BAB I PENDAHULUAN. misalnya saja perbaikan fasilitas, peningkatan anggaran

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Tematik, 6 (3) (2016): JURNAL TEMATIK. Available online

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

L PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik tingkat SMA adalah Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel

BAB I PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas pembelajaran bahasa dan sastra.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami perubahan karena adanya perkembangan di segala bidang

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian). Dalam dunia anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha untuk memungkinkan bangsa Indonesia mempertahankan kelangsunagn

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia, sehingga memegang. pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki fungsi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang tercantum dalam. budaya dan intelektual manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan. akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuma Yudhayana, 2015 Efektivitas Teknik Examples Non-Examples Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pembekalan

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa tersebut. Pendidikan bersifat umum atau universal. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. Tek (tulisan) berfungsi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat mutu pendidikan adalah hal yang penting, pembelajaran pun harus

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman, sekolah merupakan alternatif terbaik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua jenjang pendidikan, termasuk sekolah dasar. Oleh karena itu, Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi hal yang sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN KAJIAN KETERBACAAN DAN NILAI KARAKTER TEKS ARTIKEL HARIAN KOMPAS SERTA UPAYA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA KRITIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis. Penggunaan bahasa

MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOTITION

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN [1]

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kurikulum merupakan ciri utama pendidikan disekolah, dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, seseorang perlu mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia terus diupayakan agar sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia misalnya saja perbaikan fasilitas, peningkatan anggaran pendidikan,peningkatan mutu guru dan kepala sekolah, pengembangan kurikulum, dan sebagainya. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai kendala sehingga hasilnya kurang sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengembangan kurikulum misalnya, masih terlihat hasil yang belum sesuai dengan harapan karena kurangnya pemahaman dan kreativitas sekolah dalam penerapannya. Pemerintah melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004. Akan tetapi, dalam pengembangannya pemerintah hanya memberikan rambu-rambu berupa panduan yang dijadikan rujukan dalam proses pembelajaran. Panduan yang diberikan tentunya tidak dapat menampung minat dan aspirasi setiap sekolah secara menyeluruh. Oleh sebab itu, setiap satuan pendidikan hendaknya mampu menjadikan KTSP sebagai kurikulum operasional dalam proses pembelajaran dengan menunjukkan kreativitas dan inovasi tersendiri dalam pengembangnnya. 1

2 Melihat paparan yang telah dijabarkan sebelumnya, peran satuan pendidikan sangat dominan dalam penentuan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan tentunya dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran yang efektif. Oleh sebab itu, setiap sekolah hendaknya mampu merancang dan mempersiapkan proses pembelajaran dengan matang serta selalu memperhatikan kebutuhan setiap siswa di sekolah yang bersangkutan. Persiapan proses pembelajaran yang dirancang tidak terlepas dari bahan ajar yang digunakan dalam setiap proses pembelajaran. Penggunaan bahan ajar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah proses pembelajaran. Bahan ajar yang memenuhi kriteria baik akan melahirkan sebuah proses pembelajaran yang efektif. Namun sebaliknya, apabila bahan ajar kurang sesuai dengan kriteria maka yang akan lahir adalah berbagai permasalahan dalam pembelajaran. Salah satu mata pelajaran pokok yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bahan ajaradalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memuat empat kerampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Akan tetapi, membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting di samping tiga keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini didasarkan karena membaca merupakan sarana untuk mempelajari suatu hal sehingga bisa memperluas pengetahuan dan menggali pesan-pesan tertulis dalam bahan bacaan. Walaupun demikian, membaca bukanlah suatu pekerjaan yang mudah untuk dilakukan dan perlu bimbingan melalui proses pembelajaran yang tepat.

3 Membaca secara umum diartikan sebagai proses mendapatkan informasi yang terkandung dalam teks bacaan dalam bentuk pemahaman atas bacaan tersebut. Menurut Rahim (2007:2) membaca pada hakikatnya adalah Sesuatu yang rumit, yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual yaitu proses menterjemahkan simbol tulisan (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Pembelajaran membaca bukan semata-mata dilakukan agar siswa mampu membaca. Menurut Abidin (2012:149), pembelajaran membaca hendaknya diarahkan agar siswa menikmati kegiatan membaca, mampu membaca dalam hati dengan kecepatan yang fleksibel, dan memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan. Selain ketiga hal tersebut hendaknya pembelajaran membaca mampu membentuk karakter positif pada siswa, seperti gemar membaca, teliti, kreatif, rasa ingin tahu, dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian sebelumnya dapat ditarik simpulan bahwa ada dua hal yang dapat diperoleh siswa melalui pembelajaran membaca yaitu pemahaman yang tinggi terhadap isi bacaan dan pembentukan karakter siswa. Pembentukan karakter tentunya dapat dilakukan melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan sebuah pondasi yang sangat penting dan perlu ditanamkan kepada siswa sejak dini. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Menurut Lickona (2012:81) karakter yang

4 tepat bagi pendidikan terdiri dari nilai operatif, nilai dalam tindakan yang meliputi tiga bagian yang saling berhubungan yaitu pengetahuan tentang moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Jadi pendidikan karakter adalah sebuah upaya sadar dalam memahami, membentuk, memelihara, mengajarkan nilai-nilai moral berupa pengetahuan, perasaan, dan perilaku tentang moral. Menyikapi hal yang diungkapkan di atas, pengembangan bahan ajar yang dilakukan hendaknya memperhatikan pengintegrasian pendidikan karakterdi dalamnya. Pengintegrasian pendidikan karakter dapat dilakukan dengan merencanakan nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan pada siswa melalui kegiatan pembelajaran. Nilai-nilai karakter yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa dan pemilihan model yang mendukung dalam pembelajaran membaca. Pembelajaran membaca memuat banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendukung pengembangan nilai-nilai karakter pada siswa, seperti kegiatan memprediksi teks bacaan, menanggapi teks bacaan, menceritakan kembali secara lisan maupun tulisan, dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut sangat mendukung terhadap pengembangan beberapa nilai karakter pada siswa, seperti gemar membaca, rasa ingin tahu, teliti, kreatif, percaya diri, tanggung jawab, barsahabat/komunikatif, dan lain-lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwapengembangan bahan ajar membaca merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang mendukung implementasi pengintegrasian pendidikan karakter pada proses pembelajaran.

5 Kenyataan di lapangan, proses pembelajaran yang berlangsung kurang memberikan perhatikan ke arah tersebut. Tidak sedikit siswa yang menganggap kegiatan membaca sesuatu yang membosankan.berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti laksanakan di Sekolah Dasar Negeri 064014 Kecamatan Medan Petisahdiperoleh informasi bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami bacaan.pada saat siswa diminta menjawab pertanyaan berdasarkan bahan bacaan, siswa kembali membuka teks yang dibacanya dan menjawab sesuai teks bacaan tanpa menggunakan kata-katanya sendiri. Siswa kurang tahu bagaimana cara praktis dalam memahami bacaan dikarenakan guru hanya menugaskan siswa membaca, tetapi tidak menekankan pada keterampilan pemahaman bacaan. Di samping itu pembelajaran membaca yang dilaksanakan masih kurang sesuai dengan tahapan membaca yaitu tahap prabaca, saat baca, dan, pascabaca. Selain hal di atas,pembelajarankurang mampu memadukan keempat keterampilan berbahasa siswa. Padahal jika guru kreatif, pembelajaran membaca bisa dikaitkan dengan keterampilan berbahasa mendengarkan, berbicara, dan menulis. Selanjutnya, pembelajaran yang terjadi hanya sebatas penerimaan informasi semata, tanpa adanya penekanan terhadap pengembangan nilai-nilai moral pada siswa.dari 17 orang siswa, lebih dari 50% di antaranya berperilaku jauh dari karakter yang diharapkan seperti kurang santun dalam berbicara baik kepada guru maupun teman, kurang menghargai pendapat teman, kurang memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan, kurangnya rasa percaya diri

6 dalam mengeluarkan pendapat, kurangnya keterampilan sosial di antara siswa, dan lain sebagainya. Hal yang demikian menandakan bahwa pembelajaran selama ini kurang mampu mengembangkan kecakapan terhadap perubahan perilaku siswa. Guru terkadang hanya melakukan tugasnya sebatas mengajar, namun ada sesuatu yang terlupa bahwa tugas mereka tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik. Hendaknya setiap pembelajaran dapat memberikan konstribusi terhadap kecakapan perilaku yang awalnya bisa dimulai melalui kerja sama untuk melatih keterampilan sosial dan berbagai kegiatan kreatif lain yang mampu menunjang pengembangan karakter positif pada siswa. Hingga pada akhirnya terlahir siswa yang tidak hanya cakap dari segi pengetahuan saja, tetapi juga cakap dalam berperilaku. Permasalahan di atas, tidak lepas dari andil sebuah bahan ajar yang digunakan. Maka berdasarkan hal tersebut, dapat ditarik simpulan bahwa salah satu faktor utama penyebab kekeliruan dalam praktik pembelajaran selama ini adalah penggunaan bahan ajar yang kurang tepat. Bahan ajar yang dipakai guru terkadang kurang sesuai dengan tujuan dan belum bermuatan karakter sehingga apa yang diharapkan dari sebuah proses pembelajaran tidak tercapai secara efektif. Kenyataan di lapangan kreativitas maupun pemahaman guru terhadap perancangan bahan ajar masih sangat kurang. Pada umumnya bahan ajar tidak dirancang sepenuhnya oleh guru, akan tetapi adalah hasil copy paste, bahkan ada yang lebih instan dengan membeli bahan ajar yang dijual ke sekolah-sekolah. Selain itu guru terlalu mengandalkan penggunaan

7 buku teks tanpa menganalisis terlebih dahulu apakah buku tersebut sesuai dengan kurikulum. Hal demikian berdampak terhadap ketidaktercapaian tujuan pembelajaran sebagaimana mestinya. Mengatasi permasalahan di atas, perlu dilakukan pengembanganbahan ajarmembaca yang menunjang pada pembentukan karakter dan keterampilan membaca siswa sesuai kriteria penyusunan bahan ajar.pengembangan bahan ajar dilakukan dengan mempertimbangkan model pembelajaran yang cocok agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Menjawab permasalahan tersebut, maka salah satu model pembelajaran yang cocok untuk pengembangan bahan ajar membaca yang bermuatan karakter adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menuntut siswa untuk dapat bekerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugastugasnya. Menurut Slavin (2009:200), pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah sebuah program yang komprehensif yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa di kelas tinggi SD. Tujuan utama dari CIRC adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Dalam CIRC guru menggunakan bahan bacaan yang berisi teks bacaan dan lembar kerja. Para siswa terlibat di dalam tim untuk membaca teks bacaan, membuat prediksi baik di awal maupundi akhir dari teks bacaan, merangkum teks bacaan, menulis tanggapan terhadap teks

8 bacaan, merevisi,penulisan dan sastra serta hal-hal lain yang berhubungan kecakapan pemahaman bacaan. CIRC memadukan antara pengembangan keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca,dan menulis melalui pembelajarannya sehingga akan berindikasi pada peningkatan keempat keterampilan berbahasa siswa. CIRC juga mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti bagaimana cara beraktivitas dalam kelompok, membagi tugas dalam kelompok, dan lain sebagainya. Dengan demikian pembelajaran dapat melatih kerja sama di antara siswa. Selain itu CIRC juga mampu menumbuhkan rasa percaya diri karena siswa mendapat kesempatan untuk beraktivitas sebagai penilai dan pengoreksi kesalahan anggota kelompoknya.dari uraian tersebut disimpulkan bahwa penggunaaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada pembelajaran membaca dapat mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, mengembangkan keempat keterampilan berbahasa, dan mampu menanamkan nilai-nilai karakter pada diri siswa. Berdasarkan paparan di atas, peneliti bermaksud mengangkat penelitian ini dengan judul, Pengembangan Bahan Ajar Membaca Berbasis Kooperatif Tipe Cooperative Reading Integrated and Composition (CIRC) dengan Pengintegrasian Pendidikan Karakter untuk Kelas V SDN 064014 Kecamatan Medan Petisah. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifkasi masalah sebagai berikut:

9 1. Bahan ajar yang digunakan kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga apa yang diharapkan dari sebuah proses pembelajaran tidak tercapai secara efektif. 2. Bahan ajar yang digunakan belum bermuatan karakter. 3. Model pembelajaran yang dirancang pada bahan ajar kurang cocok terhadap keefektifan proses pembelajaran. 4. Kurangnya pemahaman dan kreativitas guru dalam mengembangkan bahan ajar. 5. Siswa kurang tahu bagaimana cara praktis dalam memahami bacaan dikarenakan guru hanya menugaskan siswa membaca, tetapi tidak menekankan pada keterampilan pemahaman bacaan. 6. Pembelajaran membaca yang dilaksanakan masih kurang sesuai dengan tahapan membaca yaitu tahap prabaca, saat baca, dan pascabaca. 7. Pembelajaran kurang mampu memadukan keempat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. 8. Perilaku siswa sudah mulai jauh dari nilai-nilai karakter positf. 9. Pembelajaran yang terjadi hanya sebatas penerimaan informasi semata, tanpa adanya penekanan terhadap pengembangan nilai-nilai moral pada siswa C. Batasan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi agar ada titik fokus yang menjadi studi kajian. Diharapkan dengan pembatasan masalah tersebut mampu

10 menjawab permasalahan yang ada. Pembatasan masalah dalam penelitian ini ditujukan pada beberapa aspek, yaitu: 1. Pengembangan bahan ajar untuk siswa kelas V SD semester II. 2. Pengembangan bahan ajar dilakukan dengan memfokuskan pada penerapan model pembelajaran yang tepat pada pembelajaran membaca yang disesuaikan dengan tahap-tahap membaca. 3. Pengembangan bahan ajar yang bermuatan karakter.pilar karakter yang akan dikembangkan pada penelitian ini secara keseluruhan mencakup tujuh nilai yaitu: (1) gemar membaca, (2) kreatif, (3) percaya diri, (4) rasa ingin tahu, (5) tanggung jawab, (6) teliti, dan (7) bersahabat/komunikatif. Namun setiap pertemuan difokuskan pada pengembangan tiga nilai karakter saja yang nantinya disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang dipaparkan dalam latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakahvaliditas bahan ajarmembaca berbasis kooperatif tipe CIRCdengan pengintegrasian pendidikan karakter yang dikembangkan untuk siswa kelas V SD? 2. Bagaimanakahpraktikalitas bahan ajar membaca berbasis kooperatif tipe CIRCdengan pengintegrasian pendidikan karakter yang dikembangkan untuk siswa kelas V SD?

11 3. Bagaimanakah efektifitas bahan ajar membaca berbasis kooperatif tipe CIRCdengan pengintegrasian pendidikan karakter yang dikembangkan untuk siswa kelas V SD? E. Tujuan Pengembangan Tujuan yang diharapkan pada penelitian ini adalah: 1. Mengembangkan bahan ajar membaca berbasis kooperatif tipe CIRCdengan pengintegrasian pendidikan karakter untuk siswa kelas V SD dengan kriteria valid. 2. Mengembangkan bahan ajar membaca berbasis kooperatif tipe CIRCdengan pengintegrasian pendidikan karakter untuk siswa kelas V SDdengan kriteria praktis. 3. Mengembangkan bahan ajar membaca berbasis kooperatif tipe CIRCdengan pengintegrasian pendidikan karakter untuk siswa kelas V SDdengan kriteria efektif. F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah bahan ajar membaca berbasis kooperatif tipe CIRCdengan pengintegrasian pendidikan karakter. Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis untuk membantu keterlaksanaan proses pembelajaran. Bahan ajar yang akan dikembangkan pada penelitian ini berupa seperangkat materi pembelajaran membaca yang dikembangkan menyerupai modul berbasis kooperatif tipe CIRC dengan mengintegrasikan pendidikan karakter. Komponen-komponen bahan ajar tersebut meliputi: judul, mata pelajaran,

12 standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, petunjuk belajar (petunjuk siswa dan guru), informasi pendukung, lembar kerja,dan evaluasi. Muatan karakter nantinya akan terlihat pada aktivitas yang akan dilakukan siswa berdasarkan lembar kerja yang ada pada bahan ajar ini. Dengan melakukan aktivitas tersebut akan tampak pengembangan nilai-nilai karakter yang telah dijabarkan di dalam bahan ajar. Aktivitas yang akan dilakukan siswa berdasarkan bahan ajar ini juga mengacu pada tahap-tahap CIRC yang disejalankan dengan tahapan membaca. Pembuatan bahan ajar menggunakan Microsof Word2007 dengan jenis font Comic Sans MS ukuran 14, dilengkapi dengan gambar-gambar dan warna yang mendukung. G. Pentingnya Pengembangan Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa, dapatmembantu dalam penanaman dan pengembangan karakter sertameningkatkan keterampilan membaca. 2. Bagi peneliti, memberikan wawasan baru dalam pengembangan ilmu pendidikan khususnya dalam merancang perangkat pembelajaran 3. Bagi guru, memberikan alternatif dalam menerapkan model pembelajaran yang lebih inovatif, kreatif, efisien, dan menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 4. Bagi sekolah, tersedia perangkat pembelajaran membaca berbasis kooperatif tipe CIRCdengan pengintegrasian pendidikan karakter untuk siswa kelas V SD.

13 5. Dapat dijadikan salah satu contoh perangkat pembelajaran untuk materi lain. H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan Agar hasil pengembangan lebih optimal dan terarah, maka ada asumsi dan keterbatasan dalam pengembangan sebagai berikut: 1. Asumsi Pengembangan a. Pembelajaran dengan menggunakan bahan ajarmembaca berbasis kooperatif tipe CIRCdengan pengintegrasian pendidikan karakter mampu mengembangkan karakter positif pada diri siswa serta dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa. b. Proses pembelajaran membaca akan lebih efektif, efisien, dan lebih berkualitas dengan menggunakan bahan ajarmembaca berbasis kooperatif tipe CIRCdengan pengintegrasian pendidikan karakter. c. Pengembangan bahan ajar ini dapat memberikan pembelajaran yang lebih bervariasi, menarik, dan mudah dipahami siswa. 2. Keterbatasan Pengembangan Keterbatasan penelitian pengembangan ini dapat dibatasi pada aspek berikut ini: a. Bahan ajarberbasis kooperatif tipe CIRCdengan pengintegrasian pendidikan karakter. b. Bahan ajar yang dikembangkan dibatasi untuk pembelajaran membaca pada kelas V SD semester II.

14 I. Definisi Istilah Agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran, maka defenisi istilah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis untuk membantu keterlaksanaan proses pembelajaran. 2. Pendidikan karakter merupakan upaya sadar dalam memahami, membentuk, memelihara, mengajarkan nilai-nilai etik dalam pembelajaran berupa pengetahuan, perasaan, dan perilaku tentang moral. 3. Model pembelajaran kooperatif tipe CIRCmerupakan pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran membaca yang menuntut siswa untuk terlibat dalam serangkaian kegiatan membaca, memprediksi, merangkum, dan menanggapi isi bacaan, menceritakan kembali, merevisi, penulisan dan sastra serta kecakapan pemahaman bacaan lainnya. 4. Validitas bahan ajar adalah kesahihan sesuatu yang diukur. Validitas ini terdiri atas validitas isi dan validitas konstruksi. 5. Praktikalitas bahan ajar pembelajaran merupakan tingkat kemudahan dan kepraktisan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. 6. Efektifitas bahan ajar pembelajaran adalah tingkat ketercapaian perangkat pembelajaran yang dapat dilihat dari aktivitas dan hasil belajar.