3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode

dokumen-dokumen yang mirip
kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013

c. Pembiayaan Anggaran dan realisasi pembiayaan daerah tahun anggaran dan proyeksi Tahun 2013 dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

, ,00 10, , ,00 08,06

a. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah.

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

RANPERDA PERUBAHAN APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2008

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

RANPERDA APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Realisasi dan Proyeksi)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 3 TAHUN 2015 T E N T A N G

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 6 TAHUN 2014 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN ANGGARAN 2011

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 10 TAHUN 2017 T E N T A N G

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2007

WALIKOTA KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2011

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2016

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PATI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2013

BUPATI PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KOTA SERANG TAHUN ANGGARAN 2011

NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2006 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGETAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN ANGGARAN 2011


LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN ANGGARAN 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2013 /2005 T E N T A N G

STRUKTUR APBD DAN KODE REKENING

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2009 NOMOR 16 PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN ANGGARAN 2012

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2008 SERI A PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR : 1 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANGLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG. LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG Tahun 2009 Nomor 3 Seri A Nomor 3 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

Transkripsi:

No. Rek Uraian Sebelum Perubahan Jumlah (Rp) Setelah Perubahan Bertambah / (Berkurang) 1 2 3 4 5 116,000,000,000 145,787,728,270 29,787,728,270 (Rp) 3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya (SiLPA) 13,327,565,000 41,776,547,255 28,448,982,255 3.1.2 Pencairan Dana Cadangan 12,500,000,000 12,960,094,515 460,094,515 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang 3.1.3 Dipisahkan Penerimaan Pinjaman Daerah dan 3.1.4 Obligasi Daerah 90,172,435,000 90,172,435,000-3.1.6 Penerimaan piutang daerah 3.1.7 Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga - 878,651,500 878,651,500 3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 5,000,000,000 9,458,686,107 4,458,686,107 3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah 3.2.2 Daerah 1,000,000,000 4,533,609,000 3,533,609,000 3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah 3.2.7 Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga 4,000,000,000 4,925,077,107 925,077,107 3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan - - - Sumber : Laporan realisasi APBD Kab. Temanggung (data diolah) 3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode 2008-2013 Kebijakan pengelolaan keuangan daerah, secara garis besar akan tercermin pada kebijakan pendapatan, belanja, dan pembiayaan APBD. Pengelolaan Keuangan daerah yang baik menghasilkan keseimbangan antara optimalisasi pendapatan daerah, efisiensi dan efektivitas belanja daerah serta ketepatan dalam memanfaatkan potensi pembiayaan daerah. 1. Kebijakan Pendapatan Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018 I I I 25

Pusat dan Pemerintahan Daerah serta Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 26 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah disebutkan bahwa pendapatan daerah adalah semua hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih. Adapun sumber pendapatan daerah adalah: a. Pendapatan Asli Daerah (PAD), terdiri dari: 1) Pajak daerah. 2) Retribusi daerah. 3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan 4) Lain-lain PAD yang sah. b. Dana Perimbangan, terdiri dari: 1) Dana Bagi Hasil (DBH). 2) Dana Alokasi Umum (DAU), dan 3) Dana Alokasi Khusus (DAK). c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah. Untuk itu digariskan sejumlah kebijakan yang terkait dengan pengelolaan pendapatan daerah, yaitu: 1. Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan asli daerah. 2. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan para subyek pajak dan subyek retribusi sehingga wajib pajak dan wajib retribusi dapat melakukan pembayaran sesuai kewajibannya. 3. Meningkatkan aspek keadilan bagi wajib pajak/retribusi. 4. Meningkatkan kemampuan dan profesionalisme aparat pengelola pendapatan. 5. Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). 6. Meningkatkan pemberdayaan aset daerah. RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018 I I I 26

7. Meningkatkan pola koordinasi internal dan antar instansi pengelola pendapatan. 8. Meningkatkan pola koordinasi eksternal dengan pihak lain dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan daerah. 9. Meningkatkan penyediaan sarana prasarana pendukung meningkatnya PAD. 10. Mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan pendapatan daerah. 2. Kebijakan Belanja Daerah Kebijakan belanja dilaksanakan melalui pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja daerah dalam rangka pelaksanaan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak, serta mengembangkan sistem jaminan sosial untuk menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintahan. Sedangkan pelaksanaan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan urusan pilihan dimaksudkan untuk mengembangkan potensi daerah dalam rangka meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan pembangunan daerah dan prioritas program yang telah dilaksanakan selama kurun 2008-2013 dimaksud diarahkan dalam kerangka perwujudkan Visi Bersatu untuk Maju dan Sejahtera dan pelaksanaan Misi Daerah, yaitu: RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018 I I I 27

1. Meningkatkan kualitas iman dan taqwa melalui pembinaan dan pengembangan kehidupan beragama, kerukunan umat beragama, dan fasilitasi kehidupan beragama. 2. Meningkatkan fasilitasi pendidikan, ketrampilan, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka pengembangan kualitas sumberdaya manusia. 3. Meningkatkan kualitas dan keterjangkauan pelayanan kesehatan secara merata. 4. Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). 5. Pemberdayaan masyarakat dan seluruh potensi ekonomi kerakyatan, bertumpu pada potensi sumberdaya alam dan potensi unggulan daerah menuju pemerataan pertumbuhan ekonomi daerah. 6. Meningkatkan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup. Belanja Daerah dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan pada setiap urusan pemerintahan daerah dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: a. Belanja tidak langsung yaitu belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja ini terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. b. Belanja langsung yaitu belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018 I I I 28

belanja langsung dari suatsxu program dan kegiatan terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Kebijakan belanja daerah terkait dengan Belanja Tidak Langsung ditetapkan sebagai berikut : a. Belanja Pegawai Anggaran daerah untuk belanja pegawai diarahkan untuk mencukupi pembayaran gaji pokok dan tunjangan pegawai negeri sipil untuk 13 (tiga belas) bulan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta memperhitungkan kenaikan gaji pokok sebesar 7% serta acres, gaji dan Tunjangan Pimpinan dan Anggota DPRD, serta gaji Bupati dan Wakil Bupati. Selain itu dapat dianggarkan pula untuk pemberian tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja, kondisi kerja serta tambahan penghasilan pegawai berdasarkan pertimbangan lainnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umum pegawai, disesuaikan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. b. Belanja Bunga Anggaran daerah untuk belanja bunga diarahkan untuk pembayaran bunga hutang atas kewajiban pokok pinjaman/hutang. c. Belanja Subsidi Belanja subsidi tidak dialokasikan, belanja subsidi adalah belanja dalam rangka bantuan biaya produksi kepada perusahaan atau lembaga tertentu. d. Belanja Hibah RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018 I I I 29

1) Belanja hibah diarahkan untuk pemberian hibah dalam bentuk uang dan/atau barang kepada pemerintah, pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan diberikan secara selektif dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. 2) Belanja hibah dapat diberikan dalam bentuk uang atau barang kepada penerima hibah. 3) Belanja hibah diberikan secara tidak mengikat/tidak secara terus menerus dengan pengertian bahwa pemberian hibah ada batas akhirnya tergantung pada kemampuan keuangan daerah dan kebutuhxan atas kegiatan tersebut dalam menunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah. 4) Penganggaran belanja hibah memperhatikan asas manfaat, keadilan, dan kepatutan, transparansi, akuntabilitas dan kepentingan masyarakat luas. e. Belanja Bantuan Sosial 1) Belanja bantuan sosial diarahkan untuk menjalankan dan memelihara fungsi pemerintahan daerah dibidang kemasyarakatan dan kesejahteraan masyarakat. 2) Belanja bantuan sosial dapat diberikan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada perorangan dan/atau kelompok masyarakat. 3) Belanja bantuan sosial diberikan secara selektif, tidak mengikat/tidak secara terus menerus serta memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018 I I I 30

4) Penganggaran belanja bantuan sosial memperhatikan rasionalitas dan criteria yang jelas dengan memperhatikan asas manfaat, keadilan, dan kepatutan, transparansi, akuntabilitas dan kepentingan masyarakat luas. f. Belanja Bagi Hasil Anggaran daerah untuk belanja bagi hasil diarahkan untuk pemberian bagi hasil atas pajak daerah dan retribusi daerah kepada pemerintah desa sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan. g. Belanja Bantuan Keuangan Anggaran daerah untuk belanja bantuan keuangan diarahkan untuk pemberian dana kepada Pemerintahan Desa dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan desa, penyelenggaraan pemerintahan desa, dan kepada partai politik. Besarnya belanja bantuan keuangan tersebut didasarkan pada ketentuan peraturan perundangundangan. h. Belanja Tidak Terduga Anggaran daerah untuk belanja tidak terduga diarahkan untuk penanggulangan bencana alam atau bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya dan untuk tanggap darurat dalam rangka pencegahan gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintahan yang tidak tertampung dalam bentuk program dan kegiatan, termasuk pengembalian atas kelebihan pendapatan daerah tahun-tahun sebelumnya. Penggunaan belanja tidak terduga didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan. RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018 I I I 31

Belanja tidak langsung hanya dianggarkan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD), kecuali untuk belanja pegawai, dianggarkan pada semua SKPD. Selanjutnya kebijakan belanja daerah terkait dengan belanja langsung dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan ditetapkan sebagai berikut: a. Belanja langsung mengutamakan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan yang dianggarkan untuk mencapai target kinerja program dan kegiatan yang ditetapkan (target output dan outcomes); b. Belanja langsung dianggarkan pada setiap SKPD dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya; c. Belanja langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal yang dilakukan secara ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel. 3. Kebijakan Pembiayaan Daerah Pembiayaan adalah semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus. Anggaran defisit adalah anggaran belanja lebih besar daripada anggaran pendapatan, dan sebaliknya anggaran surplus terjadi manakala anggaran belanja lebih kecil daripada anggaran pendapatan. Penerimaan pembiayaan terdiri dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018 I I I 32

pinjaman, dan penerimaan piutang daerah. Kebijakan penerimaan pembiayaan adalah sebagai berikut : a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun sebelumnya (SiLPA). Besarnya SiLPA yang akan diperhitungkan dalam pembiayaan APBD Tahun Angaran selanjutnya adalah hasil perhitungan SiLPA pada pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun berjalan setelah diaudit BPK dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran berjalan. b. Penerimaan pinjaman daerah. Manakala terjadi defisit anggaran, sedangkan SiLPA dan pencairan dana cadangan tidak dapat menutup keseluruhan defisit, maka akan dicukupi dengan pinjaman daerah. c. Pencairan Dana Cadangan. Pencairan Dana Cadangan yang telah dibentuk dilakukan untuk pembiayaan kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang dana cadangan. d. Penerimaan piutang daerah. Apabkila APBD diprediksi masih mengalami anggaran defisit, maka untuk menutup defisit anggaran, pemerintah daerah melakukan upaya penarikan pinjaman. Pengeluaran pembiayaan terdiri dari pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran pokok utang, dan pemberian pinjaman daerah. Kebijakan pengeluaran pembiayaan adalah sebagai berikut: RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018 I I I 33

a. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah. Investasi yang dilakukan pemerintah adalah investasi yang berbentuk atau bersifat jangka panjang dan bersifat permanen, yaitu bertujuan untuk dimiliki secara berkelanjutan tanpa ada niat untuk diperjualbelikan atau ditarik kembali. Penyertaan modal berupa uang dan/atau barang daerah dialokasikan pada BUMD. b. Pembentukan Dana Cadangan Dana cadangan dapat dibentuk dalam rangka membiayai kegiatan yang memerlukan dana relative besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun anggaran. c. Pembayaran pokok hutang. Manakala terjadi hutang jangka pendek, maka pada pos ini akan dianggarkan sebesar hutang jangka pendek yang diambil. d. Pembayaran pihak ketiga. Pembayaran pihak ketiga dilakukan atas kebutuhan pembiayaan untuk retensi atas pelaksanaan kegiatan di tahun sebelumnya. 3.3. Kerangka Pendanaan Periode 2013-2018 Pendanaan program dan kegiatan yang direncanakan pada periode 2013-2018 membutuhkan suatu kajian yang komprehensif dengan menggunakan data dasar seperti yang tertuang pada gambaran pengelolaan keuangan diperiode sebelumnya. Dengan memperhitungkan potensi pendapatan yang berasal dari pendapatan asli daerah maupun dana perimbangan dan sumber pendapatan lain yang sah serta program pembangunan daerah yang RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018 I I I 34