Tekstil Menggunakan Elektrokoagulasi

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride)

Pengolahan Deterjen Menggunakan Teknologi Elektrokoagulasi dengan Elektroda Aluminium

Pengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi (Studi Kasus Unit Pengolahan Air Bersih Rsup Dr.

PENURUNAN MINYAK DAN TSS PADA AIR LIMBAH BALAI YASA DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROKOAGULASI

OPTIMALISASI METODE ELECTROPLATTING KOAGULASI TERHADAP PENURUNAN KADAR LOGAM ZINKUM (Zn) PADA AIR BUANGAN LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN KARET

PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl

BAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai

Pengaruh Penambahan Natrium Khlorida Terhadap Penurunan Kekeruhan dan Kandungan Polutan Tembaga Pada Proses Elektrokoagulasi Air Limbah Industri

(Kode : D-16) PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI PADA PENURUNAN KADAR LOGAM BERAT Cu DALAM AIR LIMBAH PABRIK TEKSTIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

MAKALAH PPM TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN PEMANFAATAN KEMBALI LIMBAH ELEKTROPLATING. Oleh: R. Yosi Aprian Sari, M.

APLIKASI ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT

LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DOMESTIK DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

SIDANG HASIL TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

PERCOBAAN AWAL PROSES ELEKTROKOAGULASI SEBAGAI METODE ALTERNATIF PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PENGOLAHAN LOGAM BERAT KHROM (Cr) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DENGAN PROSES KOAGULASI FLOKULASI DAN PRESIPITASI

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

EFEKTIVITAS JENIS KOAGULAN DAN DOSIS KOAGULAN TEHADAP PENURUNAN KADAR KROMIUM LIMBAH PEYAMAKAN KULIT

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

PENGOLAHAN AIR KOLAM RENANG MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI DENGAN ELEKTRODA ALUMUNIUM GRAFIT

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

TINJAUAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

PERBANDINGAN METODE ELEKTROKOAGULASI DENGAN PRESIPITASI HIDROKSIDA UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT RUSYADI WICAHYO AULIANUR

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

PENERAPAN METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

Pengaruh Variasi Tegangan pada Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Proses Elektrolisis

PENGARUH TEGANGAN DAN WAKTU PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM DAN TORIUM DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

PENGARUH ph PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi hidro-orologi dan fungsi lingkungan lain yang penting bagi kehidupan seluruh

UJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR BATIK SEBELUM DAN SESUDAH DIOLAH DENGAN TAWAS DAN SUPER FLOK TERHADAP BIOINDIKATOR (Cyprinus carpio L)

PENURUNAN KEKERUHAN AIR LIMBAH SECARA ELEKTROKOAGULASI BERTENAGA SEL SURYA

Penurunan Kandungan Polutan pada Lindi dengan Metode Elektrokoagulasi-Adsorbsi Karbon Aktif

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGAMBILAN CHROM PADA LIMBAH ELEKTROPLATING. Firda Herlina

Pengaruh Parameter Proses Pelapisan Nikel Terhadap Ketebalan Lapisan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI Rachmanita Nofitasari, Ganjar Samudro dan Junaidi Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Abstract Electroplating industrial wastewater containing heavy metals that are harmful so that need treatment in order to minimize impact on the environment. Most industries treat their wastewater by coagulation - flocculation. It is easy in the processing but the cost and the resulting large amount of mud, especially in metal-based industries. The experiments were conducted in batches of 1 liter for 120 minutes, direct current of 5 A and a voltage of 3 V at current densities of, 50, 60, and 70 ma/cm2 and type electrode Aluminum and Iron. From the experimental values obtained electrocoagulation efficiency is 95% Ni and Cu were 98% in current density 70mA/cm. Comparison between electrocoagulation and coagulation do to get a new alternative technology in electroplating wastewater treatment. In terms of cost and processing electrocoagulation technique has many advantages than coagulation. Therefore the best treatment alternative selection is electrocoagulation Key words : Electrocoagulation, Parameters of Nicel and Cupper, Electroplating Waste Water. Abstrak Limbah cair industri elektroplating mengandung logam berat yang berbahaya sehingga diperlukan pengolahan agar dapat diminimalisir dampaknya terhadap lingkungan. Sebagian besar industri mengolah air limbah mereka dengan koagulasi - flokulasi. Hal ini mudah dalam pengolahan namun biaya dan mengakibatkan jumlah lumpur besar, terutama pada industri berbasis logam. Percobaan dilakukan secara batch 1 liter untuk 120 menit, arus searah dari 5 A dan tegangan 3 V pada densitas arus, 50, 60, dan 70 ma/cm2 dan jenis elektroda Alumunium dan Besi. Dari percobaan dapat diperoleh nilai efisiensi elektrokoagulasi Ni adalah 95% dan Cu adalah 98% pada kerapatan arus 70mA/cm. Perbandingan antara elektrokoagulasi dan koagulasi dilakukan untuk mendapatkan teknologi alternatif baru dalam pengolahan limbah elektroplating. Dalam segi biaya dan pengolahan teknik elektrokoagulasi memiliki banyak kelebihan daripada koagulasi. Oleh karena itu alternatif pemilihan pengolahan terbaik adalah elektrokoagulasi. Kata Kunci : elektrokoagulasi, parameter nikel dan tembaga, limbah elektroplating Pendahuluan Meningkatnya perekonomian Indonesia ditandai dengan berkembangnya berbagai industri seperti industri permesinan, farmasi, alat-alat elektronik, dan lain-lain. Beberapa unit industri tersebut memiliki unit pelapisan listrik. Industri elektroplating adalah industri yang melakukan pelapisan logam dengan bantuan arus listrik. Proses pelapisan logam terdiri atas pencucian, pembersihan, pelapisan, pembilasan dan pengeringan. Air yang berasal dari proses pencucian logam, pembersihan dan pembilasan biasanya mengandung logam-logam seperti Cu, Zn, Cr, Cd, Ni dan Pb. Perkembangan teknologi yang semakin pesat memberikan dampak negatif berupa limbah. Salah satu penyebab terjadinya pencemaran adalah banyaknya limbah yang dibuang tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu atau sudah diolah tetapi belum memenuhi persyaratan. Hal ini dimungkinkan karena adanya keengganan mengolah air limbah, disamping itu belum tersedianya sebuah teknologi pengolah air limbah yang mudah dan efisien sehingga dapat diterapkan di sebuah industri. Logam berat yang paling 1

banyak diperoleh dalam limbah elektroplating adalah Cr, Cu, Ni, Pb dan Zn. Apabila limbah ini dibuang ke lingkungan maka akan menambah jumlah ion logam dalam lingkungan. Nikel dan tembaga memiliki daya racun yang tinggi. Logam atau persenyawaan nikel dan tembaga yang masuk ke dalam tubuh dapat berinteraksi dengan bermacam-macam unsur fisiologis dalam tubuh sehingga mengganggu metabolisme dalam tubuh. Berdasarkan uraian tersebut, maka diperlukan suatu usaha untuk mengolah limbah hasil elektroplating agar dapat diminimalisir dampaknya terhadap lingkungan. Salah satu cara pengolahan adalah dengan cara pendestabilisasian partikel koloid yaitu melalui proses koagulasi dengan bantuan garam-garam yang mengandung ion-ion logam bervalensi tiga, seperti besi dan alumunium sebagai koagulan, sehingga proses pengolahan air limbah elektroplating ini dapat dilakukan dengan cara elektrolisa yang disebut dengan elektrokoagulasi. Proses elektrokoagulasi ini dilakukan dengan memasukan dua elektroda dari lempengan logam alumunium (Al) atau Besi (Fe) ke dalam elektrolit (air limbah) pada suatu bak reaktor, dimana salah satu menjadi anoda dan lainnya menjadi katoda. Lempengan tersebut disusun dengan jarak tertentu dan dialiri dengan listrik arus searah, sehingga elektroda logam alumunium/besi tersebut sedikit demi sedikit akan larut ke dalam air membentuk ion Al 3+ atau Fe 3+, yang oleh reaksi hidrolisa air akan membentuk Al(OH) 3.H 2 O atau Fe(OH) 3.nH 2 O yang merupakan koagulan yang sangat efektif. Penelitian mengenai elektrokoagulasi dalam pengolahan air ini, sudah pernah dilakukan sebelumnya antara lain yang dilakukan oleh Retni Susetyaningsih dimana memberikan hasil yang cukup memuaskan untuk limbah B3 cair dimana dapat diperoleh nilai efisiensi elektrokoagulasi kontamian Pb sebesar 99,16 % dan TSS sebesar 80,24 % pada kuat arus 5 A dan waktu operasi 120 menit. Dengan melihat hasil tersebut maka pada penelitian yang akan dilakukan dicoba menggunakan air limbah elektroplating yang mempunyai tingkat toksisitas tinggi karena mengandung logam berat yang dapat dikatakan sangat tinggi, pada proses elektrokoagulasi. Sebagai suatu alternatif pengganti proses yang ketergantungan terhadap bahan kimia, dimana dari hasil penelitian yang sudah dilakukan bahwa untuk menghasilkan air yang memenuhi baku mutu yang dianjurkan, dibutuhkan Alumunium Sulfat (tawas) sebesar 1300 mg/l dan Kapur 160 mg/l dosis ini cukup berlebihan dan tentunya menjadi beban yang cukup berat dalam pengolahan air limbah, maka proses elektrokoagulasi ini perlu direncanakan dengan baik agar dapat memberikan hasil yang optomum dan lebih efektif dalam mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi elektroda yang akan menentukan pemakaian daya listrik, yaitu jenis elektroda dan besarnya rapat arus. Pada Tugas Akhir ini akan dilakukan penelitian tentang kemampuan elektrokoagulasi dalam menurunkan parameter Nikel dan Tembaga dengan variasi jenis plat elektroda yaitu Al dan Fe serta pemilihan rapat arus terbaik sebesar, 50, 60, dan 70 ma/cm 2. Sebagai pertimbangan alternatif penganti penggunaan bahan kimia, dilakukan perbandingan antara elektrokoagulasi dan koagulasi kimia dalam aspek biaya dan keefektifannya dalam menurunkan Ni dan Cu. Metode Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian, diperlukan sebuah tujuan operasional penelitian. Dalam tujuan operasional penelitian dipaparkan tentang variabel dan data yang dibutuhkan sehingga dapat dijadikan sebuah panduan untuk melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis elektroda Al dan Fe dalam penurunan kadar konsentrasi Ni dan Cu serta besarnya rapat arus (, 50, 60 dan 70 ma/cm 2. Pada percobaan ini dilakukan perbandingan antara Elektrokoaguasi dengan Koagulasi untuk mendapatkan efisiensi terbaik dan dipertimbangkan dari segi biaya dan hasil efisiensi yang dilakukan. Pada percobaan koagulasi menggunakan pengaturan ph yaitu 6,7 dan 8 serta dosis koagulan untuk Aluminum Sulfat (alum) dan Ferro Sulfat sebesar 125, 250, 350, 450, 600 dan 700 mg/l. 2

1. Hasil Pengujian Konsentrasi Tembaga (mg/l) Tabel 1. Hasil Penyisihan Tembaga (mg/l) dengan Plat Alumunium Gambar 1. Skema Reaktor Elektrokoagulasi Air limbah elektroplating dimasukkan ke reaktor yang telah dipasang elektroda-elektroda Alumunium dan juga elektroda Besi, yang tersusun dengan jarak yang tetap dan dihubungkan dengan arus listrik searah. Penelitian ini dilakukan analisis terhadap kemampuan masing-masing elektroda dari plat Alumunium (Al) dan Besi (Fe) sebagai anoda dan katoda. Perbandingan penggunaan bahan elektroda Alumunium dan Besi dilakukan untuk mengetahui bahan elektroda terbaik dalam menyisihkan kandungan Nikel dan tembaga. Perlakuan dilakukan dengan menggunakan kerapatan arus sebesar ma/cm 2, 50 ma/cm 2, 60 ma/cm 2, 70 ma/cm 2. Pada setiap reaktor dilengkapi dengan Ampere meter, adaptor dengan tegangan sebesar 3 Volt dan kuat arus sebesar 5 Ampere. Proses pengambilan sampel dilakukan di reaktor dengan menggunakan pipet. Pengambilan sampel dilakukan setiap 15 menit selama 120 menit untuk masing-masing percobaan. Lokasi pengambilan sampel di tengahtengah (bagian paling jernih). Hal ini bertujuan supaya flok yang mengapung atau yang mengendap tidak ikut terbawa melalui pipa karet yang dipasang pada tengah-tengah reaktor. Analisis Dan Pembahasan Pembahasan hasil-hasil penelitian yang meliputi hasil percobaan elektrokoagulsi dengan menggunakan variasi jenis plat (Besi dan Alumunium) untuk penyisihan Nikel dan Tembaga. Pengukuran lain juga dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai pada setiap variabel kontrol seperti suhu, kekeruhan, TDS, TSS dan ph. Waktu (menit) Rapat Arus (ma/cm 2 ) 50 60 70 0 26,30 26,30 19,48 14,42 15 20,37 10,12 4,28 2,87 30 13,21 1,04 0,76 0,52 45 8,43 26,30 17,45 13,19 60 5,54 7,42 4,13 2,16 75 3,11 0,92 0,68 0,51 90 1,49 26,30 17,11 12,47 105 0,87 7,88 3,44 2,08 120 0,58 1,05 0,67 0,51 Sumber: Data Primer 2012 Gambar 2. Kurva Penyisihan Konsenrasi Cu (mg/l) dengan Plat Alumunium Tabel 2. Hasil Penyisihan Tembaga dengan Plat Besi Waktu RAPAT ARUS (ma/cm 2 ) (menit) 50 60 70 0 26,30 26,30 22,46 16,31 15 24,92 11,28 8,61 7,07 30 18,45 5,38 3,47 2,14 45 12,75 26,30 20,41 15,84 60 10,63 10,46 7,95 6,47 75 8,41 4,79 2,62 1,94 90 6,27 26,30 19,25 14,21 105 4,03 10,93 6,28 5,56 120 3,11 4,12 2,11 1,54 3

Gambar 3 Kurva Penyisihan Konsenrasi Cu dengan Plat Besi (mg/l) Konsentrasi Cu mengalami perubahan yang cukup signifikan dengan penurunan sebesar 26,3 mg/l menjadi 0,51 mg/l pada menit ke 120 dengan menggunakan plat Alumuniuk. Sedangkan dengan penggunaan plat besi penurunan terbaik pada konsentrasi 1,54 mg/l. Hasil penurunan maksimal dapat terlihat dengan menggunakan jenis plat elektroda Al dengan rapat arus sebesar 70 ma/cm 2 2. Hasil Penyisihan Konsentrasi Nikel (mg/l) Tabel 3 Hasil Penyisihan Nikel (mg/l) dengan Plat Alumunium Waktu (menit) Rapat Arus (ma/cm 2 ) 50 60 70 0 18,1 18,1 18,1 18,1 15 14,19 13,46 12,22 11,82 30 12,78 10,48 9,81 8,76 45 7,75 6,85 6,1 5,88 60 4,93 4,54 4,39 3,91 75 2,75 3,73 3,14 2,67 Gambar 4. Kurva Penyisihan Konsenrasi Ni dengan Plat Al (mg/l) Tabel 4. Hasil Penyisihan Nikel (mg/l) dengan Plat Fe Waktu (menit) Rapat Arus (ma/cm 2 ) 50 60 70 0 18,1 18,1 18,1 18,1 15 16,25 15,79 14,87 13,99 30 13,48 12,48 11,87 11,67 45 9,96 8,91 7,6 6,73 60 7,76 6,04 5,18 4,42 75 4,87 4,42 4,23 3,61 90 3,18 3,01 2,87 2,18 105 2,74 2,47 2,09 1,74 120 2,44 2,19 1,72 1,34 90 1,46 2,15 1,44 1,02 105 1,27 1,02 0,81 0,8 120 0,94 0,88 0,8 0,8 Gambar 5. Kurva Penyisihan Konsenrasi Ni dengan Plat Fe (mg/l) 4

Konsentrasi Ni mengalami perubahan yang cukup signifikan dengan penurunan sebesar 18,1 mg/l menjadi 0,8 mg/l pada menit ke 105. Penurunan terbaik pada konsentrasi 0,8 dengan menggunakan plat Alumunium. Penggunaan plat elektroda besi terjadi penurunan konsentrasi sebesar 1,34 mg/l. Hasil penurunan maksimal dapat terlihat dengan menggunakan jenis plat elektroda Al dengan rapat arus sebesar 70 ma/cm 2. Pada proses elektrokoagulasi ini terjadi pembentukan endapan dan flok-flok yang terapung (flotation), hal ini sebagai indikasi bahwa ion-ion Al 3+ dan Fe 3+ mengikat polutan atau pengotor sangat efektif. 4. Hasil Perubahan Kekeruhan (NTU) Tabel 6. Hasil Perubahan Kekeruhan (NTU) Rapat Arus (ma/cm 2 ) Kekeruhan Awal (NTU) Kekeruhan (NTU) Alumunium Akhir Besi 57,1 72,2 50 52,1 68,9 278 60 47,1 52,9 70 42,1 56,2 3. Hasil Perubahan ph Tabel 5. Nilai ph Setelah Pengolahan Rapat Arus (ma/cm 2 ) ph Awal ph Akhir Alumunium Besi 6,59 7,18 50 6,65 7,06 6,26 60 6,77 7,13 70 6,73 7,18 Gambar 3.7 Kurva Perubahan Kekeruhan (NTU) Konsentrasi Kekeruhan mengalami perubahan yang cukup signifikan dengan penurunan sebesar 278 NTU menjadi 42,1 NTU. Hasil penurunan maksimal dapat terlihat dengan menggunakan jenis plat elektroda Alumunium dengan rapat arus sebesar 70 ma/cm 2. Dibandingkan dengan hasil penyisihan dengan Besi pada 70 ma/cm 2 sebesar 56,7 NTU. Gambar 6. Kurva Perubahan ph Besarnya ph tidak mengalami perubahan yang berarti. ph awal sebesar 6,26 dan ph akhir tertinggi sebesar 7,18. Terjadinya kenaikan ph dikarenakan katoda memproduksi ion hidroksi (OH - ) secara berlebih, seiring dengan pertambahan waktu, sedangkan berkurangnya ph juga dikarenakan pada anoda terjadi oksidasi air (H 2 O) yang menghasilkan ion H +. Besarnya ph yang dihasilkan masih memenuhi baku mutu yang ditentukan oleh pemerintah sekitar 6-9. 5. Hasil Perubahan Suhu ( C) Tabel 7. Hasil Perubahan Suhu ( C) Rapat Suhu Suhu Akhir ( C) Arus Awal (ma/cm 2 ) ( C) Alumunium Besi 30,5 30 50 30,5 30 28 60 30,5 30 70 31 30,5 5

Konsentrasi TSS mengalami perubahan yang cukup signifikan dengan penurunan sebesar 163 mg/l menjadi 42,8 mg/ldengan plat elektroda Alumunium dengan rapat arus sebesar 70 ma/cm 2. Plat elektroda Besi mengalami perubahan sebesar 52,7 mg/l dengan rapat arus sebesar 70 ma/cm 2. Proses penurunan TSS dapat dipahami karena TSS adalah polutan yang berada dalam bentuk tersuspensi sehingga banyaknya flok yang terbentuk dan akhirnya terjadi pengendapan, hal ini menyebabkan TSS menurun. Gambar 8. Kurva Perubahan Suhu ( C) Suhu awal sebesar 29 ºC, pada akhir percobaan mengalami kenaikan suhu tertinggi sebesar 31 ºC. Kenaikan Suhu tertinggi pada plat elektroda Alumunium yaitu sebesar 31 ºC. Plat elektroda Besi mengalami kenaikan suhu sebesar 30,5 ºC dengan rapat arus sebesar 70 ma/cm 2. Perubahan suhu pada proses elektrokoagulasi karena melepaskan energi berupa panas atau perubahan suhu dalam limbah. 6. Hasil Perubahan TSS (mg/l) Tabel 8. Hasil Perubahan TSS 9mg/L) Rapat TSS TSS Akhir (mg/l) Arus Awal (ma/cm 2 ) (mg/l) Alumunium Besi 65,2 79,3 50 55,8 70,5 163 60 52,9 64,1 70 42,8 52,7 7. Hasil Perubahan TDS (mg/l) Tabel 9. Hasil Penurunan TDS (mg/l) Rapat TDS TDS Akhir (mg/l) Arus Awal (ma/cm 2 Alumunium Besi ) (mg/l) 149 159 50 153 146 177 60 155 160 70 151 143 Gambar 10. Kurva Perubahan TDS (mg/l) Konsentrasi TDS tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan dimungkinkan karena pada anoda menghasilkan ion Al 3+ dan Fe 3+. TDS awal sebesar 177 mg/l dan TDS akhir sebesar 151 pada plat elektroda Alumunium dan 143 mg/l pada plat elektroda Besi. Gambar 9 Kurva Perubahan TSS (mg/l) Hasil analisis setelah melalui proses elektrokoagulasi dengan variasi jenis plat 6

elektroda (Al dan Fe) dan Rapat arus (, 50, 60 dan 70 (ma/cm 2 )) secara umum memberikan perubahan yang signifikan. Baik konsentrasi Ni, Cu, kekeruhan, Suhu dan TSS, sedangkan perubahan ph dan TDS kurang signifikan karena pada proses elektrokoagulasi menghasilkan ionion dari anoda. Serta menghasilkan ion OH - dan H + yang berasal dari reaksi redoks dari air. Hasil penurunan maksimal dapat terlihat dengan menggunakan jenis plat elektroda Al dengan rapat arus sebesar 70 ma/cm 2. Pada proses elektrokoagulasi ini terjadi pembentukan endapan dan flok-flok yang terapung (flotation), hal ini sebagai indikasi bahwa ion-ion Al 3+ dan Fe 3+ mengikat polutan atau pengotor sangat efektif. 8. Hasil Penelitian dengan Metoda Jar-Test Percobaan ini dilakukan dengan koagulan Alumunium Sulfat dan Ferro Sulfat. Percobaan dilakukan dengan variasi ph sebesar 6,7 dan 8 menggunakan dosis koagulan masing-masing 125, 250, 350, 450, 600 dan 700 mg/l. Setelah dilakukan analisa selanjutnya dapat ditentukan ph optimum dan dosis koagulan optimum yang didapat berdasarkan penurunan kekeruhan tertinggi, hal ini didasarkan penurunan kekeruhan yang terjadi diikuti juga oleh penurunan logam berat dengan presentase yang berbeda-beda 9. Penyisihan Kekeruhan dengan Variasi ph dan Dosis Koagulan Penurunan kekeruhan terbaik pada jenis koagulan Alumunium sulfat pada dosis optimum yaitu 350 mg/l pada ph 6. Sedangkan dengan koagulan ferro sulfat diperoleh hasil bahwa dosis optimum adalah 250 mg/l pada ph 8. Dosis optimum dan ph optimum yang didapat ini digunakan sebagai acuan untuk mengukur parameter lain yang akan diukur yaitu kadar logam berat Cu dan Ni, TSS, TDS, suhu, dan ph 10. Hasil Pengolahan dengan Koagulan Alumunium Sulfat Tabel 10. Hasil pengolahan dengan Koagulan Alumunium sulfat pada dosis 350 mg/l dan ph optimum No. Parameter Sebelum Pengolahan 1. Tembaga 12,41 0,48 2. Nikel 9,4 0,97 3. ph 6,86 6,7 4. TDS 211 216 5. TSS 137 29 6. Temperatur 28 28,5 Setelah Pengolahan 11. Hasil Pengolahan dengan Koagulan ferrous sulfat Tabel 11. Hasil Pengolahan dengan Koagulan ferrous sulfat Parameter Sebelum Pengolahan Tembaga 12,41 1,3 Nikel (Ni) 9,41 1,24 ph 6,86 7,04 TDS 211 219 TSS 137 33 Temperatur 28 28,5 Setelah Pengolahan 12. Perbandingan Hasil pengolahan secara Elektrokoagulasi dan Koagulasi berdasarkan Efisiensi Pengolahan Tabel 12. Hasil Pengolahan dengan Koagulan ferrous sulfat Parameter Efisiensi Penyisihan (%) Elektrokoagulasi Nikel 95,6 95.4 Tembaga 98,06 97,4 Koagulasi 13. Perbandingan Berdasarkan Biaya Operasional Tabel 11. Perbandingan Berdasarkan Biaya Operasional 7

Plat Elektroda Alumunium Alumunium Sulfat Plat Elektroda Besi Rp 685,4 Rp 74,816 Rp 685,4 Ferro Sulfat Rp 74,816 Dengan demikian alternatif pengolahan yang dipilih sebagai pengolahan terbaik dalam pengolahan airlimbah elektroplating adalah Elektrokoagulasi dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Pengolahan secara elektrokoagulasi dapat mengolah limbah elektroplating untuk sekali percobaan tanpa adanya penentuan dosis optimum, sedangkan pengolahan secara koagulasi harus mengetahui dosis optimum sehingga membuuhkan banyak bahan kimia sebagai koagulan 2. Waktu pada pengolahan secara elektrokoagulasi lebih cepat karena prosesnya cepat. Sedangkan pada proses koagulasi membutuhkan waktu lama karena lamanya penentuan dosis optimum yang digunakan 3. Koagulan yang dihasilkan pada elektrokoagulasi berasal dari plat elektroda, dimana setelah plat elektroda tersebut sudah jenuh dan tidak terpakai lagi, dapat dimanfaatkan kembali. Pada proses koagulasi, koagulan yang dihasilkan berupa bahan kimia yang ditambahkan pada limbah ecair elektroplating sehingga sudah tidak dapat dimanfaatkan kembali 4. Pada proses elektrokoagulasi tidak membutuhkan pengaturan ph karena dalam prosesnya menghasilkan ion H+ dan OH -. Pada proses koagulasi membutuhkan pengaturan ph karena proses koagulasi dapat menurunkan ph sedangkan plat elektroda besi penurunan diatas 90 % terjadi pada menit ke 105. 3. Alternatif pengolahan untuk mengolah air limbah elektroplating adalah elektrokoagulasi dilihat dari segi biaya dan efisiensi pengolahan. Daftar Pustaka Bambang, I., Mawar D.S.S., dan Utari A. 2009. Design Pengolahan Air Limbah Domestik dengan Proses Elektrokoagulasi dengan Menggunakan Elektroda Alumunium Jurnal Teknologi Lingkungan UniversitasTrisakti 5,1 Holt, P. 2006. Electrocoagulation as a Wastewater Treatment. Journal of Australian Environmental Engineering. Vol. 3, November 1999. Koparal, A. S. dan Ogutveren, U. B. (2002) Removal of nitrate from water by electroreduction and electrocoagulation. Journal of Hazardous Materials, B89, 83-94 MenLH, 2007, Panduan Penyusunan dan Pemeriksaan Dokumen UKL-UPL Industri Elektroplating Mollah, M.Y.A., Morkovsky, P., Gomes, J. A. G., Kesmez, M., Parga, J., and Cocke, D.L. (2004), Fundamentals, Present and Future Perspectives of Electrocoagulation, Journal of Hazardous Materials, B114: 199 210 Purwanto, Syamsul H, 2005, Teknologi Industri Elektroplating, Badan penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan temuan studi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Proses elektrokoagulasi efektif digunakan dalam pengolahan untuk menurunkan konsentrasi Tembaga dan Nikel, yaitu masing-masing sebesar 98,06 % dan 95,58% pada Rapat Arus 70 ma/cm 2. 2. Penggunaan plat elektroda Alumunium dapat menyisihkan penurunan konsentrasi nikel dan tembaga diatas 90% pada menit ke 90 8