1
indikator kesejahteraan DAERAH provinsi kalimantan selatan sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Jl. Kebon Sirih No. 14 Jakarta Pusat 10110 Telp : 021-3912812 Faks : 021-3912-511 dan 021-391-2513 E-Mail : sekretariat@tnp2k.go.id Website : www.wapresri.go.id 2
SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA indikator kesejahteraan DAERAH provinsi kalimantan selatan indikator kesejahteraan DAERAH provinsi kalimantan selatan 3
SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA indikator kesejahteraan DAERAH provinsi kalimantan selatan
Judul: Indikator Kesejahteraan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Disusun dan Diterbitkan oleh: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Cetakan Pertama, Oktober 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-undang. 2011 Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Foto Cover: dwiarywibowo, SN Korespondensi : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia jl. Kebon Sirih No. 14 Jakarta Pusat 10110 Telp. 021-3912812 Fax. 021-3912-511 dan 021-391-2513 E-mail: sekretariat@tnp2k.go.id Website: www.wapresri.go.id ii
DAFTAR SINGKATAN ADHK AKB APK APM BLM BPS CFSI DKP FIA FSVA HDI IPKM IPM KUR MA MI MTS NTP PBB PDRB PNPM Riskesdas SAKERNAS Sd SMA SMK SMP SUSENAS TNP2K TPAK TPT WFP : Atas Dasar Harga Konstan : Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran Hidup : Angka Partispasi Kasar : Angka Partisipasi Murni : Bantuan Langsung Masyarakat : Badan Pusat Statistik : Composite Food Security Index : Dewan Ketahanan Pangan : Food Insecurity Atlas : Food Security and Vulnerability Atlas : Human Development Index : Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat : Indeks Pembangunan Manusia : Kredit Usaha Rakyat : Madrasah Aliyah : Madrasah Ibtidaiyah : Madrasah Tsanawiyah : Nilai Tukar Petani : Perserikatan Bangsa Bangsa : Produk Domestik Regional Bruto : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat : Riset Kesehatan Dasar : Survey Angkatan Kerja Nasional : Sekolah Dasar : Sekolah Menengah Atas : Sekolah Menengah Kejuruan : Sekolah Menengah Pertama : Survey Sosial Ekonomi Nasional : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja : Tingkat Pengangguran Terbuka : World Food Programme iii iii
DAFTAR ISI Daftar Singkatan... iii Daftar Isi...iv Daftar Tabel...v Daftar Gambar...vi Pertumbuhan Ekonomi...1 Inflasi...4 Nilai Tukar Petani...5 Tingkat Kemiskinan...6 Indikator Kemiskinan...7 Program Penanggulangan Kemiskinan...8 Tingkat Pengangguran dan Ketenagakerjaan...9 Bidang Kesehatan...11 Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat...15 Bidang Pendidikan...17 Akses Terhadap Air Bersih...19 Akses Terhadap Sanitasi...20 Indeks Pembangunan Manusia...21 Komponen Indeks Pembangunan Manusia...22 Ketahanan Pangan...23 Bidang Pendidikan...26 Bidang Kesehatan...29 Bidang Infrastruktur Dasar...31 Bidang Ketenagakerjaan...34 Bidang-Bidang Kesejahteraan Rakyat...35 PNPM Mandiri...36 Kredit Usaha Rakyat (KUR)...38 Anggaran Pembangunan Daerah...41 iv iv
DAFTAR TABEL Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2008 2010 Tabel 2. distribusi Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama, Tahun 2008 2010 (Jiwa) Tabel 3. Kontribusi Masing-masing Sektor Terhadap PDRB dan Penyerapan Tenaga Kerja, Tahun 2008-2010 (Persen) Tabel 4. Indikator Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009-2010 Tabel 5. Indikator Ketenagakerjaan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 dan 2010 Tabel 6. Indikator Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 Tabel 7. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 Tabel 8. Indikator Pendidikan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 Tabel 9. Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2008-2009 Tabel 10. Komponen Indeks Komposit Ketahanan Pangan, Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 Tabel 11. Intervensi Menurut Kabupaten Kota Tabel 12. Komposisi BLM PNPM Mandiri Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2011 v v
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi dan Nasional (%), Tahun 2006-2010 Gambar 2. Pertumbuhan Ekonomi Menurut Provinsi (%), Tahun 2010 Gambar 3. Rata-rata Upah/Gaji/Pendapatan Buruh/Karyawan/Pegawai Sebulan Menurut Provinsi, Tahun 2010 Gambar 4. Perkembangan Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Provinsi Kalimantan Selatan (%), Tahun 2010-2011 Gambar 5. Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Menurut 66 Kota Besar di Masing-masing Provinsi (%), (Bulan Juli 2011) Gambar 6. Perkembangan Nilai Tukar Petani (Year-on-Year) Provinsi Kalimantan Selatan, Tahun 2008-2011 Gambar 7. Nilai Tukar Petani Menurut Provinsi (%), Bulan Juli 2011 Gambar 8. Tingkat Kemiskinan Menurut Provinsi (%), Tahun 2010 Gambar 9. Tingkat Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2010 Gambar 10. Tingkat Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin Tahun 2010 dan Alokasi BLM PNPM Mandiri Tahun 2011 Menurut Kabupaten Kota Gambar 11. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi (%), Tahun 2010 Gambar 12. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2010 Gambar 13. Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Provinsi, Tahun 2010 Gambar 14. Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2007 Gambar 15. Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1000 Kelahiran Hidup Menurut Provinsi (Jiwa), Tahun 2009 Gambar 16. Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1000 Kelahiran Hidup Menurut Kabupaten/Kota (Jiwa), Tahun 2009 Gambar 17. Persentase Kelahiran Ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Provinsi, Tahun 2009 Gambar 18. Persentase Kelahiran Ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 Gambar 19. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Tahun 2009 Gambar 20. Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Provinsi (%), Tahun 2009 Gambar 21. Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2009 Gambar 22. Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Air Bersih Menurut Provinsi (%), Tahun 2009 Gambar 23. Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Air Bersih Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2009 Gambar 24. Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Menurut Provinsi (%), Tahun 2009 vi vi
Gambar 25. Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2009 Gambar 26. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Provinsi, Tahun 2009 Gambar 27. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 Gambar 28. Konsumsi Normatif terhadap Produksi Bersih Serealia per Kapita Menurut Kabupaten/ Kota, Tahun 2009 Gambar 29. Peta Kerentanan Terhadap Kerawanan Pangan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 Gambar 30. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Gambar 31. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Peningkatan Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar (SD/MI) Gambar 32. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Peningkatan Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan Menengah Pertama Gambar 33. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Angka Kematian Bayi Gambar 34. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Prevalensi Balita Kekurangan Gizi Gambar 35. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Air Bersih Gambar 36. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Sanitasi Gambar 37. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Listrik Gambar 38. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Kesempatan Kerja Gambar 39. Komposisi BLM PNPM Mandiri Provinsi Kalimantan Selatan, Tahun 2011 Gambar 40. Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan Jumlah Debitur KUR di Provinsi Kalimantan Selatan, 2010-2011 Gambar 41. Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan Jumlah Debitur KUR Nasional, 2010-2011 Gambar 42. Jumlah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang Terserap Menurut Provinsi (Per 31 Juli 2011) Gambar 43. Jumlah Kredit Terserap Per-Debitur Menurut Provinsi (Per 31 Juli 2011) Gambar 44. Jumlah Kredit Terserap Per-Debitur Menurut Bank Penyalur (Juta Rupiah) (Per 31 Juli 2011) Gambar 45. Komposisi Kredit yang Terserap Menurut Bank Penyalur Provinsi Kalimantan Selatan (Juta Rupiah) (Per 31 Juli 2011) Gambar 46. Komposisi Alokasi Belanja Daerah Menurut Fungsi, Provinsi Kalimantan Selatan (Juta Rupiah), Tahun 2010 Gambar 47. Komposisi Alokasi Belanja Daerah Menurut Fungsi dan Kabupaten/Kota, Provinsi Kalimantan Selatan, Tahun 2010 vii vii
viii
Gambar 1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi 1 dan Nasional (%), Tahun 2006-2010 7 6,45 6,01 6,08 6 5,58 Persen 4,98 5,69 5,50 5,29 5 5,03 4,74 4 2006 2007 2008 2009 2010 Kalimantan Selatan Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 Gambar 2 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Provinsi (%), Tahun 2010 30 25 26,82 20 15 11,91 Persen 10 5 0 6,10-2,65 2,64 4,17 4,87 4,95 5,13 5,14 5,35 5,43 5,58 5,75 5,83 5,84 5,85 5,93 5,94 6,09 6,29 6,35 6,47 6,47 6,51 6,68 7,12 7,21 7,33 7,62 7,79 7,96 8,18 8,19-5 -10 PAPUA NAD RIAU DIY KALTIM NTT BENGKULU KALBAR SUMSEL KALSEL LAMPUNG BALI JATENG BABEL SUMBAR BANTEN JABAR NTB SUMUT KALTENG MALUKU DKI Jakarta JATIM SULUT KEPRI JAMBI GORONTALO SULTENG MALUT SULSEL SULRA SULBAR PABAR Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Pertumbuhan Ekonomi Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 1 Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 merupakan angka sementara dan tahun 2010 merupakan angka sangat sementara. 1
Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2008 2010 LAPANGAN USAHA PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah) PDRB Atas Dasar Harga Konstan ADHK 2000 (Triliun Rupiah) Pertumbuhan Ekonomi ADHK 2000 (Persen) 2008 2009 2010 2008 2009 2010 2008 2009 2010 Pertanian 10,13 11,38 12,49 6,65 7,09 7,26 6,48 7,12 2,43 Pertambangan Dan Penggalian 9,94 11,01 12,83 6,10 6,33 6,81 7,37 1,73 7,57 Industri Pengolahan 4,72 5,07 5,61 3,07 3,16 3,25 2,59 2,31 2,87 Listrik. Gas & Air Bersih 0,26 0,29 0,35 0,14 0,14 0,16 4,23 5,33 7,79 Bangunan 2,86 3,18 3,57 1,51 1,60 1,71 5,60 6,06 6,48 Perdagangan. Hotel & Restoran 6,84 7,70 8,96 4,17 4,43 4,73 7,07 5,8 6,89 Pengangkutan & Komunikasi 4,20 4,74 5,32 2,37 2,52 2,68 6,43 5,95 6,44 Keuangan. Persewaan & Jasa Perusahaan 2,20 2,62 3,02 1,09 1,18 1,26 5,73 6,44 7,19 Jasa - Jasa 4,61 5,46 6,40 2,43 2,60 2,82 6,63 7,33 8,19 Produk Domestik Regional Bruto 45,76 51,46 58,54 27,54 29,05 30,67 6,45 5,29 5,58 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 Tabel 2. Distribusi Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama, Tahun 2008-2010 (Jiwa) LAPANGAN USAHA 2008 2009 2009 2010 2010 Agustus Februari Agustus Februari Agustus Pertanian 762.919 665.925 727.739 747.772 728.137 Pertambangan Dan Penggalian 50.939 56.856 60.048 55.550 76.022 Industri Pengolahan 112.400 125.820 114.125 117.040 129.725 Bangunan 65.970 69.320 75.060 63.624 75.499 Perdagangan. Hotel & Restoran 368.099 357.515 375.981 410.143 388.479 Pengangkutan & Komunikasi 92.192 93.314 86.660 87.280 78.986 Jasa - Jasa 202.755 247.996 247.527 231.059 245.153 Lainnya *) 15.031 18.431 18.936 25.898 21.447 Jumlah 1.670.306 1.635.177 1.706.076 1.738.366 1.743.448 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 2
Tabel 3. Kontribusi Masing-masing Sektor Terhadap PDRB dan Penyerapan Tenaga Kerja, Tahun 2008-2009 (Persen) LAPANGAN USAHA Distribusi PDRB (ADHK 2000) Distribusi Tenaga Kerja 2008 2009 2010 2008 2009 2010 Pertanian 24,14 24,40 23,67 45,68 42,66 41,76 Pertambangan Dan Penggalian 22,15 21,80 22,21 3,05 3,52 4,36 Industri Pengolahan 11,16 10,87 10,59 6,73 6,69 7,44 Bangunan 5,50 5,52 5,57 3,95 4,40 4,33 Perdagangan. Hotel & Restoran 15,15 15,24 15,43 22,04 22,04 22,28 Pengangkutan & Komunikasi 8,62 8,68 8,75 5,52 5,08 4,53 Jasa - Jasa 8,82 8,96 9,18 12,14 14,51 14,06 Lainnya *) 4,45 4,54 4,62 0,90 1,11 1,23 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 Gambar 3 Rata-rata Upah/Gaji/Pendapatan Buruh/Karyawan/Pegawai Sebulan Menurut Provinsi, Tahun 2010 2,50 2,00 Juta Rupiah 1,50 1,00 1,41 1,94 2,00 2,00 2,18 2,24 0,50 1,06 1,12 1,12 1,27 1,28 1,28 1,28 1,30 1,31 1,31 1,34 1,34 1,35 1,38 1,38 1,40 1,43 1,44 1,44 1,48 1,49 1,51 1,52 1,52 1,53 1,60 1,64 1,65 0,00 Upah Provinsi Upah Rata-rata Nasional Sumber: Keadaan Pekerja di Indonesia, BPS 2011 3
Gambar 4 Perkembangan Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Provinsi Kalimantan Selatan (%), Tahun 2010-2011 10 9,52 9,31 8,92 9,06 8,77 8 7,39 7,76 7,91 8,09 8,05 7,95 Pesern 6 4 4,61 4,78 3,72 3,81 5,11 3,43 6,46 3,91 4,16 5,05 6,22 6,44 5,80 5,67 6,33 6,96 7,02 6,84 6,65 6,55 6,16 5,98 5,98 5,75 5,54 4,61 3,82 2 0 NASIONAL BANJARMASIN Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 10 Gambar 5 Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Menurut 66 Kota Besar di Masing-masing Provinsi (%), (Bulan Juli 2011) 8 Persen 6 4 3,82 4,61 2 0 TARAKAN BANDAR LAMPUNG BALIKPAPAN PANGKAL PINANG PALU AMBON KENDARI GORONTALO MAMUJU SAMARINDA TERNATE BONE SIBOLGA DENPASAR LHOKSEUMAWE MAUMERE SAMPIT SURABAYA PONTIANAK PEMATANG SIANTAR YOGYAKARTA PALANGKARAYA MAKASAR TEGAL BIMA BATAM PAKANBARU JAKARTA KUPANG SUKABUMI TANGERANG BANDA ACEH DEPOK SINGKAWANG TASIKMALAYA PALOPO MANOKWARI PALEMBANG MALANG CIREBON KEDIRI PURWOKERTO BOGOR PARE-PARE SUMENEP PADANG SIDEMPUAN PADANG SEMARANG SERANG TANJUNG PINANG JAYAPURA MATARAM BANJARMASIN BENGKULU MADIUN JEMBER MEDAN PROBOLINGGO DUMAI BEKASI JAMBI MANADO BANDUNG SURAKARTA CILEGON Tingkat Inflasi 66 Kota Besar Tingkat Inflasi Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 4
Gambar 6 Perkembangan Nilai Tukar Petani (Year-on-Year) Provinsi Kalimantan Selatan, Tahun 2008-2011 110 108 106 107,75 104 105,72 104,87 102 100,69 Rasio 100 98 96 99,9 102,00 98,4 101,09 94 95,8 92 90 Kalimantan Selatan Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 Gambar 7 Nilai Tukar Petani Menurut Provinsi (%), Bulan Juli 2011 130 125 120 123,51 115 110 105 100 95 104,87 96,03 96,64 98,73 99,02 99,53 100,54 100,9 101,21 101,36 102,02 102,3 102,31 102,8 103,02 103,11 103,3 103,94 104,1 104,21 104,3 104,63 104,75 105 105,38 106,34 107,09 107,75 108,15 108,52 109,54 115,26 90 JAMBI NTB KALTIM BABEL SULTENG KALTENG MALUT BENGKULU PABAR NTT KALBAR JATIM Rasio SUMUT PAPUA SULUT KEPRI NAD GORONTALO RIAU SULBAR BANTEN JABAR MALUKU JATENG SUMBAR BALI KALSEL SULTRA SULSEL SUMSEL DIY LAMPUNG NTP Provinsi NTP Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 5
Gambar 8 Tingkat Kemiskinan Menurut Provinsi (%), Tahun 2010 40 35 30 36,8 34,88 25 27,74 Persen 20 15 10 5 23,19 23,03 21,55 20,98 18,94 18,3 18,07 17,05 16,83 16,56 15,47 15,26 13,58 11,6 11,31 11,27 13,33 9,5 9,42 9,1 9,02 8,65 8,34 8,05 7,66 7,16 6,77 6,51 5,21 4,88 3,48 0 PAPUA PABAR MALUKU GORONTALO NTT NTB NAD LAMPUNG BENGKULU SULTENG SULTRA DIY JATENG Tingkat Kemiskinan Provinsi SUMSEL JATIM SULBAR SULSEL SUMUT JABAR SUMBAR MALUT SULUT KALBAR RIAU JAMBI KEPRI KALTIM BANTEN Tingkat Kemiskinan Nasional KALTENG BABEL KALSEL BALI DKI Jakarta Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 14 Gambar 9 Tingkat Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2010 12 13,33 10 Persen 8 6 4 7,76 7,74 7,66 5,21 2 6,53 6,48 6,31 5,98 5,72 5,57 5,45 5,12 5,04 3,34 0 HULU SUNGAI UTARA BALANGAN HULU SUNGAI SELATAN TABALONG TANAH BUMBU HULU SUNGAI KOTA BANJAR TENGAH BARU BARITO KUALA TAPIN KOTA BARU TANAH LAUT KOTA BANJARMASIN BANJAR Tingkat Kemiskinan Kab./Kota Tingkat Kemiskinan Provinsi Tingkat Kemiskinan Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010 6
Tabel 4. Indikator Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009-2010 Garis Kemiskinan Presentase Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Daerah (Rp/Bulan) Miskin (%) (Jiwa) 2009 2010 2009 2010 2009 2010 TANAH LAUT 216 687 246 580 5,11 5,12 13 856 15 156 KOTA BARU 202 613 230 564 5,55 5,45 15 422 15 829 BANJAR 202 784 230 759 3,69 3,34 18 177 16 925 BARITO KUALA 162 845 185 310 5,61 5,72 15 253 15 790 TAPIN 193 902 220 652 4,93 5,57 7 489 9 343 HULU SUNGAI SELATAN 225 737 256 878 7,32 7,66 15 153 16 281 HULU SUNGAI TENGAH 183 902 209 272 5,73 6,31 13 924 15 364 HULU SUNGAI UTARA 216 012 245 812 7,29 7,76 15 702 16 225 TABALONG 220 762 251 217 6,83 6,53 13 164 14 299 TANAH BUMBU 219 492 249 772 5,89 6,48 13 460 17 348 BALANGAN 198 968 226 416 7,22 7,74 7 316 8 699 KOTA BANJARMASIN 235 341 267 807 4,80 5,04 30 301 31 518 KOTA BANJAR BARU 267 867 304 820 5,20 5,98 8 815 11 926 KALIMANTAN SELATAN 195 787 210 850 5,12 5,21 188 032 204 703 INDONESIA 200 262 211 726 14,15 13,33 32.530.000 31.023.390 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 (Berdasarkan hasil Susenas Kor Juli 2010) 7
Gambar 10 Tingkat Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin Tahun 2010, Alokasi BLM PNPM Mandiri Tahun 2011 Menurut Kabupaten Kota Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2011 8
Gambar 11 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi (%), Tahun 2010 16 12 13,68 Persen 8 4 11,05 10,33 10,10 9,97 9,61 8,72 8,37 8,37 7,68 7,43 6,95 6,90 6,65 6,21 6,03 5,69 5,63 5,57 7,14 5,39 5,29 5,25 5,16 4,62 4,61 4,61 4,59 4,25 4,14 3,55 3,34 3,25 3,06 0 BANTEN DKI Jakarta JABAR KALTIM MALUKU SULUT RIAU SULSEL NAD PABAR SUMUT SUMBAR KEPRI SUMSEL JATENG MALUT DIY BABEL LAMPUNG JAMBI NTB KALSEL GORONTALO KALBAR SULTRA SULTENG BENGKULU JATIM KALTENG PAPUA NTT SULBAR BALI TPT Provinsi TPT Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 (Berdasarkan Hasil Sakernas Agustus 2010) 10 9 Gambar 12 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2010 8 7,14 7 6 Persen 5 4 3 2 1 8,76 8,10 7,34 6,28 6,13 4,81 4,25 4,20 3,87 3,72 3,52 3,14 5,25 2,45 0 TANAH BUMBU KOTA BANJAR BARU KOTA BANJARMASIN HULU SUNGAI TENGAH TAPIN KOTA BARU BARITO KUALA HULU SUNGAI SELATAN TANAH LAUT BANJAR TABALONG HULU SUNGAI UTARA BALANGAN TPT Kab./Kota TPT Provinsi TPT Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 (Berdasarkan Hasil Sakernas Agustus 2010) 9
Tabel 5. Indikator Ketenagakerjaan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 dan 2010 Daerah Angka Partisipasi Angkatan Kerja Pekerja yang Bekerja Selama Kurang dari 14 Jam Seminggu Pekerja yang Bekerja Selama Kurang dari 35 Jam Seminggu Pekerja di Sektor Informal (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) 2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010 TANAH LAUT 73,85 73,87 3,49 3,12 31,56 32,99 62,26 63,29 KOTA BARU 69,09 66,37 1,63 1,01 29,49 22,85 53,64 46,04 BANJAR 78,00 76,01 6,91 7,23 43,08 47,63 79,51 79,21 BARITO KUALA 76,59 72,69 4,09 5,01 32,28 33,32 74,96 76,09 TAPIN 70,54 71,11 3,43 4,51 42,04 43,06 70,59 69,02 HULU SUNGAI SELATAN 75,39 73,17 4,28 3,77 38,93 45,82 72,05 65,77 HULU SUNGAI TENGAH 72,10 74,35 4,42 7,07 39,59 42,55 68,54 67,67 HULU SUNGAI UTARA 75,18 73,59 5,42 4,19 41,70 45,38 66,70 61,08 TABALONG 74,50 75,52 8,34 7,03 61,44 58,24 70,72 68,82 TANAH BUMBU 66,15 68,24 4,53 3,52 25,99 25,27 59,78 47,51 BALANGAN 75,25 76,97 5,44 10,39 55,59 60,39 75,13 74,42 KOTA BANJARMASIN 66,56 66,00 3,30 2,55 22,76 18,94 44,68 36,55 KOTA BANJAR BARU 62,07 65,19 1,88 4,83 18,67 24,47 41,82 35,37 KALIMANTAN SELATAN 71,61 71,26 4,41 4,70 35,46 36,54 63,58 60,06 NASIONAL 67,23 67,72 4,29 4,11 30,10 30,75 61,56 58,96 Keterangan: Daerah Pemekaran, Data Belum Tersedia. Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 (Berdasarkan Hasil Sakernas Agustus 2010) 10
Gambar 13 Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Provinsi, Tahun 2010 35 30 25 20 15 10 30,50 29,40 29,20 27,60 26,50 26,50 26,50 26,20 25,00 23,70 23,60 22,80 22,80 21,30 20,50 19,90 19,70 18,50 17,20 17,10 17,10 16,30 16,20 15,70 15,30 14,90 14,10 13,50 13,00 17,90 11,30 11,30 10,90 10,60 5 0 NTB NTT KALBAR KALTENG SULTENG GORONTALO PABAR MALUKU Persen SULSEL NAD MALUT KALSEL SULTRA SUMUT SULBAR SUMSEL JAMBI BANTEN SUMBAR JATIM KALTIM PAPUA RIAU JATENG BENGKULU BABEL KEPRI LAMPUNG JABAR DIY DKI Jakarta BALI SULUT Prevalensi Balita Kekurangan Gizi - Provinsi Prevalensi Balita Kekurangan Gizi - Nasional Sumber: Riset Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan 2010 Gambar 14 Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2007 40 35 30 26,60 25 Persen 20 15 10 35,55 34,35 34,18 30,97 28,13 26,59 25,12 25,08 24,81 22,96 20,40 18,40 18,08 17,04 5 0 BANJAR BALANGAN HULU SUNGAI HULU SUNGAI UTARA TENGAH TAPIN KOTA BARITO KUALA TABALONG HULU SUNGAI KOTA BARU TANAH BUMBU KOTA BANJAR TANAH LAUT BANJARMASIN SELATAN BARU Balita Kekurangan Gizi - Kab/Kota Balita Kekurangan Gizi - Provinsi Balita Kekurangan Gizi - Nasional Sumber: Riset Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan 2007 11
Gambar 15 Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1000 Kelahiran Hidup Menurut Provinsi (Jiwa), Tahun 2009 70 60 62 50 55 40 30 49 46 43 42 42 39 39 38 38 36 35 35 34 33 32 31 31 31 31 31 31 30 29 29 20 10 26 25 25 24 24 21 18 18 0 NTB KALSEL BANTEN MALUT SULTENG KALBAR GORONTALO Jiwa MALUKU NTT SULTRA SULBAR JABAR PABAR PAPUA NAD BABEL JAMBI SUMBAR LAMPUNG SUMUT JATIM SUMSEL BENGKULU KEPRI SULSEL BALI KALTIM KALTENG RIAU JATENG SULUT DKI Jakarta DIY AKB Provinsi AKB Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010 70 Gambar 16 Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1000 Kelahiran Hidup Menurut Kabupaten/Kota (Jiwa), Tahun 2009 60 50 55 40 Jiwa 30 20 63 63 58 57 54 50 49 49 48 44 40 39 31 35 10 0 BARITO KUALA BALANGAN HULU SUNGAI UTARA TABALONG HULU SUNGAI SELATAN TANAH BUMBU HULU SUNGAI TENGAH BANJAR KOTA BARU KOTA BANJARMASIN TAPIN KOTA BANJAR BARU TANAH LAUT AKB Kab./Kota AKB Provinsi AKB Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010 12
Gambar 17 Persentase Kelahiran Ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Provinsi, Tahun 2009 120 100 80 60 40 42,48 47,21 47,45 48,72 49,08 49,85 59,06 60,43 62,47 63,17 63,55 68,86 77,34 69,48 70,17 70,51 71,32 76,01 76,37 78,72 82,71 82,83 84,30 85,20 85,24 85,37 85,86 86,33 87,45 88,68 88,88 96,22 96,94 98,14 20 0 MALUKU MALUT SULBAR SULTRA PAPUA NTT Persen KALBAR PABAR SULTENG GORONTALO KALTENG BANTEN SULSEL JABAR JAMBI NTB KALSEL LAMPUNG SUMSEL RIAU SULUT JATENG BENGKULU KALTIM BABEL NAD JATIM KEPRI SUMUT SUMBAR BALI DIY DKI Jakarta Kelahiran Ditolong Tenaga Medis - Provinsi Kelahiran Ditolong Tenaga Medis - Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010 120 Gambar 18 Persentase Kelahiran Ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 100 80 77,34 Persen 60 76,01 40 59,02 61,21 63,94 64,13 69,13 73,19 74,95 75,24 76,79 77,37 82,70 92,60 96,00 20 0 BARITO KUALA KOTA BARU BALANGAN TANAH BUMBU HULU SUNGAI UTARA TANAH LAUT HULU SUNGAI SELATAN BANJAR HULU SUNGAI TENGAH TABALONG TAPIN KOTA BANJAR BARU KOTA BANJARMASIN Kelahiran Ditolong Tenaga Madis Kab./Kota Kelahiran Ditolong Tenaga Madis Provinsi Kelahiran Ditolong Tenaga Madis Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010 13
Tabel 6. Indikator Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 Daerah Penduduk dengan keluhan kesehatan Angka Morbiditas Rata-rata Lama Sakit Penduduk yg Melakukan Pengobatan Sendiri (%) (%) (%) (%) TANAH LAUT 48,22 20,42 4,21 77,71 KOTA BARU 45,36 25,92 5,54 80,56 BANJAR 49,55 17,66 5,21 76,93 BARITO KUALA 37,20 17,24 5,08 83,72 TAPIN 22,84 11,20 5,87 81,91 HULU SUNGAI SELATAN 47,96 27,83 4,73 84,08 HULU SUNGAI TENGAH 36,55 18,74 6,55 88,65 HULU SUNGAI UTARA 46,39 13,61 6,57 89,90 TABALONG 33,71 15,97 4,85 81,32 TANAH BUMBU 41,61 17,49 5,30 87,67 BALANGAN 30,62 12,14 6,31 88,44 KOTA BANJARMASIN 44,86 21,73 4,04 83,00 KOTA BANJAR BARU 41,30 18,62 4,63 89,48 KALIMANTAN SELATAN 42,53 19,18 5,02 82,87 INDONESIA 33,68 18,63 5,51 68,41 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010 14
Gambar 19 Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Tahun 2009 Sumber: Kementerian Kesehatan, 2010 15
Tabel 7. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) 2 Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 Kabupaten/Kota Kategori Wilayah Rangking IPKM Nilai Keterangan TANAH LAUT KaF 213 0,52 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin KOTA BARU KaF 217 0,51 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin BANJAR KaD 388 0,40 Kabupaten Bermasalah Non Miskin BARITO KUALA KaD 353 0,43 Kabupaten Bermasalah Non Miskin TAPIN KaD 281 0,47 Kabupaten Bermasalah Non Miskin HULU SUNGAI SELATAN KaD 273 0,48 Kabupaten Bermasalah Non Miskin HULU SUNGAI TENGAH KaF 158 0,55 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin HULU SUNGAI UTARA KaD 277 0,47 Kabupaten Bermasalah Non Miskin TABALONG KaF 163 0,54 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin TANAH BUMBU KaD 266 0,48 Kabupaten Bermasalah Non Miskin BALANGAN KaD 354 0,43 Kabupaten Bermasalah Non Miskin KOTA BANJARMASIN KoD 124 0,57 Kota Bermasalah Non Miskin BANJAR BARU KoF 39 0,63 Kota Tidak Bermasalah Non Miskin Sumber: Kementerian Kesehatan, 2010 2 IPKM (Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat) adalah indikator komposit yang dirumuskan dari 24 indikator kesehatan dan dirumuskan dari data kesehatan berbasis komunitas yaitu: Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar); Susenas (Survei Ekonomi Nasional); dan Survei Podes (Potensi Desa). IPKM digunakan untuk mengukur kemajuan pembangunan pada bidang kesehatan dan mendukung efektivitas intervensi pada bidang kesehatan. 16
Gambar 20 Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Provinsi (%), Tahun 2009 7 6 Persen 5 4 3 2 1 0 5,98 5,75 5,18 4,88 3,64 3,58 3,33 3,21 2,95 2,85 2,79 2,73 2,58 2,43 2,41 2,38 2,34 2,24 2,19 2,09 1,96 1,88 1,73 1,63 1,60 1,57 1,37 1,28 1,14 1,11 1,97 SULBAR GORONTALO BABEL NTT LAMPUNG SULUT SULSEL SULTENG SUMSEL SUMBAR 0,84 0,83 0,71 BENGKULU KALSEL SULTRA KALBAR PABAR JAMBI MALUT KEPRI NTB BANTEN JABAR MALUKU KALTIM PAPUA SUMUT KALTENG BALI RIAU JATIM JATENG DKI Jakarta NAD DIY Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Provinsi Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010 4,5 Gambar 21 Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2009 4 3,5 3 2,73 Persen 2,5 2 1,5 1 0,5 4,11 3,74 3,51 3,16 3,14 2,85 2,79 2,75 2,41 2,06 1,85 1,79 1,97 1,32 0 HULU SUNGAI HULU SUNGAI UTARA SELATAN BANJAR TAPIN BARITO KUALA TABALONG KOTA BARU TANAH LAUT HULU SUNGAITANAH BUMBU BALANGAN KOTA KOTA BANJAR TENGAH BANJARMASIN BARU Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-Kab./Kota Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Nasional Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Provinsi Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010 17
Tabel 8. Indikator Pendidikan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 Angka Partisipasi Pendidikan Daerah Sekolah Dasar (SD/MI) Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) Sekolah Menengah Atas (SMA/MA/SMK) APK APM APK APM APK APM KOTAWARINGIN BARAT 112,23 97,52 76,32 66,10 66,95 45,03 KOTAWARINGIN TIMUR 115,53 97,32 74,39 63,15 61,22 41,15 KAPUAS 113,27 96,35 75,29 55,06 35,94 27,91 BARITO SELATAN 124,13 97,62 63,79 47,70 49,15 39,15 BARITO UTARA 124,57 97,75 63,96 46,81 55,54 41,55 SUKAMARA 117,48 94,49 69,47 52,61 50,84 37,13 LAMANDAU 119,88 97,05 75,98 63,62 57,90 47,65 SERUYAN 113,84 96,90 62,27 54,69 41,90 35,51 KATINGAN 107,48 91,26 111,87 76,77 37,37 31,94 PULANG PISAU 115,77 98,12 74,38 62,63 59,93 44,05 GUNUNG MAS 114,59 98,26 87,75 72,36 53,50 42,15 BARITO TIMUR 110,04 93,68 92,92 73,32 66,51 55,60 MURUNG RAYA 117,65 99,21 48,90 41,90 25,01 20,17 KOTA PALANGKA RAYA 110,15 89,24 93,82 62,23 82,15 54,00 KALIMANTAN SELATAN 114,77 96,14 77,24 60,59 53,19 39,27 INDONESIA 110,42 94,37 81,25 67,43 62,55 45,11 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010 18
Gambar 22 Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Air Bersih Menurut Provinsi 3 (%), Tahun 2009 100 90 Persen 80 70 60 50 40 30 20 58,18 31,39 37,97 38,11 42,72 43,50 44,56 45,20 45,34 46,83 47,68 48,46 48,61 49,64 51,54 53,01 53,55 53,94 55,45 55,62 55,68 56,52 58,06 59,31 60,47 61,50 61,93 62,50 67,08 69,47 70,65 80,38 87,86 10 19,28 0 KALBAR PAPUA BENGKULU KALTENG PABAR RIAU MALUT LAMPUNG NTT JAMBI SULBAR GORONTALO NAD SULTENG SUMSEL Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Provinsi NTB SUMBAR BANTEN KALSEL JABAR MALUKU SUMUT SULSEL SULTRA BABEL KEPRI JATENG SULUT JATIM KALTIM DIY BALI Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Nasional DKI Jakarta Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010 120 Gambar 23 Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Air Bersih Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2009 100 80 Persen 60 58,18 55,45 98,8 40 20 24,0 27,3 42,1 46,1 47,4 47,8 50,5 50,8 51,4 55,5 62,2 67,9 0 TANAH LAUT BARITO KUALA KOTA BARU TANAH BUMBU HULU SUNGAI HULU SUNGAI UTARA TENGAH BANJAR HULU SUNGAI SELATAN TAPIN BALANGAN TABALONG KOTA BANJAR BARU KOTA BANJARMASIN Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Kab/Kota Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Nasional Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Provinsi Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010 3 Akses terhadap air bersih dengan kontrol jarak ke tempat penampungan kotoran/tinja terdekat 19
Gambar 24 Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Menurut Provinsi (%), Tahun 2009 60 50 40 30 20 10 0 49,30 48,34 45,73 44,93 42,68 41,75 39,02 34,58 34,68 33,44 32,10 29,22 28,43 28,14 27,42 27,18 26,36 25,42 24,99 24,37 23,32 23,15 22,05 20,29 19,62 16,80 16,45 13,90 12,15 10,97 22,78 GORONTALO NTB PAPUA MALUKU SULTENG MALUT 9,68 5,63 5,09 SULBAR NAD Persen SUMBAR KALBAR SULTRA KALTENG BANTEN PABAR NTT SULSEL JAMBI BABEL BENGKULU KALSEL JATENG SUMSEL JATIM JABAR SUMUT SULUT BALI LAMPUNG KALTIM RIAU KEPRI DIY DKI Jakarta Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Provinsi Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010 60 Gambar 25. Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2009 50 40 Persen 30 20 10 0 48,36 45,68 44,61 BARITO KUALA HULU SUNGAI HULU SUNGAI SELATAN UTARA 31,26 30,17 BALANGAN HULU SUNGAI TENGAH 28,18 27,19 24,65 19,54 18,52 14,63 9,20 24,37 22,78 TABALONG TAPIN KOTA BARU BANJAR TANAH LAUT TANAH BUMBU KOTA KOTA BANJAR BANJARMASIN BARU 2,02 Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Kab/Kota Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Nasional Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Provinsi Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010 20
Gambar 26 Indeks Pembangunan Manusia 4 (IPM) Menurut Provinsi, Tahun 2010 80 78 Indeks 76 74 72 70 68 66 72,27 67,26 69,03 69,15 69,15 69,64 69,92 70,00 70,28 70,48 71,14 71,42 71,42 71,62 71,62 71,70 72,17 72,19 72,49 72,74 72,86 72,92 72,95 73,78 74,19 74,64 75,07 75,56 75,77 76,07 76,09 77,60 64 62 64,94 65,20 60 58 PAPUA NTB NTT MALUT PABAR KALBAR SULBAR KALSEL SULTRA GORONTALO BANTEN SULTENG LAMPUNG MALUKU SULSEL JATIM IPM Provinsi NAD BALI JABAR JATENG JAMBI BABEL IPM Nasional BENGKULU SUMSEL SUMBAR SUMUT KALTENG KEPRI KALTIM DIY RIAU SULUT DKI Jakarta Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 Gambar 27 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2010 76 74 72,27 73,84 74,74 72 Indeks 70 68 69,92 68,89 69,74 70,00 70,58 70,77 70,83 70,94 71,16 71,20 66 66,74 67,54 64 62 BALANGAN BARITO KUALA HULU SUNGAI UTARA TANAH BUMBU TABALONG TAPIN HULU SUNGAI TENGAH HULU SUNGAI SELATAN BANJAR TANAH LAUT KOTA BARU KOTA BANJARMASIN KOTA BANJAR BARU IPM Kabupaten Kota IPM Provinsi IPM Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah pengukuran kesejahteraan dengan membandingkan antara harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup. Ukuran kesejahteraan tersebut diperkenalkan dan diterbitkan oleh PBB dalam Laporan Pembangunan Manusia (Human Development Report) sejak tahun 1990. 21
Tabel 9. Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 dan 2010 Provinsi Angka Harapan Hidup Angka Melek Huruf Rata-rata Lama Sekolah Pengeluaran Per Kapita IPM (Tahun) (Persen) (Tahun) (Ribu Rp PPP) 2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010 TANAH LAUT 68,14 68,39 93,28 93,89 6,62 6,88 632,86 633,74 70,62 71,16 KOTA BARU 65,22 65,46 94,02 94,03 7,03 7,03 650,97 653,60 70,86 71,20 BANJAR 64,93 65,25 96,02 96,03 7,16 7,25 641,64 643,94 70,52 70,94 BARITO KUALA 61,52 61,86 92,19 93,03 6,81 7,07 632,30 634,53 66,80 67,54 TAPIN 67,07 67,22 94,22 95,70 7,11 7,12 626,90 627,15 70,13 70,58 HULU SUNGAI SELATAN 63,68 63,95 96,59 96,77 7,34 7,35 647,02 648,81 70,50 70,83 HULU SUNGAI TENGAH 64,91 65,28 97,41 97,42 7,43 7,44 634,39 635,57 70,46 70,77 HULU SUNGAI UTARA 62,68 63,07 95,87 95,99 7,23 7,27 630,85 632,92 68,45 68,89 TABALONG 62,91 63,08 95,93 96,01 7,83 8,14 636,13 638,85 69,45 70,00 TANAH BUMBU 64,63 64,94 94,27 94,72 7,09 7,12 633,00 635,59 69,24 69,74 BALANGAN 61,55 61,73 94,91 94,92 6,48 6,97 617,80 620,65 66,06 66,74 KOTA BANJARMASIN 66,03 66,14 98,28 98,70 9,55 9,56 642,78 645,20 73,49 73,84 KOTA BANJAR BARU 67,31 67,48 98,10 98,22 9,74 9,85 644,38 645,87 74,43 74,74 KALIMANTAN SELATAN 63,45 63,81 95,41 95,94 7,54 7,65 634,59 637,46 69,30 69,92 INDONESIA 69,21 69,43 92,58 92,91 7,72 7,92 631,46 633,64 71,76 72,27 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 22
Gambar 28 Konsumsi Normatif terhadap Produksi Bersih Serealia per Kapita 5 Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 2 1,5 1 0,5 0 0,53 0,41 0,41 0,33 0,31 0,28 0,22 0,21 0,19 0,17 0,13 TANAH BUMBU KOTA BARU BANJAR HULU SUNGAI UTARA HULU SUNGAI TENGAH TABALONG HULU SUNGAI SELATAN TANAH LAUT BALANGAN BARITO KUALA TAPIN Sumber: Badan Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten, 2009 dan Kalimantan Selatan Dalam Angka (BPS), 2010. Keterangan: >1,5 Defisit Tinggi 1 1,5 Defisit Sedang 0,5 1 Surplus Rendah 0 0,5 Surplus Tinggi 0 Data Tidak Tersedia 5 Merupakan salah satu ukuran ketahanan pangan di tingkat Kabupaten dan Kota dan termasuk dalam Peta Kerawanan Pangan Indonesia (Food Insecurity Atlas-FIA) diperkenalkan oleh DKP, Badan Ketahanan Pangan provinsi dan kabupaten bekerja sama dengan World Food Programme (WFP) pada tahun 2005. 23
Gambar 29 Peta Kerentanan Terhadap Kerawanan Pangan 6 Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 Sumber: Badan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI dan WFP, 2009 6 Pada tahun 2009, cakupan diperluas dari 30 provinsi di 265 kabupaten menjadi 32 provinsi dan 346 kabupaten serta merupakan konsolidasi berbagai aspek yang terkait dengan ketahanan pangan, seperti ketersediaan pangan, akses dan distribusi pangan serta gizi dan kesehatan yang dipublikasikan dengan nama Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas FSVA) 24
Tabel 10. Komponen Indeks Komposit Ketahanan Pangan, Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 Ketersediaan Pangan Akses Pangan Akses terhadap Kesehatan dan Gizi Indeks Produksi Bersih Serealia- Daerah Kab./Kota (Kg/ kapita/ hari) Rasio Konsumsi Normatif- Kab./Kota Tingkat Kemiskinan (%) Rasio Non Elektrifikasi Desa tanpa Akses ke Jalan (%) Angka Buta Huruf Perempuan (%) Angka Harapan Hidup (Tahun) Prevalensi Balita Kekurangan Gizi (%) Penduduk tanpa akses pada fasilitas sarana kesehatan (%) Penduduk tanpa akses pada air bersih* (%) Komposit Ketahanan Pangan (CFSI - Composite Food Security Index) 2009 2009 2009 2008 2008 2009 2009 2007 2008 2009 TANAH LAUT 1,439 0.21 5.11 7.98 0.00 10.92 68.14 25.1 8.96 75.97 237.7 KOTA BARU 730 0.41 5.55 29.43 5.08 8.54 65.22 28.1 33.50 57.92 578.7 BANJAR 724 0.41 3.69 9.84 2.43 7.27 64.93 40.7 17.36 49.52 442.1 BARITO KUALA 1,723 0.17 5.61 19.72 2.50 10.75 61.52 36.0 12.50 72.72 347.2 TAPIN 2,362 0.13 4.93 20.12 3.05 5.58 67.07 30.0 12.21 48.60 289.4 HULU SUNGAI SELATAN 1,393 0.22 7.32 22.09 2.70 6.31 63.68 32.1 2.70 49.22 158.3 HULU SUNGAI TENGAH 964 0.31 5.73 20.54 0.00 5.16 64.91 36.3 11.83 52.17 318.4 HULU SUNGAI UTARA 904 0.33 7.29 8.23 1.83 7.45 62.68 40.0 2.28 52.59 152.2 TABALONG 1,066 0.28 6.83 12.42 0.00 6.11 62.91 28.5 12.21 37.77 262.8 TANAH BUMBU 564 0.53 5.89 17.54 0.74 8.74 64.63 24.1 26.67 53.85 422.1 BALANGAN 1,556 0.19 7.22 14.94 0.00 10.64 61.55 38.2 16.45 44.54 405.6 KOTA BANJARMASIN** 4.80 1.81 0.00 1.88 66.03 35.0 0.00 1.22 59.8 KOTA BANJAR BARU** 5.20 2.17 0.00 2.71 67.31 24.4 0.00 32.12 85.6 Sumber: Badan Pusat Statistik 2011, Dewan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI dan WFP, 2009. Keterangan: *Air Bersih dihitung dengan menggunakan kontrol jarak dari tempat pembuangan kotoran/limbah; ** Terdapat beberapa komponen dari Indeks Komposit Ketahanan Pangan (CFSI - Composite Food Security Index) yang tidak terhitung karena belum terdata secara lengkap. *** Data tidak tersedia (wilayah pemekaran). 25
Gambar 30 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun 5 Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 BANJAR 4 3 KOTA BANJARMASIN TANAH LAUT TAPIN KOTA BARU BARITO KUALA HULU SUNGAI SELATAN HULU SUNGAI TENGAH KOTA BANJAR BARU HULU SUNGAI UTARA TABALONG TANAH BUMBU BALANGAN 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 Tingkat Kemiskinan 2 Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka putus sekolah penduduk usia 7-15 tahun sebagai salah satu indikator utama dibidang pendidikan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan angka putus sekolah tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk menurunkan angka putus sekolah jenjang pendidikan menengah pertama (SMP/MTs) dengan target penduduk usia sekolah yang berasal dari rumah tangga miskin. Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Selatan dan Tabalong merupakan wilayah Pertama. 26
Gambar 31 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Peningkatan Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar (SD/MI) 100 4 KOTA BANJARMASIN KOTA BARU 2 Angka Partisipasi Murni SD 95 90 BANJAR TAPIN HULU SUNGAI TENGAH TANAH LAUT TABALONG BARITO KUALA TANAH BUMBU BALANGAN HULU SUNGAI UTARA KOTA BANJAR BARU HULU SUNGAI SELATAN 3 1 85 0 5 10 Tingkat Kemiskinan Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka partisipasi murni (APM) sebagai salah satu indikator utama dibidang pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan APM SD/MI rendah. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan APM sekolah jenjang pendidikan dasar (SD/MI) dengan target penduduk usia sekolah yang berasal dari rumah tangga miskin, wilayah tersebut adalah Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah dan Kota Banjar Baru. 27
Gambar 32 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Peningkatan Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan Menengah Pertama 80 4 TABALONG 2 70 Angka Partisipasi Murni SMP 60 50 BANJAR KOTA BANJARMASIN KOTA BARU TANAH LAUT BARITO KUALA KOTA BANJAR BARU TAPIN TANAH BUMBU HULU SUNGAI TENGAH BALANGAN HULU SUNGAI UTARA HULU SUNGAI SELATAN 3 1 40 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tingkat Kemiskinan Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka partisipasi murni (APM) sebagai salah satu indikator utama dibidang pendidikan pada jenjang pendidikan menengah pertama dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan APM SMP/MTs rendah. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan APM sekolah jenjang pendidikan menengah pertama (SMP/MTs) dengan target penduduk usia sekolah yang berasal dari rumah tangga miskin, wilayah tersebut adalah Kabupaten Tanah Bumbu, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, dan Kota Banjar Baru. 28
Gambar 33 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran Hidup 70 65 60 55 50 45 40 35 30 3 BANJAR 4 Sumber: Hasil Estimasi TNP2K KOTA BARU KOTA BANJARMASIN TANAH LAUT TAPIN BARITO KUALA TABALONG TANAH BUMBU HULU SUNGAI TENGAH KOTA BANJAR BARU BALANGAN HULU SUNGAI UTARA HULU SUNGAI SELATAN 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tingkat Kemiskinan 1 2 Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka kematian bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran Hidup sebagai salah satu indikator utama dibidang kesehatan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan AKB tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk menurunkan AKB dengan target kelahiran yang berasal dari rumah tangga miskin. Wilayah tersebut adalah: Kabupaten Balangan, Barito Kuala, Tabalong, dan Hulu Sungai Utara. 29
Gambar 34 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Prevalensi Balita Kekurangan Gizi 40 35 3 BANJAR 1 BALANGAN HULU SUNGAI UTARA Prevalensi Balita Kekurangan Gizi 30 25 20 15 4 Sumber: Hasil Estimasi TNP2K KOTA BANJARMASIN TANAH LAUT TAPIN BARITO KUALA KOTA BARU HULU SUNGAI TENGAH KOTA BANJAR BARU TABALONG HULU SUNGAI SELATAN TANAH BUMBU 2 3 4 5 6 7 8 Tingkat Kemiskinan 2 Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan prevalensi balita kekurangan gizi sebagai salah satu indikator utama dibidang kesehatan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan prevalensi balita kekurangan gizi tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk menurunkan prevalensi balita kekurangan gizi dengan target balita yang berasal dari rumah tangga miskin. Wilayah-wilayah tersebut diantaranya adalah: Kabupaten Balangan, Hulu Sungai Utara dan Hulu Sungai Tengah. 30
Gambar 35 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Air Bersih 100 KOTA BANJARMASIN 90 80 4 2 Akses Terhadap Air Bersih 70 60 50 40 BANJAR TAPIN KOTA BARU KOTA BANJAR BARU TABALONG BALANGAN HULU SUNGAI TENGAH HULU SUNGAI SELATAN HULU SUNGAI UTARA TANAH BUMBU 30 20 3 TANAH LAUT BARITO KUALA 1 10 0 5 10 Tingkat Kemiskinan Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan proporsi rumah tangga terhadap akses air bersih sebagai salah satu indikator utama dibidang infrastruktur dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan akses air bersih rendah. Wilayah-wilayah tersebut adalah: Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Tanah Bumbu, Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Tengah. 31
Gambar 36 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Sanitasi 50 3 BARITO KUALA HULU SUNGAI SELATAN HULU SUNGAI UTARA 40 1 Tanpa Akses Terhadap Sanitasi 30 20 BANJAR TAPIN KOTA BARU TANAH LAUT BALANGAN HULU SUNGAI TENGAH TABALONG TANAH BUMBU 10 4 KOTA BANJARMASIN 2 KOTA BANJAR BARU 0 0 5 10 Tingkat Kemiskinan Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan proporsi rumah tangga terhadap akses sanitasi sebagai salah satu indikator utama dibidang infrastruktur dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan akses sanitasi rendah. Wilayah tersebut adalah Kabupaten Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Balangan, dan Tabalong. 32
Gambar 37 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Listrik 100 95 4 KOTA BANJARMASIN KOTA BANJAR BARU 2 TANAH LAUT HULU SUNGAI UTARA Akses Terhadap Listrik 90 85 BANJAR TABALONG BALANGAN TANAH BUMBU 80 TAPIN BARITO KUALA HULU SUNGAI TENGAH HULU SUNGAI SELATAN 75 3 1 70 KOTA BARU 0 5 10 Tingkat Kemiskinan Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan proporsi rumah tangga terhadap akses tenaga listrik sebagai salah satu indikator utama dibidang infrastruktur dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan akses tenaga listrik rendah. Wilayah tersebut adalah Kabupaten Balangan, Tanah Bumbu, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah dan Hulu Sungai Selatan. 33
Gambar 38 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Kesempatan Kerja 10 3 TANAH BUMBU 1 8 KOTA BANJAR BARU Tingkat Pengangguran 6 KOTA BANJARMASIN TAPIN HULU SUNGAI TENGAH KOTA BARU 4 2 4 Sumber: Hasil Estimasi TNP2K BANJAR TANAH LAUT BARITO KUALA TABALONG HULU SUNGAI SELATAN HULU SUNGAI UTARA BALANGAN 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tingkat Kemiskinan 2 Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan tingkat pengangguran sebagai salah satu indikator utama dibidang ketenagakerjaan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan tingkat pengangguran tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk mencipatakan lapangan kerja dan investasi. Kedua adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi namun tingkat pengangguran rendah. Pada wilayah ini diperlukan langkah-langkah penanggulangan kemiskinan yang tidak hanya difokuskan pada permasalahan ketenagakerjaan. Wilayah tersebut diantaranya Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Tanah Bumbu dan Kota Banjar Baru. 34
Tabel 11 Rekapitulasi Intervensi Menurut Kabupaten Kota 7 Angka Putus Kabupaten/Kota Sekolah Usia 7-15 Th Angka Partisipasi Murni SD/MI Angka Partisipasi Murni SMP/MTs AKB Per 1.000 Kelahiran Hidup Prevalensi Balita Kurang Gizi Akses Terhadap Air Bersih Akses Terhadap Sanitasi Akses Terhadap Listrik Tingkat Pengangguran HULU SUNGAI TENGAH 2 1 1 2 1 1 1 1 1 HULU SUNGAI SELATAN 1 1 1 2 2 1 1 1 2 HULU SUNGAI UTARA 1 1 2 1 1 1 1 2 2 BARITO KUALA 1 2 2 1 2 1 1 1 2 BALANGAN 2 2 2 1 1 2 1 1 2 TANAH BUMBU 2 2 1 2 2 1 2 1 1 KOTA BANJAR BARU 2 1 1 2 2 2 2 2 1 TABALONG 1 2 2 1 2 2 1 2 2 TAPIN 3 4 3 4 3 3 3 3 3 BANJAR 3 3 3 4 3 3 4 4 4 KOTA BARU 3 4 4 4 4 3 3 3 4 TANAH LAUT 3 3 3 4 4 3 4 4 4 KOTA BANJARMASIN 4 4 4 4 4 4 4 4 3 Sumber: Hasil Estimasi TNP2K 7 Kabupaten/Kota dalam table di atas diurutkan berdasarkan rata-rata skor nilai 1 hingga 4. 35
Gambar 39 Komposisi BLM PNPM Mandiri Provinsi Kalimantan Selatan, Tahun 2011 JAMBI Rp137.803 Rp23.243 TAPIN Rp8.400 Rp2.100 TANAH LAUT Rp9.690 Rp835 TANAH BUMBU Rp7.440 Rp1.860 TABALONG Rp16.015 Rp15 KOTA BARU Rp15.183 Rp3.993 KOTA BANJARMASIN Rp2.185 Rp650 KOTA BANJAR BARU Rp1.800 Rp450 HULU SUNGAI UTARA Rp10.120 Rp2.410 HULU SUNGAI TENGAH Rp9.710 Rp905 HULU SUNGAI SELATAN Rp9.900 Rp810 BARITO KUALA Rp20.475 Rp4.990 BANJAR Rp22.325 Rp3.085 BALANGAN Rp4.560 Rp1.140 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Sumber APBN Sumber APBD Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2011. 36
Tabel 12. Komposisi BLM PNPM Mandiri Menurut Kabupaten/Kota (Juta Rupiah), Tahun 2011 Total PNPM PNPM PNPM Sumber Sumber Jumlah Alokasi Daerah Perdesaan Perkotaan PISEW APBN APBD Kecamatan BLM Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Kec. BALANGAN 5,700 5,700 4,560 1,140 8 BANJAR 13,900 2,510 9,000 25,410 22,325 3,085 19 BARITO KUALA 24,150 1,315 25,465 20,475 4,990 17 HULU SUNGAI SELATAN 4,050 660 6,000 10,710 9,900 810 11 HULU SUNGAI TENGAH 3,300 1,315 6,000 10,615 9,710 905 11 HULU SUNGAI UTARA 8,750 3,780 12,530 10,120 2,410 10 KOTA BANJAR BARU 0 2,250 2,250 1,800 450 5 KOTA BANJARMASIN 0 2,835 2,835 2,185 650 5 KOTA BARU 17,600 1,576 19,176 15,183 3,993 20 TABALONG 0 1,030 15,000 16,030 16,015 15 12 TANAH BUMBU 9,300 9,300 7,440 1,860 10 TANAH LAUT 3,800 725 6,000 10,525 9,690 835 11 TAPIN 10,500 10,500 8,400 2,100 12 KALIMANTAN SELATAN 101,050 17,996 42,000 161,046 137,803 23,243 151 Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2011. 37
Gambar 40 Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan Jumlah Debitur KUR Nasional, 2010-2011 60 9 Rencana dan Realisasi Penyaluran (Triliun Rupiah) 50 40 30 20 10-51,89 34,42 5,00 22,41 18,63 3,81 2,93 2,58 7,81 8,88 16,20 26,47 Maret 2010 Juni 2010 Agustus 2010 Juli 2011 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Jumlah Debitur (Juta Unit) Rencana Penyaluran Kredit Realisasi Penyaluran Kredit Jumlah Debitur Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011 Gambar 41 Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan Jumlah Debitur KUR di Provinsi Kalimantan Selatan, 2010-2011 1.600 250 Rencana dan Realisasi Penyaluran (Miliar Rupiah) 1.400 1.200 1.000 800 600 400 200 479,21 41,40 755,42 60,19 1.073,95 77,04 1.412,35 97,64 200 150 100 50 Jumlah Debitur (Ribu Unit) - 107,97 184,84 388,41 753,30 Maret 2010 Juni 2010 Agustus 2010 Juli 2011 0 Rencana Penyaluran Kredit Realisasi Penyaluran Kredit Jumlah Debitur Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011 38
Gambar 42 Jumlah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang Terserap Menurut Provinsi (Per 31 Juli 2011) 10.000 7.500 6.882,84 7.564,72 7.980,33 9.000 8.000 7.000 6.000 5.000 2.500 132,95 226,68 260,72 289,83 328,53 384,31 401,60 408,74 419,26 459,00 553,41 578,74 600,41 634,34 887,12 923,89 1.056,76 1.143,48 1.152,56 1.159,09 1.217,26 1.270,42 1.337,00 1.358,42 1.411,99 1.412,35 1.537,93 2.346,30 2.714,00 2.850,31 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0 0 KEPRI MALUT PABAR SULBAR GORONTALO BENGKULU SULTRA BABEL MALUKU PAPUA NTT SULUT NTB Rencana Penyaluran SULTENG DIY KALTENG JAMBI LAMPUNG BANTEN BALI NAD KALBAR KALTIM SUMBAR SUMSEL KALSEL RIAU Realisasi Penyaluran DKI Jakarta SUMUT SULSEL JABAR JATENG JATIM Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011 Gambar 43 Jumlah Kredit Terserap Per Debitur Menurut Provinsi, (Per 31 Juli 2011) 20,0 15,0 10,11 10,45 10,98 11,93 12,04 12,09 12,58 14,69 10,0 5,0 2,91 5,30 3,56 3,66 3,92 4,55 4,75 4,76 4,85 4,94 4,96 5,06 5,11 5,49 5,52 5,52 5,59 5,82 6,63 6,86 7,17 7,71 7,79 8,12 8,18 8,40,0 Kredit Per-Debitur Rata-rata Kredit Per-Debitur Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011 39
Gambar 44 Jumlah Kredit Terserap Per-Debitur Menurut Bank Penyalur (Juta Rupiah) (Per 31 Juli 2011) 16.000 12.000 13.897,63 Miliar Rp 8.000 4.000 0 24,95 32,98 35,90 37,60 44,13 53,82 76,95 78,81 104,72 226,40 434,20 443,55 775,49 843,27 1.038,31 1.493,26 3.013,01 3.816,65 Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011 Gambar 45 Komposisi Kredit yang Terserap Menurut Bank Penyalur Provinsi Kalimantan Selatan (Juta Rupiah) (Per 31 Juli 2011) BTN Rp22.451 2,98% BUKOPIN Rp2.749 0,36% BANK SYARIAH MANDIRI Rp2.933 0,39% BANK KALSEL Rp76.954 10,22% BRI (KUR Ritel) Rp121.703 16,16% BANK MANDIRI Rp289.570 38,44% BRI 319.257 42,38% BRI (KUR Mikro) Rp197.554 26,23% BNI Rp39.384 5,23% Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011 40
Gambar 46 Komposisi Alokasi Belanja Daerah Menurut Fungsi, Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2010 8 (Juta Rupiah) Kesehatan Rp 241.106 11,17% Pendidikan Rp 320.193 14,84% Ekonomi Rp 270.985 12,56% Perumahan dan Fasilitas Umum Rp 322.807 14,96% Lainnya Rp 70.295 3,26% Perlindungan Sosial Rp 34.422 1,59% Lingkungan Hidup Rp 14.567 0,67% Pelayanan Umum Rp 932.869 43,22% Pariwisata dan Budaya Rp 10.632 0,49% Ketertiban dan Ketentraman Rp 10.674 0,49% Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan, 2010 8 Komposisi Alokasi Belanja Daerah merupakan angka Anggaran Tahun 2010 (Bukan nilai realisasi). 41