Gambaran kadar lipid trigliserida pada pasien usia produktif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado periode November 2014 Desember 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010).

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

I. PENDAHULUAN. traditional lifestyle menjadi sedentary lifestyle (Hadi, 2005). Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARAASUPAN KARBOHIDRATDAN LEMAK DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PESENAM AEROBIK WANITA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara mengingat beban biaya serta morbiditas dan mortalitas yang

ABSTRAK PERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di

ABSTRAK GAMBARAN USIA, JENIS KELAMIN, LINGKAR PERUT DAN BERAT BADAN PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RS IMMANUEL. Aming Tohardi, dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

I. PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

ASUPAN ENERGI, ASAM LEMAK TAK JENUH GANDA, KOLESTEROL DAN IMT DENGAN KADAR KOLESTEROL DARAH PADA PASIEN JANTUNG KORONER RAWAT JALAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kematian di Asia Tenggara paling banyak disebabkan oleh penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia (Park & Kim,2012). Sekitar 2,8 juta orang dewasa meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian di negara dengan pendapatan rendah dan menengah

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

EFEK DAGING BUAH NAGA

BAB I PENDAHULUAN. dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam aktifitas yang cukup seperti pada umumnya yang dianggap

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN PROFIL LIPID DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LANSIA DI RUMAH SAKIT ISLAM JEMURSARI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat

Transkripsi:

Gambaran kadar lipid trigliserida pada pasien usia produktif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado periode November 2014 Desember 2014 1 Anggara E. Watuseke 2 Hedison Polii 3 Pemsi M. Wowor 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 3 Bagian Farmakologi Klinik dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: anggawatuseke@gmail.com Abstract: Trigliserida is especial fat in human being food and represent especial deposit fat at animal and plant. Increase of trigliserida earn because of body overweight, also physical activities, age, disparity of genetic, or high diet of carbohydrate. Purpose To know picture of trigliserida at productive age pursuant to age at Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang, Manado. Method The design s study is a descriptive study with cross sectional method. Result Responder owning rate of trigliserida highest reside in spanning age 31-40 years old equal 46,15%, second sequence at spanning age 51 60 years old equal 36,36%, third sequence at spanning age 41 50 years old equal 20%. Pursuant to gender, responder owning rate of trigliserida highest is men equal to 36,85% and women equal to 16,13%. Pursuant of job responder owning rate of trigliserida highest is private sector 35,72%, PNS equal to 23,81%, and third sequence is unemployment equal 20%. Conclusion: The highest level of trigliserida is from 31-40 years old, male, and who has private jobs. This proves that triglyceride levels can be effected by age, sex, and occupation. Keywords: lipid triglycerides, the productive age. Abstrak: Trigliserida adalah lemak utama dalam makanan manusia dan merupakan lemak simpanan utama pada tumbuhan dan hewan. Peningkatan trigliserida dapat disebabkan oleh kelebihan berat badan, karna juga aktivitas fisik, usia, kelainan genetik, atau diet tinggi karbohidrat. Tujuan penelitian Untuk mengetahui gambaran trigliserida pada usia produktif berdasarkan usia di Puskesmas Bahu, Kecamatan Malalayang, Kota Manado. Desain penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode potong lintang. Hasil penelitian responden yang memiliki kadar trigliserida tertinggi berada pada rentan usia 31 40 tahun sebesar 46,15%, urutan kedua pada rentan usia 51 60 tahun sebesar 36,36%, urutan ketiga pada rentan usia 41 50 tahun sebesar 20%. Berdasarkan jenis kelamin, responden yang memiliki kadar trigliserida tinggi terbanyak adalah laki laki sebesar 36,85% dan perempuan sebesar 16,13%. Berdasarkan jenis pekerjaan responden yang memiliki kadar trigliserida tinggi terbanyak adalah swasta sebesar 35,72%, urutan kedua PNS sebesar 23,81%, dan urutan ketiga tak bekerja sebesar 20%. Simpulan: Kadar trigliserida tertinggi ada pada rentan usia 31 40 tahun, jenis kelamin laki laki dan pekerjaan swasta. Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan antara usia, jenis kelamin dan pekerjaan dengan peningkatan kadar trigliserida. Kata kunci: lipid trigliserida, usia produktif. 1

Watuseke, Polii, Wowor: Gambaran kadar lipid... Trigliserida merupakan penyimpanan lipid yang utama didalam jaringan adipose, bentuk lipid ini akan terlepas setelah terjadi hidrolisis oleh enzim lipase yang sensitif - hormon menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan terait pada albumin serum dan untuk pengangkutannya ke jaringan, tempat asam lemak tersebut dipakai sebagai sumber bahan bakar yang penting. 1 Usia produktif adalah usia dimana seseorang mampu melakukan tindakan kreatif yang dapat menghasilkan sesuatu. Tindakan produktif dapat berupa tindakan kerja keras, tindakan kerja cerdas, mampu bersikap mandiri, serta memiliki pandangan hidup dan wawasan ke depan. Rentang usia produktif menurut BKKBN adalah antara 15 59 tahun. Pada umumnya, dengan gaya hidup normal, trigliserida tidak meningkat saat usia produktif. 2 Dislipidemia digambarkan sebagai suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan trigliserida dan penurunan kolesterol High Density Lipoprotein (HDL), kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) biasanya normal namun mengalami perubahan struktur berupa peningkatan small dense LDL. Dislipidemia memiliki prevalensi yang tinggi hampir di seluruh negara di dunia, diantaranya Cina, tepatnya kota Beijing. Suatu penelitian yang dilakukan pada 3251 orang dewasa dengan umur antara 45-89 tahun, didapatkan prevalensi dislipidemia sebesar 56.1±0.9%. Nilai ratarata konsentrasi kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliseridemia yakni 4.92±1.01 mmol/l, 1.61±0.36 mmol/l, 2.88±8.85 mmol/l, dan 1.76±1.26 mmol/l. 4,5 Belum banyak penelitianpenelitian yang belum dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu, melalui penelitian ini peneliti berharap hasil yang didapatkan dapat membantu menambah informasi tentang gambaran lipid trigliserida dan hubungannya dengan usia produktif sekaligus menjadi pelengkap data tentang pola trigliserida di Puskesmas Bahu, Kecamatan Malalayang. Berdasarkan uraian teori di atas, maka peneliti tertarik ingin mengetahui tentang Gambaran kadar lipid trigliserida pada Usia produktif. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode potong lintang (crossectional) dan Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado, Waktu penalaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu pada bulan November sampai bulan Desember 2014. Populasi Seluruh pasien usia produktif usia 15-64 tahun di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado sebanyak 50 pasien. Pengambilan sampel menggunakan teknik purpossive sampling sebanyak 50 pasien. Variable penilitian ini yang di ambil Kadar lipid trigliserida dan usia produktif. Alat dan bahan yang di gunakan semprit untuk pengambilan darah, sarung tangan, kapas dan alkohol, tabung EDTA, tourniquet, dan lipid pro. Cara kerja penelitian ini yaitu : 1. Menjelaskan pada subjek tentang proses pemngambilan darah. 2. Tentukan vena untuk pengambilan darah. 3. Ikat lengan dengan tourniquet 7-10 cm dari lipatan siku 4. Lakukan disinfeksi dengan menggunakan kapas dan alkohol 5. Tusukan jarum dengan sudut 30-45 derajat, lepaskan tourniquet 6. Setelah mendapatkan darah yang cukup, tarik jarum secara perlahan lahan dan tekan bagian yang ditusuk dengan menggunakan kapas 7. Lepaskan jarum dari semprit dan masukan ke dalam tabung EDTA 8. Setelah itu sampel di bawa ke laboratorium umtuk dilakukan pemeriksaan kadar trigliserida dalam darah. HASIL PENELITIAN Berdasarkan data penelitian yang masih kurang mengenai gambaran lipid trigliserida pada peningkatan usia produktif, maka peneliti menjabarkan hasil penelitian sebagai berikut.

Tabel 1. Gambaran Umur Responden Umur Tg. Tinggi (%) 21 30 0 0 % 31 40 6 46,15% 41 50 3 20% 51 60 4 36,36% 61 64 0 0% Total 13 26% Berdasarkan Tabel 1 hasil penelitian menunjukkan umur responden dengan trigliserida tertinggi adalah 31 40 tahun (46,15%). Tabel 2. Gambaran Jenis Kelamin Responden Jenis kelamin Tg. Tinggi (%) Laki laki 7 36,85% Perempuan 5 16,13% Total 12 24% Berdasarkan Tabel 2 hasil penelitian menunjukan jenis kelamin responden dengan trigliserida tertinggi adalah laki laki (36,84%). Tabel 3. Gambaran Pekerjaan Responden Pekerjaan Tg. tinggi (%) PNS 5 23,81% Swasta 5 35,72% Tak Bekerja 3 20% Total 13 27% Berdasarkan Tabel 3 hasil penelitian menunjukan pekerjaan responden dengan trigliserida tertinggi adalah swasta (35,72%). Tabel 4. Gambaran Kadar Trigliserida Responden Responden Jumlah (%) Normal 38 76% Tidak 12 24% normal Total 50 100% 3 Berdasarkan Tabel 4 hasil penelitian menunjukan jumlah responden dengan trigliserida tertinggi berjumlah 12 (24%) responden. BAHASAN Penelitian ini dilakukan kepada responden usia produktif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 50 responden yang merupakan pasien Puskesmas Bahu menunjukkan kadar lipid trigliserida normal berjumlah 12 responden laki-laki (persentase sebesar 63,158% dari total responden laki-laki) dan 26 responden perempuan (persentase sebesar 83,871% dari total responden perempuan) total 38 responden sedangkan yang tidak normal berjumlah 7 responden laki-laki (persentase sebesar 36,842% dari total responden lakilaki) dan 5 responden perempuan (persentase sebesar 16,129% dari total responden perempuan) total 12 responden. Pada wanita, trigliserida umumnya lebih rendah dibandingkan dengan pria. Tetapi pada waktu menopause, trigliserida wanita cenderung meningkat dan mengakibatkan insiden terjadinya penyakit koroner pada wanita meningkat juga. Konsumsi alkohol, asam lemak jenuh, karbohidrat, dan jumlah kalori yang tinggi dapat meningkatkan trigliserida. 5 Obesitas dan diabetes yang tidak dikendalikan menjadi penyebab paling umum terjadinya kadar trigliserida yang tinggi. Kadar trigliserida tinggi terjadi ketika seseorang banyak mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat atau kadar gula yang tinggi. Risiko terkena penyakit jantung akan meningkat seiring dengan tingginya kadar trigliserida seseorang. 6 Ada kemungkinan, tingginya kadar trigliserida pada beberapa responden disebabkan oleh obesitas dan diabetes. Namun, peneliti tidak mengukur IMT dan kadar gula darah responden. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan jenis pemeriksaan yang diberikan kepada responden yang hanya mengukur kadar trigliserida saja.

Watuseke, Polii, Wowor: Gambaran kadar lipid... Berdasarkan hasil dari tabel 2 didapatkan kadar trigliserida tinggi terbanyak berada pada rentang usia 31 40 tahun sebanyak 6 responden. Sedangkan kadar trigliserida normal terbanyak berada pada rentang usia 41 50 tahun sebanyak 12 responden. Berdasarkan hasil dari tabel 3 didapatkan kadar trigliserida normal berjumlah 12 responden laki-laki dan 26 responden perempuan (total 38 responden) sedangkan yang tidak normal berjumlah 7 responden laki-laki dan 5 responden perempuan (total 12 responden). Berdasarkan hasil dari tabel 4 didapatkan kadar trigliserida berdasarkan jenis pekerjaan. Kadar trigliserida normal terbanyak pada jenis pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan 16 responden sedangkan kadar trigliserida tinggi terbanyak responden yang tak bekerja sebanyak 3 orang. Kadar trigliserida dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia, jenis kelamin dan aktivitas fisik. Pada sebuah penelitian di Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, tingkat aktivitas fisik pekerja kantoran termasuk dalam kategori sedang dan rendah. Selain itu pekerja kantoran yang memiliki status gizi lebih mempunyai pola makan yang kurang baik dan aktivitas fisik yang rendah. Aktivitas fisik yang kurang dan pola makan yang salah berisiko mengalami penumpukan lemak serta trigliserida dalam tubuh. Kadar trigliserida dalam darah juga dipengaruhi oleh asupan. Asupan lemak dan karbohidrat yang berlebihan dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah. Trigliserida yang tinggi dapat diatasi dengan cara mengatur asupan. Konsumsi sayur dan buah yang tinggi akan serat serta vitamin dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah. 7 SIMPULAN Berdasarkan usia, kadar trigliserida tertinggi berada pada rentang usia 31-40 tahun dengan jumlah 6 orang. Kadar trigliserida tertinggi kedua berada pada rentang usia 51-60 tahun dengan jumlah 4 orang, dan kadar trigliserida tertinggi ketiga berada pada rentang usia 41-50 tahun dengan jumlah 3 orang. Berdasarkan jenis kelamin, terdapat laki-laki dengan trigliserida tinggi sebanyak 7 orang sedangkan perempuan dengan trgliserida tinggi sebanyak 5 orang. Berdasarkan jenis pekerjaan, terdapat trigliserida tertinggi pada pegawai negeri sipil dan swasta masing-masing sebanyak 5 orang dan yang trigliserida tinggi paling sedikit terdapat pada orang yang tak bekerja. SARAN Saran yang dapat peneliti berikan adalah agar dilakukan pemberian penyuluhan kepada masyarakat dalam hal faktor penyebab peningkatan kadar lipid trigliserida di Kota Manado khususnya di lingkup kerja Puskesmas Bahu, Kecamatan Malalayang. Hal ini diharapkan dapat menurunkan angka kadar trigliserida yang tinggi pada masyarakat. Penelitian selanjutnya diharapkan membahas hubungan antara obesitas dengan peningkatan kadar lipid trigliserida. DAFTAR PUSTAKA 1. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: Penerbit buku kedokteran ECG; 2000. 2. Pitoyo AJ, Kiswanto E, Rahmat PN, Fauziah S. Menjadi Produktif di Usia Produktif. Jakatra: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; 2013. 3. Kasliwal RR, Kulshreshtha A, Agrawal S, Bansal M, dan Trehan N. Prevalence of cardiovascular risk fator in Indian patient undergoing coronary artery bypass surgery. Journal of the Association Phisicians India. JAPI 54; 2006. 4. Haddad FH, Omari AA, Shamailah QM, Malkawi OM, et al. Lipid profile in patients with coronary artery disease. Saudi Med J. 2002; 23(9): 1054-1058. 5. Amwila, A.Y, M.C. Linder, A. Parakkasi. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

6. Goff DC, Bertoni AG, Kramer H, Bonds D, Blumenthal RS, Tsai MY, Psaty BM. Dyslipidemia Prevalence, Treatment, and Control in the MultiEthnic Study of Atherosclerosis (MESA): Gender, Ethnicity, and Coronary Artery Calcium. Circulation-Journal of American heart association, 2006 Vol. 113:647-656. USA. 7. Kuchel P, Ralston GB. Schaum s Easy outline Biokimia. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006. 5