BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, E) Manfaat Penelitian, F) Penegasan Istilah.

dokumen-dokumen yang mirip
Etik UMB KORUPSI DAN PENYEBABNYA. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. M.Pd. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Modul ke: ETIK UMB. Mengenali Tindakan Korupsi. Fakultas Ilmu Komputer. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi. Sistem Informasi.

Dosen PJMK : Drs.H.Mohammad Adib,MA PEMBANGUNAN KARAKTER ANTI KORUPSI AWALI LANGKAHKU

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Dosen PJMK : H. Muhammad Adib. Essay Bebas (Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi Sejak Dini)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperlancar proses sampai korupsi besar seperti penggelapan dana Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. atau keluarganya sebagai imbal jasa sebuah pelayanan (KPK, 2006: 1).

MAHASISWA. Diajukan untuk. Disusun oleh: Rahmawati PROGRAM FAKULTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. reformasi berjalan lebih dari satu dasawarsa cita- cita pemberantasan

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat menjadi beradab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya. Adanya tahapan-tahapan tersebut, pada

PENGARUH TATA TERTIB DAN BIMBINGAN WALI KELAS TERHADAP PENEGAKAN KEDISIPLINAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Eksistensi KPK Dalam Memberantas Tindak Pidana Korupsi Oleh Bintara Sura Priambada, S.Sos., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

ETIK UMB PENGERTIAN KORUPSI PRINSIP ANTI-KORUPSI. Norita ST., MT. Modul ke: Fakultas Teknik. Program Studi Teknik Industri

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TIM GABUNGAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, menjadi tantangan serius bagi dunia pendidikan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : Terima kasih!

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

ETIK UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya. Pendahuluan. Modul ke: Daftar Pustaka. 12Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-026/A/JA/10/2013 TENTANG

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI PADA REMAJA DI DESA BUJUR TENGAH PAMEKASAN

BAB I PENDAHULUAN. pidana korupsi yang dikategorikan sebagai kejahatan extra ordinary crime.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia dalam suatu negara. Kemajuan sumber daya manusia dan

PENGERTIAN KORUPSI. Bab. To end corruption is my dream; togetherness in fighting it makes the dream come true. PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI

I. PENDAHULUAN. terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan suatu kelompok

BAB I Pendahuluan Latar Belakang Struktur yang Koruptif 1

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan berhubungan sekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia masih belum selesai dengan problematika sarana dan

Modul ke: Etik UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya - 1. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kasus korupai yang terungkap dan yang masuk di KPK (Komisi. korupsi telah merebak ke segala lapisan masyarakat tanpa pandang bulu,

PERAN MAHASISWA DALAM MENDUKUNG PENERAPAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI AGAMA BUDDHA. Oleh : Jumadi NPM:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sely Lamtiur, 2014 Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang

KONSEP PENCEGAHAN KORUPSI PADA LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekuasaan atau adat yang berlaku untuk semua orang dengan tujuan untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Berdasarkan hasil Penelitian tentang pengaruh penerapan tata tertib

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang marak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah meluas dalam masyarakat

Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi

Evaluasi Penegakan Hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas

Pola Pemberantasan Korupsi Sistemik

BAB I PENDAHULUAN. negara dari segala ketidaknyamanan warga negaranya. Pembangunan Nasional

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

I. PENDAHULUAN. satu usaha pembangunan watak bangsa. Pendidikan ialah suatu usaha dari setiap diri

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. banyaknya persoalan-persoalan yang mempengaruhinya. Salah satu persoalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena seorang manusia tanpa disiplin yang kuat akan merusak sendisendi

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana pencucian uang (money

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENELITIAN KORUPSI

PENGERTIAN KORUPSI. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi 3/8/2013. Bab

BAB I PENDAHULUAN. Praktik-praktik kecurangan (fraud) sudah semakin meluas di kalangan

INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2017Survei Di Antara Pelaku Usaha. Survei di antara Pelaku Usaha 12 Kota di Indonesia

POLICY PAPER. : Strategi Pemberantasan Korupsi di Indonesia Inisiator : Pusat Kajian Administrasi Internasional LAN, 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Fokus penelitian ini adalah mengenai gambaran praktik-praktik tindak pidana korupsi

BAB I PENDAHULUAN. juga sudah diakui pula sebagai masalah internasional. Tindak pidana korupsi telah

ETIK UMB. Pengembangan Wawasan (Mengenali Tindakan Korupsi) Modul ke: 09Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen

DOSEN JURUSAN TARBIYAH STAIN PEKALONGAN MERAIH GELAR DOKTOR DENGAN DISERTASI BERTEMA PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Penanganan Politik Uang oleh Bawaslu Melalui Sentra Gakkumdu

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai extra ordinary crime karena merupakan tindak pidana yang

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

I. PENDAHULUAN. Sekolah Islam Terpadu pada hakekatnya adalah sekolah yang mengimplementasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Sadar akan hakikatnya, setiap manusia Indonesia di muka bumi ini selalu

Telaah Budi Pekerti dalam Pembelajaran di Sekolah (Implementasi Konsep dan Prinsip Tatakrama dalam Kehidupan Berbasis Akademis) Oleh: Yaya S.

BAB I PENDAHULUAN. dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan budaya luhur bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Pada bab I Pendahuluan ini akan dibahas secara sistematis mengenai A) Latar Belakang, B) Rumusan Masalah, C) Tujuan Penelitian, D) Batasan Penelitian, E) Manfaat Penelitian, F) Penegasan Istilah. A. Latar Belakang Di Indonesia, persoalan korupsi nyaris dianggap menjadi hal yang biasa. Korupsi di Indonesia telah menjadi persoalan struktural, kultural dan personal. Persoalan struktural karena telah melekat dalam sistem pemerintahan. Disebut persoalan kultural karena kelaziman kolektif yang telah diterima telah menjadi kebiasaan dalam masyarakat di berbagai lingkungan sosial. Dikatakan persoalan personal karena mentalitas korupsi menyatu dengan kepribadian orang Indonesia pada umumnya. Salah satu wujud aktualisasi menteri pendidikan dan kebudayaan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut yaitu dengan cara menanamkan pengetahuan tentang bahaya korupsi yang pada saat ini sangat marak terjadi di Negara kita guna menghindari adanya korupsi-korupsi kecil yang muncul dikalangan siswa terutama siswa sekolah menengah atas karena siswa sekolah menengah tersebut merupakan masa dimana mereka memiliki rasa tidak puas yang tinggi terhadap sesuatu yang diinginkan. Sebenarnya rasa ketidak puasan ini merupakan hakikat yang mendasar yang ada pada diri setiap manusia. Mengingat karakter siswa seperti ini, tidak menutup kemungkinan benih-benih korupsi akan semakin berkembang di Negara kita. Misalnya pada 1

saat ini telah banyak terjadinya dikalangan sekolah menengah pertama terlambat datang sekolah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya tingkat kedisiplinan yang diterapkan sehingga di ikuti oleh yang lain meskipun sebenarnya apa yang mereka lakukan tersebut merupakan salah satu tindakan korupsi tingkat bawah dan bisa menghancurkan bangsa dan Negara. Pendidikan memiliki peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah telah berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha. Praktek korupsi sistemik yang sudah merajalela di semua sektor menjadi salah satu masalah besar di Indonesia. Berbagai cara untuk mencegah dan memeranginya diupayakan, termasuk menggunakan institusi pendidikan, seperti sekolah dan perguruan tinggi. Institusi pendidikan diyakini sebagai tempat terbaik untuk menyebarkan dan menanamkan nilai-nilai anti korupsi. Murid atau mahasiswa yang akan menjadi tulang punggung bangsa di masa mendatang sejak dini harus diajar dan dididik untuk membenci serta menjauhi praktek korupsi bahkan lebih dari itu, diharapkan dapat turut aktif memeranginya. Untuk menciptakan sebuah tatanan kehidupan yang bersih, diperlukan sebuah sistem pendidikan anti korupsi yang berisi tentang sosialisasi bentuk-bentuk korupsi, cara pencegahan dan pelaporan serta pengawasan terhadap tindak pidana korupsi. Pendidikan seperti ini harus ditanamkan secara terpadu mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Pendidikan anti korupsi ini akan berpengaruh pada perkembangan psikologis siswa. Setidaknya, ada dua tujuan yang ingin dicapai dari 2

pendidikan anti korupsi ini. Pertama untuk menanamkan semangat anti korupsi pada setiap anak bangsa. Melalui pendidikan ini, diharapkan semangat anti korupsi akan mengalir di dalam darah setiap generasi dan tercermin dalam perbuatan sehari-hari. Sehingga, pekerjaan membangun bangsa yang terseokseok karena adanya korupsi dimasa depan tidak ada terjadi lagi. Jika korupsi sudah diminimalisir, maka setiap pekerjaan membangun bangsa akan maksimal. Tujuan kedua adalah, menyadari bahwa pemberantasan korupsi bukan hanya tanggung jawab lembaga penegak hukum seperti KPK, Kepolisian dan Kejaksaan agung, melainkan menjadi tanggung jawab setiap anak bangsa. Pola pendidikan yang sistematik akan mampu membuat siswa mengenal lebih dini hal-hal yang berkenaan dengan korupsi termasuk sanksi yang akan diterima kalau melakukan korupsi. Dengan begitu, akan tercipta generasi yang sadar dan memahami bahaya korupsi, bentuk-bentuk korupsi dan tahu akan sanksi yang akan diterima jika melakukan korupsi. Sehingga, masyarakat akan mengawasi setiap tindak korupsi yang terjadi dan secara bersama memberikan sanksi moral bagi koruptor. Tidak hanya itu, pendidikan anti korupsi yang dilaksanakan secara sistemik di semua tingkat institusi pendidikan, diharapkan akan memperbaiki pola pikir bangsa tentang korupsi. Selama ini, sangat banyak kebiasaankebiasaan yang telah lama diakui sebagai sebuah hal yang lumrah dan bukan korupsi. Termasuk hal-hal kecil. Misalnya, sering terlambat dalam mengikuti sebuah kegiatan, terlambat masuk sekolah, kantor dan lain sebagainya seperti yang telah sudah dijelaskan sedikit di atas mengenai contoh kecil korupsi yang 3

dilakukan disekolah. Menurut KPK, semua ini termasuk salah satu bentuk korupsi yaitu korupsi waktu. Kebiasaan tidak disiplin terhadap waktu ini sudah menjadi lumrah, sehingga perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat. Dengan demikian peran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sangatlah di butuhkan, selain memberikan pengertian bahaya akan korupsi di kalangan siswa sekolah menengah pertama. Salah satu contoh pengetahuan tentang bahaya korupsi di kalangan siswa yakni dengan memberikan penjelasan tentang pengertian korupsi maupun hukuman tindak korupsi. Pengertian korupsi itu sendiri adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok. Selain itu ada juga pengertian yang lain tentang korupsi dalam buku TheLexicon Webster Dictionary yaitu kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah. Usaha untuk menanamkan bahaya akan korupsi di kalangan siswa sekolah menengah pertama tidaklah mudah karena masih banyak hal-hal yang dapat mempengaruhi siswa tersebut. Misalnya tayangan-tayangan televisi baik dalam berita maupun di lingkungan sekitarnya yang menceritakan tentang korupsi. Dengan demikian peran dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sangatlah dibutuhkan, selain memberikan pengertian tentang bahaya korupsi, Departemen Pendidian dan Kebudayaan hendaklah lebih menayangkan televisi akan bahaya-bahaya korupsi sehingga dapat mempengaruhi siswa untuk tidak melakukan tindakan korupsi. 4

Selain Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang memiliki peran dilingkungan sekolah, setidaknya orang tua juga sangatlah penting memberikan pengarahan terhadap anak-anaknya agar tidak terjerumus kedalam perbuatan yang melanggar hukum bahkan bisa menghancurkan bangsa dan Negara. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pemahaman tentang korupsi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Lambu? 2. Apa saja nilai-nilai yang dikembangkan dalam upaya meningkatkan pemahaman tentang korupsi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Lambu? 3. Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dalam penanaman nilainilai anti korupsi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Lambu? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diuraikan tujuan penelitian ini, sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pemahaman tentang korupsi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Lambu; 2. Untuk mengetahui nilai-nilai yang dikembangkan dalam upaya meningkatkan pemahaman tentang korupsi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Lambu. 5

3. Untuk mengetahui langkah apa saja yang harus dilakukan dalam penanaman nilai-nilai anti korupsi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Lambu? D. Batasan Penelitian Untuk menghindari kesalahan persepsi dan pembahasan yang terlalu meluas, maka diperlukan adanya batasan masalah dalam penelitian ini. Batasan masalah pada penelitian ini yaitu hanya dilakukan pada siswa-siswi SMP Negeri 6 Lambu yang terletak di Jln. Jenderal Sudirman Melayu Lambu tentang Pemahaman Siswa Terhadap Bahaya Korupsi. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memungkinkan dikembangkan lebih lanjut menjadi teori guna menambah ilmu pengetahuan yang bisa digunakan oleh peneliti yang akan datang sebagai bahan acuan terutama bagi program pendidikan kewarganegaraan dalam mengkaji pemahaman siswa terhadap korupsi sebagai acuan pemikiran dalam dunia pendidikan saat ini maupun dunia pendidikan di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, yang mengadakan penelitian yang sejenis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengadakan penelitian yang sejenis serta sebagai bahan masukan agar memahami bahaya korupsi. b. Bagi guru, sebagai bahan informasi untuk memahami bahaya korupsi 6

c. Bagi siswa diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan ataupun pemahaman siswa SMP Negeri 6 Lambu agar tidak melakukan tindakan korupsi yang pada akhirnya tidak akan membahayakan siswa tersebut. F. Penegasan Istilah Penegasan istilah dalam hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menginterpretasikan istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi, maka perlu diberikan penegasan istilah sebagai berikut: 1. Menurut Porwadarminta (1991:636) bahwa pemahaman merupakan tingkatan kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. 2. Siswa merupakan anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal pada jenjang pendidikan dengan jenis pendidikan tertentu. 3. Bahaya adalah segala kondisi yang dapat merugikan baik cidera atau kerugian lainnya, atau bahaya adalah sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menciderai manusia atau sakit penyakit atau kombinasi dari semuanya menurut OHSAS 18001:2007 (Occupational health safety management system). 4. Korupsi merupakan perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok. 7