BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 3

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNURNUSA TENGGARA BARAT

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

GUBERNURNUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU, Arsip. Retendi. Jadwal

2 menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tentang Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Bidang Keuangan di Kementerian

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara R

SISTEMATIKA JADWAL RETENSI ARSIP DI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara R

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Retensi. Arsip. Keuangan.

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

2017, No Pengembangan Ekspor Nasional, dan Bidang Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dim

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

2 menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tentang Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Kepegawaian Aparatur Sipil Neg

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

Keputusan Kepala ANRi No. 9 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusutan Arsip pada Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan Peraturan Kepala

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 784 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31A 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 A TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II PERANGKAT KEARSIPAN

2017, No d. kearsipan untuk mendukung tata kelola organisasi yang baik; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Retensi Arsip. Perekonomian. Lingkungan Hidup. Pedoman.

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1873); 4. Peraturan Kepala A

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

2016, No Kementerian sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh at

2016, No Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian sebagaimana telah tujuh kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Tahun 1999 Nomor 167; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tent

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 667, 2014 ANRI. Retensi Arsip Polhukam. Pertahanan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 38 TAHUN 2001 TENTANG

2016, No Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah tentang Jadwal Retensi Arsip Keuangan di lingkungan Kementerian Koperasi dan

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENETAPAN JADWAL RETENSI ARSIP

2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Rep

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN NASIONAL SADAR TERTIB ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM PENGARSIPAN DOKUMEN KEUANGAN NEGARA

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

Dari segi administrasi, tujuan penyusutan arsip ialah:

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahu

BAB 3 METODE PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN PENGADAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 13/IT3/PK/2012 Tentang KEBIJAKAN KEARSIPAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN KEAPARATURAN DAN PELAYANAN PUBLIK

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indone

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

2017, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksana

KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NO 342 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31 B 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 B TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN STATISTIK

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 54 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

2016, No tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menjadi Unda

2016, No. -2- Kementerian sebagaimana telah tujuh kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas Kep

2017, No Januari 2017 telah diberikan persetujuan jadwal retensi arsip fasilitatif fungsi keuangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

WALIKOTA TASIKMALAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Retensi Arsip. Politik. Hukum. Keamanan. Hubungan Luar Negeri. Politik Luar Negeri. Pedoman.

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 250 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. dalam melakukan kegiatannya pasti menghasilkan arsip. Menurut perundangundangan,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 69 TAHUN 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN KESEHATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

2 Menetapkan : 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Lembaran Negara Republik Indones

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, informasi menjadi kebutuhan mutlak bagi setiap instansi, baik instansi pemerintah maupun swasta. Keseluruhan kegiatan instansi pada dasarnya membutuhkan informasi. Oleh karena itu, informasi menjadi bagian yang sangat penting untuk mendukung proses kerja administrasi dan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dari birokrasi didalam menghadapi perubahan situasi dan kondisi yang berkembang dengan cepat. Salah satu sumber informasi penting yang dapat menunjang proses kegiatan administrasi dan birokrasi adalah arsip. Arsip merupakan rekaman informasi seluruh aktivitas instansi dalam berbagai media, berfungsi sebagai pusat ingatan, alat bantu pengambilan keputusan, bukti eksistensi instansi dan bukti pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan administrasi suatu organisasi. Oleh karena itu keberadaannya dalam organisasi pemerintahan memiliki nilai dan arti yang sangat penting. Untuk menunjang proses kegiatan administrasi maka arsip yang ada perlu dikelola dengan baik, tetapi pengelolaan arsip seringkali diabaikan dengan berbagai macam alasan, seperti tidak ada pemahaman mengenai pentingnya arsip, kurangnya sumber daya manusia yang berlatar belakang pendidikan kearsipan, tidak adanya prosedur manual dan terus bertambahnya arsip seiring dengan makin tinggi dan kompleksnya pelaksanaan tugas dan fungsi suatu organisasi. Di sisi lain permasalahan menumpuknya arsip di ruang kerja berujung pada sulitnya menemukan kembali arsip yang diperlukan dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli peralatan dan sebagainya. Oleh karena itu, peningkatan jumlah arsip harus diikuti dengan kebijakan penyusutan. Pengelolaan arsip atau kebijakan pengurangan arsip disebut manajemen arsip. Manajemen kearsipan adalah sebuah kontrol sistematik atas daur hidup informasi terekam mulai dari penciptaan sampai kepada arsip akan dimusnahkan atau disimpan secara permanen (The Archives Authority of New South Wales,1995:1). Pengertian

2 manajemen kearsipan adalah sebuah kontrol sistematik atas daur hidup informasi terekam, menandakan adanya suatu kegiatan yang saling berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sehingga bila kita membahas soal penyusutan kita tidak bisa lepas dari kegiatan penciptaan arsip tersebut, sedangkan tahap penciptaan sampai ke tahap penyusutan tidak dikerjakan dalam satu unit yang sama melainkan unit yang berbeda yaitu unit pengolah, yang menangani arsip aktif dan pusat arsip, yang menangani arsip inaktif. Kendala di atas dapat ditekan dengan adanya standarisasi proses kerja yang baik antara unit pengolah dan pusat arsip sehingga terjadi integrasi proses pengelolaan arsip yang berujung pada tidak terjadinya penumpukan jumlah arsip. pengolah harus mengetahui arsip mana saja yang harus dipertahankan setelah berlangsungnya kegiatan dan mana yang tidak. Jangan sampai terjadi arsip yang memiliki nilai guna jangka panjang seperti nilai kebuktian atau nilai fiskal bagi instansi yang seharusnya diserahkan kepada pusat arsip justru dibuang karena dirasa memakan tempat. Pusat arsip pun jangan sampai hanya menjadi gudang arsip tempat menampung semua rekod yang diterima. tentu saja akan terjadi penumpukan arsip. Biro Keuangan merupakan salah satu dari sekian banyak unit pengolah yang ada di Sekretaris Menteri Sekretaris Negara, salah satu satuan organisasi Sekretariat Negara yang tugasnya adalah mendukung fungsi dari Sekreatriat Negara sebagai organisasi pemerintah dalam kegiatan pelaksanaan teknis dan administrasi negara. Berdasarkan tanggung jawabnya, maka Biro Keuangan Sekretaris Menteri Sekretaris Negara mempunyai tanggung jawab menyediakan kebutuhan informasi yang berkaitan dengan masalah keuangan internal. Umumnya informasi dibutuhkan baik sebagai referensi, acuan kerja, maupun laporan pertanggung jawaban dengan cepat dan harus tepat. Tujuan penyediaan informasi yang tepat tidak akan terjadi bila terdapat penumpukan arsip. Sehingga temu kembali arsip yang efektif dan efisien tidak akan tercipta. Program penyusutan merupakan salah satu cara untuk menyediakan informasi yang tepat guna. Penyusutan pada hakikatnya merupakan kegiatan pengurangan arsip dengan berdasarkan pada kaidah-kaidah kearsipan, kebutuhan instansi, dan legalitas

3 hukum. Peraturan Nomor 34 Tahun 1979 menjelaskan bahwa Penyusutan Arsip adalah kegiatan pengurangan arsip dengan cara : a. Memindahkan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan b. Memusnahkan arsip yang sudah tidak lagi mempunyai nilai guna sesuai dengan ketentuan yang berlaku c. Menyerahkan arsip statis oleh Kearsipan kepada Arsip Nasional RI Berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Arsip Sekretariat Negara dicantumkan bahwa organisasi kearsipan Sekretariat Negara bertanggung jawab dalam kegiatan penyusutan arsip. Petunjuk Pelaksanaan Arsip Sekretariat Negara menjelaskan pola susunan unit kearsipan pada setiap tingkat struktural organisasi Sekretariat Negara yang berwenang dan bertanggung jawab dalam kebijaksanaan dan pembinaan kearsipan Sekretariat Negara. Pola organisasi kearsipan Sekretariat Negara terdiri dari tiga unit kearsipan sebagai berikut: 1.) Kearsipan I a. Kearsipan I merupakan unit kearsipan tingkat pusat yang berada di Biro Tata Usaha Sekretariat Menteri Sekretaris Negara dan berfungsi sebagai arsip Inaktif Sekretariat Negara b. Pembina sistem kearsipan Sekretariat Negara c. Memberikan persetujuan dan memantau kegiatan penyusutan arsip di Kearsipan II dan kearsipan III d. Menyerahkan arsip statis yang benilai guna pertanggungjawaban nasional kepada ANRI setelah mendapat persetujuan Menteri Sekretaris Negara 2.) Kearsipan II Kearsipan II merupakan unit kearsipan pada tingkat eselon I, yang terdiri dari unit-unit pengolah pada setiap satuan organisasi yang bersangkutan di bawah pembinaan Kearsipan I dan berkewajiban untik memindahkan arsip inaktifnya ke Kearsipan I.

4 3.) merupakan unit kearsipan untuk tingkat wilayah yang lokasinya jauh dari organisasi induknya sehingga diberi wewenang untuk mengelola sendiri arsip inaktifnya. Namun untuk penyusutan arsip harus mendapat pengarahan dan persetujuan dari Kearsipan I melalui Kearsipan II yang membawahinya (Runah Tangga Kepresidenan) dan berkewajiban untuk memindahkan arsip inaktifnya ke unit Kearsipan I melalui Kearsipan II. tersebut yaitu kantor-kantor Istana Kepresidenan di Bogor, Cipanas, Yogyakarta, dan Bali. Lihat bagan 1.1 Struktur organisasi kearsipan dan bagan 1.2 Struktur organisasi yang menangani kearsipan Sekretariat Negara.

5 Kearsipan I Sekreatriat Negara ( Arsip Biro Tata USaha) ANRI Kearsipan II ( Staf Ahli) Kearsipan II (Sekretariat Militer) Kearsipan II (Sekmensesneg) : Lingkungan pertanggungjawaban Sekretariat Negara Bagan 1.1. Struktur Organisasi Kearsipan.

6 Sekretariat Negara Sekretaris Menteri Sekretaris Negara Biro Tata Usaha Biro Keuangan Persuratan dan Reproduksi Pelaksanaan Anggaran Arsip Protokol dan Tata Usaha Pimpinan Kelompok Jabatan Fungsional Arsiparis Pelaksanaan Anggaran Belanja Lain-lain Pelaksanaan Administrasi Keuangan Pelaksanaan Akuntansi dan Pelaporan Istana Jogja Istana Cipanas Istana Bogor Istana Bali Bagan 1.2 Struktur organisasi yang menangani kearsipan Sekretariat Negara

7 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang berfungsi sebagai unit pengolah di Sekretariat Negara adalah Kearsipan II dan dan yang berfungsi sebagai Arsip adalah Kearsipan I. Kearsipan I memiliki kewenangan sebagai pemberi persetujuan dan memantau kegiatan penyusutan di Kearsipan II dan, melakukan pemusnahan arsip di Kearsipan I, serta menyerahkan arsip yang bersifat permanen ke ANRI. Tuntutan untuk mewujudkan tertib pelaksanaan penyusutan dan penyelamatan arsip sebagai bahan bukti penyelenggaraan instansi Sekretariat Negara, bukan hanya merupakan tuntutan para pengelola arsip atau arsiparis, namun juga menjadi kebutuhan instansi Sekretariat Negara dalam mengantisipasi perkembangan yang makin dinamis. Sebelum melakukan kegiatan penyusutan arsip, suatu organisasi harus mengevaluasi nilai kegunaan arsipnya, sehingga dapat menentukan kelompok arsip yang harus disimpan lebih lama atau dimusnahkan. Semua ini dituangkan dalam suatu pedoman yang disebut Jadwal Retensi Arsip. Jadwal Retensi Arsip digunakan dalam program penyisihan untuk mendapat efisiensi arsip dan penghematan. Jadwal Retensi merupakan pedoman penyisihan atau penyusutan, yang berupa daftar berisi kebijakan jangka simpan (retensi) dan penetapan simpan permanen atau musnah (Martono,1994:11). Dalam Undang-undang nomor 34 tahun 1979 pasal 4 disebutkan bahwa setiap Lembaga-lembaga Negara atau Badan-badan Pemerintahan masing-masing wajib memiliki Jadwal Retensi Arsip yang berupa daftar berisi sekurang-kurangnya jenis arsip beserta jangka waktu penyimpanannya sesuai dengan nilai kegunaannya dan dipakai sebagai pedoman penyusutan arsip. Jadwal Retensi Arsip Sekretariat Negara RI merupakan salah satu kebijakan Sekretariat Negara memasuki era reformasi birokrasi sejalan dengan perkembangan sistem perkantoran modern di lingkungan instansi pemerintah. Jadwal Retensi Arsip ini berlaku di lingkungan Sekretariat Negara, salah satunya adalah Biro Keuangan Sekretariat Negara. Kebijakan sekretariat Negara RI untuk menerapkan Jadwal

8 Retensi Arsip Sekretariat Negara RI dilandaskan kepada kegunaan arsip baik primer maupun sekunder. 1.2 Masalah Penelitian Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai unit pengolah Biro Keuangan Sekretaris Menteri Sekretaris Negara menciptakan, menerima dan mendistribusikan arsip sebagai bukti kegiatan yang sedang, akan, dan telah dilaksanakan. Di sisi lain setiap jenis arsip memiliki nilai kegunaan yang harus tetap diseleksi untuk menentukan lama atau masa simpan. Penentuan masa simpan arsip dicantumkan dalam Jadwal Retensi Arsip. Sekretariat Negara telah memiliki Jadwal Retensi Arsip yang telah disahkan dan ditetapkan sebagai pedoman di lingkungan Sekretariat Negara. Pedoman ini digunakan dalam menentukan masa retensi arsip baik aktif maupun inaktif. Masa retensi ini berpengaruh pada kegiatan penyusutan arsip, meliputi: 1.) pemindahan arsip inaktif Biro Keuangan ke Arsip 2.) Pemusnahan arsip inaktif Biro Keuangan berdasarkan JRA, dan 3.) Penyerahan arsip statis Biro Keuangan ke ANRI. Biro Keuangan belum sepenuhnya menerapkan penyusutan berdasarkan Jadwal Retensi Arsip. Akibatnya timbul masalah seperti penumpukan arsip, menghabiskan banyak ruang penyimpanan karena volume arsip yang besar, proses penemuan kembali tidak cepat dan tepat guna, serta pemeliharaan arsip cendrung terbengkalai karena arsip terus bertambah. 1.3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka peneliti mengajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut: Bagaimana pelaksanaan penyusutan arsip Biro Keuangan dengan menerapkan Jadwal Retensi Arsip? Apakah terdapat kendala-kendala dalam penerapan Jadwal Retensi Arsip?

9 1.4 Tujuan Penelitian Untuk menganalisis kegiatan penyusutan berdasarkan JRA di Biro Keuangan Sekretariat Negara. Mencakup identifikasi permasalahan yang timbul dalam proses penerapan JRA. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai pembekalan diri sebelum memasuki dunia kerja serta sebagai pengalaman yang berharga dengan terjun langsung untuk mengerti proses penerapan Jadwal Retensi Arsip dalam ruang lingkup dunia kerja nyata khususnya di Sekretariat Negara. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian akan diadakan di Sekretariat Negara sebagai organisasi yang menyelenggarakan administrasi Negara, khususnya di Kearsipan I atau biasa disebut Arsip yang bertanggungjawab dan berwenang dalam kegiatan penyusutan arsip inaktif dan Kearsipan II atau unit pengolah Biro Keuangan Sekretariat Negara sebagai unit pengolah yang menangani arsip aktif. 1.7 Metode Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif dan teknik pengambilan data akan menggunakan teknik observasi dan wawancara.