4.4 Elektro Pneumatik

dokumen-dokumen yang mirip
Komponen Sistem Pneumatik

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

Mekatronika Modul 12 Pneumatik (2)

Gambar 2.32 Full pneumatik element

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK

Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam

a. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) b. Directional Control Valve (Katup Control Arah) c. Flow control valve (katup pengontrol aliran)

INSTALASI MOTOR LISTRIK

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

DAFTAR ISI Prinsip Kerja Kegunaan Macam-macam Silinder Kerja Tunggal. 1.3 Silinder Kerja Ganda Konstruksi..

Pneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup

SISTEM KENDALI SEKUENSIAL PERAJANG KETELA POHON

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

INSTRUMENT EVALUASI. MATA KULIAH : PNEUMATIK & HIDROLIK KODE / SKS : MSN 326 / 2 SKS SEMESTER : GENAP (IV) DOSEN/ASISTEN : PURNAWAN,S.Pd.

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

BAB III METODOLOGI. Studi Literatur. Identifikasi Masalah. Predesain mesin compression molding dan mekanisme kerjanya

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MODUL PEMBELAJARAN PNEUMATIKA DASAR Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Edisi Tahun 2017

BAB II TINJAUAN TEORITIS

SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Bab4 Katup kontrol direksional digerakkan listrik

RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri

ANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

PENGEMBANGAN SISTEM PNEUMATIC DALAM BIDANG ROBOTIC DALAM KAITANNYA DENGAN OTOMATISASI PROSES INDUSTRI

2. Prinsip dan aplikasi Relay

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN

MAKALAH JENIS-JENIS AKTUATOR ELEKTRONIK, PNEUMATIK DAN HIDROLIK. Disusun sebagai tugas mata kuliah Mekatronika dan Robotika.

BAB II LANDASAN TEORI

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

Bab 3 Katup Kontrol Arah

SISTEM KENDALI DIGITAL

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil)

TELAH DI-REVIEW DAN DISETUJUI ISINYA OLEH :

Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator

MESIN BOR OTOMATIS MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER TUGAS AKHIR

Hidrolik & Pneumatik

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI KENDALI FUZZY LOGIC UNTUK MODEL EXCAVATOR PNEUMATIK

SISTEM PENYELEKSI DAN PENGELOMPOKAN PRODUK BERDASARKAN WARNA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

TI3105 Otomasi Sistem Produksi

BAB II LANDASAN TEORI

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik

RANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN CETAK INJEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO-PNEUMATIK

BAB II LANDASAN TEORI

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

Bab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi

MODUL ELEKTROPNEUMATIK DAN PLC SIEMENS

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMINDAH BARANG

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama

Mesin Diesel. Mesin Diesel

AKTUATOR. Aktuator C(s) Sensor / Tranduser

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK INSTRUMENTASI INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. potensial yang menjadi perhatian penulis saat ini adalah penghematan biaya dalam

PERANCANGAN SILINDER PELEPAS BENDA KERJA PADA STAMPING EQUIPMENT

SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN INSTRUMENTASI INDUSTRI

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Nama : Hakim Abdau NIM : Pembimbing : Nur Indah. S. ST, MT.

BAB IV PNEUMATIK DAN ELEKTRO-PNEUMATIK

Yudha Bhara P

OTOMASI SISTEM PELETAKAN DAN PENGAMBILAN BARANG PADA RAK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur & Observasi Lapangan. Identifikasi & Perumusan Masalah

Bab IV. Switch, Relay dan Semikonduktor pengendali daya

PERANCANGAN SISTEM KENDALI PEMERAH SUSU SAPI OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8

BAB I 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Mekatronika Modul 10 Sensor / Transducer

Transkripsi:

4.4 Elektro neumatik 4.4. endahuluan neumatik mempunyai peranan yang penting dalam industri modern, penggunaannya meningkat seiring dengan perkembangan teknologi di dunia industry, khususnya di bidang teknologi kontrol instrument. Kata NEUM berasal dari bahasa Yunani kuno, yang berarti nafas atau angin. Istilah pneumatik berarti ilmu mengenai gerakan udara dan gejala-gejalanya dan elektro pneumatik merupakan gabungan fungsi antara gerakan udara dan aliran listrik. Modul ini memuat simbol-simbol pneumatik dasar dan metode yang sistematis untuk membuat rangkaianrangkaian (circuit) dengan maksud untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari pemakaiannya di industri. 4.4.2 Simbol-Simbol 4.4.2. agian ensuplai Kompresor Simbol : Fungsi: Fungsi kompresor adalah untuk mensuplai udara bertekanan ke sistem kontrol pneumatik. 4.4.2.2 agian ktuator (enggerak) ktuator Linier. Silinder Fungsi: Untuk mengubah tekanan udara menjadi gerakan translasi dari batang piston. Jenis Silinder a. Single cting Cylinder (SC) Gerakan keluar dari batang piston dilakukan oleh udara bertekanan, sedangkan gerakan balik dilakukan oleh pegas. b. Double cting Cylinder (DC) Gerakan keluar maupun gerakan balik dari batang piston dilakukan oleh udara bertekanan. Simbol: Single cting Cylinder (SC) rinsip kerja: ada kondisi normal posisi silinder seperti pada gambar di bawah ini, yaitu batang piston selalu berada pada posisi karena adanya gaya dorong dari pegas. pabila udara bertekanan dimasukkan ke lubang maka gaya tekan udara akan mengalahkan gaya dorong pegas sehingga batang piston akan bergerak dari posisi ke posisi seperti gambar berikut ini pabila aliran udara bertekanan pada lubang dihentikan maka posisi silinder kembali seperti gambar a karena mendapat gaya dorong dari pegas. Simbol: Double cting Cylinder (DC) rinsip kerja: Kondisi normal silinder, batang piston bias terletak pada posisi seperti gambar berikut (Gambar atas) atau 33

terletak pada posisi (Gambar bawah). pabila udara bertekanan dima-sukkan ke lubang maka piston akan bergerak dari posisi ke posisi jika dalam keadaan normal piston berada pada posisi (Gambar c). Sedangkan apabila udara bertekanan dimasukkan ke lubang maka piston akan bergerak dari posisi ke posisi apabila dalam keadaan normal piston berada pada posisi (Gambar d). ktuator rotasi Fungsi : Untuk mengubah tekanan udara menjadi gerakan rotasi dari poros aktuator. Simbol : rinsip kerja : ktuator rotasi (rotational actuator) pada hakekatnya adalah sama seperti turbin yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu casing, blade (sudu) dan poros. pabila udara bertekanan dialirkan ke lubang maka udara akan mendorong sudu-sudu yang menempel pada poros sehingga poros akan berputar dan udara buangan akan keluar melalui lubang. 4.4.2.3 Simbol-simbol untuk sambungan,, C : Garis kerja : ersediaan udara, hubungan dengan udara kompresi (udara yang dimampatkan), S, T : Saluran, titik pembuangan L : Garis kebocoran Z, Y, X : Garis-garis pengontrol 4.4.2.4 Katup Katup digambarkan dengan segi empat, banyaknya segi empat menentukan banyaknya posisi yang dimiliki oleh sebuah katup. Contoh : posisi 2 posisi 3 posisi Tanda panah menunjukkan arah aliran udara Huruf T mengindikasikan aliran udara tertutup enamaan katup ditentukan berdasarkan banyaknya lubang pada salah satu posisi per banyaknya posisi dalam setiap lubang juga posisi awal dari katup. osisi normal katup selalu berada pada posisi sebelah kanan, sehingga simbol-simbol sambungan selalu diletakkan pada kotak sebelah kanan. Contoh : Katup 2/2 normal tertutup Katup di atas mempunyai dua lubang yaitu lubang dan lubang dimana lubang adalah tempat masuknya udara bertekanan ke dalam katup sedangkan lubang adalah lubang keluaran udara dari dalam katup, dan katup tersebut mempunyai 2 posisi yaitu posisi tertutup (kotak sebelah kanan) dan posisi terbuka (kotak sebelah kiri) sedangkan pada posisi 332

normal katup tersebut berada pada posisi tertutup (Kotak sebelah kanan alirannya tertutup). Katup 2/2 normal terbuka Katup di atas mempunyai dua lubang yaitu lubang dan lubang dimana lubang adalah tempat masuknya udara bertekanan ke dalam katup. Lubang adalah lubang keluaran udara dari dalam katup, dan katup tersebut mempunyai 2 posisi yaitu posisi terbuka (kotak sebelah kanan) dan posisi tertutup (kotak sebelah kiri). ada posisi normal katup tersebut berada pada posisi terbuka (terdapat anak panah dari ke menandakan aliran terbuka). 4.4.2.5 Katup pengontrol arah (directional control valve) Katup 3/2, normal tertutup Katup di atas mempunyai tiga lubang yaitu lubang, lubang dan lubang dimana lubang adalah tempat masuknya udara bertekanan ke dalam katup sedangkan lubang adalah lubang keluaran udara dari dalam katup yang akan dihubungkan ke komponen berikutnya dan Lubang adalah lubang pembuangan udara ke atmosfir. Katup tersebut mempunyai 2 posisi yaitu posisi tertutup (kotak sebelah kanan) dan posisi terbuka (kotak sebelah kiri) sedangkan pada posisi normal katup tersebut berada pada posisi tertutup (karena aliran udara dari lubang ke lubang ditutup) sedangkan lubang tersambung ke lubang pembuangan () artinya udara yang telah melakukan kerja dibuang melalui lubang ke lubang. Katup 3/2, normal terbuka ada katup di atas antara lubang ke lubang terbuka sedang lubang tertutup. Katup 4/2 Katup di atas mempunyai 4 lubang dan 2 posisi S Katup 5/2 4.4.2.6 Katup engontrol liran Katup penghambat dengan pembatas tetap (throttle valve with constant restriction) Katup di atas berfungsi untuk membatasi laju aliran fluida yang masuk ke dalam silinder sehingga gerakan piston dalam silinder bisa diperlambat. S Katup 4/3, posisi tengah tertutup Katup 5/3, posisi tengah tertutup Katup pengontrol arus searah dapat distel Katup di atas berfungsi untuk membatasi atau mengontrol laju aliran fluida tetapi hanya satu arah saja, aliran dari lubang ke lubang bisa dikontrol sedang aliran sebaliknya dari lubang 333

ke lubang tidak bisa dikontrol. Katup pembatas tekanan dapat distel Katup di atas berfungsi untuk membatasi tekanan dengan cara mengatur laju udara pembuangan. Katup pembatas tekanan dapat distel tanpa pembuangan Katup di atas berfungsi untuk membatasi tekanan dengan cara mengatur laju udara yang mengalir ke system pneumatik. 4.4.2.7 Katup-katup yang tidak dapat dibalik. Katup di atas berfungsi untuk menyearahkan aliran, udara bertekanan hanya bisa mengalir dari lubang ke lubang tapi sebaliknya aliran dari lubang ke lubang terhambat. Fungsi dari katup mirip dengan fungsi diode pada peralatan elektronika yaitu menyearahkan arus Katup aliran searah berpegas ( check valve with spring) C Katup aliran searah tanpa pegas (check valve without spring) Katup gerbang O (shuttle valve (O Gate)) C Keterangan : menunjukkan tidak ada aliran udara dan menunjukkan ada aliran udara C Katup tekanan ganda (katup gerbang ND) (Two pressure valve (ND gate)) Katup di atas berfungsi sebagai gerbang ND sama seperti gerbang ND pada komponen elektronika digital yang cara kerjanya bisa disimpulkan pada table kebenaran seperti berikut: C Keterangan : menunjukkan tidak ada aliran udara dan menunjukkan ada aliran udara Katup pembuang cepat (quick exhaust valve) Fungsi katup ini sama dengan katup searah kelebihannya adalah ketika ada aliran balik aliran tersebut akan dibuang lewat lubang pembuangan. 4.4.2.8 Mekanisme engontrol Dengan penggerak tangan Umum (general) Tombol tekan Lever (tangkai) Katup diatas berfungsi sebagai gerbang O sama seperti gerbang O pada komponen elektronika digital yang cara kerjanya bisa disimpulkan pada table kebenaran seperti berikut : enggerak mekanis edal 334

lunyer egas oller lever (tangkai dengan roler) oller lever with idle return a Y b Z a Contoh emakaian : Y Z b erhatikan gambar diatas pada kondisi normal (katup a maupun katup b ) belum diberikan aktuasi, piston berada pada posisi karena udara bertekanan (garis tebal) dari kompresor () yang menuju katup a dan katup b alirannya tertutup oleh katup 3/2 Normally Close (katup a dan katup b ), udara bertekanan mengalir ke silindaer pneumatic melalui katup 4/2 yang posisinya sedang mengalirkan udara lubang sebelah kanan yang memposisikan piston berada pada posisi. Gambar 4.78 Contoh pemakaian Gambar 4.79 Contoh pemakaian 2 Ketika katup a (ditandai dengan anak panah) diaktuasi maka katup tersebut akan terbuka sehingga mengalirkan udara bertekanan yang akan merubah posisi katup 4/2 ke posisi sebelah kiri sehingga udara bertekanan dari kompresor mengalir ke sisi kiri dari katup 4/2 dan keluar dari lubang yang menyebabkan piston bergerak ke posisi. Sedangkan udara yang terdapat pada sisi kanan silinder akan dibuang melalui lubang pembuangan katup 4/2 (lubang ). a Y Ketika katup b (dan katup a dibiarkan bebas) di aktuasi maka katup tersebut akan terbuka sehingga mengalirkan udara bertekanan yang akan merubah posisi katup 4/2 ke posisi sebelah kanan sehingga udara bertekanan dari kompresor mengalir ke sisi kiri dari katup 4/2 dan keluar dari lubang yang menye- Z Gambar 4.8 Contoh pemakaian 3 b 335

babkan piston bergerak ke posisi. Sedangkan udara yang terdapat pada sisi kiri silinder akan dibuang melalui lubang pembuangan katup 4/2 (lubang ) 4.4.3 Sistem Komponen ada sistem elektro pneumatik terdapat 4 kelompok dasar yaitu :. ower Supply (asokan energi) rus listrik Udara bertekanan 2. Elemen-elemen masukan (Sensor) Limit switch Tombol tekan roximity sensor 3. Elemen pemroses (rosessor) Switching logic Katup solenoid Converter neumatik ke Elektrik 4. ktuator dan elemen kontrol akhir Silinder Motor Katup kontrol akhir Komponen-komponen alat kontrol di atas digambarkan oleh simbol-simbol yang mewakili fungsinya. Simbol-simbol tersebut dikombinasikan dan dirangkai sesuai dengan disain fungsi dari suatu sistem atau mesin untuk melakukan tugas tertentu. Dalam menggambar rangkaian, simbolsimbol komponen secara umum ditempatkan sesuai dengan tingkatan suatu sistem. Tingkatan suatu struktur sistem dalam gambar rangkaian diatur sesuai dengan aliran sinyal. Gambar 4.82 Instalasi Komponen Elektrik Gambar 4.83 Elemen-elemen Elektro-pneumatik Solenoid mengaktuasikan katup kontrol arah dan relay bisa sebagai pemroses atau fungsi kontrol aktuator. Sebagai contoh: jika katup kontrol arah digunakan untuk mengontrol silinder, maka katup kontrol arah adalah elemen kontrol untuk kelompok aktuator. Jika elemen tersebut didefinisikan sebagai sinyal prosesor, maka harus ditempatkan pada kelompok prosesor. LIN SINYL SINYL OUTUT OCESSING SINYL SINYL INUT Gambar 4.8 Instalasi komponen neumatik Gambar 4.84 emrosesan sinyal 336

osisi swithes JN ENGKT KES CTUTING DEVICE Final control element OCESSING ELEMENTS INUT ELEMENTS Gambar 4.85 antai kontrol Normally open contact not actuated (Sambungan normal terbuka dalam posisi tidak teraktuasi) 5/2 single solenoid dan katup 5/2 double solenoid yang kendalikan dengan sistem kontrol elektro pneumatik. Ketika tombol Start ditekan batang piston akan bergerak keluar (dari posisi s ke posisi s), ketika piston sudah mencapai posisi maksimal (posisi s) secara otomatis piston akan bergerak mundur ke posisi semula (posisi s). enyelesaian :. Tentukan arah gerakan piston : Dengan diagram notasi + - + adalah piston bergerak dari posisi ke posisi tau dengan diagram tangga s/start s s Normally open contact in the actuated position (Sambungan normal terbuka dalam posisi sedang teraktuasi) Normally closed contact not actuated (Sambungan normal tertutup dalam posisi tidak teraktuasi) Garis dengan gradient positif menunjukkan piston bergerak dari posisi s ke posisi s Garis dengan gradient negative menunjukkan piston bergerak dari posisi s ke posisi s 2. Gambarkan Instalasi Komponen neumatik yang terdiri dari : ctuator Final Control Element Energy supply s s Normally closed contact in the actuated position (Sambungan normal tertutup dalam posisi sedang teraktuasi) Contoh : Kita akan membangun suatu sistem pengontrol posisi Double cting Cylinder, dengan menggunakan katup Y S Gambar 4.86 angkaian komponen pneumatik 337

3. Gambarkan Instalasi Komponen neumatik yang terdiri dari : Energy Supply Input Element rocessing dan Final Control Elemen s Start + 24 V K K Cara kerja : ada kondisi awal piston berada pada posisi s sehingga limit switch s yang mempunyai kondisi Normally Open dalam keadaan teraktuasi sehingga berada pada kondisi aktif mengalirkan arus listrik. Ketika tombol Start ditekan maka arus listrik mengalir dari polaritas + 24 V ke polaritas V sehingga koil relay Y aktif yang akan merubah posisi katup 5/2 ke pada posisi Y sehingga udara betekanan akan mengalir melalui katup 5/2 dari ke akibatnya piston akan bergerak dari posisi s ke posisi s. s s s K Y V Y Y2 Gambar 4.87 Instalasi komponen pneumatik 2 S Untuk katup 5/2 double solenoid + 24 V Ketika piston meninggalkan posisi s limit switch s lepas dari aktuasi dan kondisinya terbuka sehingga aliran arus listrik ke koil relay Y terputus. s Start Y s Y2 Ketika piston mencapai posisi s maka limit switch s aktif sehingga terjadi aliran arus listrik melalui koil relay Y2 akibatnya solenoid Y2 aktif yang akan merubah posisi katup 5/2 ke posisi Y2 sehingga terjadi aliran udara bertekanan dari ke yang membuat piston kembali bergerak menuju posisi s. V Gambar 4.88 Instalasi komponen pneumatik 3 338