MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN IPA- TEMA FISIKA DI SMP. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Abstrak. Kata kunci : LKS berbasis analisis wacana fisika, metode eksperimen, aktivitas belajar siswa, hasil belajar fisika.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMP. Imroatus Sholehah, Trapsilo Prihandono, Yushardi

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI LKS BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PREDICTION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL PEMBELAJARAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) DENGAN ORIENTASI MELALUI OBSERVASI GEJALA FISIS DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP ARTIKEL

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA DI SMA

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY (GD) DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) DI SMP

Ika Permata Sari, 2) Yushardi, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Eli Dwi Susanti, 2) Indrawati, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI TEKNIK SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA FOTO KEJADIAN FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 2 JEMBER

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP ARTIKEL

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA SMP ARTIKEL.

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 4 JEMBER.

Ari Soraya Nurilah, Sudarti, Nuriman

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

MODEL PEMBELAJARAN FREE INQUIRY (INKUIRI BEBAS) DALAM PEMBELAJARAN MULTIREPRESENTASI FISIKA DI MAN 2 JEMBER

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

Nia Wati dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Beti Juwita Sari (1), Abdurrahman (2), Nengah Maharta (2) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, (2)

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA FLASH DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Dewa Ayu Desinta Ratna Dewi, 1) Singgih Bektiarso, 1) Subiki 1) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP ARTIKEL. Oleh: Frety Lutviana Saputri NIM

DAMPAK MODEL INKUIRI TERBIMBING DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIOVISUAL

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

Aulya Nanda P., Sri Astutik, Rif ati Dina H.

Keyword: Cooperative learning,experimental method, learning activities, physics achievement, science process skill, TPS.

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

HASIL BELAJAR IPA SISWA DI SMP

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SAINS FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TAMBANG

PENGARUH MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 TANGGUL ARTIKEL

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI PETA KONSEP DI MAN 2 JEMBER (Pada Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus)

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW (THINK TALK WRITE) DISERTAI LKS BERBASIS MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, AND TRANSFERRING

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

FORMULATING PROBLEM AND MAKING HYPOTHESIS SKILLS THROUGH DEVELOPMENT WORKSHEET BASED INQUIRY ON ELECTROLYTE AND NONELECTROLYTE SUBJECT MATTER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JURISPRUDENSIAL INQUIRY DISERTAI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MAJALAH SISWA PINTAR FISIKA (MSPF) PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP (Pokok Bahasan Gerak Pada Benda)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DI SMP

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN MODEL CONCEPT ATTAINMENT DISERTAI TEKNIK CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI MA

Falestina Rosyida et al., Model Tugas Analisis Video Kejadian Fisika dengan Verifikasi Konsep...

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume II No 1, Januari 2016

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN CONCEPT MAPPING DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT PADA POKOK BAHASAN PEMANTULAN CAHAYA DI DMP

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN MEDIA PHYSICROUND PADA MATERI CAHAYA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRI DAN PROBLEM-BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMP N 3 SINGGALANG

PENERAPAN MODEL INQURI TERBIMBING DISERTAI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI MAN 1 JEMBER

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN IPA- TEMA FISIKA DI SMP 1) Anashta Verill Vebriana, 2) I Ketut Mahardika, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Program StudiPendidikan Fisika Program Studi Pendidika Fisika FKIP Universitas Jember anashtaverill@gmail.com Abstract Inquiry teaching model was a teaching model that requires student s activeness for self-concept making by underlining a critical and analytical thinking process to search and find the answer from a questionable problem themselves. To support the implementation of inquiry teaching model, this research used experimental method so the students could find the physics phenomenon and proved it by themselves about the concept that had been thought through inquiry teaching model. The objectives of this research were to review the differences of student s results in science learning-physics theme by using inquiry model with student s worksheet based on pictures through direct instruction model, to know student s responses after used inquiry teaching model with student s worksheet based on pictures. The type of this research was experimental research that was done in SMPN 12 Jember. Data collection method used were observation, documentation, questionnare and test. Data analysis used was quantitative analysis based on the post-test results by using t-test and activeness percentage to know the learning activities and stuedent s responses. The research result and data analysis showed sig.value (2-tailed) was 0.014 or < 0.05 and it showed that there was a significance difference of learning result between the experimental and control class. The analysis result of student s learning activities showed active category or 72.82% in meeting 1, 75,38% in meeting 2 and 81.20% in meeting 3. Overall, the student s learning activities from meeting 1,2 and 3 was 76.46%. The result of student s responses analysis showed a strong category by showing 75% as the average percentage. Keyword: inquiry teaching model, experiment method, student s worksheets based on pictures, learning result, learning activities, student s responses PENDAHULUAN Pendidikan merupakan fenomena insani atau gejala insani yang fundamental, dan juga mempunyai sifat konstruktif (membangun) dalam hidup manusia (Tanlain, 1992:7). Pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran, menurut Gagne dan Briggs (dalam Mulyono, 2012:7) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu rangkaian events (kejadian, peristiwa, kondisi, dsb.) yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi siswa sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah. Pembelajaran bukan hanya terbatas pada peristiwa yang dilakukan oleh guru saja, melainkan mencakup semua peristiwa yang mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia. 370

371 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 370-376 Guru sebagai seorang pendidik perlu mengetahui bahwa profesionalisme seorang guru yang utama bukanlah pada kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih pada kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi peserta didiknya.pembelajaran langsung atau direct instruction adalah sebuah model pembelajaran yang lebih banyak menuntut kean guru dari pada siswa. Untuk itu dapat dilakukan sebuah inovasi yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang bisa mengubah gaya belajar siswa dari siswa yang belajar pasif menjadi dalam mengkonstruksikan konsep. Wahyana (1986:1.3) menjelaskan bahwa sains atau ilmu pengetahuan alam, didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Fisika adalah salah satu matapelajaran sains yang dapatmengembangkan kemampuan berfikir analisis deduktif dengan menggunakan berbagai peristiwa alam dan penyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percayadiri. Subiki (2008) mengemukakan bahwa pembelajaran fisika merupakan proses belajar mengajar yang di dalamnya mempelajari gejala-gejala alam dan kejadiannya. Proses belajar mengajar fisika adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh guru agar dapat mengajarkan fisika yang berdaya guna dan berhasil guna, yang berarti mencakup masalah-masalah yang berkaitan dengan mengajarkan fisika, seperti menetapkan tujuan instruksional, memilih bahan ajar yang sesuai untuk mencapai tujuan, menetapkan metode mengajar, mengelola proses belajar mengajar dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran fisika adalah dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Karena model pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Mulyono, 2012:71). Model pembelajaran inkuiriakan lebih optimal jika menggunakan media sebagai pendukung dalam proses pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan lembar kerja siswa. Lembar kerja siswa dimaksudkan untuk memicu dan membantu siswa melakukan kegiatan belajar dalam rangka menguasai suatu pemahaman, keterampilan, dan/atau sikap (Majid, 2012:363). Menurut Levie (dalam Arsyad, 1996:9) stimulus visual atau stimulus gambar membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan menghubung-hubungkan fakta dengan konsep.untuk itu, dengan menggabungkan kedua hal tersebut yakni dengan pemberian LKS serta ditambahkan gambar di dalamnya diharapkan dapat membantu siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan. Model pembelajaraninkuiri disertai Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis gambar adalah pembelajaran yang menggunakan gambar untuk memahami suatu permasalahan yang diberikan dalam LKS sehingga siswa dapat belajar secara lebih mandiri dalam menemukan konsep materi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Adakah perbedaan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA -

Anashta, Model Pembelajaran Inkuiri 372 Tema Fisika menggunakan model inkuiri disertai lembar kerja siswa berbasis gambar dengan model direct instructiondi SMP? (2) Bagaimana aktivitas belajar siswa setelah disertai lembar kerja siswa berbasis gambar di SMP? dan (3) Bagaimana respon siswa setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri disertai lembar kerja siswa berbasis gambar di SMP? METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara memberikan perlakuan pada kelas tertentu (kelas eksperimen). Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 12 Jember yang ditentukan dengan menggunakan uji homogenitas untuk menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Daerah penelitian ditentukan menggunakan metode purposive sampling area.desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan post test only control design. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi, dokumentasi, dan angket. Dalam penelitian ini, untuk mengkaji perbedaan hasil belajar fisika dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri disertai LKS berbasis gambar dengan pembelajaran yang, digunakan uji independent sample t-test melalui SPSS 16. Untuk menguji perbedaan yang signifikan pada t tes dengan membandingkan t tabel pada taraf signifikan 5 % melalui ketentuan sebagai berikut: a) Harga ttes ttabel maka hipotesis nihil (H 0 ) ditolak dan Ha diterima b) Harga ttes ttabel maka hipotesis nihil (H 0 ) diterima dan Ha ditolak (Arikunto, 2002:293) Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan disertai LKS berbasis gambar digunakan presentase kean siswa (Pa)(Basir, 1988:132). Untuk mengetahui respon siswa digunakan angketdalam mengukur pendapat siswa terhadap ketertarikan, perasaan senang dan keterkinian serta kemudahan memahami komponen-komponen: materi/isi pelajaran, format materi ajar, gambar-gambarnya, suasana belajar dan cara guru mengajar. Angket respon siswa diberikan pada siswa setelah seluruh KBM selesai dilaksanakan dengan menggunakan lembar angket siswa. Persentase respon siswa dihitung dengan menggunakan rumus persentase respon siswa(trianto, 2009:241-242). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil belajar siswa adalah nilai posttest setelah proses belajar mengajar pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran inkuiri disertai LKS berbasis gambar dan menggunakan model pembelajaran langsung Pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata nilai yaitu 75.27 dan kelas kontrol sebesar 69.57. Hasil rata-rata post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol apabila ditampilkan dalam grafik tampak seperti gambar di bawah ini. Untuk mengkaji perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen digunakan uji independent sample t-test menggunakan SPSS 16, dengan nilai sig. (2- tailed) sebesar 0.014 atau < 0.05.Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis, diperoleh bahwa hipotesis nihil

373 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 370-376 (H 0 ) ditolak dan hipotesis alternatif (H a ) diterima.maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol (Ha diterima. Ho ditolak). Perbedaan hasil belajar siswa ini dikarenakan pada kelas eksperimen diberikan model pembelajaran yang mendorong siswa lebih dibandingkan dengan kelas kontrol yang menuntut siswa untuk pasifdalam mengikuti pelajaran. Pada kelas eksperimen, model pembelajaran inkuiri disertai LKS berbasis gambar lebih banyak mengajak siswa berfikir dan terlibat dalam pembelajaran baik secara individu maupun dalam diskusi kelompok. Selain itu, dalam kelas eksperimen diadakan percobaan setiap pertemuannya sehingga secara langsung dapat mendorong siswa untuk berfikir kritis dalam memperoleh jawaban yang dianggap paling tepat dengan melihat dan menerima materi pelajaran lebih nyata sehingga kemampuan mengingat dan pemahaman konsep siswa lebih baik. Perbedaan hasil belajar kognitif antarasiswa yang belajar fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri dan siswa yang belajar fisika melalui model pembelajaran langsung dipengaruhi juga oleh berbagai faktor. Sebagaimana yang disampaikan oleh Slameto (1995:54-72), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Adapun pengertian dua faktor tersebut yaitu faktor intern sebagai faktor yang bersumber dari dalam diri siswa sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa.dalam penelitian ini yang berpengaruh adalah faktor ekstern misalnya model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Ini bermakna bahwa dalam penelitian ini, model pembelajaran inkuiri merupakan model yang lebih baik dibandingkan dengan model pembalajaran langsung jika dilihat dari perbedaan hasil belajar oleh kedua kelas. Selanjutnya jika dibandingkan oleh penelitian dengan menggunakan model pembelajaran serupa yang telah dilakukan oleh Andik (2013), post-test kelas eksperimen sebesar 72,37 sedangkan dalam penelitian ini post-test pada kelas eksperimen sebesar 75,27. Terdapat perbedaan post-test ini dapat dikarenakan penggunaan LKS berbasis gambar yang dilakukan dalam penelitian ini memberikan pengaruh yang baik dalam hasil belajar siswa. Aktivitas belajar siswa selama disertai LKS berbasis gambar dinilai melalui LKS dan diamati menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Dalam pelaksanannya, peneliti dibantu oleh observer yang berjumlah 3 orang untuk mengamati 32 siswa. Aktivitas yang diukur dalam penelitian ini meliputi aktivitas yang dinilai dari LKS, aktivitas siswa pada ranah afektif dan psikomotor.data aktivitas belajar siswa pada pertemuan I, II dan III dapat dilihat pada tabel 1. Pertemuan Tabel 1. Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas dari LKS Psikomotor Afektif Aktivitas Belajar (%) Kriteria (%) Kriteria (%) Kriteria Siswa Kriteria Ke-1 75% Aktif 72,56% Aktif 73,26% Aktif 72,82% Aktif Ke-2 70,98% Aktif 73,95% Aktif 80,9% Ke-3 80,03% 80,55% 84,37% 75,38% Aktif 81,20%

Anashta, Model Pembelajaran Inkuiri 374 Berdasarkan tabel 1, diperoleh bahwa rata-rata aktivitas siswa pada pertemuan I, II dan III adalah 76,46 % dan termasuk dalam kategori. Analisis LKS sekaligus hasil observasi yang meliputi ranah psikomotor dan afektif menunjukkan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran fisika disertai LKS berbasis gambar pada masingmasing indikator di setiap pertemuan mengalami perubahan.rata-rata persentase aktivitas belajar siswa yang paling baik adalah pada pertemuan ketiga, yakni 81,20% karena siswa sudah mulai terbiasa terhadap model pembelajaran yang diberikan sehingga siswa semakin antusias unuk mengikuti pelajaran. Pada pertemuan pertama rata-rata aktivitas belajar siswa dari LKS sebesar 75% sehingga dapat dikategorikan dan jika dilihat dari berbagai indikator yang diukur melalui LKS menggunaka n rumus mendapatkan skor tertinggi kemudian menganalisis hasil percobaan merupakan indikator yang mendapatkan skor tertinggi kedua dibanding dengan yang lain, hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah bisa melakukan percobaan 1 serta menganalisis hasilnya. Namun untuk indikator merumuskan hipotesis siswa mendapatkan persentase kean paling rendah yaitu sebesar 47,91% hal ini dikarenakan siswa masih belum bisa memberikan jawaban sementara. Dari hasil observasi pada ranah psikomotor rata-rata persentase kean siswa sebesar 72,56% dan pada ranah afektif keterampilan sosial sebanyak 70,48% sedangkan karakter sebanyak 73,26%. Berdasarkan pengamatan observer, siswa tidak bisa merumuskan hipotesis dengan benar dikarenakan pada saat pembelajaran berlangsung siswa tidak memperhatikan petunjuk yang diberikan guru bagaimana cara menjawab pertanyaan di LKS. Pada pertemuan kedua, rata-rata kean siswa dalam ranah afektif, psikomotor dan melalui analisis LKS didapatkan persentase kean sebesar 75,38%. Kean siswa meningkat dibanding dengan pertemuan pertama meskipun kean siswa yang dinilai dari analisis LKS menurun, yaitu sebesar 70,98% hal ini disebabkan karena berdasarkan pengamatan observer siswa merasa materi pelajaran yang lebih sulit jika dibandingkan LKS 1. Menurut pengamatan observer pada pertemuan ini kegiatan percobaan ada 2 sehingga organisasi waktu yang kurang baik dapat menyebabkan siswa kesulitan dalam mengerjakan LKS yang diberikan guru. Namun jika dilihar dari ranah psikomotor dan afektif cenderung meningkat yakni pada ranah psikomotor menjadi 73,95 % dan pada ranah afektif keterampilan sosial sebanyak 75,69% sedangkan pada ranah afektif karakter sebesar 80,9%. Ini menunjukkan bahwa ada peningkatan pada kean siswa yang dapat diamati secara eksternal yaitu melalui observasi. Pada pertemuan ketiga, rata-rata kean siswa dalam ranah afektif, psikomotor dan melalui analisis LKS didapatkan persentase kean sebesar 81,20%. Kean siswa meningkat dibanding dengan pertemuan kedua dan kean siswa yang dinilai dari analisis LKS juga meningkat, yaitu sebesar 80,03%. Pada indikator menggunakan rumus persentase kean siswa sebesar 93,75% yang merupakan indikator dengan persentase tertinggi pada pertemuan ketiga sedangkan merumuskan hipotesis mendapatkan persentase kean paling rendah dibandingkan dengan indikator yang lain. Namun jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya mengalami kenaikan. Terdapat kenaikan persentase pada beberapa indikator dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya hal ini bisa disebabkan pada pertemuan ketiga ini siswa

375 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 370-376 sudah bisa dikondisikan menggunakan model pembelajaran inkuiri sehingga kurang baiknya organisasi waktu pada pertemuan kedua dapat diatasi pada pertemuan ketihga ini. Pada beberapa ranah yang lain yaitu psikomotor dan afektif juga didapatkan peningkatan, yakni ranah psikomotor sebesar 80,55% dan pada ranah afektif keterampilan sosial sebesar 79,86% sedangkan pada ranah afektif karakter sebesar 84,37%. Dari berbagai penilaian terhadap aktivitas pada pertemuan ketiga ini cenderung meningkat, hal ini dapat dikarenakan siswa yang tertarik terhadap model pembelajaran yang diberikan sehingga mendorong siswa untuk terlibat secara dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa secara keseluruhan, didapatkan rata-rata kean siswa dari LKS, ranahpsikomotor dan afektif pada pertemuan 1, 2 dan 3 adalah sebesar 76,46 %. Menurut kriteria aktivitas belajar siswa oleh Basir (1988:132) termasuk dalam kriteria. Ini menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri disertai LKS berbasis gambar dapat memberikan pengaruh yang baik pada aktivitas belajar siswa. Untuk mengetahui respon siswa setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri disertai LKS berbasis gambar dalam penelitian ini digunakan angket respon siswa. Berikut hasil analisis angket pada tabel 2. Tabel 2. Data Respon Siswa No. Pernyataan Persentase Kriteria 1. 2. Saya merasa lebih tertantang untuk belajar fisika setelah mengikuti proses pembelajaran. Saya senang selama mengikuti proses pembelajaran 70% Kuat 82% kuat 3. Saya senang dengan cara guru mengajar 83% kuat 4. 5. 6. 7. Saya merasa lebih tertarik saat belajar melalui gambar Saya merasa lebih mudah memahami konsep fisika setelah belajar melalui LKS berbasis gambar yang diberikan. Saya merasa ini baru pertama kali belajar fisika dengan cara ini. Saya merasa prestasi saya lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. 74% Kuat 70% Kuat 73% Kuat 73% Kuat Dari tabel 2 didapatkan data respon siswa melalui angket yang didalamnya memuat skor yang didapat oleh tiap pernyataan.jika dilihat secara keseluruhan respon siswa tergolong dalam kriteria kuat. Dari 7 pernyataan yang ada pada angket, 2 diantaranya mendapatkan respon sangat kuat yaitu perasaan senang selama mengikuti proses pembelajaran serta dengan cara guru mengajar. Rata-rata persentase sebesar 75% dan berdasarkan kriteria interpretasi skor oleh Riduwan (2005:41) menunjukkan bahwa dengan persentase tersebut tergolong dalam kriteria kuat. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri disertai LKS berbasis gambar mendapatkan respon yang positif pada sebagian besar siswa. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, terdapat hubungan antara respon, aktivitas dan hasil belajar siswa. Respon yang kuat dari siswa dapat menarik

Anashta, Model Pembelajaran Inkuiri 376 perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung sehingga kean siswa juga meningkat yang kemudian hal ini juga berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Hal ini dibuktikan dari adanya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri disertai LKS berbasis gambar dengan model pembelajaran langsung dimana hasil posttest menggunakan model pembelajaran inkuiri disertai LKS berbasis gambar lebih baik dibandingkan dengan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran langsung. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri disertai lembar kerja siswa berbasis gambar dengan model direct instruction pada SMPN 12 Jember tahun ajaran 2013/2014, 2) Aktivitas belajar siswaselama mengikuti pembelajaran fisika disertai lembar kerja siswa berbasis gambar pada SMPN 12 Jember tahun ajaran 2013/2014 tergolong dalam kriteria dan 3) Respon siswa selama mengikuti pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri disertai lembar kerja siswa berbasis gambar pada SMPN 12 Jember tahun ajaran 2013/2014 2014 tergolong dalam kriteria kuat. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut. 1. Peneliti selanjutnya sebaiknya memberikan penjelasan terlebih dahulu cara merumuskan hipotesis sebelum melakukan penelitian. 2. Peneliti selanjutnya sebaiknya lebih menekankan pada pembentukan selfconcept pada diri siswa. 3. Penelitian ini dapat dijadikan masukan pada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran selanjutnya dilihat dari adanya perbedaan hasil belajar yang signifikan. 4. Penenlitian ini membutuhkan kesiapan yang matang dalam segi media saat melakukan percobaan dalam proses pembelajaran. 5. Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arsyad, A. 1996. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Basir. 1988. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Airlangga University Press. Majid, A. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyono. 2011. Strategi Pembelajaran. Malang: UIN-Maliki Press. Riduwan, 2005.Skala Pengukuran Variabelvariabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Slameto.1995. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Subiki. 2008. Model Buzz Group dalam Pembelajaran Fisika di SMA. Jurnal Saintifika, 9 (2): 163-175. Tanlain,W. 1992.Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.Jakarta : Cerdas Kencana Prenada Media. Wahyana. 1986. Pengelolaan Pengajaran Fisika. Jakarta: Karunika Universtias Terbuka.