ANATOMI CALEG PEMILU FORMAPPI 3 Oktober 2013

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

ProfilAnggotaDPRdan DPDRI Pusat Kajian Politik Departemen Ilmu Politik FISIP UniversitasIndonesia 26 September 2014

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

TANTANGAN DAN PROSPEK PELEMBAGAAN PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

Analisis Perolehan Suara dalam Pemilu 2014: OLIGARKI POLITIK DIBALIK KETERPILIHAN CALEG PEREMPUAN

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin

FORMAPPI JAKARTA, 3 APRIL 2014

BAB III DATA RESPONDEN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

Pencalonan DPR RI sebagian besar memenuhi aturan zipper system 1:3, namun fenomena yang muncul adalah pencalonan pada angka 3 dan 6.

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEMILU & PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM POLITIK. MY ESTI WIJAYATI A-187 DPR RI KOMISI X Fraksi PDI Perjuangan

STRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN

JAKARTA, 5 MEI 2013

I. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang

KOMISI PEMILIHAN UMUM

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

KONSEPSI REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TTG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

BAB IX POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN

ISU KRUSIAL SISTEM PEMILU DI RUU PENYELENGGARAAN PEMILU

Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

ADVOKASI UNTUK PEMBAHASAN RUU PEMILU

DISAMPAIKAN OLEH : YUDA IRLANG, KORDINATOR ANSIPOL, ( ALIANSI MASYARAKAT SIPIL UNTUK PEREMPUAN POLITIK)

I. PENDAHULUAN. masyarakat untuk memilih secara langsung, baik pemilihan kepala negara,

HASIL EXIT POLL PEMILU LEGISLATIF Rabu, 9 April 2014

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

Kronologi perubahan sistem suara terbanyak

A. Kesimpulan BAB V PENUTUP

Mayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segara Bubarkan Diri. LSI DENNY JA November 2014

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

I. PENDAHULUAN. pendidikan, pekerjaan, dan politik. Di bidang politik, kebijakan affirmative

2013, No.1608

PEROLEHAN KURSI PARTAI DAN PETA KOALISI CAPRES Lingkaran Survei Indonesia Jumat, 11 April 2014

LAPORAN DANA KAMPANYE

PAKTA INTEGRITAS PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014

CARA MENGALOKASI KURSI PARLEMEN. Pipit Rochijat Kartawidjaja 1

PKB 4,5%, PPP 3,4%, PAN 3,3%, NASDEM 3,3%, PERINDO

KOMISI PEMILIHAN UMUM Jalan Imam Bonjol No. 29 Jakarta 10310, Tlp , Fax

KEPERCAYAAN TERHADAP DPR DI TITIK TERENDAH. LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Desember 2015

Pemilu 2009: Kemenangan Telak Blok Partai Nasionalis Ringkasan

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Selain itu akan dijelaskan pula tentang pemerintahan, visi-misi Kabupaten Luwu

KECENDERUNGAN SIKAP & PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014

DAFTAR TABEL. Pileg 2014, Diolah dari Hasil Wawancara dengan Berbagai Narasumber, Hasil Rekapitulasi

EFEK POPULARITAS CALON LEGISLATIF TERHADAP ELEKTABILITAS PARTAI JELANG PEMILU 2014

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

PANDUAN AKUNTABILITAS POLITIK

3 September 2012 PROJECT MANAJER-PMO RB SETJEN DPRRI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih mulia yaitu kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Partai politik hadir sebagai elemen demokratisasi sekaligus menjadi sarana

Matahari Kembar Kapolri? LSI DENNY JA Januari 2015

ENAM REVISI PILKADA USULAN PUBLIK LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

Lombok Timur Dalam Data

Pemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan

BAB I PENDAHULUAN. dengan seluruh rakyatnya, baik itu laki-laki maupun perempuan. Seluruh rakyat berperan

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu

I. PENDAHULUAN. Setelah memasuki masa reformasi, partai politik telah menjadi instrumen

PROFIL DPRD KABUPATEN SUMENEP PERIODE Disusun oleh: Bagian Humas & Publikasi Sekretariat DPRD Sumenep

Press Release HASIL SURVEI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Metodologi Quick Count

MAYORITAS PUBLIK INGIN CAPRES SIAP TERIMA KEKALAHAN. Konpers LSI Juli 2014

I. PENDAHULUAN. Setiap lima tahun keanggotaan dewan perwakilan rakyat mengalami pergantian.

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

Perubahan Politik 2014: Trend Sentimen Pemilih pada Partai Politik

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

WORKSHOP DPRD KABUPATEN REMBANG 15 JUNI 2012

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan berisi tentang temuan-temuan hasil

KONVERSI SUARA MENJADI KURSI Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (PERLUDEM)

PT. Universal Broker Indonesia 1 MARKET OUTLOOK MEI: PILPRES. Oleh: Satrio Utomo PT. Universal Broker Indonesia. 26 April 2014

MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

2. Usia Responden : tahun tahun tahun ke atas

BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/729/KEP/ /2012

TIM PENYUSUN. Penanggung Jawab Drs. Suripto Bambang Setyadi, M Si Asrudi Trijono, SH

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN AFFIRMASI (AFFIRMATIVE ACTION) KUOTA TIGA PULUH PERSEN KETERWAKILAN PEREMPUAN DALAM PEMILU LEGISLATIF (DPRD) KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan

MENYIMAK PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI MASA KAMPANYE TERBUKA (16 Maret 1 April 2014)

Cara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan. Penetapan Caleg Terpilih (1)

publik pada sektor beras karena tidak memiliki sumber-sumber kekuatan yang cukup memadai untuk melawan kekuatan oligarki politik lama.

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK

STUDI TENTANG PEMILIH GANDA DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014 DI KELURAHAN PELABUHAN KOTA SAMARINDA

Transkripsi:

ANATOMI CALEG PEMILU 2014 FORMAPPI 3 Oktober 2013

I. Pengantar Alasan melakukan kajian: Membantu pemilih mendapatkan informasi yang utuh tentang Caleg dalam Pemilu 2014. Lingkup kajian: Profil Caleg Pemilu 2014 untuk DPR RI Metodologi: - data dari CV resmi Caleg; - dikategorisasi dalam dua jenis data generik dan non generik; - khusus tentang pekerjaan, dikluster dalam 7 jenis pekerjaan. Sistematika penyajian: 1. Pengantar; 2. Temuan- Temuan; 3. Analisa; 4. Kesimpulan; dan 5. Saran.

2. Temuan-Temuan 1. Kelemahan data dan Informasi 2. Profil Generik Caleg 3. Profil Non-Generik Caleg 4. Profil Caleg Perempuan

2.1. Kelemahan data dan Informasi Informasi ttg caleg yg disajikan sangat terbatas bahkan terkesan main2 dan sekedar formalitas; CV caleg yang dijadikan dokumen resmi tidak secara serius diisi/dilengkapi. Informasi yg disampaikan tidak menggambarkan pribadi caleg yg sesungguhnya Partai politik dan KPU terkesan membiarkan CV caleg yg tidak lengkap

2.2. Profil Generik Caleg Variabel: 1. Umum Per-Parpol 2. Jenis kelamin 3. Usia 4. Pendidikan

2.2.1. JUMLAH CALEG PER PARPOL DCT PEMILU 2014 580 560 559 558 560 560 557 560 560 548 558 556 540 539 520 500 492 480 460 440 NASDEM PKB PKS PDIP GOLKAR GERINDRA PD PAN PPP HANURA PBB PKPI

2.2.2. PROPORSI CALEG BERDASARKAN JENIS KELAMIN LAKI - LAKI 4140 org (62.66%) PEREMPUAN 2467 org (37.34%)

2.2.2.1. CALEG LAKI LAKI DAN CALEG PEREMPUAN PER PARPOL CALEG LAKI - LAKI CALEG PEREMPUAN 400 350 300 250 200 333 348 301 226 (40.4%) 210 (37.6%) 191 (38.8%) 360 358 354 355 353 200 (35.7%) 202 (36.1%) 203 (36.4%) 205 (36.6%) 207 (37%) 334 214 (39.1%) 355 350 203 (36.4%) 206 (37.1%) 339 200 (37.1%) 150 100 50 0

2.2.3. Proporsi Caleg Berdasarkan Usia 127 2% 1358 21% 5122 77% 21-55 > 55 TNP KTRGN

2.2.3.1. Kategori Usia Caleg Per-Parpol 600 500 400 333 (59.57 %) 478 (85.66 %) 449 (91.08 %) 434 (77.50 %) 400 (71.68%) 447 (79.82 %) 399 (71.25 %) 407 (72.68 %) 393 (70.18 %) 427 (76.25 %) 424 (75.71 %) 353 (63.04 %) 300 17-55 Tahun > 55 Tahun 200 226 126 158 113 161 153 167 133 136 207 100 80 44 0

2.2.4. Proporsi Caleg Berdasarkan Tingkat Pendidikan TANPA S3 SMA S1 S2 DIPLOMA KET 3433251 1757 847 242 208 0 (5.16%) (12.74%) (48.90%) (26.43%) (3.644%) (3.13%) 0%

2.2.4.1. Profil Caleg Berdasar Tingkat Pendidikan Per Parpol

2.3. Profil Non-Generik Caleg Variabel Non-generik: 1. PEKERJAAN 2. KADER NON KADER 3. ORGANISASI 4. INCUMBENT (PETAHANA)

2.3.1. Profil Caleg Berdasar Pekerjaan 7 Pengelompokan Kategoris sbb: No Politisi Pejabat Exct Pengusaha /swasta Pensiunan & Pegawai Profesi Khusus Aktivis Lain2 1 2 3 ANGGOTA DPR KEPALA DAERAH PENGUSAHA BUMN DOKTER JURNALIS ANGGOTA DPRD MENTERI SWASTA ANGGOTA DPD MANTAN KEPALA DAERAH STAF DPR/DPD/DPRD ADVOKAT LSM STAF MENTERI/PEJABAT/P RESIDEN AGAMAWAN MAHASISWA IBU RUMAH TANGGA TIDAK BERSEDIA DIPUBLIKASI TIDAK ADA KETERANGAN 4 MANTAN ANGGOTA DPR/DPRD/DPD MANTAN PEJABAT PNS AKADEMISI 5 PENSIUNAN ARTIS

2.3.1.1. KOMPOSISI CALEG BERDASAR PEKERJAAN

2.3.1.2. KOMPOSISI CALEG BERDASAR PEKERJAAN PER PARPOL PKPI PBB HANURA 162 2010 54 12 221 271 329 64 41 67 127 14 60 16 157 127 170 210 POLITISI PEJABAT PENGUSAHA & SWASTA PEGAWAI & PENSIUNAN PROFESI KHUSUS AKTIVIS LAIN - LAIN PPP 80 11 235 63 92 21 109 PAN 105 20 335 106 167 27 47 DEMOKRAT 178 20 302 85 124 34 27 GERINDRA 76 22 335 63 137 20 43 GOLKAR 152 15 310 54 81 21 22 PDIP 141 13 238 55 114 22 73 PKS 132 7 185 30 144 7 78 PKB 67 15 211 57 122 16 123 NASDEM 50 28 269 77 106 25 115 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900

2.3.2. PROFIL CALEG: KADER DAN NON-KADER

2.3.2.1. KOMPOSISI CALEG KADER DAN NON-KADER PER PARPOL

2.3.3. PORFIL CALEG DALAM KEAKTIFAN DI ORGANISASI

2.3.3.1. KOMPOSISI CALEG DALAM KEAKTIFAN DI ORGANISASI PER PARPOL

2.3.4. PROFIL CALEG: INCUMBENT JUMLAH ANGGOTA DPR YANG TIDAK MENCALONKAN DIRI KEMBALI 58 Org (10.56%) JUMLAH ANGGOTA DPR INCUMBENT 502 Org (89.64%)

2.3.4.1. KOMPOSISI CALEG INCUMBENT: LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CALEG PEREMPUAN INCUMBENT 92 ORG (18.33%) CALEG LAKI-LAKI INCUMBENT 410 ORG (81.67%)

160 140 2.3.4.2. KOMPOSISI CALEG INCUMBENT PER PARPOL 137 148 (92.57%) JUMLAH INCUMBENT 120 100 81 (86.17%) 94 106 91 (85.85%) JUMLAH ANGGOTA DPR YANG TIDAK MENCALONKAN DIRI KEMBALI JUMLAH ANGGOTA DPR SAAT INI 80 60 57 (100%) 57 40 20 26 (92.86%) 28 22 (84.62%) 26 40 (86.96%) 46 32 (84.21%) 38 16 (94.12%) 17 0 0 0 0 0 0 0 NASDEM PKB PKS PDIP GOLKAR GERINDRA DEMOKRAT PAN PPP HANURA PBB PKPI

2.3.4.3. SEBARAN NOMOR URUT CALEG INCUMBENT No.Urut 10 0 (0%) No.Urut 9 1 (0.2%) No.Urut 8 3 (0.6%) No.Urut 7 4 (0.8%) No.Urut 6 7 (1.4%) No.Urut 5 16 (3.2%) No.Urut 4 34 (6.8%) No.Urut 3 No.Urut 2 30 (6.0%) 122 (24.3%) 285 (56.8%) No.Urut 1 0 50 100 150 200 250 300

2.4. PROFIL CALEG PEREMPUAN

2.4.1. Perbandingan Caleg Perempuan Nomor Urut 1 dengan Total Caleg Total Caleg 6469 org (97,91%) Caleg Perempuan Nomor Urut 1 138 org (2,09%)

2.4.2. Prosentase Caleg Perempuan Nomor Urut 1 terhadap Total Caleg Perempuan Caleg Perempuan Bukan Nomor Urut 1 2328 org (94,40%) Caleg Perempuan Nomor Urut 1 138 org (5,60%)

2.4.3. Prosentase Caleg Perempuan Nomor Urut 2 terhadap Total Caleg Perempuan Caleg Perempuan Bukan Nomor Urut 2 2243 org (90.96%) Caleg Perempuan Nomor Urut 2 223 org (9.04%)

1. Umum: 3. Analisis Data yang serampangan tidak bisa menjadi sumber informasi yang benar utk memenuhi persyaratan caleg maupun bagi pemilih. Secara administratif, gambaran tentang anggota DPR nanti yang memiliki rekam jejak jelas, pengalaman politik memadai serta kompetensi sangat suram. Karena daftar riwayat hidup yg diserahkan caleg sangat minim informasi, bahkan ada yg tidak mengisi informasi apapun. Parpol dan KPU tidak menjadikan dokumen administrasi caleg sebagai sumber informasi yg dapat mendorong kualitas caleg secara substansial, tetapi persyaratan bagi caleg hanya merupakan syarat formalitas belaka. Fakta ini menunjukan bahwa pemilu kita masih sekedar menjadi sarana pelaksanaan demokrasi prosedural bukan substansial

2. Perspektif Generik: Analisis Mayoritas partai peserta pemilu belum mampu menjalankan fungsi rekrutmen dan kaderisasi. Hanya 4 dari 12 parpol peserta pemilu yang mampu menyediakan caleg secara maksimal. Keempat parpol itupun, baru memenuhi target secara kuantitas, sedangkan secara kualitas belum. Mayoritas caleg (77%) berada diusia mudah dan produktif, hanya 21% yang berada diusia pensiun. Sebagian besar caleg adalah sarjana; S1 (51%), S2 (28%), S3 (5%). Dengan demikian, mayoritas caleg 83% memiliki tingkat pendidikan formal yang sangat baik. Artinya secara generik, caleg pemilu 2014 berada pada usia produktif dan pendidikan yg mayoritas sarjana. potensi utk DPR RI yang didominasi para sarjana dan dalam usia produktif

Analisis 3. Perspektif Non-Generik: Sebagian besar caleg adalah pengusaha/pebisnis 49,1%. Profesi khusus seperti artis, advokat, akademisi dan dokter menempati urutan berikutnya 21%, serta yang ketiga adalah politisi 16,2%. Sebagian besar caleg 69% aktif dalam berorganisasi. Tetapi yg memprihatinkan sebagian besar mereka 49% bukan kader parpol 33% potensi utk DPR RI yang bernaluri bisnis, sangat piawai mengorganisasi kegiatan tetap kurang terikat dengan disiplin parpol

Analisis 4. Perspektif Perempuan: Caleg perempuan memenuhi lebih dari kuota 30%, dan mempunyai potensi utk terkonversi dalam keterpilihan caleg perempuan secara proporsional karena diuntungkan dengan posisi nomor urut 1 3 DPR akan diisi oleh kurang lebih 30% anggota perempuan. 5. Perspektif Incumbency: Caleg incumbent atau petahana diuntungkan dengan sebagian besar menduduki posisi no urut 1-3 dengan potensi keterpilihan lebih besar daripada caleg dalam posisi no urut 4-10; karena itu kemungkinan sebagian besar caleg petahana akan terpilih kembali mempunyai potensi untuk mewarnai DPR baru yang berkarakter seperti DPR saat ini.

4. Kesimpulan Data dan informasi tentang caleg dalam DCT Pemilu 2014 tidak mudah dipahami secara umum karena kurang tersistematisasi dengan baik; Secara akumulatif profil dan komposisi Caleg memberikan gambaran tentang rata-rata kualitas Caleg yang akan mengisi keanggotaan baru DPR RI, tetapi secara perorangan profil masing-masing caleg kurang dapat memberi informasi memadai kepada pemilih, apalagi dengan intensitas sosialisasi yang relatif rendah Dominasi caleg oleh pengusaha dan pebisnis serta keikutsertaan sebagian besar petahana dalam kompetisi kekuasaan ini mempunyai potensi persaingan yang kurang fair terhadap caleg-caleg non-petahana, kader parpol dan yang tidak didukung sumber daya finansiil memadai; Sebagian besar parpol kurang mampu mengandalkan kader-kadernya sendiri dalam pencalegan ini yang secara langsung maupun tidak langsung meningindikasikan kegagalan parpol dalam kaderisasi.

5. Saran 1. KPU agar menelisik kembali secara lebih teliti caleg yang tidak memenuhi persyaratan; agar meningkatkan intensitas sosialisasi DCT; 2. Parpol Peserta Pemilu agar tegas dalam menegakan disiplin partai, dan melalukan sosialisasi caleg-calegnya kepada konstituen; 3. Para Caleg agar benar-benar mempersiapkan diri sebagai anggota DPR yang cakap dan bertanggungjawab, dan membuka diri untuk berkomunikasi dengan konstituen pemilih; 4. Pemilih agar secara aktif baik sendiri-sendiri maupun secara berkelompok mencari informasi tentang rekam jejak caleg dan melakukan pengkritisan atas rekam jejak itu sebagai pertimbangan dalam menentukan pilihan 5. Perlu usaha bersama kelompok-kelompok masyarakat melek dan sadar politik agar Pemilu 2014 dapat menghasilkan caleg-caleg terpilih yang kapabel, berintegritas, dan bertanggungjawab untuk mewakili suara dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat.