BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas. No: 20 Tahun 2003 adalah:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosda Karya, 2013) hlm. 16. aplikasinya (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2009) hlm, 13

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI ANALISIS TENTANG KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK TINGKAT SEKOLAH DASAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. guru-guru pada semua jenjang pendidikan, yang setiap harinya bersama-sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

ANALISIS KURIKULUM 2013 DAN KTSP Landasan Pendidikan SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan yang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran, antara lain guru sebagai penginisiatif moral dan pengasuh serta. memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang. dalam pembangunan bangsa dan karakter.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan, tantangan masa depan, kemajuan teknologi dan seni maka diperlukan

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

I. PENDAHULUAN. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang Dasar RI Tahun 1945, sedangkan perbedaannya terletak pada penekanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 19 tentang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah dengan melakukan perubahan kurikulum. UU No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan, pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dilakukan agar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki iman dan akhlak yang kuat. 1. oleh sebagai penanggung jawab ketika terjadi hal-hal yang tidak sesuai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan zaman, kurikulum mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi seseorang yang memiliki cita-cita untuk memajukan. demokratis serta bertanggung jawab.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education. diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. berbagai komponen yang antara satu dan lainnya saling berkaitan. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

Perihal Keunggulan Dan Kelemahan Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup dan berkembang sejalan

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi

BAB I PENDAHULUAN. (Agustus, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pendidikan menurut Abu Bakar (2012),

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. kanca internasional. Perubahan kurikulum sudah dimulai sejak awal kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. agama. 1 Di sekolah umum (SD, SMP, SMA) pengajaran agama dipandang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil belajar merupakan sebuah tolak ukur bagi guru untuk dapat mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2009, Hlm. 1 2 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015, hlm.339

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis Multidimensional, (Jakarta: PT Bumi Aksara.2011), Hlm. 14.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional. bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat mutu pendidikan adalah hal yang penting, pembelajaran pun harus

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003, UU RI No. 20 TH 2003, Jakarta : Sinar Grafika, 2003, hlm. 5.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. yang serius. Banyak kritikan dari praktisi pendidikan, akademisi dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya seseorang untuk mengembangkan potensi yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No: 20 Tahun 2003 adalah: Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab 1. Guna mencapai tujuan tersebut ada tiga hal utama dalam proses terkait pendidikan yang penting untuk selalu diperhatikan dan diupayakan pengembangannya, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum adalah termasuk bagian dalam proses perencanaan pendidikan. Tujuan penyusunan kurikulum adalah untuk menyiapkan bahan ajar yang baik dan ideal yang sesuai guna merealisasikan tujuan pendidikan sebagaimana tersebut di atas. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Moh. Yamin bahwa kurikulum sejatinya dihadirkan supaya menjadi alat utama agar pendidikan yang dijalankan selaras dengan cita-cita bangsa 2. Pengembangan kurikulum terus dilakukan sebagai upaya dalam menyiapkan bahan ajar yang sesuai 1 Pemerintah RI, Undang-Undang No: 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung : Citra Unbara, 2003), hal. 7. 2 Moh. Yamin, Panduan Menejemen Mutu Kurikulum Pendidikan (Yogyakarta: DIVA Press, 2012), hal. 17. 1

dengan tuntutan perkembangan yang terjadi, baik perkembangan sosial, budaya, ekonomi termasuk juga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum 2013 atau yang populer dengan sebutan K13 adalah hasil dari pengembangan kurikulum yang telah dilakukan pemerintah sebagai upaya untuk terus memperbaiki sistem pendidikan nasional. Kurikulum 2013 disusun sebagai salah satu langkah untuk mencari solusi atas permasalahan pendidikan saat ini. Pelaksanaan pendidikan saat ini dalam konteks nasional dinilai telah gagal dalam upaya mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan undang-undang di atas. Krisis multidimensional yang melanda negeri ini khususnya krisis kepribadian atau krisis moral dijadikan indikator atas kegagalan pelaksanaan pendidikan nasional. Pendidikan agama termasuk Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diharapkan menjadi tumpuan pendidikan karakter dan akhlak siswa disebut-sebut sebagai bagian utama penyebab kegagalan pelaksanaan pendidikan nasional selama ini. Pendapat ini tentu tidaklah benar, karena tanggung jawab pendidikan moral dan akhlak tentunya bukan hanya tanggung jawab sekolah dalam hal ini guru pendidikan agama saja tapi juga tanggung jawab orang tua dan masyarakat. Meskipun demikian relitasnya pendidikan agama termasuk PAI yang disalahkan atas munculnya krisis kepribadian yang telah melanda bangsa. Kurikulum 2013 ditetapkan berlaku mulai tahun ajaran 2013/2014, tepatnya pada bulan Juli 2013 yang diberlakukan secara bertahap di 2

sekolah. Penetapan Kurikulum 2013 oleh pemerintah menggantikan kurikulum tingkat satuan pendidikan atau KTSP menurut banyak kalangan sarat dengan nuansa politis dan terkesan dipaksakan. Meskipun demikian tidak dipungkiri bahwa dari aspek normatif atau juga filosofis, Kurikulum 2013 yang merupakan pengembangan dari kurikulum berbasis kompetensi atau KBK tahun 2004 nampak lebih baik dibandingkan dengan KTSP. Hal ini karena Kurikulum 2013 lebih menekankan pada aspek pembentukan karakter dalam upaya mengoptimalkan semua potensi peserta didik, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik dan ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertera dalam UU Sisdiknas tahun 2003 di atas, sehingga K13 lebih sesuai untuk menjawab permasalahan bangsa saat ini, sedangkan KTSP hanya menekankan pada aspek pengetahuan atau kognitif peserta didik saja. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Sholeh Hidayat bahwa orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), ketrampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge), sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 pasal 35: kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati 3. Beberapa waktu yang lalu Kurikulum 2013 menjadi isu aktual yang banyak menjadi pembicaraan dan perdebatan banyak kalangan baik 3 Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 113. 3

praktisi pendidikan maupun masyarakat luas. Mencuatnya isu Kurikulum 2013 ini dipicu oleh kebijakan pemerintah baru dalam hal ini kementrian pendidikan yang terkesan kontroversial terhadap penghentian sementara pelaksanaan Kurikulum 2013 yang tidak secara keseluruhan, sehingga terkesan diskriminatif dan memunculkan argumen-argumen negatif terkait kebijakan ini. Mendikbud Anies Baswedan menginstruksikan sekolah yang belum menggunakan Kurikulum 2013 selama tiga semester untuk kembali ke Kurikulum 2006 (KTSP). Sementara itu, sekolah yang telah menjalankan selama tiga semester diminta tetap menggunakan kurikulum tersebut sembari menunggu hasil evaluasi 4. Kebijakan penghentian Kurikulum 2013 yang belum lama diberlakukan oleh pemerintah sebelumnya ini banyak menimbulkan pro dan kontra baik oleh praktisi pendidikan maupun masyarakat umum. Ada sekolah dan dinas pendidikan daerah yang mengikuti keputusan pemerintah pusat untuk menghentikan Kurikulum 2013 dan kembali ke KTSP, namun ada juga sekolah juga dinas pendidikan daerah yang sebenarnya tetap ingin mempertahankan dan melaksakanan Kurikulum 2013, masing-masing tentu memiliki alasan tersendiri dalam menganbil keputusan terkait Kurikulum 2013 ini. Terlepas dari kontroversi terkait kebijakan pemerintah sebagaimana tersebut di atas, satu hal yang penting untuk dipahami adalah bahwa 4 Indra Akuntono, 11 Desember 2014, Kemdikbud: Banyak yang Minta Tetap Menggunakan Kurikulum 2013, Kompas. Com. (Online), diakses pada tanggal 4 Pebruari 2015 dari http://edukasi.kompas.com/read/2014/12/11/13383491/ Kemdikbud.Banyak.yang.Minta.Tetap.Menggunakan.Kurikulum.2013.html. 4

perubahan dan pengembangan kurukulum tentu dilakukan untuk tujuan perbaikan, yaitu perbaikan pelaksanaan pendidikan atau perbaikan sistem pendidikan nasional secara umum. Sebagaimana disampaikan oleh Sholeh Hidayat bahwa Kurikulum 2006 jika dikaitkan dengan tantangan zaman memang sudah saatnya dirubah dan direvisi, sebab jika tidak dilakukan perubahan dan pengembangan, tidak bisa dipastikan bagaimana mutu pendidikan dan kualitas keluarannya. Ini karena menurut Sholeh Hidayat sistem pendidikan dan capaian kompetensi dalam Kurikulum 2006 kurang jelas dan kurang terarah 5. Kurikulum 2013 tentunya disusun dengan memperhatikan dan mempertimbangkan realitas yang terjadi saat itu dan sekarang, antara lain krisis kepribadian yang melanda bangsa, mutu dan kualitas pendidikan di negara kita yang memang jauh tertinggal dari negara-negara maju di dunia, bahkan dari negara tetangga kita seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Mulyasa bahwa mutu output pendidikan kita masih rendah jika dibanding dengan mutu output pendidikan di negara lain, baik di Asia maupun kawasan ASEAN. Rendahnya mutu pendidikan memerlukan penanganan secara menyeluruh, karena dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memegang peranan amat penting untuk menjamin kelangsungan bangsa 6. 5 Hidayat, Op.Cit., hal. 112. 6 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013: Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 2013 Merupakan Persoalan Penting dan Genting (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 13. 5

Perubahan mendasar pada Kurikulum 2013 dibanding kurikulum sebelumya tentu dirumuskan agar pendidikan kita mampu mengatasi permasalahan-permasalahan di atas. Perubahan mendasar pada aspek filosofis tersebut tentunya menuntut pula adanya perubahan dan kesiapan pada tataran pragmatis. Salah satu alasan penghentian penerapan Kurikulum 2013 oleh pemerintah sekarang adalah munculnya permasalahan pada aspek pragmatis, dalam hal ini kesiapan sekolah dan guru sebagai pelaksana kurikulum juga sarana prasarana. Kesulitan yang dialami guru dalam memahami dan menerapkan Kurikulum 2013 tentunya merupakan hal yang wajar. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Moh. Nuh dalam kompas.com ketika ditanya tentang keberatan guru terhadap sistem penilaian atau evaluasi Kurkulum 2013 yang naratif atau deskriptif, Moh. Nuh mengatakan, hal itu hanya soal pembiasaan karena hal baru memang membutuhkan pembiasaan 7. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang memiliki karakteristik sangat berbeda dari kurikulum-kurikulum yang ada sebelumnya, diantaranya adanya pengintegrasian mata pelajaran ke dalam tema-tema tertentu, sehingga Kurikulum 2013 juga disebut sabagai Kurikulum Tematik. Setiap perubahan tentu menuntut adanya perjuangan dan pengorbanan. Kurikulum 2013 menuntut profesionalisme dan kreatifitas guru dalam memahami dan menerapkannya. Kurangnya 7 Rony Ariyanto Nugroho, 7 Desember 2014, Kritik Anies, M Nuh Nilai Penghentian Kurikulum 2013 Langkah Mundur, Kompas.Com (Online), diakses pada tanggal 4 Pebruari 2015 dari http://edukasi.kompas.com/read/2014/12/07/13181651/ Kritik.Anies.M.Nuh.Nilai.Penghentian.Kurikulum.2013.Langkah.Mundur.html. 6

pemahaman terhadap Kurikulum 2013 ini juga yang kemudian menyebabkan munculnya persepsi bahwa Kurikulum 2013 terkesan amburadul atau tumpang tindih dalam hal materinya, ini tentu suatu pemahaman yang perlu diluruskan. Berdasarkan analisis awal penulis ada dua kelebihan utama pada Kurikulum 2013 yang menjadikan Kurikulum 2013 patut untuk tetap dipertahankan menurut penulis; pertama nuansa pendidikan agama dan pendidikan karakter yang begitu kental dan nampak menjadi prioritas dalam Kurikulum 2013, hal ini tentu sesuai dengan kondisi bangsa saat ini dan ini juga dapat menjadi perubahan positif bagi pendidikan agama termasuk PAI, kedua pendekatan terintegrasi (integrated curriculum) dalam Kurikulum 2013 tentu memberi wacana baru dalam sistem pendidikan nasional. Pendekatan terintegrasi dalam tematik integratif ini menurut Mulyasa dalam bukunya Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada pada Kurikulum 2006 ( KTSP); Penyusunan Kurikulum 2013 yang menitik beratkan pada penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada Kurikulum 2006 dimana ada beberapa permasalahan diantaranya; 1) konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia, 2) belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, 3) kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan belum terakomodasi di dalam Kurikulum, 4) belum peka dan tanggap 7

terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global, 5) standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru, 6) standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala 8. Urgensi pendidikan karakter dan pendidikan agama dalam Kurikulum 2013 harusnya bisa menjadi perhatian penting praktisi pendidikan agama khususnya praktisi Pendidikan Agama Islam (PAI). Praktisi PAI harusnya melihat ini sebagai suatu potensi penting yang dapat dijadikan langkah awal untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan agama di sekolah. Kementrian agama nampaknya menangkap potensi positif yang ada pada Kurikulum 2013 ini sehingga memutuskan untuk tetap mempertahankan dan menerapkan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab bagi Madrasah di seluruh Indonesia, hal ini sebagaimana disampaikan oleh Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan: kita tetap menggunakan Kurikulum 2013 (K13) untuk mata pelajaran yang menjadi kekhasan madrasah, yaitu: rumpun Pendidikan Agama Islam (Al-Quran Hadits, Akidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam) dan Bahasa Arab. Kemenag bahkan sekarang sedang menyiapkan Peraturan Menteri Agama (PMA) yang akan mengatur tentang hal ini. Kita tengah menyiapkan PMA tentang kebijakan ini. (Mapel) umum mengikuti Dikbud pending, PAI dan Bahasa Arab lanjut berikut segala konsekuensi teknis, seperti pengisian raport dan seterusnya 9 8 Mulyasa, Ibid., hal. 60-61. 9. Kementrian Agama RI, 14 Desember 2014, Kemenag Gunakan K13, Ini Penjelasan Direktur Madrasah, (online), diakses pada tanggal 25 April 2015 dari http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=227805.html. 8

Dinas Pendidikan Jawa Barat juga tetap menggunakan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI di sekolah-sekolah di Jawa Barat, mulai dari SD, SMP, sampai SMA. Sebagaimana disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan Jabar, Ahmad Hadadi bahwa Jawa Barat pasti siap melaksanakan K-13 Mata Pelajaran PAI di sekolah. Apalagi Kementerian Agama telah menyiapkan pelatihan Guru PAI sejak tahun 2013, hal ini ditegaskan Ahmad Hadadi pada kegiatan Rapat Koordinasi Pemberlakuan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI pada Sekolah di Bandung 10. Berangkat dari pro kontra terhadap Kurikulum 2013 dan uraian di atas serta berdasarkan realitas yang terjadi, penulis tertarik dan ingin mengetahui secara lebih mendalam terkait Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI untuk tingkat sekolah dasar (SD) yang menggunakan pendekatan terintegrasi (integrated curriculum). Hal ini sebagai upaya untuk mengetahui apa dan bagaimana kelebihan dan juga kekurangan K13 khususnya pada mata pelajaran PAI. Sehingga dalam penelitian ini penulis mengambil judul: Studi Analisis Tentang Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Tingkat Sekolah Dasar. 10 Kementrian Agama RI, 28 Januari 2015, Sekolah di Jawa Barat Tetap Gunakan K-13 Mata Pelajaran PAI (online), diakses pada tanggal 25 April 2015 dari http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=235792.html. 9

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah gambaran Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar? 2. Apakah kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar? C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Guna mendeskripsikan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar. 2. Guna mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar. D. Manfaat Penelitian Merujuk pada rumusan tujuan penelitian tersebut di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak. Di antara manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti 10

Menambah wawasan pengetahuan dan khazanah keilmuan yang berharga bagi peneliti, terutama dalam mengetahui dan memahami Kurikulum 2013 khususnya Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar, serta mengetahui kelebihan dan juga kekurangan Kurikulum 2013 khususnya Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar. 2. Bagi akademisi dan masyarakat luas Sebagai bahan informasi ilmiah bagi para guru, juga praktisi pendidikan lainnya, orang tua dan masyarakat tentang Kurikulum 2013 khususnya Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar, serta konsep integrasi kurikulum yang digunakan dalam K13 untuk tingkat Sekolah Dasar. Disamping itu juga memberikan kontribusi pemikiran serta umpan balik bagi praktisi pendidikan, pemangku kebijakan akan pentingnya kajian Kurikulum 2013 terhadap dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam. E. Definisi Operasional Sebagai upaya menghindari kesalahan dalam memahami maksud dari judul Studi Analisis Tentang Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Tingkat Sekolah Dasar, maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang terkandung dalam judul tersebut di atas. 1. Analisis 11

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebabmusabab, duduk perkaranya, dan sebagainya), atau penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan, atau penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya, atau pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya 11. Sedangkan menurut Komaruddin analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tandatanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masingmasing dalam satu keseluruhan terpadu 12. Analisis yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah sebagaimana pendapat di atas yaitu kegiatan berfikir dalam penyelidikan tentang Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar guna menguraikan sebagian komponen Kurikulum 2013 dan penelaahan isi komponen-komponen tersebut sebagai upaya memperoleh pengertian atau pemahaman yang tepat tentang Kurikulum 2013 khususnya pada Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar. 11 Ebta Setiawan (Database utama merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud Kamus Bahasa Indonesia edisi elektronik 2008, versi 1.4, (Online), diakses pada 06 Pebruari 2015 pukul 13.30 WIB dari http://kbbi.web.id/. 12 Komarudin, Ensiklopedia Manajemen (ed. 2.; Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hal. 163. 12

Penulis membatasi analisis dalam penelitian ini pada kajian filosofis dari K13 pada Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar, tidak pada kajian pragmatisnya baik pada tingkat sistem pendidikan maupun pada tingkat satuan pendidikan. 2. Kurikulum 2013 Menurut Zaenal Arifin, secara etimologis istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani curir yang artinya pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga yang berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Sedangkan secara terminologis, istilah kurikulum (dalam dunia pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperolah ijazah 13. Kemudian masih terkait dengan pengertian kurikulum, S. Hamid Hasan sebagaimana dikutip oleh Zaeanal Arifin berpendapat ada empat dimensi kurikulum yang saling berhubungan, yaitu kurikulum sebagai suatu ide atau konsepsi, kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, kurikulum sebagai suatu kegiatan (proses), dan kurikulum sebagai suatu hasil belajar 14. Kurikulum yang penulis maksud dalam penelitian ini dan yang akan penulis jadikan sebagai batasan kajian penelitian adalah 13 Zaeanal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 2-3. 14 Ibid., hal. 8. 13

kurikulum dalam dimensinya sebagai ide atau konsepsi dan sebagai suatu rencana tertulis, jadi penulis tidak memperluas kajian kurikulum dalam dimensinya sebagai proses dan sebagai suatu hasil belajar. Selanjutnya Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang merupakan pengembangan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004 yang ditetapkan menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, tepatnya ditetapkan berlaku secara bertahap mulai Juli 2013. 3. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah salah satu bahan atau materi pembelajaran yang diajarkan di sekolah, sedangkan Pendidikan Agama Islam (PAI) Menurut Zakiah Darajad: pendidikan agama islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat kelak 15. Menurut Ahmad D. Marimba, Pendidikan Agama Islam sebagai suatu bimbingan baik jasmani maupun rohani yang berdasarkan hokum- 15 Zakiah Darajad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal. 5. 14

hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran dalam Islam 16. Maksud dari Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam penelitian ini adalah adalah rumpun materi (ilmu pengetahuan dan nilai-nilai agama Islam) yang diajarkan di dalam kelas yang terdapat dalam buku pokok Pendidikan Agama Islam sebagaimana kurikulum yang ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional yang menggantikan Kurikulum 2006 (KTSP). 4. Sekolah Dasar (SD) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran (menurut tingkatannya), sedangkan sekolah dasar adalah sekolah tempat memperoleh pendidikan sebagai dasar pengetahuan untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi 17. Sedangkan dalam Wikipedia Bahasa Indonesia (Ensiklopedia Bebas), Sekolah Dasar (disingkat SD; bahasa Inggris: Elementary School atau Primary School) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu enam tahun, mulai dari kelas satu sampai kelas enam. Saat ini murid kelas enam diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (Ebtanas) yang mempengaruhi 16 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (ed. 8.; Bandung: Al- Ma arif,1989), hal. 21. 17 Setiawan, Op. Cit. 15

kelulusan siswa. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama (atau sederajat) 18. Sekolah Dasar yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan dasar yang ditempuh oleh anak atau peserta didik selama enam tahun mulai dari kelas satu sampai kelas enam sebagai kelanjutan dari pendidikan yang telah ditempuh sebelumnya (pendidikan di PAUD), sebelum melanjutkan ke tingkat sekolah lanjutan (SMP dan SMA) yang ada dalam sistem pendidikan di Indonesia. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan bertujuan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang isi tulisan dan mempermudah pembaca dalam memahami tulisan. Penulis membagi tulisan ini dalam beberapa bab. Bab I Pendahuluan, bab II Tinjauan Pustaka, dan bab III Metode Penelitian, bab IV Hasil Penelitian, dan bab V Penutup. Bab I (Pendahuluan) berisi tentang Latar Belakang Masalah yang menjadi alasan penulis untuk melakukan penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan. 18 Wikipedia bahasa Indonesia (ensiklopedia bebas), (Online), diakses pada tanggal 17 Juni 2015 pukul 13.39 WIB. dari http://id.wikipedia.org/wiki/polemik. 16

Bab II (Tinjauan Pustaka) berisi tentang kajian teoritis terkait dengan Konsep Kurikulum, Pengembangan Kurikulum 2013, Kurikulum 2013, dan Konsep PAI. Bab III (Metode Penelitian) diuraikan tentang Jenis Penelitian, Pendekatan Penelitian, Sumbet Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data. Bab IV (Hasil Penelitian) yang terdiri atas Penyajian dan Analisis Data, dan Pembahasan Hasil Penelitian. Bab V (Penutup) berisi Kesimpulan dan Saran, terdiri atas kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian dan saran-saran untuk meningkatkan kualitas pendidikan selanjutnya. 17