1
indikator kesejahteraan DAERAH provinsi dki jakarta sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Jl. Kebon Sirih No. 14 Jakarta Pusat 111 Telp : 21-3912812 Faks : 21-3912-511 dan 21-391-2513 E-Mail : sekretariat@tnp2k.go.id Website : www.wapresri.go.id 2
SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA indikator kesejahteraan DAERAH provinsi dki jakarta indikator kesejahteraan DAERAH provinsi dki jakarta 3
SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA indikator kesejahteraan DAERAH provinsi dki jakarta
Judul: Indikator Kesejahteraan Daerah Provinsi DKI Jakarta Disusun dan Diterbitkan oleh: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Cetakan Pertama, November 211 Hak Cipta dilindungi Undang-undang. 211 Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Foto Cover: belajarfotoalatikatikus.blogspot.com, jurnalindonesia.net Korespondensi : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia jl. Kebon Sirih No. 14 Jakarta Pusat 111 Telp. 21-3912812 Fax. 21-3912-511 dan 21-391-2513 E-mail: sekretariat@tnp2k.go.id Website: www.wapresri.go.id ii
DAFTAR SINGKATAN ADHK AKB APK APM BLM BPS CFSI DKP FIA FSVA HDI IPKM IPM KUR MA MI MTS NTP PBB PDRB PNPM Riskesdas SAKERNAS Sd SMA SMK SMP SUSENAS TNP2K TPAK TPT WFP : Atas Dasar Harga Konstan : Angka Kematian Bayi Per 1. Kelahiran Hidup : Angka Partispasi Kasar : Angka Partisipasi Murni : Bantuan Langsung Masyarakat : Badan Pusat Statistik : Composite Food Security Index : Dewan Ketahanan Pangan : Food Insecurity Atlas : Food Security and Vulnerability Atlas : Human Development Index : Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat : Indeks Pembangunan Manusia : Kredit Usaha Rakyat : Madrasah Aliyah : Madrasah Ibtidaiyah : Madrasah Tsanawiyah : Nilai Tukar Petani : Perserikatan Bangsa Bangsa : Produk Domestik Regional Bruto : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat : Riset Kesehatan Dasar : Survey Angkatan Kerja Nasional : Sekolah Dasar : Sekolah Menengah Atas : Sekolah Menengah Kejuruan : Sekolah Menengah Pertama : Survey Sosial Ekonomi Nasional : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja : Tingkat Pengangguran Terbuka : World Food Programme iii iii
DAFTAR ISI Daftar Singkatan... iii Daftar Isi...iv Daftar Tabel...v Daftar Gambar...vi Pertumbuhan Ekonomi...1 Inflasi...4 Tingkat Kemiskinan...5 Indikator Kemiskinan...6 Program Penanggulangan Kemiskinan...7 Tingkat Pengangguran dan Ketenagakerjaan...8 Bidang Kesehatan...1 Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat...14 Bidang Pendidikan...16 Akses Terhadap Air Bersih...18 Akses Terhadap Sanitasi...19 Indeks Pembangunan Manusia...2 Komponen Indeks Pembangunan Manusia...21 Bidang Pendidikan...24 Bidang Kesehatan...25 Bidang Infrastruktur Dasar...27 Bidang Ketenagakerjaan...3 Bidang-Bidang Kesejahteraan Rakyat...31 PNPM Mandiri...32 Kredit Usaha Rakyat (KUR)...33 Keuangan Daerah...36 iv iv
DAFTAR TABEL Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha, Tahun 28 21 Tabel 2. Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama, Tahun 28 21 (Persen) Tabel 3. Kontribusi Masing-masing Sektor Terhadap PDRB dan Penyerapan Tenaga Kerja, Tahun 28 21 (Persen) Tabel 4. Indikator Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29-21 Tabel 5. Indikator Ketenagakerjaan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 dan 21 Tabel 6. Indikator Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Tabel 7. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Tabel 8. Indikator Pendidikan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Tabel 9. Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 28 dan 29 Tabel 1. Intervensi Menurut Kabupaten Kota Tabel 11. Komposisi BLM PNPM Mandiri Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 211 v v
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi dan Nasional (%), Tahun 26-21 Gambar 2. Pertumbuhan Ekonomi Menurut Provinsi (%), Tahun 21 Gambar 3. Rata-rata Upah/Gaji/Pendapatan Buruh/Karyawan/Pegawai Sebulan Menurut Provinsi, Tahun 21 Gambar 4. Perkembangan Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Provinsi DKI Jakarta (%), Tahun 21-211 Gambar 5. Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Menurut 66 Kota Besar di Masing-masing Provinsi (%), (Bulan Juli 211) Gambar 6. Tingkat Kemiskinan Menurut Provinsi (%), Tahun 21 Gambar 7. Tingkat Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 21 Gambar 8. Tingkat Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin Tahun 21 dan Alokasi BLM PNPM Mandiri Tahun 211 Menurut Kabupaten Kota Gambar 9. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi (%), Tahun 21 Gambar 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 21 Gambar 11. Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Provinsi, Tahun 21 Gambar 12. Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 27 Gambar 13. Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1 Kelahiran Hidup Menurut Provinsi (Jiwa), Tahun 29 Gambar 14. Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1 Kelahiran Hidup Menurut Kabupaten/Kota (Jiwa), Tahun 29 Gambar 15. Persentase Kelahiran Ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Provinsi, Tahun 29 Gambar 16. Persentase Kelahiran Ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Gambar 17. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Tahun 29 Gambar 18. Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Provinsi (%), Tahun 29 Gambar 19. Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 29 Gambar 2. Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Air Bersih Menurut Provinsi (%), Tahun 29 Gambar 21. Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Air Bersih Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 29 Gambar 22. Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Menurut Provinsi (%), Tahun 29 Gambar 23. Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 29 Gambar 24. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Provinsi, Tahun 29 vi vi
Gambar 25. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Gambar 26. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Gambar 27. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Peningkatan Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar (SD/MI) Gambar 28. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Peningkatan Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan Menengah Pertama Gambar 29. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Angka Kematian Bayi Gambar 3. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Prevalensi Balita Kekurangan Gizi Gambar 31. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Air Bersih Gambar 32. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Sanitasi Gambar 33. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Listrik Gambar 34. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Kesempatan Kerja Gambar 35. Komposisi BLM PNPM Mandiri Provinsi DKI Jakarta, Tahun 211 Gambar 36. Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan Jumlah Debitur KUR di Provinsi DKI Jakarta, 21-211 Gambar 37. Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan Jumlah Debitur KUR Nasional, 21-211 Gambar 38. Jumlah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang Terserap Menurut Provinsi (Per 31 Juli 211) Gambar 39. Jumlah Kredit Terserap Per Debitur Menurut Provinsi (Per 31 Juli 211) Gambar 4. Jumlah Kredit Terserap Per-Debitur Menurut Bank Penyalur (Juta Rupiah) (Per 31 Juli 211) Gambar 41. Komposisi Kredit yang Terserap Menurut Bank Penyalur Provinsi DKI Jakarta (Juta Rupiah) (Per 31 Juli 211) Gambar 42. Komposisi Alokasi Belanja Daerah Menurut Fungsi, Provinsi DKI Jakarta (Juta Rupiah), Tahun 21 vii vii
viii
Gambar 1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi 1 dan Nasional (%), Tahun 26-21 7 6,44 6,23 6,51 6 5,95 6,8 Persen 5,69 5,5 5,2 5 5,3 4,74 4 26 27 28 29 21 DKI Jakarta Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 Gambar 2 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Provinsi (%), Tahun 21 3 25 26,82 2 15 11,91 Persen 1 5 6,1-2,65 2,64 4,17 4,87 4,95 5,13 5,14 5,35 5,43 5,58 5,75 5,83 5,84 5,85 5,93 5,94 6,9 6,29 6,35 6,47 6,47 6,51 6,68 7,12 7,21 7,33 7,62 7,79 7,96 8,18 8,19-5 -1 PAPUA NAD RIAU DIY KALTIM NTT BENGKULU KALBAR SUMSEL KALSEL LAMPUNG BALI JATENG BABEL SUMBAR BANTEN JABAR NTB SUMUT KALTENG MALUKU DKI Jakarta JATIM SULUT KEPRI JAMBI GORONTALO SULTENG MALUT SULSEL SULRA SULBAR PABAR Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Pertumbuhan Ekonomi Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 1 Pertumbuhan ekonomi tahun 29 merupakan angka sementara dan tahun 21 merupakan angka sangat sementara. 1
Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha, Tahun 28 29 LAPANGAN USAHA PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah) PDRB Atas Dasar Harga Konstan ADHK 2 (Triliun Rupiah) Pertumbuhan Ekonomi ADHK 2 (Persen) 28 29 21 28 29 21 28 29 21 Pertanian,69,76,86,3,3,31,77,34 1,7 Pertambangan Dan Penggalian 3,22 3,16 3,7,94,94,95,32 (,46) 1,49 Industri Pengolahan 16,54 118,16 135,64 58,37 58,45 6,57 3,87,14 3,63 Listrik. Gas & Air Bersih 7,59 8,29 9,1 2,32 2,45 2,59 6,32 5,55 5,64 Bangunan 76,5 86,65 98,42 36,18 38,42 41,14 7,67 6,2 7,8 Perdagangan. Hotel & Restoran 14,6 156,8 178,4 77,6 8,15 86, 6,25 4,1 7,29 Pengangkutan & Komunikasi 63,36 74,97 87,7 35,25 4,77 46,78 14,97 15,66 14,75 Keuangan. Persewaan & Jasa Perusahaan 193,46 213,44 239,16 12,71 16,79 111,28 4,31 3,97 4,21 Jasa - Jasa 85,99 96,18 19,25 4,56 43,2 46,4 6,5 6,49 6,58 Produk Domestik Regional Bruto 677,41 757,7 862,16 353,69 371,47 395,66 6,23 5,2 6,51 Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 Tabel 2. Distribusi Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama, Tahun 28-21 (Ribu Jiwa) LAPANGAN USAHA 28 29 29 21 21 Agustus Februari Agustus Februari Agustus Primer 33 3 42,24 41,33 47,66 Sekunder 867,36 83,17 87,44 783,79 963,95 Tersier 3.291 3.354 3.25,71 3.383,78 3.678,15 Jumlah 4.192 4.187 4.118 4.29 4.69 Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 Tabel 3. Kontribusi Masing-masing Sektor Terhadap PDRB dan Penyerapan Tenaga Kerja, Tahun 28-29 (Persen) LAPANGAN USAHA Distribusi PDRB (ADHK 2) Distribusi Tenaga Kerja 28 29 21 28 29 21 Primer,35,33,32,79 1,3 1,2 Sekunder 27,39 26,74 26,36 2,69 21,14 2,55 Tersier 72,26 72,93 73,32 78,52 77,84 78,43 Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 2
Gambar 3 Rata-rata Upah/Gaji/Pendapatan Buruh/Karyawan/Pegawai Sebulan Menurut Provinsi, Tahun 21 2,5 2, Juta Rupiah 1,5 1,,5 1,6 1,12 1,12 1,27 1,28 1,28 1,28 1,3 1,31 1,31 1,34 1,34 1,35 1,38 1,38 1,4 1,43 1,44 1,44 1,48 1,49 1,51 1,52 1,52 1,53 1,6 1,64 1,65 1,94 2, 2, 2,18 2,24, Upah Provinsi Upah Rata-rata Nasional Sumber: Keadaan Pekerja di Indonesia, BPS 211 3
Gambar 4 Perkembangan Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Provinsi DKI Jakarta (%), Tahun 21-211 8 6,96 6,44 Pesern 6 5,87 6,21 4,84 4 3,72 4,61 3,32 2 NASIONAL JAKARTA Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 1 Gambar 5 Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Menurut 66 Kota Besar di Masing-masing Provinsi (%), (Bulan Juli 211) 8 Persen 6 4 4,84 4,61 2 TARAKAN BANDAR LAMPUNG BALIKPAPAN PANGKAL PINANG PALU AMBON KENDARI GORONTALO MAMUJU SAMARINDA TERNATE BONE SIBOLGA DENPASAR LHOKSEUMAWE MAUMERE SAMPIT SURABAYA PONTIANAK PEMATANG SIANTAR YOGYAKARTA PALANGKARAYA MAKASAR TEGAL BIMA BATAM PAKANBARU JAKARTA KUPANG SUKABUMI TANGERANG BANDA ACEH DEPOK SINGKAWANG TASIKMALAYA PALOPO MANOKWARI PALEMBANG MALANG CIREBON KEDIRI PURWOKERTO BOGOR PARE-PARE SUMENEP PADANG SIDEMPUAN PADANG SEMARANG SERANG TANJUNG PINANG JAYAPURA MATARAM BANJARMASIN BENGKULU MADIUN JEMBER MEDAN PROBOLINGGO DUMAI BEKASI JAMBI MANADO BANDUNG SURAKARTA CILEGON Tingkat Inflasi 66 Kota Besar Tingkat Inflasi Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 4
Gambar 6 Tingkat Kemiskinan Menurut Provinsi (%), Tahun 21 4 35 3 36,8 34,88 25 27,74 Persen 2 15 1 5 23,19 23,3 21,55 2,98 18,94 18,3 18,7 17,5 16,83 16,56 15,47 15,26 13,58 11,6 11,31 11,27 13,33 9,5 9,42 9,1 9,2 8,65 8,34 8,5 7,66 7,16 6,77 6,51 5,21 4,88 3,48 PAPUA PABAR MALUKU GORONTALO NTT NTB NAD LAMPUNG BENGKULU SULTENG SULTRA DIY JATENG Tingkat Kemiskinan Provinsi SUMSEL JATIM SULBAR SULSEL SUMUT JABAR SUMBAR MALUT SULUT KALBAR RIAU JAMBI KEPRI KALTIM BANTEN Tingkat Kemiskinan Nasional KALTENG BABEL KALSEL BALI DKI Jakarta Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 14 Gambar 7 Tingkat Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 21 12 13,33 1 Persen 8 6 13,1 4 2 5,62 3,48 3,97 3,81 3,8 3,4 KEPULAUAN SERIBU JAKARTA UTARA JAKARTA PUSAT JAKARTA BARAT JAKARTA SELATAN JAKARTA TIMUR Tingkat Kemiskinan Kab./Kota Tingkat Kemiskinan Provinsi Tingkat Kemiskinan Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 5
Tabel 4. Indikator Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29-21 Garis Kemiskinan Presentase Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Daerah (Rp/Bulan) Miskin (%) (Jiwa) 29 21 29 21 29 21 KEPULAUAN SERIBU 345 933 368 913 12,66 13,1 2 43 2 741 JAKARTA SELATAN 372 659 397 415 3,52 3,8 73 78 78 26 JAKARTA TIMUR 35 674 325 98 3,42 3,4 81 19 91 416 JAKARTA PUSAT 322 184 343 587 3,68 3,97 32 145 35 677 JAKARTA BARAT 3 134 32 72 3,44 3,81 74 32 86 933 JAKARTA UTARA 296 947 316 673 5,34 5,62 76 168 92 434 DKI JAKARTA 32 333 34 46 3,8 4,4 339 646 387 46 INDONESIA 2 262 211 726 14,15 13,33 32.53. 31.23.39 Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 (Berdasarkan hasil Susenas Kor Juli 21) 6
Gambar 8 Tingkat Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin Tahun 21, Alokasi BLM PNPM Mandiri Tahun 211 Menurut Kabupaten Kota Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 211 7
Gambar 9 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi (%), Tahun 21 16 12 13,68 8 4 11,5 1,33 1,1 9,97 9,61 8,72 8,37 8,37 7,68 7,43 6,95 6,9 6,65 6,21 6,3 5,69 5,63 5,57 7,14 5,39 5,29 5,25 5,16 4,62 4,61 4,61 4,59 4,25 4,14 3,55 3,34 3,25 3,6 BANTEN DKI Jakarta JABAR KALTIM MALUKU SULUT Persen RIAU SULSEL NAD PABAR SUMUT SUMBAR KEPRI SUMSEL JATENG MALUT DIY BABEL LAMPUNG JAMBI NTB KALSEL GORONTALO KALBAR SULTRA SULTENG BENGKULU JATIM KALTENG PAPUA NTT SULBAR BALI TPT Provinsi TPT Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 (Berdasarkan Hasil Sakernas Agustus 21) 14 Gambar 1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 21 12 11,5 1 Persen 8 6 4 13,3 11,15 1,96 7,14 9,93 9,89 9,88 2 JAKARTA TIMUR JAKARTA UTARA JAKARTA PUSAT JAKARTA SELATAN KEPULAUAN SERIBU JAKARTA BARAT TPT Kab./Kota TPT Provinsi TPT Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 (Berdasarkan Hasil Sakernas Agustus 21) 8
Tabel 5. Indikator Ketenagakerjaan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 dan 21 Daerah Angka Partisipasi Angkatan Kerja Pekerja yang Bekerja Selama Kurang dari 14 Jam Seminggu Pekerja yang Bekerja Selama Kurang dari 35 Jam Seminggu Pekerja di Sektor Informal (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) 29 21 29 21 29 21 29 21 KEPULAUAN SERIBU 61,28 64,47 2,21 3,91 19,92 28,1 56,74 55,9 JAKARTA SELATAN 66,46 68,28 1,69 1,45 9,88 8,73 31,77 23,35 JAKARTA TIMUR 63,25 65,13 1,86 1,34 1,21 9,74 28,31 27,57 JAKARTA PUSAT 66,28 65,44 2,32,84 12,64 8,94 36,18 29,33 JAKARTA BARAT 69,6 7,15 1,22,97 9,18 7,3 28,17 28,33 JAKARTA UTARA 69,11 69,78 1,71 1,5 1,17 8,8 32,27 28,92 DKI JAKARTA 66,6 67,83 1,68 1,26 1,14 8,64 3,6 27,29 NASIONAL 67,23 67,72 4,29 4,11 3,1 3,75 61,56 58,96 Keterangan: Daerah Pemekaran, Data Belum Tersedia. Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 (Berdasarkan Hasil Sakernas Agustus 21) 9
Gambar 11 Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Provinsi, Tahun 21 35 3 25 2 15 1 3,5 29,4 29,2 27,6 26,5 26,5 26,5 26,2 25, 23,7 23,6 22,8 22,8 21,3 2,5 19,9 19,7 18,5 17,2 17,1 17,1 16,3 16,2 15,7 15,3 14,9 14,1 13,5 13, 17,9 11,3 11,3 1,9 1,6 5 NTB NTT KALBAR KALTENG SULTENG GORONTALO PABAR Persen MALUKU SULSEL NAD MALUT KALSEL SULTRA SUMUT SULBAR SUMSEL JAMBI BANTEN SUMBAR JATIM KALTIM PAPUA RIAU JATENG BENGKULU BABEL KEPRI LAMPUNG JABAR DIY DKI Jakarta BALI SULUT Prevalensi Balita Kekurangan Gizi - Provinsi Prevalensi Balita Kekurangan Gizi - Nasional Sumber: Riset Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan 21 Gambar 12 Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 27 3 25 2 18,4 Persen 15 25,17 12,9 1 17,49 5 13,33 13,31 13,17 8,28 KEPULAUAN SERIBU JAKARTA UTARA JAKARTA TIMUR JAKARTA BARAT JAKARTA PUSAT JAKARTA SELATAN Balita Kekurangan Gizi - Kab/Kota Balita Kekurangan Gizi - Provinsi Balita Kekurangan Gizi - Nasional Sumber: Riset Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan 27 1
Gambar 13 Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1 Kelahiran Hidup Menurut Provinsi (Jiwa), Tahun 29 7 6 62 5 55 4 3 49 46 43 42 42 39 39 38 38 36 35 35 34 33 32 31 31 31 31 31 31 3 29 29 2 1 26 25 25 24 24 21 18 18 NTB KALSEL BANTEN MALUT SULTENG KALBAR GORONTALO Jiwa MALUKU NTT SULTRA SULBAR JABAR PABAR PAPUA NAD BABEL JAMBI SUMBAR LAMPUNG SUMUT JATIM SUMSEL BENGKULU KEPRI SULSEL BALI KALTIM KALTENG RIAU JATENG SULUT DKI Jakarta DIY AKB Provinsi AKB Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 Gambar 14 Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1 Kelahiran Hidup Menurut Kabupaten/Kota (Jiwa), Tahun 29 35 31 3 25 29 2 Jiwa 15 27 1 21 2 18 18 18 5 KEPULAUAN SERIBU JAKARTA PUSAT JAKARTA UTARA JAKARTA TIMUR JAKARTA BARAT JAKARTA SELATAN AKB Kab./Kota AKB Provinsi AKB Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 11
Gambar 15 Persentase Kelahiran Ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Provinsi, Tahun 29 12 1 Persen 8 6 4 42,48 47,21 47,45 48,72 49,8 49,85 59,6 6,43 62,47 63,17 63,55 68,86 77,34 69,48 7,17 7,51 71,32 76,1 76,37 78,72 82,71 82,83 84,3 85,2 85,24 85,37 85,86 86,33 87,45 88,68 88,88 96,22 96,94 98,14 2 MALUKU MALUT SULBAR SULTRA PAPUA NTT KALBAR PABAR SULTENG GORONTALO KALTENG BANTEN SULSEL JABAR JAMBI Kelahiran Ditolong Tenaga Medis - Provinsi NTB KALSEL LAMPUNG SUMSEL RIAU SULUT JATENG BENGKULU KALTIM BABEL NAD JATIM KEPRI SUMUT SUMBAR BALI Kelahiran Ditolong Tenaga Medis - Nasional DIY DKI Jakarta Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 12 Gambar 16 Persentase Kelahiran Ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 1 98,14 8 77,34 Persen 6 97,21 97,23 98,47 98,81 99,7 99,52 4 2 JAKARTA UTARA JAKARTA BARAT JAKARTA TIMUR JAKARTA SELATAN KEPULAUAN SERIBU JAKARTA PUSAT Kelahiran Ditolong Tenaga Madis Kab./Kota Kelahiran Ditolong Tenaga Madis Provinsi Kelahiran Ditolong Tenaga Madis Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 12
Tabel 6. Indikator Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Penduduk Penduduk yg dengan Angka Rata-rata Lama Melakukan Daerah keluhan Morbiditas Sakit Pengobatan kesehatan Sendiri (%) (%) (%) (%) KEPULAUAN SERIBU 39,9 13,72 3,81 81,33 JAKARTA SELATAN 4,96 17,44 4,35 58,78 JAKARTA TIMUR 32,42 15,9 3,94 57,95 JAKARTA PUSAT 39, 2,15 4,47 66,24 JAKARTA BARAT 32,23 16,83 4,88 64,8 JAKARTA UTARA 43,21 22,37 3,94 64,54 DKI JAKARTA 36,76 17,71 4,31 61,76 INDONESIA 33,68 18,63 5,51 68,41 Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 13
Gambar 17 Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Tahun 29 Sumber: Kementerian Kesehatan, 21 14
Tabel 7. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) 2 Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Kabupaten/Kota Kategori Wilayah Rangking IPKM Nilai Keterangan KEPULAUAN SERIBU KaF 6,62 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin KOTA JAKARTA SELATAN KoF 19,66 Kota Tidak Bermasalah Non Miskin KOTA JAKARTA TIMUR KoF 64,62 Kota Tidak Bermasalah Non Miskin KOTA JAKARTA PUSAT KoD 12,59 Kota Bermasalah Non Miskin KOTA JAKARTA BARAT KoF 66,62 Kota Tidak Bermasalah Non Miskin KOTA JAKARTA UTARA KoD 119,57 Kota Bermasalah Non Miskin Sumber: Kementerian Kesehatan, 21 2 IPKM (Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat) adalah indikator komposit yang dirumuskan dari 24 indikator kesehatan dan dirumuskan dari data kesehatan berbasis komunitas yaitu: Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar); Susenas (Survei Ekonomi Nasional); dan Survei Podes (Potensi Desa). IPKM digunakan untuk mengukur kemajuan pembangunan pada bidang kesehatan dan mendukung efektivitas intervensi pada bidang kesehatan. 15
Gambar 18 Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Provinsi (%), Tahun 29 7 6 5 4 3 2 1 5,98 5,75 5,18 4,88 3,64 3,58 3,33 3,21 2,95 2,85 2,79 2,73 2,58 2,43 2,41 2,38 2,34 2,24 2,19 2,9 1,96 1,88 1,73 1,63 1,6 1,57 1,37 1,28 1,14 1,11 1,97 SULBAR GORONTALO BABEL NTT LAMPUNG SULUT SULSEL,84,83 SULTENG Persen,71 SUMSEL SUMBAR BENGKULU KALSEL SULTRA KALBAR PABAR JAMBI MALUT KEPRI NTB BANTEN JABAR MALUKU KALTIM PAPUA SUMUT KALTENG BALI RIAU JATIM JATENG DKI Jakarta NAD DIY Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Provinsi Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 Gambar 19 Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 29 2,5 2 1,97 Persen 1,5 1,84,5 1,21 1,13,71,66,57,37 JAKARTA UTARA JAKARTA BARAT JAKARTA PUSAT JAKARTA TIMUR JAKARTA SELATAN KEPULAUAN SERIBU Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-Kab./Kota Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Nasional Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Provinsi Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 16
Tabel 8. Indikator Pendidikan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Angka Partisipasi Pendidikan Daerah Sekolah Dasar (SD/MI) Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) Sekolah Menengah Atas (SMA/MA/SMK) APK APM APK APM APK APM KEPULAUAN SERIBU 11,89 97,42 112,58 83,65 67,6 62,96 JAKARTA SELATAN 113,66 95,73 83,69 71,25 79,19 56,62 JAKARTA TIMUR 12,19 88,29 96,38 71,8 77,96 55,92 JAKARTA PUSAT 111,19 95,64 9,45 76,81 64,18 47,38 JAKARTA BARAT 11,77 97,15 83,87 71,89 55,77 42,88 JAKARTA UTARA 17,86 95,6 81,53 72,7 61,64 47,29 DKI JAKARTA 18,7 94,7 87,65 72,2 68,38 5,43 INDONESIA 11,42 94,37 81,25 67,43 62,55 45,11 Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 17
Gambar 2 Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Air Bersih Menurut Provinsi 3 (%), Tahun 29 1 9 8 7 6 5 4 3 2 58,18 31,39 37,97 38,11 42,72 43,5 44,56 45,2 45,34 46,83 47,68 48,46 48,61 49,64 51,54 53,1 53,55 53,94 55,45 55,62 55,68 56,52 58,6 59,31 6,47 61,5 61,93 62,5 67,8 69,47 7,65 8,38 87,86 1 19,28 KALBAR PAPUA BENGKULU KALTENG PABAR RIAU MALUT LAMPUNG NTT Persen JAMBI SULBAR GORONTALO NAD SULTENG SUMSEL NTB SUMBAR BANTEN KALSEL JABAR MALUKU SUMUT SULSEL SULTRA BABEL KEPRI JATENG SULUT JATIM KALTIM DIY BALI DKI Jakarta Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Provinsi Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 Gambar 21 Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Air Bersih Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 29 12 1 8 87,86 Persen 6 58,18 4 7,9 87,3 94, 95,5 98,9 2 5, KEPULAUAN SERIBU JAKARTA SELATAN JAKARTA TIMUR JAKARTA PUSAT JAKARTA BARAT JAKARTA UTARA Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Kab/Kota Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Nasional Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Provinsi Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 3 Akses terhadap air bersih dengan kontrol jarak ke tempat penampungan kotoran/tinja terdekat 18
Gambar 22 Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Menurut Provinsi (%), Tahun 29 6 5 Persen 4 3 2 1 49,3 48,34 45,73 44,93 42,68 41,75 39,2 34,58 34,68 33,44 32,1 29,22 28,43 28,14 27,42 27,18 26,36 25,42 24,99 24,37 23,32 23,15 22,5 2,29 19,62 16,8 16,45 13,9 12,15 1,97 22,78 9,68 5,63 5,9 GORONTALO NTB PAPUA MALUKU SULTENG MALUT SULBAR NAD SUMBAR KALBAR SULTRA KALTENG BANTEN PABAR NTT SULSEL JAMBI BABEL BENGKULU KALSEL JATENG SUMSEL JATIM JABAR SUMUT SULUT BALI LAMPUNG KALTIM RIAU KEPRI DIY DKI Jakarta Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Provinsi Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 Gambar 23. Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 29 6 5 4 Persen 3 49,4 2 22,78 1 5,9 1,72 1,58 4,95 2,31 1,98 KEPULAUAN SERIBU JAKARTA UTARA JAKARTA PUSAT JAKARTA BARAT JAKARTA SELATAN JAKARTA TIMUR Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Kab/Kota Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Nasional Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Provinsi Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 19
Gambar 24 Indeks Pembangunan Manusia 4 (IPM) Menurut Provinsi, Tahun 21 8 78 Indeks 76 74 72 7 68 66 64 62 72,27 64,94 65,2 67,26 69,3 69,15 69,15 69,64 69,92 7, 7,28 7,48 71,14 71,42 71,42 71,62 71,62 71,7 72,17 72,19 72,49 72,74 72,86 72,92 72,95 73,78 74,19 74,64 75,7 75,56 75,77 76,7 76,9 77,6 6 58 PAPUA NTB NTT MALUT PABAR KALBAR SULBAR KALSEL SULTRA GORONTALO BANTEN SULTENG LAMPUNG MALUKU SULSEL JATIM IPM Provinsi NAD BALI JABAR JATENG JAMBI BABEL IPM Nasional BENGKULU SUMSEL SUMBAR SUMUT KALTENG KEPRI KALTIM DIY RIAU SULUT DKI Jakarta Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 Gambar 25 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 21 82 8 78 77,6 76 Indeks 74 72 72,27 77,63 78,41 78,84 78,95 79,47 7 68 7,82 66 KEP. SERIBU KOTA JAKARTA KOTA JAKARTA KOTA JAKARTA KOTA JAKARTA KOTA JAKARTA UTARA PUSAT BARAT TIMUR SELATAN IPM Kabupaten Kota IPM Provinsi IPM Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah pengukuran kesejahteraan dengan membandingkan antara harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup. Ukuran kesejahteraan tersebut diperkenalkan dan diterbitkan oleh PBB dalam Laporan Pembangunan Manusia (Human Development Report) sejak tahun 199. 2
Tabel 9. Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 dan 21 Provinsi Angka Angka Melek Rata-rata Pengeluaran Harapan Huruf Lama Sekolah Per Kapita IPM Hidup (Tahun) (Persen) (Tahun) (Ribu Rp PPP) 29 21 29 21 29 21 29 21 29 21 KEP. SERIBU 7,44 7,55 97,47 98,36 7,92 7,96 59,25 59,55 7,5 7,82 KOTA JAKARTA SELATAN 73,33 73,51 99,12 99,23 11,6 11,8 648,3 649, 79,26 79,47 KOTA JAKARTA TIMUR 73,16 73,35 98,98 99,7 11,4 11,4 643,12 644,29 78,74 78,95 KOTA JAKARTA PUSAT 72,18 72,3 99,36 99,52 1,68 1,74 645,2 646,43 78,17 78,41 KOTA JAKARTA BARAT 73,29 73,46 98,84 98,96 1,73 1,74 644,9 645,26 78,63 78,84 KOTA JAKARTA UTARA 72,69 72,82 98,86 99,17 9,96 1,2 639,34 64,38 77,36 77,63 DKI JAKARTA 73,5 73,2 98,94 99,13 1,9 1,93 627,46 628,67 77,36 77,6 INDONESIA 69,21 69,43 92,58 92,91 7,72 7,92 631,46 633,64 71,76 72,27 Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 21
Gambar 26 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun 3 2,5 3 Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun 2 1,5 1,5 JAKARTA BARAT JAKARTA PUSAT JAKARTA TIMUR JAKARTA SELATAN 4 JAKARTA UTARA 2 KEPULAUAN SERIBU 2 4 6 8 1 12 14 16 Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Tingkat Kemiskinan Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka putus sekolah penduduk usia 7-15 tahun sebagai salah satu indikator utama dibidang pendidikan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan angka putus sekolah tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk menurunkan angka putus sekolah jenjang pendidikan menengah pertama (SMP/MTs) dengan target penduduk usia sekolah yang berasal dari rumah tangga miskin. Kota Jakarta Utara merupakan wilayah Pertama. 22
Gambar 27 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Peningkatan Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar (SD/MI) 1 4 JAKARTA BARAT KEPULAUAN SERIBU Angka Partisipasi Murni SD 95 9 JAKARTA SELATAN JAKARTA PUSAT JAKARTA UTARA 2 JAKARTA TIMUR 3 1 85 5 1 15 Tingkat Kemiskinan Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka partisipasi murni (APM) sebagai salah satu indikator utama dibidang pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan APM SD/MI rendah. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan APM sekolah jenjang pendidikan dasar (SD/MI) dengan target penduduk usia sekolah yang berasal dari rumah tangga miskin. 23
Gambar 28 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Peningkatan Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan Menengah Pertama 9 4 2 KEPULAUAN SERIBU Angka Partisipasi Murni SMP 8 7 JAKARTA PUSAT JAKARTA BARAT JAKARTA UTARA JAKARTA TIMUR JAKARTA SELATAN 1 3 6 5 1 Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Tingkat Kemiskinan Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka partisipasi murni (APM) sebagai salah satu indikator utama dibidang pendidikan pada jenjang pendidikan menengah pertama dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan APM SMP/MTs rendah. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan APM sekolah jenjang pendidikan menengah pertama (SMP/MTs) dengan target penduduk usia sekolah yang berasal dari rumah tangga miskin. 24
Gambar 29 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Angka Kematian Bayi KEPULAUAN SERIBU Angka Kematian Bayi Per 1. Kelahiran Hidup 25 2 15 3 JAKARTA TIMUR JAKARTA SELATAN Sumber: Hasil Estimasi TNP2K 4 JAKARTA PUSAT JAKARTA BARAT JAKARTA UTARA 5 1 Tingkat Kemiskinan 1 2 Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka kematian bayi (AKB) per 1. Kelahiran Hidup sebagai salah satu indikator utama dibidang kesehatan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan AKB tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk menurunkan AKB dengan target kelahiran yang berasal dari rumah tangga miskin. Wilayah tersebut adalah: Kabupaten Kepulauan Seribu dan Kota Jakarta Utara. 25
Gambar 3 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Prevalensi Balita Kekurangan Gizi 25 2 3 1 KEPULAUAN SERIBU Prevalensi Balita Kekurangan Gizi 15 1 JAKARTA TIMUR JAKARTA SELATAN JAKARTA BARAT JAKARTA PUSAT JAKARTA UTARA 5 4 5 1 2 Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Tingkat Kemiskinan Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan prevalensi balita kekurangan gizi sebagai salah satu indikator utama dibidang kesehatan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan prevalensi balita kekurangan gizi tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk menurunkan prevalensi balita kekurangan gizi dengan target balita yang berasal dari rumah tangga miskin. Wilayah-wilayah tersebut diantaranya adalah: Kabupaten Kepulauan Seribu dan Jakarta Utara. 26
Gambar 31 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Air Bersih Akses Terhadap Air Bersih 1 9 8 7 6 JAKARTA BARAT JAKARTA PUSAT 4 JAKARTA TIMUR JAKARTA SELATAN JAKARTA UTARA 2 1 5 KEPULAUAN SERIBU 4 3 3 5 Tingkat Kemiskinan 1 Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan proporsi rumah tangga terhadap akses air bersih sebagai salah satu indikator utama dibidang infrastruktur dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan akses air bersih rendah. Wilayah-wilayah tersebut adalah: Kabupaten Kepulauan Seribu. 27
Gambar 32 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Sanitasi 5 3 1 KEPULAUAN SERIBU 4 Tanpa Akses Terhadap Sanitasi 3 2 1 JAKARTA PUSAT JAKARTA UTARA 4 JAKARTA TIMUR JAKARTA BARAT JAKARTA SELATAN 5 1 2 Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Tingkat Kemiskinan Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan proporsi rumah tangga terhadap akses sanitasi sebagai salah satu indikator utama dibidang infrastruktur dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan akses sanitasi rendah. Wilayah tersebut adalah Kabupaten Kepulauan Seribu dan Kota Jakarta Utara. 28
Gambar 33 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Listrik 4 1 95 JAKARTA SELATAN JAKARTA PUSAT JAKARTA BARAT JAKARTA UTARA JAKARTA TIMUR 2 Akses Terhadap Listrik 9 85 8 75 3 5 1 1 KEPULAUAN SERIBU Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Tingkat Kemiskinan Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan proporsi rumah tangga terhadap akses tenaga listrik sebagai salah satu indikator utama dibidang infrastruktur dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan akses tenaga listrik rendah. Wilayah tersebut adalah Kabupaten Kepulauan Seribu. 29
Gambar 34 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Kesempatan Kerja 15 13 3 JAKARTA TIMUR 1 Tingkat Pengangguran 11 9 JAKARTA PUSAT JAKARTA SELATAN JAKARTA BARAT JAKARTA UTARA KEPULAUAN SERIBU 7 2 5 4 3 2 4 6 8 1 12 14 16 Tingkat Kemiskinan Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan tingkat pengangguran sebagai salah satu indikator utama dibidang ketenagakerjaan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan tingkat pengangguran tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk mencipatakan lapangan kerja dan investasi. Kedua adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi namun tingkat pengangguran rendah. Pada wilayah ini diperlukan langkah-langkah penanggulangan kemiskinan yang tidak hanya difokuskan pada permasalahan ketenagakerjaan. Wilayah tersebut diantaranya Kota Jakarta Utara. 3
Tabel 1 Rekapitulasi Intervensi Menurut Kabupaten Kota 5 Angka Putus Sekolah Kabupaten/Kota Usia 7-15 Th Angka Partisipasi Murni SD/MI Angka Partisipasi Murni SMP/MTs AKB Per 1. Kelahiran Hidup Prevalensi Balita Kurang Gizi Akses Terhadap Air Bersih Akses Terhadap Sanitasi Akses Terhadap Listrik Tingkat Pengangguran KEPULAUAN SERIBU 2 2 3 1 1 1 1 1 2 JAKARTA UTARA 1 2 4 1 1 2 1 2 1 JAKARTA TIMUR 4 3 3 4 3 3 4 3 3 JAKARTA PUSAT 4 4 2 3 3 4 3 4 4 JAKARTA BARAT 3 4 2 4 3 4 4 4 4 JAKARTA SELATAN 4 4 3 4 4 3 4 4 4 Sumber: Ringkasan Hasil Estimasi TNP2K 5 Kabupaten/Kota dalam table di atas diurutkan berdasarkan rata-rata skor nilai 1 hingga 4. 31
Gambar 35 Komposisi BLM PNPM Mandiri Provinsi DKI Jakarta, Tahun 211 DKI JAKARTA Rp16.5 Rp7.2 KEPULAUAN SERIBU Rp36 Rp18 JAKARTA UTARA Rp2.67 Rp1.11 JAKARTA TIMUR Rp3.945 Rp1.77 JAKARTA SELATAN Rp3.145 Rp1.365 JAKARTA PUSAT Rp2.725 Rp1.215 JAKARTA BARAT Rp3.25 Rp1.38 % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 1% Sumber APBN Sumber APBD Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 211. Tabel 11. Komposisi BLM PNPM Mandiri Menurut Kabupaten/Kota (Juta Rupiah), Tahun 211 PNPM Total Sumber Sumber Jumlah Daerah Perkotaan Alokasi BLM APBN APBD Kecamatan Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Kec. JAKARTA BARAT 4.585 4.585 3.25 1.38 8 JAKARTA PUSAT 3.94 3.94 2.725 1.215 8 JAKARTA SELATAN 4.51 4.51 3.145 1.365 1 JAKARTA TIMUR 5.715 5.715 3.945 1.77 1 JAKARTA UTARA 3.78 3.78 2.67 1.11 6 KEPULAUAN SERIBU 54 54 36 18 2 DKI JAKARTA 23.7 23.7 16.5 7.2 44 Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 211. 32
Gambar 36 Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan Jumlah Debitur KUR Nasional, 21-211 6 9 Rencana dan Realisasi Penyaluran (Triliun Rupiah) 5 4 3 2 1-51,89 34,42 5, 22,41 18,63 3,81 2,93 2,58 7,81 8,88 16,2 26,47 Maret 21 Juni 21 Agustus 21 Juli 211 8 7 6 5 4 3 2 1 Jumlah Debitur (Juta Unit) Rencana Penyaluran Kredit Realisasi Penyaluran Kredit Jumlah Debitur Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 211 Gambar 37 Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan Jumlah Debitur KUR di Provinsi DKI Jakarta, 21-211 2.5 2.346,3 5 Rencana dan Realisasi Penyaluran (Miliar Rupiah) 2. 1.5 1. 5-2.39,71 393,8 1.519,36 869,67 15,62 78,67 54,16 642,84 337,55 745,18 1.259,73 Maret 21 Juni 21 Agustus 21 Juli 211 45 4 35 3 25 2 15 1 5 Jumlah Debitur (Ribu Unit) Rencana Penyaluran Kredit Realisasi Penyaluran Kredit Jumlah Debitur Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 211 33
Gambar 38 Jumlah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang Terserap Menurut Provinsi (Per 31 Juli 211) 1. 7.5 6.882,84 7.564,72 7.98,33 9. 8. 7. 6. 5. 2.5 132,95 226,68 26,72 289,83 328,53 384,31 41,6 48,74 419,26 459, 553,41 578,74 6,41 634,34 887,12 923,89 1.56,76 1.143,48 1.152,56 1.159,9 1.217,26 1.27,42 1.337, 1.358,42 1.411,99 1.412,35 1.537,93 2.346,3 2.714, 2.85,31 5. 4. 3. 2. 1. KEPRI MALUT PABAR SULBAR GORONTALO BENGKULU SULTRA BABEL MALUKU PAPUA NTT SULUT NTB Rencana Penyaluran SULTENG DIY KALTENG JAMBI LAMPUNG BANTEN BALI NAD KALBAR KALTIM SUMBAR SUMSEL KALSEL RIAU Realisasi Penyaluran DKI Jakarta SUMUT SULSEL JABAR JATENG JATIM Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 211 Gambar 39 Jumlah Kredit Terserap Per Debitur Menurut Provinsi, (Per 31 Juli 211) 2, 15, 1,11 1,45 1,98 11,93 12,4 12,9 12,58 14,69 1, 5, 2,91 5,3 3,56 3,66 3,92 4,55 4,75 4,76 4,85 4,94 4,96 5,6 5,11 5,49 5,52 5,52 5,59 5,82 6,63 6,86 7,17 7,71 7,79 8,12 8,18 8,4, Kredit Per-Debitur Rata-rata Kredit Per-Debitur Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 211 34
Gambar 4 Jumlah Kredit Terserap Per-Debitur Menurut Bank Penyalur (Juta Rupiah) (Per 31 Juli 211) 16. 12. 13.897,63 Miliar Rp 8. 4. 24,95 32,98 35,9 37,6 44,13 53,82 76,95 78,81 14,72 226,4 434,2 443,55 775,49 843,27 1.38,31 1.493,26 3.13,1 3.816,65 Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 211 Gambar 41 Komposisi Kredit yang Terserap Menurut Bank Penyalur Provinsi DKI Jakarta (Juta Rupiah) (Per 31 Juli 211) BANK NAGARI 5.628 BANK SYARIAH,45% MANDIRI 26.637 2,11% BANK DKI 98.29 7,78% BANK JABAR BANTEN 8.948,71% BANK JATIM 4.422 3,21% BANK PAPUA 96,1% BUKOPIN 2.259 1,61% BTN 58.845 4,67% BANK MANDIRI 38.64 24,5% Other 53.19 39,94% BRI (KUR Ritel) 334.767 26,57% BNI 189.117 15,1% BRI (KUR Mikro) 168.342 13,36% Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 211 35
Gambar 42 Komposisi Alokasi Belanja Daerah Menurut Fungsi, Provinsi DKI Jakarta Tahun 21 6 (Juta Rupiah) Ekonomi Rp 2.398.651 9,86% Perumahan dan Fasilitas Umum Rp 5.452.11 22,41% Kesehatan Rp 2.117.919 8,71% Perlindungan Sosial Rp 35.959 1,44% Pendidikan Rp 6.429.445 26,43% Pelayanan Umum Rp 6.78.772 24,99% BRI Rp 1.848.359 7,6% Lingkungan Hidup Rp 1.155.579 4,75% Pariwisata dan Budaya Rp 36.722 1,26% Ketertiban dan Ketentraman Rp 35.1,14% Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan, 21 6 Komposisi Alokasi Belanja Daerah merupakan angka Anggaran Tahun 21 (Bukan nilai realisasi). 36