2014 SAJARAH CIJULANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI

2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible

BAB III OBJEK, METODE, DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rizwan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SAJARAH CIJULANG: KRITIK TEKS, TINJAUAN ISI, DAN TINJAUAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebudayaan Minang, Sumba, Timor, Alor dan lain-lain). Dalam Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013

MANFAAT STUDI FILOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan terbentuk sebagai hasil sintesis dari pengalaman-pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan

MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI???

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Teks, Tekstologi, dan Kritik Teks

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Salah satu bentuk peninggalan budaya yaitu aksara nusantara.

2015 KONSEP PERCAYA DIRI PEREMPUAN SUNDA DALAM JANGJAWOKAN PARANTI DISAMPING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seluruh tanah air hingga kini masih tersimpan karya-karya sastra lama. Penggalian

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi syarat. Dilihat dari segi isinya, karya jenis tutur tidak kalah

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

2016 PANDANGAN MASYARAKAT SUNDA TERHADAP ORANG BANGSA ASING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia kaya keragaman budaya. Keragaman budaya yang dimiliki

KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR PROGRAM KURIKULUM 2013 MUATAN LOKAL BAHASA JAWA

METODE EDISI: STEMMA

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Permukaan Bulan. Bulan merupakan satu-satunya satelit alam yang dimiliki bumi. Kemunculan

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di

2015 PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LONGSER DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Tutur merupakan salah satu jenis teks sastra tradisional yang mengandung

BAB 1 PENDAHULUAN. Konservasi naskah..., Yeni Budi Rachman, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibaca dalam peningglan-peninggalan yang berupa tulisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rezki Puteri Syahrani Nurul Fatimah, 2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

KRITIK POPULER FILM DOKUMENTER WARISAN SANG EMPU

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. rohaniah (Satrio Haryanto, 2006:1). Dalam kehidupan perlu adanya. dengan melestarikan nilai-nilai budaya dan memahami makna yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra, sebagai bagian dari proses zaman, dapat mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas beberapa suku bangsa, masing-masing suku

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah kuno merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dalam bidang keberaksaraan yang telah dilindungi oleh UU RI No. 11 tahun 2010. Ungkapan warisan budaya dalam hal ini merupakan suatu pemerian bahwa naskah kuno adalah teks klasik yang diwariskan secara turun termurun. Barried, dkk., (1985, hlm. 54) mendefinisikan naskah kuno sebagai tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa masa lampau. Bangsa lampau dalam hal ini merupakan indikator usia suatu naskah kuno. Artinya naskah kuno merupakan karya yang diciptakan masyarakat zaman dulu serta mewakili suatu masa, minimal 50 tahun yang lalu. Hal tersebut berkaitan dengan salah satu kriteria benda cagar budaya dalam bab III pasal 5 Undang-Undang Cagar Budaya bahwa benda cagar budaya berusia 50 tahun atau lebih (DJPP, 2010). Oleh karena itu, jika dikaitkan dengan masalah waktu, teks yang tertulis pada naskah kuno dapat dimaknai sebagai media informasi yang menjembatani zaman dahulu dengan zaman sekarang. Naskah-naskah di Indonesia berisi berbagai aspek kehidupan, baik yang bersifat kesejarahan, pendidikan, keagamaan, atau kesusastraan. Naskah kuno dipandang sebagai teks sastra karena merupakan suatu keutuhan yang mengungkapkan pesan (Baried, dkk., 1985, hlm. 4). Dalam kehidupan atau kegiatan sastra, tradisi penulisan naskah kuno merupakan tahap kedua (Djamaris, 2002, hlm. 5). Sebelum orang mengenal tulisan, kegiatan sastra seperti cerita atau dongeng daerah disampaikan secara lisan. Setelah masyarakat mengenal tulisan, banyak yang menulis kemudian menyalin berbagai cerita yang tadinya berasal dari lisan tersebut. Selain itu, banyak pula naskah-naskah yang disalin langsung dari bentuk teks karena banyak masyarakat yang ingin memiliki sendiri naskah tersebut, karena khawatir terjadi sesuatu dengan naskah asli, atau karena naskah asli sudah rusak (Barried, dkk., 1985, hlm. 59), sehingga jumlah naskah di Indonesia menjadi sangat banyak.

2 Naskah Sunda merupakan salah satu dari banyaknya naskah yang dimiliki Indonesia. Ekadjati (1988, hlm. 4 dan 9) menyatakan bahwa naskah Sunda adalah naskah yang penulisan dan penyusunannya dilakukan di daerah Sunda, serta naskah yang berisi cerita tentang wilayah Sunda maupun orang Sunda. Aksara yang digunakan dalam naskah Sunda di antaranya aksara Sunda Kuna, aksara Pegon, aksara Jawa, dan Latin. Naskah Sunda umumnya dimiliki oleh orang-orang yang menduduki jabatan tertentu di masyarakat yang bersifat formal, non formal, ataupun tradisional. Misalnya kaum bangsawan, para ulama atau kyai, serta para pecinta kesenian dan kebudayaan Sunda. Selain dimiliki oleh pejabat tertentu, ada pula naskah yang dimiliki oleh perorangan karena yang bersangkutan memperoleh naskah dengan menulis sendiri, menyalin, atau warisan dari orang tua. Saat ini, naskah Sunda banyak disimpan di tempat-tempat penyimpanan naskah seperti museum dan perpustakaan. Namun ada pula naskah yang masih berada di masyarakat dan menjadi milik perorangan. Pada zamannya, fungsi naskah Sunda bagi masyarakat dapat dilihat berdasarkan isi kandungannya. Menurut Permadi (2012, hlm. 2), naskah berfungsi sebagai bacaan, panduan atau pegangan hidup, mulai dari yang bersifat keseharian hingga yang bersifat peribadatan. Sebagai contoh, naskah sejarah berisi silsilah raja-raja, sejarah leluhur, dan sejarah daerah berfungsi sebagai pegangan kaum bangsawan (Ekadjati, 1988, hlm. 9). Contoh lain, naskah tentang pengetahuan tata cara pengobatan, berfungsi sebagai pedoman ketika melaksanakan pengobatan. Keadaan naskah di masyarakat saat ini berbeda dengan dahulu. Pada masa kini, naskah Sunda tidak digunakan lagi oleh masyarakat. Hal tersebut ditandai dengan sulitnya mendapatkan informasi tentang naskah Sunda di masyarakat. Kesulitan tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti naskah Sunda sudah tidak digunakan dalam keseharian masyarakat; masyarakat sama sekali tidak tahu menahu tentang naskah Sunda; tulisan pada naskah Sunda tidak lazim digunakan pada masa kini sehingga naskah tidak diminati; naskah telah berpindah tangan, hilang, atau hancur.

3 Selain hal di atas, sulitnya mendapatkan informasi tentang naskah juga disebabkan oleh sikap pemilik naskah. Ada yang menganggap naskah sebagai benda penting dan berharga, menganggap sebagai benda biasa, menggap sebagai benda yang tidak penting, atau ada pula yang menganggap naskah sebagai benda pusaka yang dikeramatkan dan memiliki kekuatan gaib sehingga keberadaannya disembunyikan. Beberapa pemilik naskah yang menganggap naskah sebagai benda pusaka biasanya tidak mengizinkan naskah dibaca oleh sembarang orang. Bahkan untuk membacanya kadang-kadang harus disertai ritual tertentu (Djamaris, 2002, hlm. 11). Melihat sikap pemilik naskah yang berbeda-beda, maka kemungkinan kepunahan naskah yang berada di masyarakat sangat besar. Hal yang patut disoroti adalah sikap masyarakat yang menganggap naskah sebagai benda biasa saja. Menganggap naskah sebagai benda biasa menyebabkan beberapa kemungkinan, misalnya naskah dibiarkan tanpa diberikan perawatan khusus, atau bahkan naskah dibakar karena dianggap sebagai buku usang yang tidak terpakai lagi. Berbeda dengan kondisi naskah di masyarakat, naskah Sunda yang telah menjadi koleksi beberapa lembaga bisa dikatakan dalam keadaan aman. Perpustakaan dan museum biasanya memberi perawatan dan perlakuan khusus terhadap naskah. Naskah dirawat dengan cara konservasi misalnya diawetkaan secara kimiawi atau tradisional, dengan preservasi seperti mengatur kelembabaan udara, suhu, dan intensitas cahaya ruang penyimpanan, serta dengan memberikan pengamanan dari kemungkinan kerusakan baik kerusakan ulah manusia atau serangan serangga (Mulyati, 2013, hlm. 3). Dengan demikian naskah dapat dikatakan selamat dari kemungkinan punah, serta kebudayaan dan kearifan lokal yang termuat dalam naskah Sunda terjaga kelestariannya. Pelestarian naskah Sunda seyogianya didukung dengan pemanfaatan naskah Sunda oleh masyarakat masa kini. Pemanfaatan naskah Sunda sebagai media informasi dan penyambung kehidupan lampau dengan kehidupan masa kini mengalami kemandegan akibat globalisasi. Padahal semestinya masyarakat modern mampu menyikapi modernisasi secara bijak, sejalan dengan yang

4 diungkapkan Baried, dkk. (1985, hlm. 87) bahwa untuk mencapai keseimbangan dan keselarasan dalam pembangunan suatu bangsa, penghayatan sastra klasik dengan kemajuan teknologi modern harus saling mengisi. Namun yang terjadi saat ini adalah adanya penetrasi budaya asing menyebabkan kepedulian masyarakat terhadap naskah semakin berkurang. Akibatnya, terjadi kepunahan naskah di Indonesia, khususnya naskah Sunda. Para generasi muda sebagai penerus bangsa yang seharusnya menjaga warisan budaya leluhur, banyak terbawa arus globalisasi sehingga melupakan budaya lokalnya sendiri. Menyikapi kondisi tersebut, keberadaan naskah di masyarakat menjadi hal yang bersifat penting untuk diteliti sebagai bentuk penyelamatan naskah. Maka dari itu, pada kesempatan ini akan dilakukan penelitian terhadap salah satu naskah Sunda yang masih berada di tangan masyarakat. Naskah Sajarah Cijulang (selanjutnya disingkat SC) adalah salah satu naskah Sunda yang masih berada di masyarakat. Pemilik naskah bernama Ibu Ita dan Bapak Lamri warga dusun Cikoranji, kecamatan Cigugur, kabupaten Pangandaran. Di tengah perkembangan zaman, naskah SC masih dibacakan oleh masyarakat Cijulang pada bulan Muharam, bulan Maulid, malam-malam kaliwon tertentu, dan sebagian isinya diterapkan atau digunakan pada acara hajat laut. Meski masih digunakan, pada kenyataannya tidak semua masyarakat mengetahui tentang keberadaan naskah SC. Keberadaan serta penggunaan atau pembacaan naskah SC menjadi alasan kuat untuk menjadikan naskah SC sebagai objek penelitian. Alasan lain pemilihan naskah SC adalah masih digunakannya naskah SC oleh sebagian masyarakat di daerah Cijulang yang menandakan bahwa ada suatu hal yang dijaga dari naskah tersebut. Kemudian melihat pembacaan naskah yang dilakukan pada bulan-bulan Islam (Muharam dan Maulid) memungkinkan bahwa masyarakat Cijulang masih menjunjung tinggi nilai sejarah melalui perspektif budaya keislaman. Alasan selanjutnya berkaitan dengan bentuk naskah, naskah SC ditulis dengan huruf Arab pegon yang sudah tidak lazim digunakan pada zaman sekarang. Selain itu, naskah SC menggunakan bahasa campuran Sunda dan Jawa

5 dan memiliki kekhasan dalam strukturnya, sehingga naskah SC menjadi sulit dipahami oleh pembaca masa kini. Penelitian terhadap naskah sejenis sebelumnya pernah dilakukan oleh Ruswendi Permana pada tahun 1996 berupa tesis di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran yang berjudul Sajarah Cijulang: Sebuah Kajian Filologis. Dalam tesisnya, naskah Sajarah Cijulang yang menjadi objek penelitian Permana berupa naskah jamak berjumlah enam naskah. Kajian filologis pada penelitian tersebut menghasilkan teks yang diangap bersih dari kesalahan, edisi nakah yang telah melewati proses kritik teks, serta terjemahan naskah dalam bahasa Indonesia. Penelitian lain juga pernah dilakukan oleh Kuswan Nurhidayat pada tahun 2008 berupa skripsi di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI. Penelitian tersebut berjudul Silsilah Luluhur Ciamis (Ulikan Filologis jeung Analisis Teks). Dalam penelitiannya Nurhidayat menggunakan satu naskah berjudul Silsilah Luluhur Ciamis. Metode yang digunakan Nurhidayat adalah metode naskah tunggal. Hasil penelitian Nurhidayat berupa edisi teks dan analisis teks. Namun dalam skripsi tersebut, Nurhidayat tidak menyajikan hasil kritik teks. Melihat kekhasan yang terdapat dalam naskah SC sebagai objek penelitian kali ini, maka penelitian ini melengkapi beberapa penelitian terdahulu. Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji naskah SC secara filologis, kemudian mengungkapkan atau mendeskripsikan tinjauan kandungan isi dan tinjauan fungsi naskah SC. Penelitian ini merupakan suatu upaya penyelamatan naskah Sunda kuno yang masih dimiliki masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga sebagai upaya penyajian informasi tentang naskah SC bagi pembaca umum. Penelitian terhadap naskah SC berkaitan dengan bidang keilmuan bahasa, sastra, sejarah, dan kebudayaaan. Kaitannya dengan ilmu bahasa, penelitian ini dapat mengungkapkan kosa kata, makna kata, serta pola penyusunan struktur kata yang digunakan pada saat penulisan teks naskah SC. Kaitannya dengan ilmu sastra, teks pada naskah SC di antaranya bisa memberikan informasi mengenai kegiatan bersastra, jenis karya sastra yang ada pada zaman dulu, serta bagaimana

6 tipe penceritaannya. Kaitannya dengan ilmu sejarah, teks naskah SC bisa digunakan sebagai referensi kesejarahan, karena memuat asal mula dan silsilah leluhur Cijulang. Sementara itu, kaitannya dengan bidang ilmu kebudayaan adalah naskah SC mengungkapkan sejarah dan kepercayaan yang ada pada masa lampau. 1.2 Identifikasi Masalah Penelitian Sebagaimana telah dipaparkan pada latar belakang, terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut. 1. Naskah Sunda yang menjadi koleksi pribadi masyarakat sulit diakses oleh masyarakat umum karena naskah seringkali disembunyikan. 2. Huruf Arab Pegon yang digunakan dalam naskah SC sudah tidak lazim digunakan pada zaman sekarang, sehingga tidak semua masyarakat dapat membaca naskah SC. 3. Beberapa tulisan pada naskah SC tidak jelas sehingga sulit dibaca, sehingga menyulitkan pemahaman pembaca. 4. Naskah SC menggunakan bahasa campuran Sunda dan Jawa sehingga sulit dipahami oleh pembaca masa kini. 5. Struktur teks pada naskah SC memiliki kekhasan tersendiri, sehingga membuat kandungan isi naskah SC menjadi sulit dipahami pembaca masa kini. 1.2.1 Batasan Masalah Karena luasnya permasalahan yang dihadapi dalam penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada kajian filologis serta analisis teks dan fungsi. Naskah SC merupakan naskah tunggal, maka kajian filologi dilakukan sesuai dengan metode kajian edisi standar. Analisis teks (tinjauan kandungan isi) dilakukan untuk mengungkapkan hal-hal penting yang terkandung dalam naskah. Sementara iu tinjauan fungsi dilakukan untuk mengungkap fungsi naskah SC bagi masyarakat Cijulang.

7 1.3 Rumusan Masalah Penelitian Berdasar pada latar belakang serta identifikasi masalah, maka dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagi berikut. 1. Bagaimanakah kesalahan tulis yang terdapat pada naskah SC? 2. Bagaimanakah edisi teks dan terjemahan teks naskah SC yang mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca masa kini? 3. Bagaimanakah kandungan isi teks naskah SC? 4. Bagaimanakah fungsi naskah SC bagi masyarakat? 1.4 Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan kesalahan tulis pada teks naskah SC. 2. Menyajikan bentuk edisi teks dan terjemahan teks naskah SC yang mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca masa kini. 3. Mendeskripsikan kandungan isi teks naskah SC. 4. Mendeskripsikan, fungsi naskah SC bagi masyarakat. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun praktis. 1.5.1 Manfaat Teoretis Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan pustaka bagi penelitian selanjutnya dalam berbagai bidang, seperti sastra, bahasa, sejarah, dsb. Penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai media informasi mengenai naskah Sunda kuno, khusunya naskah Sajarah Cijulang sebagai bagian dari khazanah sastra klasik Indonesia.

8 1.5.2 Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini merupakan salah satu upaya penyelamatan dan pelestarian salah satu warisan budaya Nusantara berupa naskah. Penelitian juga ini sebagai salah satu cara untuk mengungkapkan, memahami budaya, mempelajari budaya-budaya masa lampau, serta kearifan lokal yang ada di dalam naskah SC. 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini tersusun atas lima bab. Bab I Pendahuluan, yang berisi uraian tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian yang di dalamnya terdapat batasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian yang meliputi manfaat teoretis dan manfaat praktis. Bab II, Landasan Teoretis dan Kerangka Pemikiran yang berisi tentang teori-teori yang digunakan dalam penelitian. Bab ini tersusun atas enam subbab, yakni empat subbab tentang teori yang digunakan dalam penelitian (naskah, teks, tinjauan isi, dan tinjauan fungsi), satu subbab tentang penelitian terdahulu, dan satu subbab berisi kerangka pemikiran penelitian. Bab III, Objek, Metode, dan Teknik Penelitian. Pada bab ini dipaparkan secara rinci tentang objek penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian, serta teknik pelaksanaan penelitian. Bab IV, Kritik Teks, Tinjauan Isi, dan Tinjauan Fungsi. Bab ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan. Bagian pembahasan mendeskripsikan hasil analisis dikaitkan dengan teori yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Bab V, Simpulan dan Saran. Pada bab ini dipaparkan simpulan dari hasil penelitian dan pembahasan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah. Dalam bab ini juga dipaparkan saran atau rekomendasi bagi para peneliti selanjutnya.