1Konsep dan Teori Gender

dokumen-dokumen yang mirip
GENDER DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT. Agustina Tri W, M.Pd

KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF GENDER. By : Basyariah L, SST, MKes

Pemahaman Analisis Gender. Oleh: Dr. Alimin

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. upaya dari anggota organisasi untuk meningkatkan suatu jabatan yang ada.

BAB II. Kajian Pustaka. Studi Kesetaraan dan Keadilan Gender Dalam Pembangunan 9

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

STUDI TENTANG KESETARAAN GENDER

BAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman

GENDER DAN PENDIDIKAN: Pengantar

Laki-laki, Perempuan, dan Kelompok Masyarakat Rentan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam

Kesehatan reproduksi dalam perspektif gender. By : Fanny Jesica, S.ST

BAB I PENDAHULUAN. struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

Tim Penyusun. Pengarah. Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sulawesi Selatan

Konsep dan Teori Gender

Kasus Bias Gender dalam Pembelajaran

JENDER DAN KESEHATAN REPRODUKSI. Pile Patiung, SE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat kodrat sebagai ciptaan

Konsep Dasar Gender PERTEMUAN 4 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

BAB I PENDAHULUAN. perempuan atau laki-laki secara terpisah, tetapi bagaimana menempatkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

KOLABORASI ANTAR STAKEHOLDER DALAM MENANGANI TINDAK KEKERASAN ANAK BERBASIS GENDER DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

Hakekat Perencanaan. Model Perencanaan. Proses Perencanaan Program 5/24/2017. Community Development Program. Prinsip community development program

PERANAN WANITA DALAM PEMBANGUNAN BERWAWASAN GENDER

BAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat yang menganut sistem patriarkhi seringkali menempatkan lakilaki

MATERI MODUL MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI. Disusun Oleh : Dewi Nur Andhika Sari (11)

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa menangani masalahnya dapat mengakibatkan stres. Menurut

Kontribusi Wanita Nelayan Dalam Sosiokultural Gender di Kelurahan Pulau Panjang Barelang - Batam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan Reproduksi dalam Perspektif Gender

Analisis Gender dan Transformasi Sosial Pembahas: Luh Anik Mayani

BAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Teoritis Tentang Organisasi Kemahasiswaan. Untuk membahas organisasi kemahasiswa, terlebih dahulu akan di bahas tentang

Gender, Social Inclusion & Livelihood

DEFINISI & TERMINOLOGI ANALISIS GENDER

Kekerasan dalam Rumah Tangga

BAB 6 PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas dan menjelaskan hasil dan analisis pengujian

PENGANTAR Pengertian Jender. Wiwik D Pratiwi

FENOMENA TAMAN PENITIPAN ANAK BAGI PEREMPUAN YANG BEKERJA. Nur Ita Kusumastuti K Pendidikan Sosiologi Antropologi

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME

Seks Laki-laki dan Laki-laki, perempuan, interseks, transgender

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. semua objek yang masih dianggap eksternal dan secara paradigmatik harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. gagasan anti poligami (Lucia Juningsih, 2012: 2-3). keterbelakangan dan tuntutan budaya.

MEMAHAMI GENDER UNTUK MENGATASI KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN. Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II. Kajian Pustaka. hukum adat. Harta orangtua yang tidak bergerak seperti rumah, tanah dan sejenisnya

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bermacam-macam, seperti politik, keyakinan agama, rasisme dan ideologi

KONSEP-KONSEP POKOK DALAM SOSIOLOGI KESEHATAN: GENDER DAN KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERSAMAAN GENDER DALAM PENGEMBANGAN DIRI. Oleh Marmawi 1

BAB I PENDAHULUAN. oleh daya saing dan keterampilan (meritokration). Pria dan wanita sama-sama

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki

II. TINJAUAN PUSTAKA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016 EKSISTENSI MAHASISWI D ALAM BERORGANISASI D I LINGKUNGAN FAKULTAS PEND ID IKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Tiongkok merupakan negara dengan populasi penduduk terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KESETARAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kesetaraan gender di tempat kerja: Persoalan dan strategi penting

PENDIDIKAN ADIL GENDER DALAM KELUARGA 1. Siti Rohmah Nurhayati, M.Si. 2

I. PENDAHULUAN. lain hal. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, pengertian pernikahan

BAB I PENDAHULUAN. adalah penindasan dan eksploitasi perempuan, kekerasan dalam rumah tangga,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. a. Gender adalah peran sosial dimana peran laki-laki dan peran. perempuan ditentukan (Suprijadi dan Siskel, 2004).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. gender. Kekerasan yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender related

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Timbulnya anggapan bahwa kaum perempuan lebih lemah

PERSPEKTIF GENDER DALAM PELAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa

2. Konsep dan prinsip

2. Teoretisasi Gender

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya jaman dan arus globalisasi membuat tidak sedikit

MEWUJUDKAN KEADILAN GENDER MELALUI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUAN

PENDEKATAN TEORETIS TINJAUAN PUSTAKA

GENDER, PEMBANGUNAN DAN KEPEMIMPINAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan go publik yang ikut berperan dalam peningkatan

Discrimination and Equality of Employment

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan yang diraih oleh perusahaan tentunya tidak lepas dari peran

RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR.. TAHUN 2009 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

Pemberdayaan Peran Perempuan dalam Kegiatan Perdamaian

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh: M. Hamid Anwar, M. Phil

Eksistensi Perempuan dalam Pembangunan yang Berwawasan Gender

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

Transkripsi:

1Konsep dan Teori Gender Pengantar Dalam bab ini akan disampaikan secara detil arti dan makna dari Gender, serta konsepsi yang berkembang dalam melihat gender. Hal-hal mendasar yang perlu dipahami oleh seorang yang baru mulai mengenal konsepsi gender dianggap penting, karena akan memberikan pijakan pada dirinya dalam melihat keberadaan masalah gender yang mungkin ada dan berkembang di masyarakat. Secara ringkas, bab ini akan menjabar terminologi gender, baik secara konseptual maupun teoretikal. Pemahaman konseptual yang akan dibangun, diarahkan kepada pemahaman apa yang dimaksud dengan gender itu sendiri, terutama pada keberbedaannya dengan konsepsi jenis kelamin. Sementara dalam konteks teoretikal, bab ini akan mendiskusikan pemikiran atau perspektif yang berkembang dalam melihat permasalah gender, yaitu teori nature dan teori nurture. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan: (1) memahami konsep dasar gender (2) memahami teori-teori dasar gender Konsepsi Dasar Gender Apa itu teori? Dalam kamus umum yang ada, teori (plural) dapat diartikan sebagai satu kelompok pernyataan (proposi) umum yang sudah teruji, yang secara umum diakui kebenarannya, yang dapat dijadikan sebagai prinsip-prinsip untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena yang ada. Sehingga, dalam konteks ilmu pengetahuan, secara umum dapat dipahami bahwa teori berarti model atau kerangka berfikir untuk menjelaskan fenomena alam dan fenomena sosial tertentu.

Bagaimana terbentuknya teori? Secara traditional, teori harus dibangun dalam kerangka, proses dan metoda ilmiah yang jelas, yang terus bergerak dalam suatu siklus ilmu pengetahuan yang terus berkembang, seperti tampak pada Gambar 1 berikut: Pengetahuan Baru Pengetahuan yang ada Modifikasi asumsi Himpunan asumsi Pengembangan/ revisi teori Prinsip-prinsip umum Hipotesis Pengujian melalui pengumpulan data Gambar 1. Siklus Pembentukan Ilmu Pengetahuan Seperti tampak dalam Gambar 1 tersebut, teori dibangun melalui proses yang dimulai dengan pengetahuan yang sudah ada (existing knowledge), kemudian dibentuk asumsi-asumsi, hipotesis yang diuji dengan fakta-fakta empirik, sehingga dapat dibuat prinsip-prinsip baru sebagai perbaikan atau penyempurnaan dari teori yang sudah ada tersebut. Apa itu Gender? Memang gender untuk sejumlah orang masih dapat dikatakan sebagai suatu ide yang baru. Tetapi sebenarnya, secara sederhana, gender adalah tentang laki-laki dan perempuan, tentang apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka berhubungan satu sama lain dalam kehidupannya bermasyarakat. Dalam bermasyarakat dan berkeluarga, laki-laki dan perempuan saling belajar melalui suatu proses sosial. Secara umum, perilaku masing-mas ingnya tidaklah tetap tetapi dinamik, dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, ekonomi, budaya, politik dan ekologinya masing-masing.

Secara konsepsual, istilah gender dikemukakan oleh para ilmuwan sosial dengan maksud untuk menjelaskan perbedaan perempuan dan laki-laki yang mempunyai sifat bawaan (ciptaan Tuhan) dan bentukan budaya (konstruksi sosial). Hal ini terutma untuk menghindari sering terjadinya pencampuradukan ciri-ciri manusia yang bersifat kodrati (tidak berubah) dengan yang bersifat non-kodrati (gender) yang bisa berubah dan diubah. Perbedaan peran gender ini juga menjadikan orang berpikir kembali tentang pembagian peran yang dianggap telah melekat, baik pada perempuan maupun laki-laki. Sehingga, secara definitif, dapat dikatakan bahwa Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan jaman. Pendefisinian gender ini jelas bedanya dengan pendefinisian kodrati tentang seks atau jenis kelamin. Seks adalah perbedaan jenis kelamin yang ditentukan secara biologis. Seks melekat secara fisik sebagai alat reproduksi. Oleh karena itu, seks merupakan kodrat atau ketentuan Tuhan sehingga bersifat permanen dan universal. Untuk dapat melihat perbedaan antara Gender dan Seks dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Perbedaan Gender dan Seks Gender Seks/jenis kelamin Bisa berubah Tidak bisa berubah Dapat dipertukarkan Tidak dapat dipertukarkan Tergantung musim Berlaku sepanjang masa Tergantung budaya Berlaku di mana saja masingmasing Kodrat (ciptaan Tuhan): Bukan kodrat (buatan perempuan menstruasi, masyarakat) hamil, melahirkan, menyusui Berdasar pada pemahaman umum yang ada pada masyarakat saat ini, apa yang membedakan antara laki-laki dan perempuan juga dapat dilihat dari aspek fungsi, ruang lingkup dan tanggung jawab, seperti pada tabel berikut. Tabel 2. Perbedaan Laki-laki dan Perempuan dilihat dari Sifat, Fungsi, Ruang Lingkup, dan Tanggungjawab Aspek Laki-laki Perempuan Sifat Maskulin Feminin Fungsi Produksi Reproduksi Ruang Lingkup Publik Domestik Tanggung Nafkah Utama Nafkah tambahan

Jawab Bagaimana bentuk Diskrimasi Gender? Diskriminasi berarti setiap pembedaan, pengucilan, atau pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin, yang mempunyai tujuan mengurangi atau menghapus pengakuan, penikmatan atau penggunaan hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan pokok di bidang politik, ekonomi, dll oleh perempuan, terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar persamaan antara perempuan dan laki-laki. Ketidaksetaraan atau Ketidakadilan gender adalah berbagai tindak ketidakadilan atau diskriminasi yang bersumber pada keyakinan gender, mencakup ketidaksetaraan didepan hukum, ketidaksetaraan peluang dan ketidaksetaraan dalam hak bersuara. Tabel 3. Keterkaitan antara Keyakinan Gender dengan Bentuk Ketidakadilan Gender Keyakinan Gender Bentuk Ketidakadilan Perempuan: lembut dan bersifat emosional Perempuan: pekerjaan utamanya di rumah dan kalau bekerja hanya membantu suami (tambahan) Lelaki berwatak tegas dan rasional Tidak boleh menjadi manajer atau pemimpin suatu institusi Dibayar lebih rendah dan tidak perlu kedudukan yang tinggi/penting Cocok menjadi pemimpin dan tidak pantas kerja di rumah dan memasak

Gambar 2. Pertarungan antara perempuan dan laki-laki: Sumber: Willian de Vries: gender di Jambi Ketidakadilan atau diskriminasi gender tersebut sering terjadi dalam keluarga dan masyarakat serta di tempat kerja dalam berbagai bentuk, yaitu: (i) Stereotip/Citra Baku, yaitu pelabelan terhadap salah satu jenis kelamin yang seringkali bersifat negatif dan pada umumnya menyebabkan terjadinya ketidakadilan. Misalnya, karena perempuan dianggap ramah, lembut, rapi, maka lebih pantas bekerja sebagai sekretaris, guru Taman Kanak-kanak; kaum perempuan ramah dianggap genit; kaum laki-laki ramah dianggap perayu. (ii) Subordinasi/Penomorduaan, yaitu adanya anggapan bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih rendah atau dinomorduakan posisinya dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya. Contoh: Sejak dulu, perempuan mengurus pekerjaan domestik sehingga perempuan dianggap sebagai orang rumah atau teman yang ada di belakang. Gambar 3. Penomorduaan (iii) Marginalisasi/Peminggiran, adalah kondisi atau proses peminggiran terhadap salah satu jenis kelamin dari arus/pekerjaan utama yang berakibat kemiskinan. Misalnya, perkembangan teknologi menyebabkan apa yang semula dikerjakan secara manual oleh perempuan diambil alih oleh mesin yang pada umumnya dikerjakan oleh lakilaki.

(iv) Beban Ganda/Double Burden, adalah adanya perlakuan terhadap salah satu jenis kelamin dimana yang bersangkutan bekerja jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya. Mengapa Beban Ganda bisa terjadi? Berbagai observasi menunjukkan bahwa perempuan mengerjakan hampir 90 persen dari pekerjaan dalam rumah tangga. Karena itu, bagi perempuan yang bekerja di luar rumah, selain bekerja di wilayah publik, mereka juga masih harus mengerjakan pekerjaan domestik. Gambar 4. Perempuan di rumah, di tempat kerja dan memproteksi lingkungan (v) Kekerasan/Violence, yaitu suatu serangan terhadap fisik maupun psikologis seseorang, sehingga kekerasan tersebut tidak hanya menyangkut fisik (perkosaan, pemukulan), tetapi juga nonfisik (pelecehan seksual, ancaman, paksaan, yang bisa terjadi di rumah tangga, tempat kerja, tempat-tempat umum. Gambar 5. Bentuk ketidaksetaraan gender