BAB I PENDAHULUAN. pendukung karya ( Van De Ven, 1995:102 ) seperti figure manusia, tokoh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai jual. Karya kerajinan biasanya terbuat dari berbagai bahan dan hasil

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang 1.2 Profil

BAB I PENDAHULUAN. buangan yang disebut sampah atau limbah. Laju produksi limbah akan terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Kecamatan Medan Marelan ada suatu Usaha Mikro Kecil dan

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

BAB IV KONSEP DESAIN. Ide dasar pedesain ialah mencoba untuk menjadikan suatu trend yang baru bagi dunia

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Seperti yang dihasilkan oleh pengerajin karya Saf Handycraft yang ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dapur. Seni Kerajinan banyak didominasi dari bahan yang berjenis batang.

2015 APLIKASI KARAKTER MONSTER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CROCHET PADA PRODUK TAS REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah hasil karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN


PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. PEMANFAATAN BIJI MANGGA (Mangifera indica) MENJADI BOBINGGA (BONEKA BIJI MANGGA) BIDANG KEGIATAN : PKM-KEWIRAUSAHAAN

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA

Kerajinan Fungsi Hias

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BONEKA TAMBANG MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang dimilikinya. Manusia tidak dapat hidup sendiri-sendiri, mereka

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Nisa Apriyani, 2014 Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

56. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB E)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam karya seni rupa mempunyai struktur yang terdiri dari elemen visual

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii. DAFTAR ISI... iii

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Seni Budaya merupakan satu diantara mata pelajaran yang ada di

III. METODE PENCIPTAAN

BAB V PENUTUP. Karya Tugas Akhir ini berjudul Anatomi manusia sebagai objek. melewati proses yang panjang, pengolahan ide, pengolahan bahan hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tongkol jagung sebagai limbah tidak bermanfaat yang merugikan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar.

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kerajinan merupakan produk yang dihasilkan manusia yang dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan.

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. 1. Denim/Jeans mempunyai ketebalan bahan yang kuat. 2. Bahan Denim/Jeans mampu menahan beban barang yang cukup kuat.

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

BAB I PENDAHULUAN. tradisional di Sumatera Utara adalah seni tradisional etnis Batak Karo.

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain

I. PENDAHULUAN. Salah satu hasil produksi Indonesia yang termasuk ke dalam komoditi non

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni rupa adalah salah satu dari cabang seni yang dapat dilihat dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber

BAB II. METODE PERANCANGAN

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

BAB I PENDAHULUAN. material logam mendominasi dalam bidang industri (Basuki, 2008). Namun,

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tradisi dan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAHAN PERKULIAHAN KRIYA TEKSTIL. Disusun Oleh : Dra. Marlina, M.Si Mila Karmila, S.Pd, M.Ds

BAB III METODE PENCIPTAAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUBAR BARCA BUSANA BATIK ANAK-ANAK HASIL DAUR ULANG KAIN PERCA PKM-K

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Indasari Purba, 2014 Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Tekstil Pada Pemilihan Kain Untuk Pembuatan Produk Kriya Tekstil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian


TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Boneka adalah salah satu karya seni yang berupa macam-macam bentuk, Bentuk ini merupakan organisasi atau satu kesatuan, atau komposisi dari unsurunsur pendukung karya ( Van De Ven, 1995:102 ) seperti figure manusia, tokoh kartun, bantal dan lain sebagainya. Sedangkan menurut kartika bentuk fisik sebuah karya dapat di artikan dalam bentuk-bentuk psikis dalam sebuah karya merupakan susunan dari hasil tanggapan dengan kekuatan proses imajinasi seseorang (Kartika, 2007:33). Boneka juga merupakan salah satu pilihan yang banyak digemari orang untuk menjadikannya sebuah hadiah bagi orang-orang terdekat mereka karena sifatnya yang luwes. Boneka sangat mudah sekali ditemukan atau diperoleh di toko-toko maupun dipusat perbelanjaan lainnya. Bentuk serta mimik wajah boneka yang variatif dan selalu berkembang setiap waktu membuat bisnis ini cukup menjanjikan. Belakangan ini, banyak orang yang mencari boneka sesuai karakter seseorang yang mereka inginkan atau sesuai dengan gambaran ide mereka guna menciptakan sebuah boneka yang spesial atau berbeda dengan milik kebanyakan orang. Bermacam-macam bahan yang dipergunakan untuk pembuatan boneka, salah satunya dari limbah goni, limbah goni merupakan kain yang terbuat dari benang besar dan kecil yang memiliki tekstur kasar/halus. Fungsi utama dari kain goni ini 1

2 adalah untuk kantong atau karung, banyak kita jumpai digunakan untuk menyimpan biji-bijian, kemasan untuk beras, gula, dan hasil panen. Selain untuk karung, kita juga bisa memanfaatkan kain goni untuk sebuah kerajinan yang bernilai jual. Pada awalnya kain goni terbuat dari bulu kambing, ada juga yang terbuat dari serat jute. Serat jute ini terbuat dari kulit batang pohon bast fibre. Selain itu ada juga yang terbuat dari serat rosella. Karung goni yang terbuat dari bahan serat rosella, kuat karena ditenun menggunakan bahan dasar serat yang tebal sehingga tidak mudah putus. Pengrajin menggunakan karung goni yang berserat halus, jika ada pemintaan tersendiri dari konsumen maka dari itu di Keramas galeri hanya memakai bahan dari limbah goni, limbah goni yang terbuat dari serat rosella, karena mempunyai tekstur kasar. Serat rosella sudah dikenal sejak tahun 1922, tanaman rosella tumbuh subur, terutama di musim hujan. Tanaman rosella biasanya dipakai sebagai tanaman hias dan pagar. Setelah bertahun- tahun dikenal sebagai tanaman hias dan pagar yang tidak dihiraukan, sekarang tanaman ini dikenal dengan banyak khasiat yang bermanfaat bagi manusia, (Sudjindro 2004). Serat rosela juga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan serat karung goni. (Shamsuddin dan van der Vossen, 2003). Di Medan sebagai ibu kota Sumatera Utara juga terdapat beberapa pengrajin, salah satunya Galeri Keramas di Jalan Kesatria Gang Damai No.14, kecamatan Medan Sunggal, Kelurahan Tanjong Rejo. Hasil boneka yang dikerjakan dari limbah goni kebanyakan berbentuk figure manusia seperti kehidupan sehari hari,

3 begitulah seni kerajinan yang saat ini dijalani oleh seniman muda Kota Medan. Eno Sejak 5 tahun yang lalu, pria kelahiran Medan dan berusia 31 tahun ini mulai sibuk mempersiapkan seluruh karya seni dari karung goni, untuk dijual dan dipajang dalam sejumlah kegiatan pameran seni. seni kerajinan yang tergolong unik dan bermanfaat ini memang terlihat gampang pengerjaannya. Namun butuh waktu dan ide kreatif serta teknik yang mempermudahkan dalam pengerjaannya, untuk menghasilkan sebuah karya seni kerajinan. Ada berbagai bentuk dan teknik boneka dari karung goni yang dihasilkan oleh Eno, masing-masing boneka memiliki ciri dan keunggulan dalam pembuatannya. Keunggulan dari kerajinan boneka Galeri Keramas adalah memakai bahan dari limbah yaitu, limbah goni. dari limbah tersebut dapat memberi keunikan tersendiri dalam menciptakan sebuah boneka figure yang bernilai jual. karena bentuk yang diciptakan sangat unik sehingga menjadi ketertarikan saat melihat boneka ini, Tetapi produksi boneka masih sedikit dalam pembuatannya di karnakan pengrajin yang hanya memiliki 2 anggota saja sehingga pendapatan berkurang dan proses pembuatan menjadi lamban dibandingkan dengan pengrajin lainnya yang ada di luar Medan, yang memiliki anggota berjumlah banyak sehingga produksi kerajinan bisa mencapai target dalam waktu satu hari saja. Pembuatan kerajinan boneka juga dilihat dari unsur-unsur seni rupanya, boneka yang dihasilkan oleh Galeri Keramas juga mengacu kepada warna, bentuk, komposisi, tema, keragaman. Dalam menciptakan kerajinan boneka figure dari limbah goni, warna yang dihadirkan oleh Galeri Keramas adalah warna dasar dari limbah goni tersebut,

4 karena memiliki tekstur yang berserat. adapun warna lain yang dihasilkan pada bentuk boneka berupa warna dalam properti pendukungnya seperti boneka figure sedang bermain gitar maka gitar tersebut yang diberi warna, ada juga boneka figure berkendara maka kendaraannya yang diberi warna sehingga menyerupai bentuk aslinya. Bentuk boneka yang diciptakan oleh Galeri Keramas adalah bentuk-bentuk seperti menjahit, bermain musik, memancing hingga membawa becak dan masih banyak lagi aktivitas boneka yang dibuatnya. boneka yang diciptakan oleh Galeri Keramas juga mempertimbangkan komposisi yaitu kesatuan, seperti hubungan unsur pendukung boneka dengan propertinya, misalkan boneka figure yang sedang menjahit, hubungan antara objek dengan pendukung selaras. dalam menciptakan boneka keseimbangan sangat perlu dalam penyusunan objek dengan propertis pendukung yang menimbulkan adanya kesan keseimbangan secara visual. Aksentuasi, dalam menciptakan boneka harus melalui proses desain yang baik sehingga mempunyai titik berat untuk manarik perhatian, misalnya sebuah produk yang didesain motifnya dengan mengunakan beberapa warna seperti merah dan biru didekatkan pada produk yang polos tanpa motif maka produk yang memiliki motif berwarna itulah yang akan lebih menonjol atau menarik perhatian bagi yang melihatnya. Yang memiliki kesatuan serta membawa keunikan. Dalam pembuatannya pengrajin Galeri Keramas memperoleh ide-ide dalam membuat bentuk boneka yang berasal dari objek nyata atau meniru objek-objek yang ada pada sekitarnya, dan mengaplikasikannya kedalam bentuk boneka, dengan limbah goni serta bahan yang lainnya seperti kayu, buah pala untuk

5 dijadikan kepalanya sehingga boneka tersebut terlihat menarik serta unik. Namun karya boneka yang dihasilkan terhenti karena dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah produksi boneka yang masih bergantung pada ketersediaan bahan yaitu karung goni yang mulai sulit diperoleh sehingga mempengaruhi kreativitas pengrajin dalam membuat bentuk bentuk baru yang akan di produksi lagi. Kreativitas pengrajin dalam mengolah bentuk-bentuk yang dihasilkan juga dapat di lihat dari kemampuannya dalam memodifikasi bentuk-bentuk baru yang akan di produksinya. Hal ini diakibatkan oleh hadirnya rasa ketidakpuasan pengrajin terhadap keindahan bentuk dan teknik yang dipakai dalam produksinya masih kurang, dan dinilai masih sederhana dalam proses pembuatannya. Dalam pembuatan boneka figure manusia dari limbah goni, ada beberapa macam teknik pembuatannya, seperti merangkai, melipat, menggunting, serta merekat, semua itu adalah proses menjadi suatu bentuk tiga dimensi. proses teknik juga mempengaruhi hasil akhir pembuatan boneka, karena teknik adalah cara mempermudah proses pekerjaan, atau ada teknik tersendiri dalam pembuatannya, lalu teknik yang bagaimana yang dilakukan oleh Galeri Keramas. Dari pembahasan diatas penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti proses teknik dan bentuk apa saja dalam pembuatan boneka figure manusia dari limbah goni yang terdapat di pengrajin Galeri Keramas, untuk di teliti bagaimana bentuk dan proses teknik pembuatannya. Jadi penelitian ini bermanfaat untuk pendidikan seni rupa karena dapat menambah pengetahuan tentang kerajinan yang terbuat dari limbah goni serta dapat mempelajari proses teknik pembuatannya agar

6 dapat digunakan oleh setiap orang peminatnya. Maka dari itu peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul PEMBUATAN BONEKA FIGURE MANUSIA DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH GONI OLEH GALERI KERAMAS DI TINJAU DARI TEKNIK- TEKNIK PEMBUATAN. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah 1. Teknik yang digunakan Galeri Keramas masih sederhana kurang bervariatif dan cenderung monoton. 2. Kerajinan yang bernilai tinggi tetapi pendapatan Galeri Keramas masih kurang. 3. Kerajinan boneka dengan bentuk unik dan memiliki ketertarikan tersendiri tetapi produksinya masih kurang dan proses produksinya lamban 4. Serat rosella sudah dikenal lama tetapi kurang dimanfaatkan. 5. Karung goni bisa dimanfaatkan menjadi boneka yang unik dalam penerapannya namun butuh waktu dan ide kreatif. 6. Kreativitas pengrajin boneka masih melihat ketersediaan bahan 7. Hadirnya rasa ketidakpuasaan pengrajin terhadap keindahan, teknik dan bentuk yang di nilai masih kurang

7 C. Batasan Masalah Berdasarkan keterbatasan waktu dan dana yang tersedia,maka dari berbagai masalah yang diidentifikasi tersebut, maka ditetapkan batasan masalah sebagai berikut. pembuatan boneka figure manusia dengan pemanfaatan limbah goni ditinjau dari teknik pembuatannya D. Perumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses pembuatan boneka figure manusia 2. Apasaja teknik yang digunakan dalam pembuatan boneka figure manusia 3. Apa saja bentuk figure manusia pada kerajinan limbah goni di Galeri Keramas? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini ialah: 1. Untuk mengetahui bagaimana pembuatan boneka figure manusia 2. Untuk mengetahui apakah teknik pembuatan sudah di terapkan dalam karya boneka figure manusia dari limbah karung goni di Galeri Keramas. 3. Untuk mengetahui bentuk boneka figure manusia pada kerajinan limbah goni di Galeri Keramas.

8 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian mengenai pembuatan boneka figure manusia dengan pemanfaatan limbah goni di Galeri Keramas ditinjau dari teknik-teknik pembuatannya diharapkan memberikan manfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Menambah wawasan mengenai karya kerajinan dan dapat lebih mengoptimalkan kreativitasnya dalam mengelolah limbah limbah kecil seperti karung goni menjadi suatu karya seni yg benilai estetis dan benilai jual tinggi. 2. Sebagai bahan perbandingan untuk lebih menghasilkan bentuk bentuk karya seni yang lebih berkualitas 3. Sebagai bahan referensi tentang ragam dan bentuk seni kerajinan dan dapat menjadi pembelajaran bagi penulis maupun pembaca.