PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. data WHO (World Health Organization) tahun 2012, penemuan kasus. HIV (Human Immunodeficiency Virus) di dunia pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan. masalah global. Menurut data WHO (World Health Organization) (2014),

MELALUI HIV-AIDS DI SMA. Disusun oleh : AGUNG TRIANTO J PROGRAM FAKULTAS

SKRIPSI. Sripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masalah epidemi (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune. Deficiency Syndrome) HIV/AIDS dan penyebarannya yang sangat cepat

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

SKRIPSI PENGARUH KAMPANYE AKU BANGGA AKU TAHU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS DI SMA DHARMA PRAJA DENPASAR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

BAB I PENDAHULUAN. melemahkan kekebalan tubuh manusia. Sedangkan Acquired Immune Deficiency

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI DIRI TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA SISWA-SISWI SMA PERKOTAAN DI KABUPATEN SRAGEN

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh: FIFIT KURNIAWATI J

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG GAYA HIDUP SEHAT TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM MENCEGAH PENYAKIT TIDAK MENULAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK (PPIA)

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

Hardiningsih 1 ABSTRACT

Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: NORDINA SARI J

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

Journal of Health Education

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

Perbedaan Pengetahuan Tentang HIV-AIDS Pada Siswa Dengan Metode buzz group Dan. Metode Ceramah Di SMAN 2 Ungaran Tahun 2016

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI SMA NEGERI 1 MEDAN

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENCEGAHAN HIV DAN AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII DI SMPN 1 CANGKRINGAN SLEMAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG BAHAYA MEROKOK MELALUI MEDIA BOOKLET DAN POSTER TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP N 2 TASIKMADU

BAB I PENDAHULUAN. payudara. Untuk upaya mencegah risiko kanker payudara pemerintah. wanita di usia muda dapat terserang kanker payudara.

Vol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SEKAA TERUNA TERUNI DI DESA BENGKALA TAHUN 2015 LUH ANIEK PRAWISANTI

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS. Di SMA N 1 Jenangan Ponorogo. Oleh : RIRIN DWI HANDAYANI NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIV/AIDS PADA ANAK JALANAN TERHADAP SIKAP TENTANG HIV/AIDS PADA ANAK JALANAN DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

ARTIKEL PENELITIAN. yang berakibat buruk bagi kesehatan dan jumlah perokok di Indonesia cenderung meningkat (Notoatmodjo, 2010).

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA GURU DI SMK PGRI CIKONENG KABUPATEN CIAMIS

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DISMENORE MELALUI MEDIA BOOKLET TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN, PERILAKU, DAN DAYA TERIMA SISWI DI SMK SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil data dari United Nations Children s Fund (UNICEF) (2005), penduduk usia15-24 tahun karena HIV (Human Immunodeficiency Virus)

BAB I PENDAHULUAN. Immuno Deficiency Syndrom) merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

Unnes Journal of Public Health

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA SMA X DALAM UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS DI KABUPATEN KARANGANYAR

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM MELAKUKAN SADARI PADA IBU

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. kematian terbesar kedua di dunia setelah Human Immunodeviciency Virus

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI

EFEKTIFITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL MENGENAI HIV/AIDS TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS

RADEN RARA VIVY KUSUMA ARDHANI

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deviciency Syndrome, yang

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cuci tangan mengunakan sabun telah menjadi salah satu gerakan yang

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit HIV/AIDS dan penularannya di dunia meningkat dengan cepat, sekitar 60 juta orang di dunia telah

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan sindrom

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala (asimtomatik) terutama pada wanita, sehingga. mempersulit pemberantasan dan pengendalian penyakit ini 1

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

Keywords: Level of knowledge, HIV-AIDS, Counseling

BAB 1 : PENDAHULUAN. terdapat orang terinfeksi HIV baru dan orang meninggal akibat AIDS.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

KELAS BAPAK DAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN

PERBEDAAN PENGETAHUAN PEMANTAUAN JENTIK SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN (Studi Pada Siswa Kelas V SDN Karsamenak Kota Tasikmalaya Tahun 2017)

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang utuh bukan hanya bebas penyakit atau kelemahan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI I WEDI KLATEN. Sri Handayani ABSTRAK

3740 kasus AIDS. Dari jumlah kasus ini proporsi terbesar yaitu 40% kasus dialami oleh golongan usia muda yaitu tahun (Depkes RI 2006).

Transkripsi:

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh : GALIH SATRIO WIBOWO J 410 090 009 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR Galih Satrio Wibowo J410 090 009 Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta 57162 ABSTRAK Penemuan kasus HIV/AIDS di Indonesia terbanyak pada kelompok remaja usia 15-24 tahun, dengan faktor penyebab utama adalah keterbatasan akses informasi dan pelayanan kesehatan sehingga berdampak pada rendahnya pengetahuan HIV/AIDS, untuk itu perlu adanya upaya promotif dan preventif pada kelompok remaja usia dibawah 20 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan skor pengetahuan HIV/AIDS pada kelompok remaja sekolah yang diberikan metode pemutaran film dan metode leaflet. Metode penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperimen dengan pendekatan Non Equivalent Control Group Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok remaja sekolah kelas X dan XI SMK Bina Dirgantara Karanganyar yaitu sebanyak 60 responden. Pemilihan sampel dengan proportional Stratified Random Sampling, yang terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok pemutaran film, kelompok leaflet, dan kelompok kontrol dengan 20 responden yang mewakili setiap kelompok eksperimen. Uji statistik menggunakan t-dependen berpasangan (paired t-test) untuk mengetahui perbedaan skore pretest-postest dan uji One Way Anova untuk membandingkan hasil dari ketiga kelompok eksperimen, kemudian dianalisis menggunakan program statistik, tingkat signifikasi α =0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan skor pengetahuan pada remaja yang diberikan metode pemutaran film, metode leaflet dan kontrol (p=0,011) terhadap peningkatan pengetahuan remaja sekolah mengenai HIV/AIDS di SMK Bina Dirgantara Karanganyar. Kata kunci : HIV/AIDS, remaja, kasus kontrol Kepustakaan : 34, 1980-2013

Abstract DIFFERENCE OF KNOWLEDGE HIV / AIDS IN SCHOOL YOUTH FILM SCREENING METHOD AND METHOD OF LEAFLET IN SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR The discovery cases of HIV / AIDS in Indonesia was the highest in the group of adolescents aged 15-24 years, with the main factor is the limited access to information and health services that have an impact on the lack of knowledge of HIV / AIDS, to the need for promotion and prevention efforts in adolescent age group under 20 years. The purpose of this study was to determine differences in knowledge scores of HIV / AIDS in a given school youth group film screening methods and methods of leaflets. Methods This study uses a quasi-experimental design with an approach of Non Equivalent Control Group Pretest-Posttest Design. The population in this study is a group of teenage school class X and XI SMK Bina Dirgantara Karanganyar as many as 60 respondents. The selection of the sample with proportional stratified random sampling, which is divided into three groups, namely the screening of the film, a group of leaflets, and a control group with 20 respondents representing each experimental group. Using a statistical test paired t-dependent (paired t-test) to determine differences in pretest-posttest scores and One Way Anova test to compare the results of the three experimental groups, and then analyzed using a statistical program, significance level a =0,05. The results showed that there are differences in knowledge scores in adolescents given the screening method, the method of leaflets and controls (p = 0.011) toward increased knowledge of school adolescents about HIV / AIDS in SMK Bina Dirgantara Karanganyar Key words: HIV / AIDS, Youth, Case - control A. PENDAHULUAN Penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome(AIDS) disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV), Menurut World Health Organization (2012), kasus HIV di dunia pada tahun 2012 sebanyak 2,3 juta kasus, dimana sebanyak 1,6 juta penderitanya meninggal karena AIDS dan 210.000 diantaranya berusia dibawah 15 tahun. Di Asia Tenggara

khususnya di Indonesia mulanya kasus HIV/AIDS disebabkan karena penggunaan obat-obat terlarang dan narkotika (WHO, 2012). Menurut Depkes (2012) pada bulan Januari hingga Desember tahun 2012, penemuan kasus HIV di Indonesia sebanyak 21.511 kasus dan AIDS sebanyak 5.686 kasus, dengan kasus terbanyak pada usia 20-29 tahun sebanyak 45,4%. Berdasarkan penemuan kasus HIV/AIDS di Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 hingga 2012, menunjukkan terjadinya peningkatan kasus, dimana kasus HIV tahun 2010 sebanyak 373 kasus dan tahun 2012 meningkat menjadi 607 kasus, sedangkan kasus AIDS tahun 2010 sebanyak 501 kasus dan tahun 2012 meningkat menjadi 797 kasus, dengan penemuan kasus terbanyak pada usia 25-29 tahun (KPA Jawa Tengah, 2012). Menurut data penemuan kasus HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Karanganyar, menunjukkan bahwa kasus HIV pada tahun 2012 sebanyak 8 kasus dan AIDS sebanyak 27 kasus, dengan penemuan kasus terbanyak pada usia 30-39 tahun sebanyak 37% (Dinkes Karanganyar, 2012). Dari penemuan kasus HIV/AIDS, menunjukkan bahwa kasus AIDS lebih besar dibandingkan dengan kasus HIV, dengan penemuan terbanyak pada kelompok remaja produktif usia 20-29 tahun, hal ini dikarenakan terbatasnya akses informasi dan pelayanan kesehatan yang diterima kelompok remaja produktif usia 20-29 tahun, sehingga dampak yang

ditimbulkan dari rendahnya pengetahuan komperhensif mengenai HIV/AIDS adalah penderita khususnya remaja baru menyadari bahwa dirinya terinfeksi HIV dan sudah masuk fase AIDS positif yang bisa menular kepada orang lain. Rendahnya pengetahuan komperhensif mengenai HIV/AIDS, diperkuat dari hasil survei yang dilakukan RISKESDAS (2010), dimana capaian pengetahuan HIV/AIDS secara komperhensif pada kelompok remaja usia 15-24 tahun di Indonesia masih sebesar 11,4% dari target di tahun 2014 sebesar 95%. Sedangkan dari hasil survei RISKESDAS (2010), yang dilakukan di Provinsi Jawa Tengah, menunjukkan masih rendahnya pengetahuan komperhensif remaja usia antara 15-24 tahun, menunjukkan bahwa sebanyak 88,7% kelompok remaja kurang memahami terkait pengetahuan komperhesif HIV/AIDS. Berdasarkan survei kelompok remaja usia 14-24 tahun yang dilakukan di SMA/SMK di Kabupaten Karanganyar tahun 2012, menunjukkan bahwa dari 383 kelompok remaja, sebanyak 301 (78,5%) remaja kurang memahami dengan benar mengenai HIV/AIDS (Dinkes Karanganyar, 2012). Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan tujuan mengetahui tingkat pengetahuan HIV/AIDS pada remaja sekolah di SMK Bina Dirgantara Karanganyar, peneliti mengambil 20 siswa secara

random sampling, dimana hanya 1 siswa yang memiliki pengetahuan komperhensif mengenai HIV/AIDS, dari permasalahan tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian tentang perbedaan pengetahuan HIV/AIDS pada remaja sekolah dengan metode pemutaran film dan metode leaflet di SMK Bina Dirgantara Karanganyar. B. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan didefinisikan sebagai hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang meliputi: pengalaman, tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan, dan sosial budaya. Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu agar dapat memperoleh pengetahuan dan berdampak pada perilaku kesehatan yang lebih baik (Notoatmodjo, 2003). HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom), sedangkan AIDS adalah sekumpulan gejala yang didapatkan dari menurunya sistem kekebalan tubuh, awalnya virus ini menyerang system kekebalan tubuh manusia yang akan melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan segala bentuk penyakit yang datang. Penularan virus HIV/AIDS antara lain melalui

kontak langsung antar lapisan kulit dan melalui hubungan intim atau seksual (Mediakom, 2012). C. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperimen dengan rancangan Non Equivalent Control Group Pretest-Posttest Design, yaitu penelitian yang membandingkan antara sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan penyuluhan, dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberikan penyuluhan dengan metode pemutaran film dan metode leaflet, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok tanpa perlakuan yang dijadikan sebagai pembanding. Penelitian ini dilakukan di SMK Bina Dirgantara Karanganyar pada bulan November, dengan total sampel sebanyak 60 sampel yang dibagi menjadi 3 kelompok eksperimen. Kasus adalah remaja sekolah kelas X dan XI yang diberikan perlakuan, sedangkan kontrol adalah remaja sekolah kelas X dan XI yang tidak diberikan penyuluhan. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional Stratified random sampling. Variabel bebas penelitian ini adalah metode pemutaran film dan metode leaflet, sedangkan variabel terikatnya adalah pengetahuan HIV/AIDS remaja kelas X dan XI. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisis penelitian ini menggunkan uji t- dependen (berpasangan) dan uji anova dengan tingkat kepercayaan 95%.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN SMK Bina Dirgantara adalah sekolah menengah kejuruan yang berada di Jalan Wirapradana, Desa Gawanan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Jumlah keseluruhan siswa di SMK Bina Dirgantara di tahun 2013 sebanyak 326 siswa yang terdiri dari lakilaki sebanyak 264 dan perempuan sebanyak 62. 1. Perbedaan skor pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan metode pemutaran film HIV/AIDS. Tabel 1.0 Perbedaan pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan metode pemutaran film n Mean Minimum Maximum Z Sig Pretest Film 20 74,00 36 96 - Posttest Film 20 83,60 72 96 4,045 0,000 Tabel 1.0 menunjukkan terjadinya peningkatan skor rata-rata pengetahuan responden antara sebelum dengan sesudah diberikan penyuluhan HIV/AIDS dengan metode pemutaran film dari yang sebelumnya 74,00 menjadi 83,60, dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05) jadi Ha diterima, disimpulkan bahwa ada perbedaan skor pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan metode

pemutaran film HIV/AIDS terhadap pengetahuan siswa kelas X dan XI di SMK Bina Dirgantara Karanganyar. 2. Perbedaan skor pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan metode leaflet HIV/AIDS. Tabel 2.0 Perbedaan pengetahuan responden antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan metode leaflet n Mean Minimum Maximum Z Sig Pretest Leaflet 20 77,60 60 92 - Posttest Lealfet 20 80,80 68 92 3,387 0,003 Tabel 2.0 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan skor rata-rata pengetahuan responden antara sebelum dengan sesudah diberikan penyuluhan HIV/AIDS dengan metode leaflet dari yang sebelumnya 77,60 menjadi 80,80, dengan nilai p = 0,003 (p < 0,05) jadi Ha diterima, disimpulkan bahwa ada perbedaan skor pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan metode leaflet HIV/AIDS terhadap pengetahuan siswa kelas X dan XI di SMK Bina Dirgantara Karanganyar. 3. Perbedaan pengetahuan HIV/AIDS pada kelompok kontrol tanpa perlakuan (pretest-posttest) Tabel 3.0 Perbedaan pengetahuan HIV/AIDS pada kelompok kontrol tanpa perlakuan (pretest-posttest).

n Mean Minimum Maximum Z Sig Pretest Kontrol 20 76,00 60 88 Posttest Kontrol 20 75,50 48 92 0,575 0,572 Tabel 3.0 menunjukkan rata-rata skor pengetahuan responden antara sebelum dengan sesudah pada kelompok kontrol menurun, dari yang sebelumnya 76,00 menjadi 75,50, dengan nilai p = 0,572 (p > 0,05) jadi Ha ditolak, dapat disimpulkan tidak ada perbedaan skor pengetahuan antara sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol (tanpa perlakuan) terhadap pengetahuan siswa kelas X dan XI di SMK Bina Dirgantara Karanganyar. 4. Perbedaan hasil skor pengetahuan (posttest) pada kelompok pemutaran film, kelompok leaflet dan kelompok kontrol dalam meningkatkan pengetahuan HIV/AIDS Tabel 4.0 Perbedaan skor pengetahuan (posttest) pada kelompok pemutaran film, leaflet dan kontrol Kelompok Eksperimen n Mean Skor_ Pengetahuan Pemutaran Film 20 83,60 Pemahaman Leaflet 20 80,80 Kontrol 20 75,50 Total 66 79,91 Levene Statistic F Sig 0,757 4,883 0,011 Tabel 4.0 menunjukkan rata-rata perbedaan skor pengetahuan HIV/AIDS dari ke ketiga kelompok eksperimen (kelompok pemutaran film, kelompok leaflet, dan kelompok control), pada remaja kelas X

dan XI di SMK Bina Dirgantara Karanganyar, menunjukkan rata-rata skor pengetahuan kelompok pemutaran film lebih besar dibandingkan dengan kelompok leaflet (83,60 > 80,80) dan kelompok kontrol (83,60 > 75,50). Dari hasil uji One Way Anova menunjukkan nilai p = 0,011 (p < 0,05), menunjukkan H0 ditolak sehingga disimpulkan ada perbedaan pengetahuan setelah diberikan perlakuan kepada ketiga kelompok eksperimen, kemudian dari tabel Homegeneity of Variances, kelompok yang menunjukkan perbedaan skor rata-rata pengetahuan HIV/AIDS terdapat pada kelompok pemutaran film dan kelompok leaflet. E. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan a. Ada perbedaan skor antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan metode pemutaran film HIV/AIDS (p = 0,000). b. Ada perbedaan skor antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan metode leaflet HIV/AIDS (p = 0,003). c. Tidak ada perbedaan skor pengetahuan HIV/AIDS antara sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol tanpa perlakuan (p = 0,572). d. Ada perbedaan peningkatan skor pengetahuan pada kelompok pemutaran film, kelompok leaflet dan kelompok kontrol (tanpa perlakuan), nilai p = 0,011.

2. Saran a. Bagi Pelayan Kesehatan Harapannya dalam kegiatan penyuluhan kesehatan untuk lebih mempertimbangkan aspek program promotif dan preventif, misalnya dengan menggunakan metode pemutaran film, karena dalam penelitian ini metode tersebut lebih efektif dibandingkan metode metode leaflet dalam meningkatkan pengetahuan HIV/AIDS pada remaja sekolah, harapannya guna menekan pergaulan bebas yang dapat meningkatkan angka kasus HIV/AIDS pada kelompok remaja. b. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan bisa menjadi masukan serta bahan evaluasi instansi pendidikan dalam mengembangkan kurikulum tentang HIV/AIDS beserta program pencegahan dalam meningkatkan pengetahuan remaja yang beresiko tertular penyakit HIV/AIDS. c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi penelitian selanjutnya dengan mengganti variabel atau metode pendidikan lainnya, misalnya metode diskusi, pemecahan masalah, demonstrasi, dan bermain peran. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2012. Situasi HIV/AIDS di Indonesia dilapor s/d Desember 2012 Berdasarkan Provinsi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Depkes RI. Dinkes, Karanganyar. 2012. Situasi Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Karanganyar. Karanganyar. Komisi Penanggulangan AIDS. 2012. Kondisi HIV&AIDS di Jawa Tengah tahun 2012. Februari 06, 2014. http://www.aidsjateng.or.id/?p=download&j=data Mediakom. 2012. HIV-AIDS. Desember Edisi 40, 2012. Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2010. Balitbang Kesehatan Kementrian Kesehatan RI WHO. 2012. HIV/AIDS. http//:www.who.int/hiv/data/en. Diakses pada tanggal 5 Maret 2013.